Anda di halaman 1dari 26

PRINSIP KEPEMIMPINAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Kepemimpinan Perjalanan


Dosen Pengampu : Kharisma Novita Sari, M.E

Kelompok III
Disusun Oleh:

1. Ahmad Prima Nuriza (126407203002)


2. Maha Wela Feniati P. B. (126407203018)
3. Rinda Andrianistya Ningrum (126407203034)
4. Yanuar Bagus Prananta (126407203039)

JURUSAN PARIWISATA SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip
Kepemimpinan”. Sholawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat-Nya yang telah memperjuangkan
agama Islam.

Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang
membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala hormat kami sampaikan
rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung “Prof. Dr.
Maftukhin, M.Ag”
2. Dekan Fakultas Eknomi Bisnis Islam “Dr. H. Dede Nurrohman, M. Ag”
3. Ketua Jurusan Pariwisata Syariah, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam, Universitas
Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung “Dedi Suselo, S. E., M. M.”
4. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini
“Kharisma Novita Sari, M.E”
5. Teman-teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo'a dan memohon
kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata Allah
SWT. Amin. Makalah ini disusun untuk mendeskripsikan “Prinsip Kepimpinan”. Penulis
berharap agar makalah ini dapat mengetahui apa Prinsip Kepemimpinan. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa isi makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran dari sejawat atau para pembaca mengenai isi makalah
ini.

Tulungagung, 14 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………….iii

BAB I ............................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
A. Rumusan Masalah : ................................................................................................................. 2
B. Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
A. Pengertian Prinsip Untuk Memimpin Ke Atas ....................................................................... 3
B. Pengertian Untuk Memimpin Ke Samping ........................................................................... 13
C. Pengertian Prinsip Untuk Memimpin Ke Bawah ................................................................. 16
BAB III .......................................................................................................................................... 20
PENUTUP...................................................................................................................................... 20
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 20
B. Saran ...................................................................................................................................... 21
Daftar Pustaka............................................................................................................................... 22
Resume Jurnal ............................................................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan untuk memimpin dan mengarahkan
seseorang atau kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Prinsip-prinsip kepemimpinan
menjadi sangat penting dalam dunia bisnis, organisasi, politik, dan berbagai sektor
kehidupan lainnya. Prinsip-prinsip kepemimpinan berperan penting dalam membentuk
karakter dan kualitas seseorang sebagai pemimpin yang efektif dan dapat diandalkan.

Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, kepemimpinan menjadi
kunci utama dalam mencapai keberhasilan dan keberlanjutan suatu organisasi atau
perusahaan. Seorang pemimpin yang baik mampu memberikan arahan yang jelas,
memotivasi karyawan, membangun tim yang solid, mengambil keputusan yang tepat, dan
mampu mengatasi tantangan dalam situasi yang sulit.

Dalam makalah ini, akan dibahas tentang Prinsip untuk memimpin keatas, kebawah,
dan kesamping merupakan prinsip dasar dalam kepemimpinan yang efektif dan penting
untuk diterapkan dalam berbagai jenis organisasi. Pemimpin yang mampu memimpin keatas
dapat memberikan arahan yang jelas dan tepat kepada atasan atau pemimpin yang lebih
tinggi, sementara pemimpin yang mampu memimpin kebawah dapat menginspirasi,
membimbing, dan memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu,
pemimpin yang mampu memimpin kesamping dapat membangun hubungan kerja yang baik
dengan rekan kerja dan pemimpin lain, Sehingga dapat memperkuat koordinasi dan
kerjasama dalam organisasi.

Oleh karena itu, pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip memimpin keatas,


kebawah, dan kesamping sangat penting bagi seorang pemimpin untuk mencapai
kesuksesan dan keberhasilan dalam organisasi. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca dalam memahami prinsip-prinsip
kepemimpinan yang efektif dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1
B. Rumusan Masalah :
1. Apa Prinsip Untuk Memimpin Ke Atas ?
2. Apa Prinsip Untuk Memimpin Ke Bawah ?
3. Apa Prinsip Untuk Memimpin Ke Samping ?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Prinsip Untuk Memimpin Ke Atas.
2. Mengetahui Prinsip Untuk Memimpin Ke Bawah.
3. Mengetahui Prinsip Untuk Memimpin Ke Samping.

2
BAB II

A. Pengertian Prinsip Untuk Memimpin Ke Atas

1. Mengelola Emosi Anda

Mengelola emosi menjadi lebih penting lagi bagi para pemimpin karena apa pun
yang mereka lakukan benar-benar memengaruhi orang banyak. Keterangan
pemimpin yang baik tahu kapan harus memperlihatkan emosi dan kapan harus
menahannya.Karena para pemimpin melihat lebih banyak hal dan lebih awal
dibandingkan yang lain, mereka sering merasakan emosi tersebut terlebih dahulu.
Dengan membiarkan tim Anda mengetahui apa yang Anda rasakan, Anda
membantu kita untuk melihat apa yang Anda lihat.
"Pemimpin yang baik tahu kapan harus memperlihatkan emosi dan kapan
barus menahannya." Di waktu yang lain, para pemimpin harus menahan perasaan
mereka. Di dalam bukunya yang berjudul American Soldier, Jenderal Tommy
Franks menulis tentang sebuah insiden mengerikan yang terjadi di Vietnam ketika
ia menjadi seorang perwira junior dengan memberikan contoh yang ditunjukkan
oleh Letkol Eric Antilla, yang mendahulukan para anak buahnya dari pada
kebutuhan emosionalnya sendiri. 1
Ketenangannya dalam menghadapi malapetaka tersebut memberi kami
semua kekuatan. Ia akan menceritakan cita- cita selama satu jam, tetapi kemudian
ia akan berdiri tegar. Di dalam peperangan, para komandan harus dapat menahan
emosi mereka hingga mereka mampu mengeluarkannya.
Inti dari pengelolaan emosi adalah bahwa Anda harus mendahulukan orang
lain, bukan diri Anda sendiri dalam cara Anda menangani dan mengolahnya. Entah
Anda menahan atau memperlihatkan emosi Anda, hal itu bu- kan demi kepuasan
Anda sendiri. Anda harus bertanya kepada diri Anda sendiri, Apa yang dibutuhkan
tim Anda? bukan, Apa yang akan membuat kita merasa lebih baik

