Anda di halaman 1dari 18

MENJADI SEORANG PEMIMPIN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Studi Kepemimpinan

Dosen : Aan Gunawan, M.E.Sy

Disusun Oleh :

Kelompok 6 (enam)

1. Inda Ayu Merina (19270013)


2. Reni Herdianti (19270012)
3. Sri Susanti (19270007)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU RUSYD KOTABUMI

LAMPUNG UTARA

1444 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah


Subhanahu wa Ta`ala yang telah meilimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah “Menjadi Seorang
Pemimpin” ini dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Saran penunjang makalah
ini kami susun berdasarkan referensi dari berbagai sumber. Hal ini dengan tujuan
untuk membantu para mahasiswa untuk mengetahui, memahami, bahkan
menerapkannya.
Namun demikian, dalam penulisan makalah in masih terdapat kelemahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari beberapa pihak sangat
diharapkan.
Akhirul kalam, semoga yang tersaji pada makalah ini dapat memberikan
bantuan kepada para mahasiswa dalam menyelenggarakan proses belajar
mengajar di kampus.

Kotabumi, 17 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................2
C. Tujuan .........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................3

A. Bagaimana menjadi Seorang Pemimpin .....................................................3


B. Syarat Menjadi Seorang Pemimpin .............................................................5
C. Spirit Untuk Menjadi Seorang Pemimpin ...................................................6
D. Kepemimpinan Menurut Beberapa Agama .................................................7
E. Kesuksesan Menjadi Pemimpin ................................................................11

BAB III PENUTUP .............................................................................................14

A. Kesimpulan ...............................................................................................14

Daftar Pustaka .....................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemimpin adalah orang yang memegang kekuasaan, pengendali dan sebagai
panutan masyarakatnya. Namun, dalam realitanya banyak pemimpin yang tidak
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Banyak pemimpin yang lebih
mendahulukan kepentingan pribadi, dan partai, daripada kepentingan kepentingan
rakyatnya. pemimpin lebih seringkali mendahulukan kepentingan dunia daripada
akhirat yang akan diminta pertanggung jawabannya ketika dia menjadi seorang
pemimpin. Seorang pemimpin haruslah berlaku adilkepada rakyatnya dan selalu
menjadi yang masyarakat butuhkan dan inginkan, pemimpin tidak boleh berat
sebelah atau tidak seimbang yang menimbulkan kezaliman yang dirasakan oleh
rakyatnya.1
Kepemimpinan merupakan satu bidang interdisipliner yang baru, meskipun
sejak tahun 1960-an telah muncul teori Douglas McGregor dalam bukunya “The
human side of Enterprise” yang menulis tentang teori perilaku dalam pengelolaan
SDM. Selama satu abad terakhir, hanya sedikit artikel terkait dengan
kepemimpinan yang telah diterbitkan dan hanya sedikit yang fokus kepada tujuan
dan manfaat pengembangan kepemimpinan. Program pengembangan
kepemimpinan (Leadership Development Programs) menjadi sesuatu yang banyak
dibahas dalam dua dekade terakhir sebagai respon atas kebutuhan mendesak untuk
mempersiapkan pemimpin, baik di sektor publik maupun bisnis yang kompeten
dalam menghadapi tantangan dan kondisi ketidakpastian. Meskipun demikian
ternyata hanya sedikit yang fokus untuk melakukan evaluasi program tersebut.
Untuk itu pemakalah akan membahas mengenai Menjadi Seorang pemimpin
yang baik dan semangat serta cara mampu menggapai kesuksesan menjadi
seorang pemimpin.

