Kelompok III
Disusun Oleh:
Syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip
Kepemimpinan”. Sholawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat-Nya yang telah memperjuangkan
agama Islam.
Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang
membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala hormat kami sampaikan
rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung “Prof. Dr.
Maftukhin, M.Ag”
2. Dekan Fakultas Eknomi Bisnis Islam “Dr. H. Dede Nurrohman, M. Ag”
3. Ketua Jurusan Pariwisata Syariah, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam, Universitas
Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung “Dedi Suselo, S. E., M. M.”
4. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini
“Kharisma Novita Sari, M.E”
5. Teman-teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo'a dan memohon
kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata Allah
SWT. Amin. Makalah ini disusun untuk mendeskripsikan “Prinsip Kepimpinan”. Penulis
berharap agar makalah ini dapat mengetahui apa Prinsip Kepemimpinan. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa isi makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran dari sejawat atau para pembaca mengenai isi makalah
ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………….iii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
A. Rumusan Masalah : ................................................................................................................. 2
B. Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
A. Pengertian Prinsip Untuk Memimpin Ke Atas ....................................................................... 3
B. Pengertian Untuk Memimpin Ke Samping ........................................................................... 13
C. Pengertian Prinsip Untuk Memimpin Ke Bawah ................................................................. 16
BAB III .......................................................................................................................................... 20
PENUTUP...................................................................................................................................... 20
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 20
B. Saran ...................................................................................................................................... 21
Daftar Pustaka............................................................................................................................... 22
Resume Jurnal ............................................................................................................................... 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan untuk memimpin dan mengarahkan
seseorang atau kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Prinsip-prinsip kepemimpinan
menjadi sangat penting dalam dunia bisnis, organisasi, politik, dan berbagai sektor
kehidupan lainnya. Prinsip-prinsip kepemimpinan berperan penting dalam membentuk
karakter dan kualitas seseorang sebagai pemimpin yang efektif dan dapat diandalkan.
Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, kepemimpinan menjadi
kunci utama dalam mencapai keberhasilan dan keberlanjutan suatu organisasi atau
perusahaan. Seorang pemimpin yang baik mampu memberikan arahan yang jelas,
memotivasi karyawan, membangun tim yang solid, mengambil keputusan yang tepat, dan
mampu mengatasi tantangan dalam situasi yang sulit.
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang Prinsip untuk memimpin keatas, kebawah,
dan kesamping merupakan prinsip dasar dalam kepemimpinan yang efektif dan penting
untuk diterapkan dalam berbagai jenis organisasi. Pemimpin yang mampu memimpin keatas
dapat memberikan arahan yang jelas dan tepat kepada atasan atau pemimpin yang lebih
tinggi, sementara pemimpin yang mampu memimpin kebawah dapat menginspirasi,
membimbing, dan memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu,
pemimpin yang mampu memimpin kesamping dapat membangun hubungan kerja yang baik
dengan rekan kerja dan pemimpin lain, Sehingga dapat memperkuat koordinasi dan
kerjasama dalam organisasi.
1
B. Rumusan Masalah :
1. Apa Prinsip Untuk Memimpin Ke Atas ?
2. Apa Prinsip Untuk Memimpin Ke Bawah ?
3. Apa Prinsip Untuk Memimpin Ke Samping ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Prinsip Untuk Memimpin Ke Atas.
2. Mengetahui Prinsip Untuk Memimpin Ke Bawah.
3. Mengetahui Prinsip Untuk Memimpin Ke Samping.
2
BAB II
Mengelola emosi menjadi lebih penting lagi bagi para pemimpin karena apa pun
yang mereka lakukan benar-benar memengaruhi orang banyak. Keterangan
pemimpin yang baik tahu kapan harus memperlihatkan emosi dan kapan harus
menahannya.Karena para pemimpin melihat lebih banyak hal dan lebih awal
dibandingkan yang lain, mereka sering merasakan emosi tersebut terlebih dahulu.
Dengan membiarkan tim Anda mengetahui apa yang Anda rasakan, Anda
membantu kita untuk melihat apa yang Anda lihat.