1
John C. Maxwell, The 360 Leader (Jakarta: BIP Gramedia, 2022.)

3
2. Mengelola Waktu Anda

Isu manajemen waktu merupakan isu yang sangat sulit terutama bagi orang-
orang di tengah. Para pemimpin di puncak dapat me lakukan pendelegasian. Para
pekerja di bawah biasanya mengandalkan waktu yang tercetak di mesin absensi.
Mereka dibayar dengan upah per jam, dan mereka mengerjakan apa yang dapat
mereka kerjakan saat mereka masih tercatat di mesin absensi. Sementara itu,
pemimpin menengah merasakan Tantangan Ketegangan, dan mereka terdorong dan
kerap diharapkan untuk bekerja lembur agar pekerjaannya selesai.
Waktu sangatlah berharga. Psikiater dan penulis, M. Scott Peck, berkata,
"Sebelum Anda menghargai diri Anda sendiri, Anda tidak akan menghargai waktu
Anda. Sebelum Anda menghargai waktu Anda, Anda tidak akan melakukan apapun
dengannya." Di dalam What to Do Between Birth and Death (Wm. Morrow & Co.,
1992), Charles Spezzano berkata tidak membayar segala sesuatu dengan uang,
mereka bahwa orang membayarnya dengan waktu.2
Bukannya memikirkan tentang apa yang Anda lakukan atau yang
mengerjakan apa yang Anda beli dalam kaitannya dengan uang, pikirkan tentang
itu semua dalam kaitannya dengan waktu. Pikirkan saja. Hidup Anda pantas
dihabiskan untuk apa? Memandang pekerjaan Anda dari sudut pandang tersebut
mungkin dapat mengubah cara Anda mengelola waktu Anda

3. Mengelola Prioritas Anda


Para Pemimpin 360 Derajat yang terbaik adalah kaum generalis.
Merekatahu banyak hal. Mereka kerap tidak punya pilihan berkaitan dengan
Tantangan Banyak Topi. Namun pada saat yang sama, pepatah lama ini berlaku:
Jika Anda mengejar dua ekor kelinci, keduanya akan lolos. andal engan entara , dan
Apa yang dapat dilakukan seorang pemimpin menengah. Karena Anda bukan
pemimpin teratas, Anda tidak punya kendali atas daftar tanggung jawab Anda
maupun jadwal Anda. Anda tetap harus membuat diri Anda sampai pada titik di
mana Anda dapat mengelola prioritas Anda dan memfokuskan waktu Anda dengan
cara ini:
- 80% dari waktu Anda-mengerjakan hal yang merupakan kekuatan

2
Motton Hunt, "Are You Mistrustful?" Parade, 6 March 1988.

4
- 15% dari waktu Anda mengerjakan hal yang sedang Anda pelajari
- 5% dari waktu Anda-mengerjakan hal penting lainnya
Memang tidak mudah untuk mencapainya, tetapi Anda tetap harus
memperjuangkannya. Jika ada orang yang bekerja untuk Anda, cobalah untuk
menyerahkan hal-hal yang tidak Anda kuasa kepada mereka yang menguasainya.
Atau, jika memungkinkan, Anda dapat saling bertukar tugas dengan para kolega
Anda sehingga masing- masing dari Anda dapat menggunakan kekuatan sendiri.
Ingat, satu- satunya cara untuk naik dari posisi menengah adalah dengan beralih
secara bertahap dari generalis menjadi spesialis, dari seseorang yang mengerjakan
banyak hal dengan baik menjadi seseorang yang memfokuskan pada beberapa hal
yang dikerjakannya dengan sangat baik
Rahasia untuk melakukan peralihan ini adalah disiplin. Di dalam Good to
Great, Jim Collins menulis: Sebagian besar di antara kita menjalani hidup yang
sibuk, tetapi tidak disiplin. Kita memiliki daftar "halyang harus dilakukan" yang
senantiasa bertambah panjang, mencoba membangun momentum dengan
melakukan, melakukan, melakukan-dan melakukan lebih banyak lagi. Dan itu
jarang berhasil. Namun, mereka yang membangun perusahaan good-to-great (dari
baik menjadi hebat) juga sama-sama memanfaatkan daftar "ber- henti melakukan"
seperti daftar "hal yang harus dilakukan". Mereka memperlihatkan jumlah disiplin
yang mengesankan untuk menyingkirkan segala jenis hal yang tidak relevan. 3
Anda harus bersikap kejam dalam menilai apa yang sebaiknya tidak Anda
lakukan. Hanya karena Anda suka melakukan sesuatu bu- kan berarti hal tersebut
harus tetap berada di daftar hal yang harus Anda lakukan. Jika hal tersebut
merupakan suatu kekuatan, laku- kanlah. Jika hal tersebut membantu Anda
berkembang, lakukan lah. Jika pemimpin Anda mengatakan Anda harus
menanganinya secara pribadi, lakukanlah. Hal lainnya merupakan kandidat untuk
daftar "hal yang harus berhenti Anda lakukan" 4

3
Jim Collins, Good to Great (New York: Harper Business, 2001), 139.
4
John C. Maxwell, The 360 Leader (Jakarta: BIP Gramedia, 2022.)

5
4. Mengelola Energi Anda

Sebagian orang harus menjatahkan energi mereka agar tidak ke- habisan
energi. Musuh terbesar dari pemikiran tinggi sekali positif adalah kesibukan.
Bahkan orang dengan energi kejadian ketika energi tersebut ter- sedot keluar dari
diri mereka di ba- wah kondisi yang sulit. Kita telah mengamati bahwa para
pemimpin menengah di suatu organisasi kerap harus berurusan dengan apa yang
kita sebut sebagai "ABC penguras energi" 5 Activity (Aktivitas) Tanpa Arah-
melakukan segala sesuatu yang tampak tidak penting Burden (Beban) Tanpa
Tindakan-tidak mampu melakukan hal yang benar-benar penting Conflict
(Konflik) Tanpa Resolusi-tidak mampu menangani hal yang penting
Jika mendapati bahwa Anda berada di sebuah organisasi yang membuat Anda
harus sering berurusan dengan ABC ini, Anda harus bekerja ekstra keras untuk
mengelola energi Anda dengan baik. Jika tidak, Anda harus mencari tempat kerja
yang baru.
5. Mengelola Pemikiran Anda

Penyair dan penulis novel, James Joyce, berkata, “Pikiran Anda akan
memberikan kembali kepada Anda persis seperti apa yang Anda masukkan ke
dalamnya." Musuh terbesar dari pemikiran positif adalah kesibukan. Dan para
pemimpin menengah biasanya adalah orang-orang tersibuk di dalam suatu
organisasi. Jika Anda mendapati bahwa laju kehidupan terlalu cepat bagi Anda
untuk dapat ber henti dan berpikir saat jam kerja, biasakan untuk mencatat tiga atau
empat hal yang memerlukan pengolahan mental atau perencanaan yang baik dan
selalu Anda pikirkan. Kemudian, sisihkan sedikit wak tu Anda saat Anda dapat
benar-benar memikirkan hal-hal tersebut. Anda bisa menggunakan waktu 30 menit
di rumah pada hari yang sama, atau Anda mungkin dapat membuat sebuah daftar
untuk satu minggu penuh dan kemudian mengambil waktu beberapa jam di hari
Sabtu. Namun, jangan membuat daftar tersebut terlalu panjang sehingga dapat
mengecilkan hati atau mengintimidasi Anda.