1
Zulmaizarna, Ahlak Mulia Bagi Para Pemimpin, (Bandung: Al-Fikriis, 2009), h. 1

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka munculah rumusan masalah,
sebagai berikut :
1. Bagaimana menjadi Seorang Pemimpin ?
2. Bagaimana Syarat Menjadi Seorang Pemimpin ?
3. Spirit Untuk Menjadi Seorang Pemimpin ?
4. Bagaimana Kepemimpinan Menurut Beberapa Agama ?
5. Bagaimana cara menggapai Kesuksesan Menjadi Pemimpin ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka munculah tujuan masalah ,
sebagai berikut :
1. Bagaimana menjadi Seorang Pemimpin.
2. Syarat Menjadi Seorang Pemimpin.
3. Spirit Untuk Menjadi Seorang Pemimpin.
4. Kepemimpinan Menurut Beberapa Agama.
5. Kesuksesan Menjadi Pemimpin.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cara Menjadi Seorang Pemimpin


Untuk menjadi seorang pemimpin maka tentunya harus ada yang kamu
pimpin, yaitu para bawahan atau para anggota kerja tim kamu. Menjadi pemimpin
tentunya bukan hal yang mudah harus memiliki skill yang bagus dan tentunya
memiliki intelektual, emosional serta lebih baik lagi diseimbangi dengan spiritual
yang mampu menyeimbangi kedua hal tersebut agar seimbang dengan segala
kemampuan yang telah ada kamu miliki.
Untuk menjadi pemimpin juga kamu harus memiliki seni dalam memimpin
agar strategi yang kamu jalani mampu tercapai akan tujuan dan sasarannya yaitu
sistem kelola dalam kepemimpinanmu yang baik, berikut tips menjadi pemimpin
yang baik agar bukan hanya mampu mencapai tujuan dan sasaran dalam
kepemimpinanmu tapi juga mendapat relasi yang baik dengan para bwahanmu :
1. Attitude yang tenang dan positif
Seorang pemimpin akan lebih dihargai jika mereka memiliki attitude yang
lebih tenang dan lebih positif. Hal ini disebabkan karena attitude positif yang
Kamu miliki akan membantu tim Kamu lebih tenang juga dalam menghadapi
masalah dalam tim tersebut. Jika Kamu tidak bisa memberikan rasa tenang dan
membuat tim takut pada Kamu, maka artinya Kamu gagal menjadi pemimpin.
Pastikan tim Kamu segan bukan takut pada Kamu.
2. Membuka komunikasi
Hal lain yang dapat Kamu lakukan untuk menjadi seorang pemimpin yang
baik adalah dengan membuka komunikasi dengan tim Kamu. Mari kita
bandingkan pemimpin yang mengambil jarak dengan timnya dan pemimpin yang
selalu berkomunikasi dengan timnya? Mana yang lebih memungkinkan
pertumbuhan tim? Ya! Pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan timnya
sudah pasti merupakan pemimpin yang lebih mendorong timnya untuk bisa
menjadi seperti dia. Dengan lebih dekat dengan tim, kamu juga bisa bicara dari

3
hati ke hati dan membuat tim merasa lebih leluasa untuk mengutarakan masalah
yang mereka hadapi dalam pekerjaan. Oh ya, jangan lupa tetap memberikan batas
jangan sampai kamu kehilangan wibawa di depan tim kamu hanya karena kamu
terlalu dekat dengan mereka. Kamu harus tahu mana batasan pemimpin yang
ramah dan pemimpin yang disepelekan.
3. Mengajari bukan memerintah
“Be a leader not a boss” merupakan ungkapan yang tepat untuk
menggambarkan hubungan antara atasan dan timnya. Seorang leader akan
mengajari dan memimpin, memberikan contoh mengenai bagaimana sesuatu
berlangsung dan diselesaikan sedangkan pemerintah akan membuat tim Kamu
bekerja sendiri. Di sini Kamu akan kehilangan wibawa dan mungkin dianggap
tidak bisa apa-apa oleh tim Kamu.
4. Memberikan pandangan mengenai gol dan ekspektasi
Hal selanjutnya bisa menjadikan Kamu seorang pemimpin yang baik adalah
memberikan penjelasan mengenai gol dan ekspektasi dari kegiatan usaha yang
sedang dilakukan oleh tim Kamu. Dengan memberikan informasi mengenai goal
dan juga ekspektasi, kamu bisa menyamakan persepsi antara satu tim dengan tim
lainnya dan bisa mendorong tim kamu untuk bekerja dengan lebih baik dan lebih
keras.
5. Memberikan dan meminta feedback
Seorang pemimpin yang baik akan selalu memberikan feedback mengenai
hasil kerja dari tim yang dimilikinya. Contohnya ketika tim Kamu bekerja dengan
baik, maka kamu harus memberikan feedback positif. Jangan lupa untuk meminta
feedback dari kepemimpinan Kamu agar kamu bisa belajar mengenai kesalahan
kamu selama memimpin.2