"Pemimpin yang baik tahu kapan harus memperlihatkan emosi dan kapan
barus menahannya." Di waktu yang lain, para pemimpin harus menahan perasaan
mereka. Di dalam bukunya yang berjudul American Soldier, Jenderal Tommy
Franks menulis tentang sebuah insiden mengerikan yang terjadi di Vietnam ketika
ia menjadi seorang perwira junior dengan memberikan contoh yang ditunjukkan
oleh Letkol Eric Antilla, yang mendahulukan para anak buahnya dari pada
kebutuhan emosionalnya sendiri. 1
Ketenangannya dalam menghadapi malapetaka tersebut memberi kami
semua kekuatan. Ia akan menceritakan cita- cita selama satu jam, tetapi kemudian
ia akan berdiri tegar. Di dalam peperangan, para komandan harus dapat menahan
emosi mereka hingga mereka mampu mengeluarkannya.
Inti dari pengelolaan emosi adalah bahwa Anda harus mendahulukan orang
lain, bukan diri Anda sendiri dalam cara Anda menangani dan mengolahnya. Entah
Anda menahan atau memperlihatkan emosi Anda, hal itu bu- kan demi kepuasan
Anda sendiri. Anda harus bertanya kepada diri Anda sendiri, Apa yang dibutuhkan
tim Anda? bukan, Apa yang akan membuat kita merasa lebih baik
1
John C. Maxwell, The 360 Leader (Jakarta: BIP Gramedia, 2022.)
3
2. Mengelola Waktu Anda
Isu manajemen waktu merupakan isu yang sangat sulit terutama bagi orang-
orang di tengah. Para pemimpin di puncak dapat me lakukan pendelegasian. Para
pekerja di bawah biasanya mengandalkan waktu yang tercetak di mesin absensi.
Mereka dibayar dengan upah per jam, dan mereka mengerjakan apa yang dapat
mereka kerjakan saat mereka masih tercatat di mesin absensi. Sementara itu,
pemimpin menengah merasakan Tantangan Ketegangan, dan mereka terdorong dan
kerap diharapkan untuk bekerja lembur agar pekerjaannya selesai.
Waktu sangatlah berharga. Psikiater dan penulis, M. Scott Peck, berkata,
"Sebelum Anda menghargai diri Anda sendiri, Anda tidak akan menghargai waktu
Anda. Sebelum Anda menghargai waktu Anda, Anda tidak akan melakukan apapun
dengannya." Di dalam What to Do Between Birth and Death (Wm. Morrow & Co.,
1992), Charles Spezzano berkata tidak membayar segala sesuatu dengan uang,
mereka bahwa orang membayarnya dengan waktu.2
Bukannya memikirkan tentang apa yang Anda lakukan atau yang
mengerjakan apa yang Anda beli dalam kaitannya dengan uang, pikirkan tentang
itu semua dalam kaitannya dengan waktu. Pikirkan saja. Hidup Anda pantas
dihabiskan untuk apa? Memandang pekerjaan Anda dari sudut pandang tersebut
mungkin dapat mengubah cara Anda mengelola waktu Anda
2
Motton Hunt, "Are You Mistrustful?" Parade, 6 March 1988.
4
- 15% dari waktu Anda mengerjakan hal yang sedang Anda pelajari
- 5% dari waktu Anda-mengerjakan hal penting lainnya
Memang tidak mudah untuk mencapainya, tetapi Anda tetap harus
memperjuangkannya. Jika ada orang yang bekerja untuk Anda, cobalah untuk
menyerahkan hal-hal yang tidak Anda kuasa kepada mereka yang menguasainya.
Atau, jika memungkinkan, Anda dapat saling bertukar tugas dengan para kolega
Anda sehingga masing- masing dari Anda dapat menggunakan kekuatan sendiri.
Ingat, satu- satunya cara untuk naik dari posisi menengah adalah dengan beralih
secara bertahap dari generalis menjadi spesialis, dari seseorang yang mengerjakan
banyak hal dengan baik menjadi seseorang yang memfokuskan pada beberapa hal
yang dikerjakannya dengan sangat baik
Rahasia untuk melakukan peralihan ini adalah disiplin. Di dalam Good to
Great, Jim Collins menulis: Sebagian besar di antara kita menjalani hidup yang
sibuk, tetapi tidak disiplin. Kita memiliki daftar "halyang harus dilakukan" yang
senantiasa bertambah panjang, mencoba membangun momentum dengan
melakukan, melakukan, melakukan-dan melakukan lebih banyak lagi. Dan itu
jarang berhasil. Namun, mereka yang membangun perusahaan good-to-great (dari
baik menjadi hebat) juga sama-sama memanfaatkan daftar "ber- henti melakukan"
seperti daftar "hal yang harus dilakukan". Mereka memperlihatkan jumlah disiplin
yang mengesankan untuk menyingkirkan segala jenis hal yang tidak relevan. 3
Anda harus bersikap kejam dalam menilai apa yang sebaiknya tidak Anda
lakukan. Hanya karena Anda suka melakukan sesuatu bu- kan berarti hal tersebut
harus tetap berada di daftar hal yang harus Anda lakukan. Jika hal tersebut
merupakan suatu kekuatan, laku- kanlah. Jika hal tersebut membantu Anda
berkembang, lakukan lah. Jika pemimpin Anda mengatakan Anda harus
menanganinya secara pribadi, lakukanlah. Hal lainnya merupakan kandidat untuk
daftar "hal yang harus berhenti Anda lakukan" 4
3
Jim Collins, Good to Great (New York: Harper Business, 2001), 139.