Kita menyarankan para pembaca di dalam Thinking for a Change agar


memiliki tempat untuk berpikir, dan kita menulis tentang "kursi berpikir" yang kita
miliki di ruang kantor kita. Kita tidak menggunakan kursi tersebut untuk hal lain

5
Jim Collins, Good to Great (New York: Harper Business, 2001), 139.

6
selain waktu berpikir kita. Kita menemukan bahwa sejak buku tersebut diterbitkan,
kita tidak menjelaskan secara cukup jelas tentang cara menggunakan kursi berpikir
itu dengan benar. Orang-orang di berbagai seminar memberi tahu kita bahwa
mereka duduk di kursi berpikir mereka sendiri dan tidak terjadi apa-apa. Kita
menjelaskan kepada mereka bahwa kita tidak duduk di kursi berpikir tersebut tanpa
sebuah agenda, dan hanya berharap sebuah ide yang bagus akan muncul di kepala
kita. Yang biasanya kita lakukan adalah memikirkan hal-hal yang telah kita catat
karena kita tidak dapat memikirkannya selama hari kerja kita yang sibuk. Satu menit
berpikir sering kali lebih berharga daripada satu jam berbicara atau bekerja tanpa
perencanaan

Kita membawa catatan tersebut ke kursi kita, meletakkannya di hadapan


kita, dan memberikan sebanyak mungkin waktu berpikir kita untuk setiap hal.
Kadang kita mengevaluasi satu keputus yang yang telah buat. Kadang kita
memikirkan sebuah keputus kita harus buat. Kadang kita mengembangkan sebuah
stra kita gi. Di waktu lain, kita mencoba untuk bersikap kreatif dalam munculkan
sebuah ide.

6. Mengelola Kehidupan Pribadi Anda

Anda bisa melakukan semua hal dengan benar di kantor dan me- ngelola
diri Anda dengan baik di sana, tetapi jika kehidupan pribadi Anda berantakan, hal
tersebut pada akhirnya akan mengubah semua hal yang lain menjadi tidak
menyenangkan. Sukses adalah apabila orang-orang terdekat kita paling mencintai
dan menghargai kita

Apa keuntungan yang diperoleh seorang pemimpin yang mendaki ke


puncak struktur organisasi jika hal terse- but menghancurkan pernikahan atau
menjauhkan anak-anak? Sebagai seseorang yang telah menghabiskan waktu
bertahun-tahun untuk memberikan nasihat atau penyuluhan kepada orang lain, kita
dapat mengatakan kepada Anda tidak ada kesuksesan karier yang cukup berharga
untuk itu. Selama bertahun-tahun, salah satu definisi kita untuk sukses adalah:
apabila orang-orang terdekat kita paling mencintai dan menghargai kita. Itulah yang
paling penting. Kita ingin dicintai dan dihargai oleh istri kita, anak- anak kita, dan
cucu kita sebelum kita ingin dihargai oleh siapa pun yang bekerja bersama kita.

7
Jangan keliru menangkap maksud kita. Kita juga ingin dihargai oleh orang- orang
yang bekerja bersama kita, tetapi tanpa mengorbankan keluarga kita. Jika kita gagal
dalam mengelola diri kita di rumah, dampak negatifnya akan menyebar ke semua
area dalam hidup kita, termasuk pekerjaan Jika Anda ingin memimpin ke atas, Anda
harus selalu memimpin diri Anda sendiri terlebih dahulu. Jika Anda tidak dapat
melakukan hal tersebut, berarti Anda tidak punya kredibilitas. Kita telah
menemukan bahwa formula berikut ini berlaku:

Jika kita tidak dapat memimpin diri kita sendiri, orang lain tidak akan
mengikuti kita. Jika kita tidak dapat memimpin diri kita sendiri, orang lain tidak
akan menghargai kita. Jika kita tidak dapat memimpin diri kita sendiri, orang lain
tidak akan bermitra dengan kita.

Entah Anda ingin memiliki pengaruh terhadap orang di atas Anda, di


samping Anda, atau di bawah Anda, formula di atas selalu berlaku. Semakin Anda
pandai dalam memastikan bahwa Anda melakukan apa yang harus Anda lakukan,
semakin besar peluang Anda untuk memberi pengaruh yang kuat kepada orang lain.

Jika Anda sudah bagus dalam mengerjakan pekerjaan Anda dan mengelola
proses, berarti Anda sudah berada di jalan menuju ke- pemimpinan. Namun, untuk
bergerak melebihi manajemen kekepemimpinan, Anda harus memperluas pola pikir
Anda dan mulai berpikir seperti seorang pemimpin. Jika Anda sudah memimpin
dengan baik, gunakan hal-hal berikut sebagai daftar untuk melihat bidang-bidang
yang masih perlu Anda kembangkan

7. Pemimpin Berpikir Untuk Jangka Yang Lebih Panjang

Banyak orang di dalam organisasi yang tidak berpikir kedepan. Mereka


seperti orang yang mengatakan, "Departemen kita memiliki rencana jangka pendek
dan rencana jangka panjang. Rencana jang- ka pendek kami adalah untuk tetap
mengambang cukup lama agar dapat mulai menjalankan rencana jangka panjang
kami."
Pemimpin 360 Derajat memfokuskan diri pada lebih dari sekadar tugas
yang ada di tangannya dan melihat lebih dari sekadar momen saat itu. Mereka
melihat ke depan, entah itu beberapa jam, bebe- rapa hari, atau beberapa tahun ke
depan. Karena kebutuhan, para manajer kerap harus menjalani satu hari dengan
sebaik-baiknya. Mereka bekerja keras untuk menjaga agar semua hal berjalan