2
Tips Menjadi Pemimpin Yang Baik, Binus Online Learning
Https://Onlinelearning.Binus.Ac.Id/2021/01/24/5-Tips-Menjadi-Pemimpin-Yang-Baik/, 2021,
Diakses Pada Tanggal 17 Oktober 2022 Pukul 7.54 WIB

4
B. Syarat Menjadi Seorang Pemimpin
Menurut Ibnu Abi Rabbi, seseorang dapat diangkat menjadi seorang
pemimpin jika memenuhi enam kriteria, yaitu:
1. Dia harus merupakan keturunan raja dan mempunyai hubungan nasab
yang dekat dengan raja sebelumnya.
2. Seseorang yang mempunyai aspirasi yang luhur.
3. Harus memilki pandanganyang mantap dan kokoh.
4. Harus memiliki ketahanan yang kuat manakala mendapatkan kesulitan.
5. Harus memiliki kekayaan yang banyak.
6. Harus memiliki pembantu-pembantu yang setia.
Al-Farabi menetapkan sembilan syarat yang harus dipenuhi seseorang yang
akan menjadi pemimpin. Kesembilan syarat tersebut adalah:
1. Seorang pemimpin harus memiliki anggota badan yang lengkap.
2. Memiliki daya pemahaman yang baik.
3. Tinggi intelektualitasnya.
4. Memiliki kepandaian dalam mengemukakan pendapat dan mudah
dimengerti uraiannya.
5. Mencintai pendidikan dan gemar mengajar.
6. Tidak rakus dalam hal makanan, minuman dan perempuan.
7. Mencintai kejujuran, berjiwa besar, dan berbudi luhur.
8. Mencintai keadilan.
9. Kuat pendiriannya.3
Imam al-Ghazali mengemukakan sepuluh syarat bagi seseorang yang akan
menjadi pemimpin, yaitu:
1. Seorang yang akan menjadi pemimpin adalah orang yang telah dewasa.
2. Memiliki pikiran yang sehat.
3. Seorang yang merdeka.
4. Seorang pemimpin haruslah berjenis kelamin laki-laki.
5. Keturunan quraisy.

3
Munawir Sadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, Cet. V,
(Jakarta: UI Press,1993), h.48

5
6. Mempunyai pendengaran dan penglihatan yang sehat.
7. Memiliki kekuasaan yang nyata.
8. Mempunyai hidayah.
9. Memiliki ilmu pengetahuan dan Mampu mengendalikan diri dari
perbuatan tercela.4
Pemimpin yang ideal dalam perspektif Islam menitik beratkan keberhasilan
seorang pemimpin itu pada kemampuannya dalam mentransfer nilai-nilai
kejujuran, kesederhanaan dan lainnya yang bersifat immateri dan abstrak sehingga
sebelum menjadi pemimpin, kredibilitasnya harus bersih dari noda noda
pelanggaran dan parameter kemampuannya diukur dari keinginannya dalam
menegakkan Agama Allah yang mencapai tatanan masyarakat yang bermoral
tinggi.

C. Spirit Menjadi Seorang Pemimpin


Kepemimpinan adalah segala hal berkaitan dengan pemanfaatan energi –
energi Anda dan juga energi dari mereka yang berada di dalam organisasi. Para
pemimpin yang memiliki kejelasan visi dan tujuan – seperti Howard Schultz dari
Starbucks dan Jacqueline Novogratz dari Acumen Fund – mengandalkan pada
energi dalam jumlah besar. Demikian menurut Rajeev Peshawaria, pengarang
buku “Too Many Bosses, Too Few Leaders: The Three Essential Principles You
Need to Be an Extraordinary Leader.” Berikut adalah pandangan dia tentang
energizing the organization.
Ada tiga tingkat penggunaan energi. Pertama adalah energi individu,
seorang pemimpin harus menemukan sumber dari energi pribadinya agar mampu
bertahan dalam menghadapi hambatan dan rintangan. Kedua, seorang pemimpin
harus mampu memanfaatkan energi dari para anggota timnya dengan membuat
visi yang dapat diyakini bersama. Ketiga seorang pemimpin harus memanfaatkan
energi dari keseluruhan organisasi untuk meraih sukses berkelanjutan.
Menemukan sumber energi pribadi Anda merupakan landasan dari kepemimpinan