4
John C. Maxwell, The 360 Leader (Jakarta: BIP Gramedia, 2022.)
5
4. Mengelola Energi Anda
Sebagian orang harus menjatahkan energi mereka agar tidak ke- habisan
energi. Musuh terbesar dari pemikiran tinggi sekali positif adalah kesibukan.
Bahkan orang dengan energi kejadian ketika energi tersebut ter- sedot keluar dari
diri mereka di ba- wah kondisi yang sulit. Kita telah mengamati bahwa para
pemimpin menengah di suatu organisasi kerap harus berurusan dengan apa yang
kita sebut sebagai "ABC penguras energi" 5 Activity (Aktivitas) Tanpa Arah-
melakukan segala sesuatu yang tampak tidak penting Burden (Beban) Tanpa
Tindakan-tidak mampu melakukan hal yang benar-benar penting Conflict
(Konflik) Tanpa Resolusi-tidak mampu menangani hal yang penting
Jika mendapati bahwa Anda berada di sebuah organisasi yang membuat Anda
harus sering berurusan dengan ABC ini, Anda harus bekerja ekstra keras untuk
mengelola energi Anda dengan baik. Jika tidak, Anda harus mencari tempat kerja
yang baru.
5. Mengelola Pemikiran Anda
Penyair dan penulis novel, James Joyce, berkata, “Pikiran Anda akan
memberikan kembali kepada Anda persis seperti apa yang Anda masukkan ke
dalamnya." Musuh terbesar dari pemikiran positif adalah kesibukan. Dan para
pemimpin menengah biasanya adalah orang-orang tersibuk di dalam suatu
organisasi. Jika Anda mendapati bahwa laju kehidupan terlalu cepat bagi Anda
untuk dapat ber henti dan berpikir saat jam kerja, biasakan untuk mencatat tiga atau
empat hal yang memerlukan pengolahan mental atau perencanaan yang baik dan
selalu Anda pikirkan. Kemudian, sisihkan sedikit wak tu Anda saat Anda dapat
benar-benar memikirkan hal-hal tersebut. Anda bisa menggunakan waktu 30 menit
di rumah pada hari yang sama, atau Anda mungkin dapat membuat sebuah daftar
untuk satu minggu penuh dan kemudian mengambil waktu beberapa jam di hari
Sabtu. Namun, jangan membuat daftar tersebut terlalu panjang sehingga dapat
mengecilkan hati atau mengintimidasi Anda.
5
Jim Collins, Good to Great (New York: Harper Business, 2001), 139.