8
dengan mulus. Seseorang pernah mene- kankan bahwa para manajer adalah orang-
orang yang melakukan segala sesuatu dengan benar, sementara para pemimpin
adalah orang-orang yang melakukan hal yang benar. 6
Dengan kata lain, para pemimpin memiliki tanggung jawab untuk
memastikan bahwa hal-hal yang benar dilaku- kan sehingga besok organisa- si
tersebut akan berkembang pesat seperti hari ini.
Sebagian besar orang mengevaluasi peristiwa di dalam hidup mereka
berdasarkan bagaimana mereka akan terpengaruh secara pribadi. Para pemimpin
berpikir di dalam konteks yang lebih luas. Hal tersebut memerlukan pemikiran
jangka panjang. Meskipun manajer yang baik mungkin menjaga lini produksi
bekerja dengan biaya yang rendah dan efisiensi tertinggi, hal itu tidak ada harganya
apabila lini produksi tersebut hanya menghasilkan telepon putar (baca: tidak
berkembang).
8. Pemimpin Melihat Di Dalam Konteks Yang Lebih Besar

Sebagian besar orang mengevaluasi peristiwa di dalam hidup mereka


berdasarkan bagaimana mereka akan terpengaruh secara pribadi. Para pemimpin
berpikir di dalam konteks yang lebih luas. Mereka memulai dengan bertanya
kepada diri mereka sendiri, Bagaimana ini akan memengaruhi orang-orang kita?
Namun kemudian, mereka juga melihat bagaimana sesuatu akan memengaruhi
orang-orang di atas dan di bawah mereka. Mereka berupaya untuk melihat segala
hal dari segi seluruh organisasi dan di luarnya. Para pemimpin efektif mengetahui
jawaban dari pertanyaan- pertanyaan berikut:
 Bagaimana posisi kita di area atau departemen kita?
 Bagaimana posisi semua departemen di dalam organisasi?
 Di manakah posisi organisasi kami di pasar
 Bagaimanakah hubungan pasar kami dengan industri lain dan perekonomian.
Saat berbagai industri di perekonomian kita menjadi lebih global, banyak
pemimpin yang baik berpikir lebih luas lagi.
Anda tidak harus menjadi seorang ekonom global untuk dapat memimpin secara
efektif dari posisi menengah organisasi Anda. Intinya adalah Pemimpin 360
Derajat dapat melihat bidang me- reka sebagai bagian dari proses yang lebih besar

6
Maxwell, John C. The 360 Leader. Jakarta: BIP Gramedia, 2022.

9
dan memahami bagaimana potongan dari teka-teki gambar yang lebih besar saling
cocok satu sama lain. Jika Anda ingin menjadi pemimpin yang lebaiklah,
perluaslah pemikiran Anda dan bekerja keraslah untuk melihat segala sesuatu dari
perspektif yang lebih besar
9. PEMIMPIN MENDOBRAK BATASAN

Orang dididik untuk mengikuti aturan mulai dari masih kanak-kanak: Hang
mengautre. Kerjakan pekerjaan rumah Angkat tanganmu jika ingin mengajukan
pertanyaan. Sebagian besar aturan itu baik karena aturan tersebut mencegah kita
hidup di dalam kekacauan. Sebagian besar proses juga ditentukan oleh aturan. Jika
menjatuhkan sebongkah batu bata dari jendela di lantai dua, Anda tahu batu bata
tersebut akan jatuh ke tanah. Jika lupa mengirimkan pesanan untuk peralatan
kantor, Anda akan kehabisan penjepit kertas. Sebab akibat yang sederhana.

Para manajer kerap bergantung pada aturan untuk memastikan bahwa proses
yang mereka awasi tetap berjalan pada jalurnya. Malahan, manajemen diri, yang
telah kita bahas di Prinsip 1 pada bagian ini, pada dasarnya adalah memiliki
kedisiplinan untuk men- jalankan aturan yang Anda tetapkan sendiri. Namun,
untuk ber- gerak hingga ke luar manajemen, Anda harus belajar untuk berpikir
kreatif di luar kebiasaan

Para pemimpin mendobrak batasan. Mereka selalu ingin menemukan cara yang
lebih baik. Mereka ingin membuat perbaikan. Mereka ingin melihat kemajuan.
Semua ini berarti membuat perubahan, menyingkirkan aturan lama, menciptakan
prosedur baru. Para pemimpin terus-menerus menanyakan, "Mengapa kita
melakukan ini dengan cara ini?" dan berkata, "mari kita mencoba ini." Para
pemimpin ingin merebut wilayah baru, dan itu berarti melin tasi perbatasan 7
10. PEMIMPIN MEMBERI PENEKANAN PADA HAL YANG TIDAK BERWUJUD

Hal-hal yang dapat dikelola orang biasanya merupakan hal yang berwujud dan
dapat diukur. Hal-hal tersebut memberi bukti yang konkret. Anda dapat
mengevaluasinya secara logis sebelum membuat keputusan Kepemimpinan
sebenarnya merupakan permainan yang me nyangkut hal yang tidak berwujud. Apa

7
Nanus, B. Warren. Leaders: The Strategies for Taking Charge. New York: HarperBusiness, 2003.

10
yang bisa lebih tidak berwu jud daripada pengaruh? Para pemimpin berurusan
dengan hal-hal seperti moral, motivasi, momentum, emosi, sikap, atmosfer, dan
waktu.

Bagaimana cara Anda mengukur waktu sebelum Anda me lakukan sesuatu?


Bagaimana Anda menyentuh momentum? Itu semua sangatlah intuitif. Untuk
mengukur hal-hal seperti itu, Anda harus membaca yang tersirat. Para pemimpin
harus bersikap nya. man-lebih dari itu, bersikap percaya diri-dalam menangani hal-
hal seperti itu