4
Aunur Rohim Fakih, Kepemimpinan Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2002). h. 32.

6
sejati (true leadership). Begitu Anda memperjelas tujuan dan mendasarkan pada
nilai-nilai tertentu untuk mencapai tujuan tersebut, maka Anda sedang menuju ke
arah penciptaan masa depan yang lebih baik.
Tetapi meng-energize diri sendiri saja tidaklah cukup. Anda harus
memadukan energi orang lain di dalam organisasi untuk mencapai tujuan
bersama. Untuk itu Anda harus mengandalkan pada kekuatan tim dan organisasi
secara keseluruhan. Meng-energize tim adalah mengubah individu karyawan
menjadi co-leaders.
Mereka merupakan pemimpin-pemimpin pembantu. Energizing organisasi
berarti memfasilitasi keberhasilan mereka dengan membentuk tiga tingkat
pengungkit bisnis (three high-level business levers). Mari lihat setiap
tingkatannya.
Tahap berikutnya adalah mensosialisasikannya. Pada setiap kesempatan,
pimpinan harus mengomunikasika tuntunan perilaku ini dan menjelaskan
mengapa hal ini penting. Cara lain untuk mensosialisasikan ini adalah melalui
pelatihan. Di American Express (Amex), setiap karyawan harus menghadiri
pelatihan agar dapat sepenuhnya memahami esensi dari brand Amex, dan
bagaimana harus hidup dengan nilai-nilai Amex setiap hari.
Cara selanjutnya untuk menyosialisasikannya adalah melalui komunikasi
langsung. Untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan telah diserap,
pergunakan metode yang berbeda-beda (pidato, presentasi, email, video,
bimbingan intranet). Gunakan berbagai cara dan lakukan sesering mungkin.5

D. Kepemimpinan Menurut Agama


Kepemimpinan Islam adalah kepemimpinan yang berdasarkan hukum
Allah. Oleh karena itu, pemimpin haruslah orang yang paling tahu tentang hukum
Ilahi. Setelah para imam atau khalifah tiada, kepemimpinan harus dipegang oleh
para faqih yang memenuhi syarat-syarat syariat. Bila tak seorang pun faqih yang
memenuhi syarat, harus dibentuk ‘majelis fukaha’.”
5
Sisca, Memberikan Spirit ke dalam Organisasi, https://www.intipesan.com/memberikan-
spirit-ke-dalam-organisasi/ , 2018, diakses pada tanggal 17 Oktober 2022, pukul 8.45 WIB

7
Sesungguhnya, dalam Islam, figur pemimpin ideal yang menjadi contoh dan
suritauladan yang baik, bahkan menjadi rahmat bagi manusia (rahmatan linnas)
dan rahmat bagi alam (rahmatan lil’alamin) adalah Muhammad Rasulullah Saw.,
sebagaimana dalam firman-Nya :
ۗ‫لََق ْد َكا َن لَ ُك ْم يِف ْ َر ُس ْو ِل ال ٰلّ ِه اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكا َن َي ْر ُجوا ال ٰلّهَ َوالَْي ْو َم ااْل ٰ ِخَر َوذَ َكَر ال ٰلّهَ َكثِْيًرا‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan


yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzab
[33]: 21).