6
selain waktu berpikir kita. Kita menemukan bahwa sejak buku tersebut diterbitkan,
kita tidak menjelaskan secara cukup jelas tentang cara menggunakan kursi berpikir
itu dengan benar. Orang-orang di berbagai seminar memberi tahu kita bahwa
mereka duduk di kursi berpikir mereka sendiri dan tidak terjadi apa-apa. Kita
menjelaskan kepada mereka bahwa kita tidak duduk di kursi berpikir tersebut tanpa
sebuah agenda, dan hanya berharap sebuah ide yang bagus akan muncul di kepala
kita. Yang biasanya kita lakukan adalah memikirkan hal-hal yang telah kita catat
karena kita tidak dapat memikirkannya selama hari kerja kita yang sibuk. Satu menit
berpikir sering kali lebih berharga daripada satu jam berbicara atau bekerja tanpa
perencanaan
Anda bisa melakukan semua hal dengan benar di kantor dan me- ngelola
diri Anda dengan baik di sana, tetapi jika kehidupan pribadi Anda berantakan, hal
tersebut pada akhirnya akan mengubah semua hal yang lain menjadi tidak
menyenangkan. Sukses adalah apabila orang-orang terdekat kita paling mencintai
dan menghargai kita
7
Jangan keliru menangkap maksud kita. Kita juga ingin dihargai oleh orang- orang
yang bekerja bersama kita, tetapi tanpa mengorbankan keluarga kita. Jika kita gagal
dalam mengelola diri kita di rumah, dampak negatifnya akan menyebar ke semua
area dalam hidup kita, termasuk pekerjaan Jika Anda ingin memimpin ke atas, Anda
harus selalu memimpin diri Anda sendiri terlebih dahulu. Jika Anda tidak dapat
melakukan hal tersebut, berarti Anda tidak punya kredibilitas. Kita telah
menemukan bahwa formula berikut ini berlaku:
Jika kita tidak dapat memimpin diri kita sendiri, orang lain tidak akan
mengikuti kita. Jika kita tidak dapat memimpin diri kita sendiri, orang lain tidak
akan menghargai kita. Jika kita tidak dapat memimpin diri kita sendiri, orang lain
tidak akan bermitra dengan kita.
Jika Anda sudah bagus dalam mengerjakan pekerjaan Anda dan mengelola
proses, berarti Anda sudah berada di jalan menuju ke- pemimpinan. Namun, untuk
bergerak melebihi manajemen kekepemimpinan, Anda harus memperluas pola pikir
Anda dan mulai berpikir seperti seorang pemimpin. Jika Anda sudah memimpin
dengan baik, gunakan hal-hal berikut sebagai daftar untuk melihat bidang-bidang
yang masih perlu Anda kembangkan
8
dengan mulus. Seseorang pernah mene- kankan bahwa para manajer adalah orang-
orang yang melakukan segala sesuatu dengan benar, sementara para pemimpin
adalah orang-orang yang melakukan hal yang benar. 6
Dengan kata lain, para pemimpin memiliki tanggung jawab untuk
memastikan bahwa hal-hal yang benar dilaku- kan sehingga besok organisa- si
tersebut akan berkembang pesat seperti hari ini.
Sebagian besar orang mengevaluasi peristiwa di dalam hidup mereka
berdasarkan bagaimana mereka akan terpengaruh secara pribadi. Para pemimpin
berpikir di dalam konteks yang lebih luas. Hal tersebut memerlukan pemikiran
jangka panjang. Meskipun manajer yang baik mungkin menjaga lini produksi
bekerja dengan biaya yang rendah dan efisiensi tertinggi, hal itu tidak ada harganya
apabila lini produksi tersebut hanya menghasilkan telepon putar (baca: tidak
berkembang).
8. Pemimpin Melihat Di Dalam Konteks Yang Lebih Besar
6
Maxwell, John C. The 360 Leader. Jakarta: BIP Gramedia, 2022.
9
dan memahami bagaimana potongan dari teka-teki gambar yang lebih besar saling
cocok satu sama lain. Jika Anda ingin menjadi pemimpin yang lebaiklah,
perluaslah pemikiran Anda dan bekerja keraslah untuk melihat segala sesuatu dari
perspektif yang lebih besar
9. PEMIMPIN MENDOBRAK BATASAN
Orang dididik untuk mengikuti aturan mulai dari masih kanak-kanak: Hang
mengautre. Kerjakan pekerjaan rumah Angkat tanganmu jika ingin mengajukan
pertanyaan. Sebagian besar aturan itu baik karena aturan tersebut mencegah kita
hidup di dalam kekacauan. Sebagian besar proses juga ditentukan oleh aturan. Jika
menjatuhkan sebongkah batu bata dari jendela di lantai dua, Anda tahu batu bata
tersebut akan jatuh ke tanah. Jika lupa mengirimkan pesanan untuk peralatan
kantor, Anda akan kehabisan penjepit kertas. Sebab akibat yang sederhana.
Para manajer kerap bergantung pada aturan untuk memastikan bahwa proses
yang mereka awasi tetap berjalan pada jalurnya. Malahan, manajemen diri, yang
telah kita bahas di Prinsip 1 pada bagian ini, pada dasarnya adalah memiliki
kedisiplinan untuk men- jalankan aturan yang Anda tetapkan sendiri. Namun,
untuk ber- gerak hingga ke luar manajemen, Anda harus belajar untuk berpikir
kreatif di luar kebiasaan
Para pemimpin mendobrak batasan. Mereka selalu ingin menemukan cara yang
lebih baik. Mereka ingin membuat perbaikan. Mereka ingin melihat kemajuan.