11. PEMIMPIN BELAJAR UNTUK BERGANTUNG PADA INTUISI

Bagaimana cara para pemimpin belajar untuk bekerja dengan hal- hal
yang tidak berwujud? Mereka belajar untuk bergantung pada intuisi mereka. Kita
menyukai apa yang dikatakan psikolog Joyce Brothers, "Percayai firasat Anda.
Firasat Anda itu biasanya didasarkan pada beragam fakta yang tersimpan jauh di
bawah tingkat kesadaran." Semakin Anda memfokuskan perhatian pada banyak hal
yang tidak berwujud dan bukannya hal-hal yang berwujud, pada prinsipnya dan
bukan pada praktiknya, semakin banyak informasi yang akan Anda simpan untuk
digunakan di masa depan, dan intuisi Anda pun akan semakin tajam. Intuisi saja
mungkin tidak cukup untuk melanjutkan perjalanan, tetapi Anda tidak boleh sekali
pun mengabaikan intuisi anda.
Profesor bisnis, konsultan, dan pendidik kepemimpinan, Warren Bennis,
berkata, "Bagian dari pemikiran otak yang utuh mencakup belajar untuk
memercayai apa yang disebut Emerson sebagai 'impuls berkah', firasat, visi yang
memperlihatkan Anda secara sekilas hal yang sama sekali benar untuk Anda
lakukan. Semua orang punya visi ini; para pemimpin belajar untuk
memercayainya."8
"Percayai firasat Anda. Firasat Anda itu biasanya didasarkan pada
beragam fakta yang tersimpan jauh di bawah tingkat kesadaran." -JOYCE
BROTHERS

8
Nanus, B. Warren. Leaders: The Strategies for Taking Charge. New York: HarperBusiness, 2003.

11
12. PEMIMPIN MENANAMKAN KEKUASAAN PADA ORANG LAIN

Manajemen sering kali berhubungan dengan kendali. Para manajer


harus mengendalikan biaya, mengendalikan kualitas, mengendalikan efisiensi.
Itulah satu alasan mengapa sebagian manajer yang baik mengalami kesulitan dalam
melakukan peralihan paradigma ke kepemimpinan. Memimpin tidak ada kaitannya
dengan mengen- dalikan; melainkan dengan melepaskan. Para pemimpin yang baik
membagi-bagikan kekuasaan mereka. 9
Mereka mencari orang-orang yang baik, dan mereka menanam- kan
kekuasaan pada orang-orang tersebut hingga ke tingkat mereka dapat dilepaskan
dan diberdayakan untuk melaksanakan fungsinya. Proses tersebut tidak mulus.
Pelaksanaannya kerap kacau-balau, dan tidak dapat dikendalikan. Semakin baik
pemimpinnya, semakin senang mereka melihat para anggota tim menemukan cara-
cara baru mereka sendiri untuk menyelesaikan segala sesuatu. Dalam kaitannya
dengan pemimpin terbaik... jika sebagian orang lebih cemerlang daripada para
pemimpin yang memberdayakan mereka, hal itu jauh lebih baik

13. PEMIMPIN MELIHAT DIRI MEREKA SENDIRI SEBAGAI AGEN


PERUBAHAN
Psikolog dan penulis Charles Garfield berkata: Orang-orang yang
berperforma paling tinggi.. tidak memandang pencapaian sebagai kondisi yang
bersifat tetap, dan bu- kan sebagai tempat berlindung yang aman di mana
individu tersebut tertambat, lengkap, selesai. Belum pernah satu kali pun kita
mendengar seseorang berperforma tinggi yang berbicara tentang akhir dari
tantangan, gairah, keingintahuan, dan keheranan. Justru sebaliknya. Salah satu
karakteristik yang paling memikat adalah bakat menular, yakni bergerak ke
masa depan; menghimpun tantangan baru, hidup dengan perasaan bahwa "ada
lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan." 10
Hal yang sama dapat dikatakan mengenai para pemimpin. Mereka tidak
ingin segala sesuatu tetap seperti sebelumnya. Mereka menginginkan inovasi.
Mereka menyukai tantangan baru. Mereka ingin lebih dari sekadar melihat

9
Drs. Enceng, M. D. (n.d.). Modul 1. konsep dasar kepemimpinan, 1.2.
10
Motton Hunt, "Are You Mistrustful?" Parade, 6 March 1988.

12
kemajuan-mereka ingin membantu mewujudkannya. Kepemimpinan adalah
target bergerak, dan selalu akan seperti itu. Jika Anda ingin menjadi pemimpin
yang lebih baik, buatlah diri Anda terbiasa dengan perubahan. Jika Anda ingin
memimpin ke atas, belajarlah untuk berpikir seperti seorang pemimpin.
Pikirkan tentang manusia, pikirkan tentang kemajuan, dan pikirkan tentang hal-
hal yang tidak berwujud

B. Pengertian Untuk Memimpin Ke Samping


1. PEDULI-MEMILIKI KETERTARIKAN PADA ORANG LAIN

Hal ini mungkin kedengarannya terlalu sederhana, tetapi semuanya benar-benar


dimulai di sini. Anda harus menunjukkan kepada orang lain bahwa Anda peduli
terhadap mereka dengan memberi perhatian kepada mereka. Banyak pemimpin begitu
berorientasi pada tindakan dan digerakkan oleh agenda tertentu sehingga me- reka tidak
menjadikan manusia sebagai prioritas yang cukup tinggi. Jika ini menggambarkan diri
Anda, Anda perlu memutarbalikkan kondisi tersebut.
Kita tidak bermaksud untuk terdengar bodoh, tetapi jika Anda menyukai orang,
hal tersebut cukup membantu. Jika Anda bukan orang yang tertarik pada orang lain, itu
mungkin merupakan langkah pertama yang perlu Anda ambil. Carilah nilai tertentu dari
setiap orang. Tempatkan diri Anda di posisi orang lain. Carilah alasan untuk menyukai
mereka. Anda tidak akan tertarik dengan orang lain jika jauh di dalam hati, Anda sama
sekali tidak memedulikan mereka. Jika Anda sama sekali tidak memedulikan mereka,
kekurangan tersebut akan selalu menjadi penghalang bagi kemampuan Anda untuk
memimpin orang lain.

2. BELAJAR- BERUPAYA UNTUK MENGENAL ORANG LAIN

Menunjukkan kepada orang lain bahwa Anda peduli terhadap mereka selalu
merupakan hal yang baik. Namun, jika Anda juga tidak melakukan upaya untuk
mengenal mereka sebagai individu, Anda berisiko menjadi seperti karakter di kartun
Peanuts, Charlie Brown, yang berkata, "Kita sangat menyukai umat manusia secara
keselu- ruhan. Manusialah yang kita benci."
Ada juga cara terstruktur untuk mempelajari tentang para kolega Anda. Kita
kerap berbicara untuk Maximum Impact, sebuah perusahaan yang kita bentuk dan kini
dimiliki dan dipimpin oleh Todd Duncan. Salah satu latihan yang diberikan organisasi

13
kepada para klien melibatkan Kartu Nilai. Para peserta diminta untuk melihat-lihat satu
pak kartu berisi 40 kartu lebih, masing-masing mencantumkan satu nilai, seperti
integritas, komitmen, kekayaan keyakinan, kreativitas, dan keluarga. Mereka diminta
untuk memilih enam nilai teratas mereka, yakni yang mereka anggap tidak dapat
dinegosiasikan. Kemudian, mereka diminta untuk membuang dua kartu, dan kemudian
dua lagi.
Hal tersebut memicu orang untuk menimbang apa yang penting dan membuat
sejumlah pilihan sulit. Baru-baru ini, Rick Packer, seorang pelatih korporat, menun-
jukkan kepada kita sebuah E-mail yang diterimanya dari John Farrell dari
PrintingHouse Press. Di dalam E-mail tersebut ia berbica ra dengan penuh semangat
tentang pengalamannya dengan Kartu Nilai tersebut dan bagaimana ia
menggunakannya untuk bisa lebih mengenal orang-orang di dalam organisasinya.