Kemudian, dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat dalam menjalankan
kepemimpinannya, yakni : Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathanah (STAF):
1. Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya;
2. Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi;
3. Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya;
4. Fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan
mengimplementasikannya.
Selain itu, juga dikenal ciri pemimpin Islam dimana Nabi Saw pernah
bersabda: “Pemimpin suatu kelompok adalah pelayan kelompok tersebut.” Oleh
sebab itu, pemimpin hendaklah ia melayani dan bukan dilayani, serta menolong
orang lain untuk maju.
Dr. Hisham Yahya Altalib mengatakan ada beberapa ciri penting yang
menggambarkan kepemimpinan Islam yaitu :
Pertama, Setia kepada Allah. Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat dengan
kesetiaan kepada Allah;
Kedua, Tujuan Islam secara menyeluruh. Pemimpin melihat tujuan organisasi
bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup
kepentingan Islam yang lebih luas;

8
Ketiga, Berpegang pada syariat dan akhlak Islam. Pemimpin terikat dengan
peraturan Islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang teguh pada
perintah syariah. Dalam mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-
adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan golongan oposisi atau orang-
orang yang tak sepaham;
Keempat, Pengemban amanat. Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah
dari Allah Swt., yang disertai oleh tanggung jawab yang besar. Al-Quran
memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukkan
sikap yang baik kepada pengikut atau bawahannya.6
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya prinsip-prinsip dasar
dalam kepemimpinan Islam yakni : Musyawarah; Keadilan; dan Kebebasan
berfikir. Secara ringkas penulis ingin mengemukakan bahwasanya pemimpin
Islam bukanlah kepemimpinan tirani dan tanpa koordinasi. Tetapi ia mendasari
dirinya dengan prinsip-prinsip Islam. Bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya
secara obyektif dan dengan penuh rasa hormat, membuat keputusan seadil-
adilnya, dan berjuang menciptakan kebebasan berfikir, pertukaran gagasan yang
sehat dan bebas, saling kritik dan saling menasihati satu sama lain sedemikian
rupa, sehingga para pengikut atau bawahan merasa senang mendiskusikan
persoalan yang menjadi kepentingan dan tujuan bersama. Pemimpin Islam
bertanggung jawab bukan hanya kepada pengikut atau bawahannya semata, tetapi
yang jauh lebih penting adalah tanggung jawabnya kepada Allah Swt. selaku
pengemban amanah kepemimpinan.

Sedangkan menurut Agama Kristen, “(yaitu) orang-orang yang jika kami


teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya Dalam buku “Dicari
Pemimpin yang Melayani”, Mensah menegaskan bahwa :“Kepemimpinan Kristen
seperti yang disaksikan oleh penginjil Yohanes13:1-20 berpola pada Yesus
Kristus. Ketika Yesus membasuh kaki para murid, Ia gamblang
menunjukkan prinsip bahwa pelayanan dengan rendah hati sekali-kali tidak

6
Hisham Yahya Altalib, Panduan Dan Latihan Gerakan Islam, (Kudus : Media
Dakwah, 1991), H 35

9
bertentangan dengan harkat dan martabat suatu jabatan. Para murid yang
sifatnya duniawi, mengutamakan gengsi dan kedudukan sekali-kali tidak
tergiur untuk rela melakukan pekerjaan yang begitu hina seperti membasuh
kaki orang lain. Mereka pasti menganggapnya tidak menguntungkan untuk
kenaikan pangkat. Namun Guru dan Tuhan mereka sendiri rela membungkuk
untuk membasuh kaki mereka yang kotor dan bau, dan ternyata tindakan itu tidak
mengubah Dia menjadi orang lain (Yohanes 13 : 1 -20)
Menurut Dale, Perjanjian Baru menyaksikan bahwa :“Yesus adalah
pemimpin utama dalam Alkitab. Ia memimpin melalui teladan-Nya dan
membentuk para pemimpin dengan cara mengajar mereka. Yesus menunjukkan
dan mempraktekkan kepemimpinan sebagai hamba “Karena Anak Manusia
datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani” (Markus 10:45).Yesus
mencerminkan pola kepemimpinan yang tidak ambisius.Ia mengosongkan
diri dari hak-hak ilahi dan datang ke dunia untuk menebus manusia
yang berdosa. Ia mendemonstarsikan mobilitas kepemimpinan dari atas ke
bawah (Allah yang beringkarnasi di dalam Yesus, turun ke dunia fana dan
menjadi sama dengan manusia (Filipi 2:5-11; Yohanes 13:4-5). Berbeda dengan
rumus keberhasilan bisnis dunia dengan mobilitas bawah ke atas., yang
kebanyakan ingin menjadi yang terkemuka di antara semua. Contoh, Diofretes
seorang anggota gereja mula-mula “yang ingin menjadi orang terkemuka” (3
Yohanes 9).”
Menurut Gangel, Kepemimpinan yang disaksikan dalam Perjanjian
Baru bukanlah kepemimpinan yang otoriter. Sebagaimana yang disaksikan
penginjilYohanes, Tuhan baru saja melayani murid-murid-Nya pada perjamuan
terakhir di ruang atas (Yoh 13:1 band. Lukas 22:24-27). Segera sesudah itu murid-
murid terlibat perselisihan, persaingan (philoneikia) kata yang menggambarkan
tentang kebiasaan bahwa para murid suka berdebat. Murid-murid secara lisan
terlibat saling menyerang untuk memperoleh kedudukan terkemuka di dalam apa
yang mereka kira suatu kerajaan duniawi yang segera akan datang. Tetapi dalam
hal ini, Tuhan menegaskan bahwa “Tetapi kamu,... tidaklah demikian”, (band.
Luk. 22:26); bahwa kepemimpinan Kristen bukanlah yang demikian; melainkan