Semua ini berarti membuat perubahan, menyingkirkan aturan lama, menciptakan
prosedur baru. Para pemimpin terus-menerus menanyakan, "Mengapa kita
melakukan ini dengan cara ini?" dan berkata, "mari kita mencoba ini." Para
pemimpin ingin merebut wilayah baru, dan itu berarti melin tasi perbatasan 7
10. PEMIMPIN MEMBERI PENEKANAN PADA HAL YANG TIDAK BERWUJUD
Hal-hal yang dapat dikelola orang biasanya merupakan hal yang berwujud dan
dapat diukur. Hal-hal tersebut memberi bukti yang konkret. Anda dapat
mengevaluasinya secara logis sebelum membuat keputusan Kepemimpinan
sebenarnya merupakan permainan yang me nyangkut hal yang tidak berwujud. Apa
7
Nanus, B. Warren. Leaders: The Strategies for Taking Charge. New York: HarperBusiness, 2003.
10
yang bisa lebih tidak berwu jud daripada pengaruh? Para pemimpin berurusan
dengan hal-hal seperti moral, motivasi, momentum, emosi, sikap, atmosfer, dan
waktu.
Bagaimana cara para pemimpin belajar untuk bekerja dengan hal- hal
yang tidak berwujud? Mereka belajar untuk bergantung pada intuisi mereka. Kita
menyukai apa yang dikatakan psikolog Joyce Brothers, "Percayai firasat Anda.
Firasat Anda itu biasanya didasarkan pada beragam fakta yang tersimpan jauh di
bawah tingkat kesadaran." Semakin Anda memfokuskan perhatian pada banyak hal
yang tidak berwujud dan bukannya hal-hal yang berwujud, pada prinsipnya dan
bukan pada praktiknya, semakin banyak informasi yang akan Anda simpan untuk
digunakan di masa depan, dan intuisi Anda pun akan semakin tajam. Intuisi saja
mungkin tidak cukup untuk melanjutkan perjalanan, tetapi Anda tidak boleh sekali
pun mengabaikan intuisi anda.
Profesor bisnis, konsultan, dan pendidik kepemimpinan, Warren Bennis,
berkata, "Bagian dari pemikiran otak yang utuh mencakup belajar untuk
memercayai apa yang disebut Emerson sebagai 'impuls berkah', firasat, visi yang
memperlihatkan Anda secara sekilas hal yang sama sekali benar untuk Anda
lakukan. Semua orang punya visi ini; para pemimpin belajar untuk
memercayainya."8
"Percayai firasat Anda. Firasat Anda itu biasanya didasarkan pada
beragam fakta yang tersimpan jauh di bawah tingkat kesadaran." -JOYCE
BROTHERS
8
Nanus, B. Warren. Leaders: The Strategies for Taking Charge. New York: HarperBusiness, 2003.
11
12. PEMIMPIN MENANAMKAN KEKUASAAN PADA ORANG LAIN
9
Drs. Enceng, M. D. (n.d.). Modul 1. konsep dasar kepemimpinan, 1.2.
10
Motton Hunt, "Are You Mistrustful?" Parade, 6 March 1988.
12
kemajuan-mereka ingin membantu mewujudkannya. Kepemimpinan adalah
target bergerak, dan selalu akan seperti itu. Jika Anda ingin menjadi pemimpin
yang lebih baik, buatlah diri Anda terbiasa dengan perubahan. Jika Anda ingin
memimpin ke atas, belajarlah untuk berpikir seperti seorang pemimpin.
Pikirkan tentang manusia, pikirkan tentang kemajuan, dan pikirkan tentang hal-
hal yang tidak berwujud
Menunjukkan kepada orang lain bahwa Anda peduli terhadap mereka selalu
merupakan hal yang baik. Namun, jika Anda juga tidak melakukan upaya untuk
mengenal mereka sebagai individu, Anda berisiko menjadi seperti karakter di kartun
Peanuts, Charlie Brown, yang berkata, "Kita sangat menyukai umat manusia secara
keselu- ruhan. Manusialah yang kita benci."