3. MENGHARGAI-MENGHORMATI ORANG LAIN

Kita cenderung menghargai orang yang dapat melakukan hal-hal yang kita
kagumi. Itu wajar saja. Namun jika kita hanya menghargai orang yang sama seperti diri
kita sendiri, berarti kita kehilangan begitu banyak hal. Kita harus berjuang keras untuk
melihat peng- alaman dan keterampilan unik orang lain sebagai sumber daya dan
berupaya belajar dari itu semua.

 orang dewasa yang kreatif, penuh tenggang rasa, dan dapat diandalkan, yang
mampu membuat keputusan penting
 akuntabel dan bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan mereka;
bisa salah (melakukan kesalahan, kadang secara disengaja)
 ingin menggunakan bakat dan keterampilan kami untuk membuat kontribusi
positif kepada organisasi dan dunia.'

4. MEMBERI KONTRIBUSI-MEMBERI NILAI TAMBAH KEPADA ORANG LAIN

Tidak banyak hal yang lebih meningkatkan kredibilitas para pemimpin daripada
memberi nilai tambah kepada orang-orang di sekitar mereka. Hal tersebut berlaku
terutama di saat mereka tidak diharuskan untuk melakukannya atau mungkin tidak
menerima keuntungan langsung dalam bentuk apa pun darinya. Saat Anda
mengerahkan upaya ekstra untuk memberi nilai tambah kepada para kolega Anda,

14
mereka mengerti bahwa Anda sungguh- sungguh menginginkan mereka untuk menang
tanpa maksud pri- badi yang tersembunyi.

5. MENGUNGKAPKAN SECARA VERBAL- MENGUATKAN ORANG LAIN

Ambil waktu sejenak untuk memikirkan tentang para guru yang pernah
mengajar Anda sepanjang hidup Anda. Siapa saja yang menjadi favorit Anda? Mengapa
Anda lebih menyukai guru-guru tersebut dibandingkan puluhan lainnya? Mungkin
Anda sama seperti kebanyakan orang, Anda memuja mereka karena mereka me
nguatkan Anda dan membuat Anda merasa bangga terhadap diri Anda sendiri. Tidak
banyak hal yang dapat mengangkat seseorang seperti afirmasi. Menurut Webster's New
World Dictionary, Third College Edition (Simon and Schuster, 1991), kata affirm
berasal dari ad firmare, yang artinya "untuk menjadi kuat".11

Jadi, jika Anda menguatkan (af- firm) orang lain, Anda memperkuat hal-hal
yang Anda lihat ada di dalam diri mereka. Jika Anda melakukan hal tersebut cukup
sering, keyakinan yang menguat di dalam diri mereka akan menjadi lebih kuat daripada
keraguan yang mereka miliki tentang diri mereka. Jika Anda ingin memengaruhi para
kolega Anda, jadilah pemandu sorak terbaik bagi mereka. Pujilah kekuatan mereka.
Akui pencapaian mereka. Lontarkan hal-hal positif tentang diri mereka kepada atasan
dan kolega Anda. Pujilah mereka dengan tulus pada setiap kesempatan, dan suatu hari
nanti Anda mungkin akan punya kesempatan untuk memengaruhi mereka

6. MEMIMPIN-MEMENGARUHI ORANG LAIN

Setelah melakukan kelima langkah sebelumnya-peduli, belajar, menghargai,


memberi kontribusi, dan mengungkapkan secara verbal-sekarang. Anda akhirnya siap
untuk mulai memimpin kolega Anda. Hal-hal yang telah Anda lakukan hingga saat ini
telah ber- tindak sebagai pembangun hubungan Anda dengan mereka, memberi Anda
kredibilitas, dan menunjukkan bahwa motif Anda baik. Dengan sejarah seperti itu,
Anda seharusnya telah mendapatkan kesempatan untuk memengaruhi mereka

11
Welch, Jack. Winning. New York: HarperBusiness, 2005.

15
7. SUKSES MENANG BERSAMA ORANG LAIN

Kita tahu bahwa Anda mempunyai keinginan kuat untuk memimpin orang lain,
atau Anda pasti tidak akan membaca buku ini sampai sejauh ini. Namun, kita tidak tahu
apakah Anda sudah benar-benar memikirkan tentang mengapa Anda ingin memimpin.
Kita percaya bahwa pemimpin yang baik menyeimbangkan dua motivasi yang sangat
penting. Yang pertama adalah memenuhi visi mereka..Semua pemimpin memiliki se-
buah impian di dalam diri me- reka, sebuah visi yang ingin mereka lihat menjadi
kenyataan

Bagi sebagian orang, impian tersebut sederhana saja; bagi yang lain sangat
muluk. Motivasi kedua adalah untuk melihat orang lain sukses. Para pemimpin hebat
tidak memanfaatkan orang lain agar mereka bisa menang. Mereka memimpin orang
lain sehingga mereka semua bisa menang bersama-sama. Jika itu benar-benar merupa-
kan motivasi Anda, Anda bisa menjadi tipe orang yang ingin diikuti orang lain entah
mereka berada di samping, di atas, ataupun di bawah Anda di dalam hierarki
perusahaan.

C. Pengertian Prinsip Untuk Memimpin Ke Bawah


1. MELIHAT PENGEMBANGAN SEBAGAI PROSES JANGKA PANJANG

Memperlengkapi biasanya merupakan proses yang cukup cepat dan gamblang.