Ada juga cara terstruktur untuk mempelajari tentang para kolega Anda. Kita
kerap berbicara untuk Maximum Impact, sebuah perusahaan yang kita bentuk dan kini
dimiliki dan dipimpin oleh Todd Duncan. Salah satu latihan yang diberikan organisasi
13
kepada para klien melibatkan Kartu Nilai. Para peserta diminta untuk melihat-lihat satu
pak kartu berisi 40 kartu lebih, masing-masing mencantumkan satu nilai, seperti
integritas, komitmen, kekayaan keyakinan, kreativitas, dan keluarga. Mereka diminta
untuk memilih enam nilai teratas mereka, yakni yang mereka anggap tidak dapat
dinegosiasikan. Kemudian, mereka diminta untuk membuang dua kartu, dan kemudian
dua lagi.
Hal tersebut memicu orang untuk menimbang apa yang penting dan membuat
sejumlah pilihan sulit. Baru-baru ini, Rick Packer, seorang pelatih korporat, menun-
jukkan kepada kita sebuah E-mail yang diterimanya dari John Farrell dari
PrintingHouse Press. Di dalam E-mail tersebut ia berbica ra dengan penuh semangat
tentang pengalamannya dengan Kartu Nilai tersebut dan bagaimana ia
menggunakannya untuk bisa lebih mengenal orang-orang di dalam organisasinya.
Kita cenderung menghargai orang yang dapat melakukan hal-hal yang kita
kagumi. Itu wajar saja. Namun jika kita hanya menghargai orang yang sama seperti diri
kita sendiri, berarti kita kehilangan begitu banyak hal. Kita harus berjuang keras untuk
melihat peng- alaman dan keterampilan unik orang lain sebagai sumber daya dan
berupaya belajar dari itu semua.
orang dewasa yang kreatif, penuh tenggang rasa, dan dapat diandalkan, yang
mampu membuat keputusan penting
akuntabel dan bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan mereka;
bisa salah (melakukan kesalahan, kadang secara disengaja)
ingin menggunakan bakat dan keterampilan kami untuk membuat kontribusi
positif kepada organisasi dan dunia.'
Tidak banyak hal yang lebih meningkatkan kredibilitas para pemimpin daripada
memberi nilai tambah kepada orang-orang di sekitar mereka. Hal tersebut berlaku
terutama di saat mereka tidak diharuskan untuk melakukannya atau mungkin tidak
menerima keuntungan langsung dalam bentuk apa pun darinya. Saat Anda
mengerahkan upaya ekstra untuk memberi nilai tambah kepada para kolega Anda,
14
mereka mengerti bahwa Anda sungguh- sungguh menginginkan mereka untuk menang
tanpa maksud pri- badi yang tersembunyi.
Ambil waktu sejenak untuk memikirkan tentang para guru yang pernah
mengajar Anda sepanjang hidup Anda. Siapa saja yang menjadi favorit Anda? Mengapa
Anda lebih menyukai guru-guru tersebut dibandingkan puluhan lainnya? Mungkin
Anda sama seperti kebanyakan orang, Anda memuja mereka karena mereka me
nguatkan Anda dan membuat Anda merasa bangga terhadap diri Anda sendiri. Tidak
banyak hal yang dapat mengangkat seseorang seperti afirmasi. Menurut Webster's New
World Dictionary, Third College Edition (Simon and Schuster, 1991), kata affirm
berasal dari ad firmare, yang artinya "untuk menjadi kuat".11
Jadi, jika Anda menguatkan (af- firm) orang lain, Anda memperkuat hal-hal
yang Anda lihat ada di dalam diri mereka. Jika Anda melakukan hal tersebut cukup
sering, keyakinan yang menguat di dalam diri mereka akan menjadi lebih kuat daripada
keraguan yang mereka miliki tentang diri mereka. Jika Anda ingin memengaruhi para
kolega Anda, jadilah pemandu sorak terbaik bagi mereka. Pujilah kekuatan mereka.
Akui pencapaian mereka. Lontarkan hal-hal positif tentang diri mereka kepada atasan
dan kolega Anda. Pujilah mereka dengan tulus pada setiap kesempatan, dan suatu hari
nanti Anda mungkin akan punya kesempatan untuk memengaruhi mereka
11
Welch, Jack. Winning. New York: HarperBusiness, 2005.
15
7. SUKSES MENANG BERSAMA ORANG LAIN
Kita tahu bahwa Anda mempunyai keinginan kuat untuk memimpin orang lain,
atau Anda pasti tidak akan membaca buku ini sampai sejauh ini. Namun, kita tidak tahu
apakah Anda sudah benar-benar memikirkan tentang mengapa Anda ingin memimpin.
Kita percaya bahwa pemimpin yang baik menyeimbangkan dua motivasi yang sangat
penting. Yang pertama adalah memenuhi visi mereka..Semua pemimpin memiliki se-
buah impian di dalam diri me- reka, sebuah visi yang ingin mereka lihat menjadi
kenyataan
Bagi sebagian orang, impian tersebut sederhana saja; bagi yang lain sangat
muluk. Motivasi kedua adalah untuk melihat orang lain sukses. Para pemimpin hebat
tidak memanfaatkan orang lain agar mereka bisa menang. Mereka memimpin orang
lain sehingga mereka semua bisa menang bersama-sama. Jika itu benar-benar merupa-
kan motivasi Anda, Anda bisa menjadi tipe orang yang ingin diikuti orang lain entah
mereka berada di samping, di atas, ataupun di bawah Anda di dalam hierarki
perusahaan.
16
setiap satu atau dua bulan dan mendiskusikannya bersama-sama. Anda dapat
mengajarkan suatu mata pelajaran. Anda dapat memba-wa mereka ke konferensi atau
seminar.
Saat memperlengkapi orang, Anda mendasari apa yang Anda lakukan pada
kebutuhan Anda atau kebutuhan organisasi. Anda mengajarkan kepada orang lain
tentang apa yang menurut Anda perlu diketahui oleh mereka agar mereka dapat
melakukan suatu pekerjaan untuk Anda. Di lain pihak, pengembangan didasarkan pada
kebutuhan mereka. Anda memberi mereka apa yang mereka butuhkan agar dapat
menjadi orang yang lebih baik. Untuk melaku kan hal tersebut dengan baik, Anda perlu
mengetahui impian dan hasrat orang lain.
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan para pemimpin baru adalah mereka
berupaya memimpin semua orang dengan cara yang sama. Namun kenyataannya,
semua orang tidak merespons jenis kepemimpinan yang sama. Anda harus berupaya
untuk bersikap konsisten terhadap semua orang. Anda harus memperlakukan semua
orang dengan kebaikan hati dan respek. Namun, jangan berharap dapat menggunakan
strategi dan metode yang sama terhadap semua orang. Anda harus menemukan tombol
kepemimpinan mana yang harus ditekan saat menghadapi individu yang berbeda dalam
tim Anda. Satu orang akan merespons dengan baik jika ditantang; yang lain ingin
dibimbing.
Jika Anda harus membangun suatu mekanisme yang sama sekali terpisah dari
pekerjaan aktual yang harus diselesaikan agar dapat mengembangkan orang-orang
Anda, hal tersebut barangkali akan menguras tenaga Anda dan membuat Anda frustrasi.
Cara untuk menghindarinya adalah dengan sebanyak mungkin menggunakan tujuan
organisasi untuk mengembangkan orang-orang secara individual. Cara itu sungguh-
sungguh yang terbaik. Jika hal itu buruk untuk individu dan organisasi tersebut- semua
orang kalah. Jika hal itu baik untuk individu, tetapi buruk untuk organisasi tersebut-
organisasi kalah.
17
Jika hal itu buruk untuk individu, tetapi baik untuk organisasi tersebut-individu
tersebut kalah. Jika hal itu baik untuk individu dan organisasi tersebut- semua orang
menang. Kita tahu ini mungkin tampak agak sederhana, tetapi kita menginginkan Anda
untuk memperhatikan satu hal. Satu-satunya skenario yang menunjukkan tidak ada
kekalahan adalah jika sesuatu baik untuk organisasi dan individu tersebut. Itulah resep
untuk ke- suksesan jangka panjang.
Kita selalu memegang prinsip dasar bahwa orang tidak mengenal diri mereka
sendiri. Seseorang tidak bisa bersikap realistis terhadap potensinya sebelum ia bersikap
realistis terhadap posisinya. Dengan kata lain, Anda harus tahu di mana Anda berada
sebelum Anda dapat mencari tahu bagaimana cara sampai ke tempat lain.
Para pemimpin yang mengembangkan orang lain selalu ingin membantu orang-
orang mereka mengalami kemenangan, terutama saat mereka baru saja memulai.
Namun, sebuah kemenangan strategis selalu memiliki nilai terbesar. Upayakan untuk
menargetkan kemenangan berdasarkan di mana dan bagaimana Anda ingin orang-
orang berkembang. Hal tersebut akan memberi mereka insentif dan dorongan ekstra
untuk mengejar hal-hal yang akan membantu mereka maju. Cara Anda mempersiapkan
kemenangan ini tidak terlalu penting. Sebuah kemenangan yang baik adalah
12
Drs. Enceng, M. D. (n.d.). Modul 1. konsep dasar kepemimpinan, 1.2.