Sebagian besar orang dapat mempelajari mekanika dari pekerjaan mereka dengan
sangat cepat-dalam hitungan jam, hari, atau bulan, bergantung pada jenis pekerjaannya.
Saat Anda melakukan pengembangan terhadap orang-orang Anda, pikirkan hal tersebut
sebagai proses yang tanpa henti, bukan sesuatu yang dapat Anda lakukan satu kali dan
kemudian selesai. Ketika kita memimpin Skyline Church di daerah San Diego, kita
menjadikan pengembangan para staf kita sebagai salah satu prioritas tertinggi kita.
Beberapa di antaranya kita lakukan satu demi satu. Namun, kita juga menjadwalkan
waktu pengajaran setiap bulan untuk seluruh staf mengenai topik yang dapat
menumbuhkan mereka sebagai pemimpin. Itulah sesuatu yang kita lakukan secara
konsisten selama satu dekade.
Kita menyarankan agar Anda membuat rencana untuk mengembangkan orang-
orang yang bekerja untuk Anda. Buatlah hal tersebut menjadi aktivitas yang konsisten
dan terjadwal secara rutin. Anda dapat meminta staf Anda untuk membaca sebuah buku

16
setiap satu atau dua bulan dan mendiskusikannya bersama-sama. Anda dapat
mengajarkan suatu mata pelajaran. Anda dapat memba-wa mereka ke konferensi atau
seminar.

2. TEMUKAN IMPIAN DAN HASRAT SETIAP ORANG

Saat memperlengkapi orang, Anda mendasari apa yang Anda lakukan pada
kebutuhan Anda atau kebutuhan organisasi. Anda mengajarkan kepada orang lain
tentang apa yang menurut Anda perlu diketahui oleh mereka agar mereka dapat
melakukan suatu pekerjaan untuk Anda. Di lain pihak, pengembangan didasarkan pada
kebutuhan mereka. Anda memberi mereka apa yang mereka butuhkan agar dapat
menjadi orang yang lebih baik. Untuk melaku kan hal tersebut dengan baik, Anda perlu
mengetahui impian dan hasrat orang lain.

3. PIMPIN SEMUA ORANG DENGAN CARA YANG BERBEDA-BEDA

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan para pemimpin baru adalah mereka
berupaya memimpin semua orang dengan cara yang sama. Namun kenyataannya,
semua orang tidak merespons jenis kepemimpinan yang sama. Anda harus berupaya
untuk bersikap konsisten terhadap semua orang. Anda harus memperlakukan semua
orang dengan kebaikan hati dan respek. Namun, jangan berharap dapat menggunakan
strategi dan metode yang sama terhadap semua orang. Anda harus menemukan tombol
kepemimpinan mana yang harus ditekan saat menghadapi individu yang berbeda dalam
tim Anda. Satu orang akan merespons dengan baik jika ditantang; yang lain ingin
dibimbing.

4. GUNAKAN TUJUAN ORGANISASI UNTUK PENGEMBANGAN INDIVIDU

Jika Anda harus membangun suatu mekanisme yang sama sekali terpisah dari
pekerjaan aktual yang harus diselesaikan agar dapat mengembangkan orang-orang
Anda, hal tersebut barangkali akan menguras tenaga Anda dan membuat Anda frustrasi.
Cara untuk menghindarinya adalah dengan sebanyak mungkin menggunakan tujuan
organisasi untuk mengembangkan orang-orang secara individual. Cara itu sungguh-
sungguh yang terbaik. Jika hal itu buruk untuk individu dan organisasi tersebut- semua
orang kalah. Jika hal itu baik untuk individu, tetapi buruk untuk organisasi tersebut-
organisasi kalah.

17
Jika hal itu buruk untuk individu, tetapi baik untuk organisasi tersebut-individu
tersebut kalah. Jika hal itu baik untuk individu dan organisasi tersebut- semua orang
menang. Kita tahu ini mungkin tampak agak sederhana, tetapi kita menginginkan Anda
untuk memperhatikan satu hal. Satu-satunya skenario yang menunjukkan tidak ada
kekalahan adalah jika sesuatu baik untuk organisasi dan individu tersebut. Itulah resep
untuk ke- suksesan jangka panjang.

5. BANTU MEREKA MENGENAL DIRI MEREKA SENDIRI

Kita selalu memegang prinsip dasar bahwa orang tidak mengenal diri mereka
sendiri. Seseorang tidak bisa bersikap realistis terhadap potensinya sebelum ia bersikap
realistis terhadap posisinya. Dengan kata lain, Anda harus tahu di mana Anda berada
sebelum Anda dapat mencari tahu bagaimana cara sampai ke tempat lain.

6. BERSIAPLAH UNTUK TERLIBAT PERCAKAPAN YANG SULIT

Tidak ada perkembangan tanpa pelajaran yang sulit. Hampir semua


pertumbuhan datang apabila kita memiliki respons positif terhadap hal-hal negatif.
Semakin sulit sesuatu harus ditangani, semakin besar dorongan yang perlu kita lakukan
agar bisa tumbuh. Proses ini kerap tidak terlalu menyenangkan, tetapi anda selalu harus
mem bayar harga tertentu untuk pertumbuhan. Pemimpin yang baik bersedia untuk
terlibat percakapan sulit guna memulai proses pertumbuhan bagi orang-orang di bawah
pengurusan mereka. 12

7. MERAYAKAN KEMENANGAN YANG TEPAT

Para pemimpin yang mengembangkan orang lain selalu ingin membantu orang-
orang mereka mengalami kemenangan, terutama saat mereka baru saja memulai.
Namun, sebuah kemenangan strategis selalu memiliki nilai terbesar. Upayakan untuk
menargetkan kemenangan berdasarkan di mana dan bagaimana Anda ingin orang-
orang berkembang. Hal tersebut akan memberi mereka insentif dan dorongan ekstra
untuk mengejar hal-hal yang akan membantu mereka maju. Cara Anda mempersiapkan
kemenangan ini tidak terlalu penting. Sebuah kemenangan yang baik adalah

12
Drs. Enceng, M. D. (n.d.). Modul 1. konsep dasar kepemimpinan, 1.2.

18
kemenangan yang tidak hanya dicapai tetapi juga terjadi melalui cara yang benar. Jika
seseorang yang Anda pimpin menjalankan suatu aktivitas dengan cara yang salah tetapi
entah bagaimana mendapatkan hasil yang benar-dan Anda merayakannya-maka Anda
menyiapkan orang itu untuk gagal.

8. PERSIAPKAN MEREKA UNTUK KEPEMIMPINAN

Dalam konteks organisasional, tidak ada proses pengembangan yang akan


lengkap tanpa adanya pengembangan kepemimpinan. Semakin baik orang-orang Anda
dalam memimpin, semakin besar dampak potensial yang akan mereka buat pada dan
untuk organisasi.