18
kemenangan yang tidak hanya dicapai tetapi juga terjadi melalui cara yang benar. Jika
seseorang yang Anda pimpin menjalankan suatu aktivitas dengan cara yang salah tetapi
entah bagaimana mendapatkan hasil yang benar-dan Anda merayakannya-maka Anda
menyiapkan orang itu untuk gagal.
Namun, hal itu berarti lebih dari sekadar mengajarkan pelajaran kepemimpinan
atau meminta orang untuk membaca buku kepemimpinan. Itu berarti membawa mereka
melalui sebuah proses yang mempersiapkan mereka untuk masuk dan memimpin.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan ke atas: Prinsip ini berkaitan dengan cara seorang pemimpin
berinteraksi dengan atasan atau pihak yang memiliki wewenang lebih tinggi. Seorang
pemimpin yang baik harus mampu menghargai dan memahami visi dan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan oleh atasan. Selain itu, pemimpin juga harus mampu
menyampaikan laporan secara teratur mengenai kinerja bawahan dan meminta
masukan atau arahan dari atasan jika diperlukan.
Kepemimpinan ke bawah: Prinsip ini berkaitan dengan cara seorang pemimpin
berinteraksi dengan bawahan atau tim yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang baik
harus mampu memimpin dengan teladan dan memberikan arahan yang jelas dan
terukur. Pemimpin juga harus mampu memberikan dukungan dan bantuan kepada
bawahan yang membutuhkan serta memotivasi mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Kepemimpinan ke samping: Prinsip ini berkaitan dengan cara seorang
pemimpin berinteraksi dengan rekan kerja atau departemen lain yang memiliki peran
penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Seorang pemimpin yang baik harus
mampu bekerja sama dan berkolaborasi dengan rekan kerja dalam tim untuk mencapai
tujuan bersama. Pemimpin juga harus mampu membangun hubungan yang baik dengan
departemen lain dan mengambil langkah-langkah strategis yang dapat memperkuat
sinergi antara departemen.
Selain memahami ketiga prinsip tersebut, seorang pemimpin yang baik juga
harus mampu mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik, memiliki
kemampuan memimpin dengan efektif, serta mampu memotivasi dan menginspirasi
bawahan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam makalah, sebaiknya juga disertakan
contoh praktik terbaik dan studi kasus mengenai penerapan prinsip-prinsip
kepemimpinan tersebut dalam organisasi.
20
B. Saran
Sebagai seorang pemimpin yang baik, perlu untuk memperhatikan hubungan
dengan atasan, anggota tim, dan rekan kerja sebaya. Untuk berkomunikasi dengan
atasan, penting untuk memberikan laporan kemajuan proyek, bekerja sama dalam
mengatasi masalah, dan menjaga hubungan yang baik. Untuk berkomunikasi dengan
anggota tim, penting untuk memberikan tujuan dan alasan tugas, memberikan umpan
balik yang jelas dan teratur, serta memberikan kesempatan untuk memberikan masukan
dan saran.
21
Daftar Pustaka
Charles Garfield, Peak, Performers: The New Heroes of American Bussines (New York: Avon, 1986),
289.
Jim Collins, Good to Great (New York: Harpes Bussines, 2001), 139.
Nanus, W. B. (2003). Leaders; The Stratgies for Taking Charge. New York.
Zaluchu S. E & Waruwu, M. (2020). Telaah Prinsip Good-Relation Di Dalam Kepemimpinan Dan
Organisasi. Edulead.
22
Resume Jurnal
Judul jurnal : Telaah Prinsip Good-Relationsip di Dalam Kepemimpinan dan Organisasi
Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur yang memanfaatkan konsep, teori dan
penjelasan dari sumber-sumber primer berupa buku, paper jurnal dan sumber akademik
lainnya. Tujuannya adalah untuk mendalami prinsip 'good-relationship', sebuah pola hubungan
yang tercipta di dalam kepemimpinan. Pendalaman prinsip di fokuskan pada usaha yang perlu
dikembangkan oleh seorang pemimpin dalam memengaruhi dan berfungsi maksimal terhadap
para pengikutnya untuk bergerak bersama-sama mewujudkan tujuan organisasi.
23