Namun, hal itu berarti lebih dari sekadar mengajarkan pelajaran kepemimpinan
atau meminta orang untuk membaca buku kepemimpinan. Itu berarti membawa mereka
melalui sebuah proses yang mempersiapkan mereka untuk masuk dan memimpin.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan ke atas: Prinsip ini berkaitan dengan cara seorang pemimpin
berinteraksi dengan atasan atau pihak yang memiliki wewenang lebih tinggi. Seorang
pemimpin yang baik harus mampu menghargai dan memahami visi dan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan oleh atasan. Selain itu, pemimpin juga harus mampu
menyampaikan laporan secara teratur mengenai kinerja bawahan dan meminta
masukan atau arahan dari atasan jika diperlukan.
Kepemimpinan ke bawah: Prinsip ini berkaitan dengan cara seorang pemimpin
berinteraksi dengan bawahan atau tim yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang baik
harus mampu memimpin dengan teladan dan memberikan arahan yang jelas dan
terukur. Pemimpin juga harus mampu memberikan dukungan dan bantuan kepada
bawahan yang membutuhkan serta memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Kepemimpinan ke samping: Prinsip ini berkaitan dengan cara seorang
pemimpin berinteraksi dengan rekan kerja atau departemen lain yang memiliki peran
penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Seorang pemimpin yang baik harus
mampu bekerja sama dan berkolaborasi dengan rekan kerja dalam tim untuk mencapai
tujuan bersama. Pemimpin juga harus mampu membangun hubungan yang baik dengan
departemen lain dan mengambil langkah-langkah strategis yang dapat memperkuat
sinergi antara departemen.
Selain memahami ketiga prinsip tersebut, seorang pemimpin yang baik juga
harus mampu mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik, memiliki
kemampuan memimpin dengan efektif, serta mampu memotivasi dan menginspirasi
bawahan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam makalah, sebaiknya juga disertakan
contoh praktik terbaik dan studi kasus mengenai penerapan prinsip-prinsip
kepemimpinan tersebut dalam organisasi.

20
B. Saran
Sebagai seorang pemimpin yang baik, perlu untuk memperhatikan hubungan
dengan atasan, anggota tim, dan rekan kerja sebaya. Untuk berkomunikasi dengan
atasan, penting untuk memberikan laporan kemajuan proyek, bekerja sama dalam
mengatasi masalah, dan menjaga hubungan yang baik. Untuk berkomunikasi dengan
anggota tim, penting untuk memberikan tujuan dan alasan tugas, memberikan umpan
balik yang jelas dan teratur, serta memberikan kesempatan untuk memberikan masukan
dan saran.

Sedangkan untuk berkomunikasi dengan rekan kerja sebaya, penting untuk


menjadikan tujuan tim sebagai prioritas utama, bekerja sama dalam mengatasi masalah
atau tantangan, serta memberikan apresiasi dan penghargaan atas kontribusi yang telah
diberikan.

Dengan memperhatikan hubungan di tiga arah ini, seorang pemimpin dapat


menciptakan lingkungan kerja yang sehat, produktif, dan kolaboratif. Sebuah
lingkungan kerja yang baik akan membawa dampak positif pada kinerja tim dan pada
akhirnya, membawa keberhasilan bagi organisasi atau perusahaan.

21
Daftar Pustaka

Charles Garfield, Peak, Performers: The New Heroes of American Bussines (New York: Avon, 1986),
289.

Drs. Enceng, M. D. (n.d.). Modul 1. konsep dasar kepemimpinan, 1.2.

Franks And McConnell, American Soldier, 142

Jim Collins, Good to Great (New York: Harpes Bussines, 2001), 139.

Maxwell, J. C. (2022). THE 360 LEADER. JAKARTA: BIP GRAMEDIA.

Motton Hunt, "Are You Muistruful?" Parade, 6 Maret 1988

Nanus, W. B. (2003). Leaders; The Stratgies for Taking Charge. New York.

Weltch, J. W. (2005). Winning. New York.

Zaluchu S. E & Waruwu, M. (2020). Telaah Prinsip Good-Relation Di Dalam Kepemimpinan Dan
Organisasi. Edulead.

22
Resume Jurnal
Judul jurnal : Telaah Prinsip Good-Relationsip di Dalam Kepemimpinan dan Organisasi

Penulis : Sonny Eli Zaluchu dan Mesirawati Waruwu

Penerbit : Jurnal Edulead, Volume 1 Edisi 2, pada tahun 2020.

Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur yang memanfaatkan konsep, teori dan
penjelasan dari sumber-sumber primer berupa buku, paper jurnal dan sumber akademik
lainnya. Tujuannya adalah untuk mendalami prinsip 'good-relationship', sebuah pola hubungan
yang tercipta di dalam kepemimpinan. Pendalaman prinsip di fokuskan pada usaha yang perlu
dikembangkan oleh seorang pemimpin dalam memengaruhi dan berfungsi maksimal terhadap
para pengikutnya untuk bergerak bersama-sama mewujudkan tujuan organisasi.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengembangan gaya kepemimpinan


komunikatif akan membawa keuntungan bagi organisasi dan pencapaian visi-misi pemimpin.
Model tirani dan pendekatan kekuasaan hanya akan membuat pengikut gagal membangun
komitmen afektif-nya. Sebaliknya, pemimpin yang membangun hubungan dan membuka diri
terhadap pengikutnya, akan dengan cepat diikuti dan dijadikan panutan. Dalam era yang
berubah dan penuh informasi ini, model kepemimpinan yang relevan adalah good-relationship
yang menembus banyak hambatan yang selama ini terdapat dalam kepemimpinan. Good-
relationship adalah model kepemimpinan yang mempersiapkan pengikut menjadi next leader.

Dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa kepemimpinan transformatif adalah


kepemimpinan yang mengembangkan aspek good-relationship melalui empat komponen
utama, yaitu: pemimpin yang menyingkirkan psikologi ketakutan, pemimpin yang
berkomunikasi efektif, pemimpin yang bersifat terbuka atau transparan, dan pemimpin yang
bersifat empati dan mendengarkan. Seluruh komponen tersebut ternyata memberikan
dukungan kuat bagi terbentuknya pola good-relationship di dalam organisasi manapun. Bahkan
melalui good-relationship dapat diperoleh komitmen afektif di kalangan pengikut.

23

Anda mungkin juga menyukai