10
siapa yang terbesar di dalam gereja hendaklah menjadi sebagai yang paling muda,
dan pemimpin adalah sebagai pekerja."7

E. Kesuksesan Menjadi Seorang Pemimpin


Agar dapat menjadi seorang pemimpin yang sukses tidaklah semudah
seperti saat membalikan telapak tangan, sebab apabila menginginkan untuk
menjadi seorang pemimpin yang sukses maka dibutuhkan berbagai macam cara
dan sikap yang baik dalam memimpin serta mengejar tujuan organisasi atau
perusahaan.
1. Kemampuan mengatur diri sendiri
Sulit untuk mengelola orang lain secara efektif jika tidak dapat mengatur
diri sendiri. Self managing atau kemampuan dalam mengatur diri sendiri artinya
dapat memprioritaskan tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan
tersebut.
2. Bertindak secara strategis
Pemimpin masa kini perlu memiliki pemikiran yang jauh ke depan, terbuka
dengan berbagai pengetahuan dan saran yang ada. Pemimpin harus selalu siap
untuk menyesuaikan strategi mereka dengan peluang yang muncul. Pemimpin
juga harus selalu siap mengatasi tantangan yang tak terduga di masa mendatang.
3. Komunikator yang efektif
Pemimpin tahu kapan harus berbicara dan kapan harus mendengarkan.
Mereka ialah komunikator yang efektif dan memiliki kemampuan dalam memberi
penjelasan secara jelas dan singkat kepada orang lain tentang segala sesuatu,
mulai dari tujuan perusahaan hingga tugas-tugas tertentu yang mendetail.
4. Memiliki sikap yang bertanggung jawab
Pemimpin sukses ialah mereka yang tidak sok berkuasa atas jabatan yang ia
miliki. Mereka merupakan orang-orang yang bertanggung jawab, bahkan atas
kesalahan mereka sendiri. Tentu, mereka tidak akan melemparkan kesalahan
kepada orang lain.
7
Robert D. Dale, Pelayanan sebagai Pemimpin, (Malang :Penerbit Gandum Mas, 1997),
h. 58-60

11
5. Merancang tujuan dengan jelas dan tekun dalam mengejar impian
Menetapkan tujuan adalah kunci keberhasilan pribadi, tim, dan perusahaan.
Untuk mencapai tujuan tersebut tentu membutuhkan waktu. Jika menyerah begitu
saja, demikian juga orang yang ada di sekitar. Pemimpin yang sukses harus rela
terus berjalan dan berjuang saat orang lain tergoda untuk menyerah.
6. Miliki visi masa depan jangka panjang
Pemimpin yang sukses adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk
melihat masa depan perusahaan mereka dan membuat tujuan riil yang mampu
diimplementasikan. Berlatihlah untuk beradaptasi dan memiliki “sense”
menerapkan strategi baru dan biarkan model bisnis berkembang seiring
berjalannya waktu.
7. Menyelesaikan masalah yang terjadi
Pemimpin harus menjadi pemecah masalah yang bisa membuat keputusan
dalam situasi yang dinamis. Belajar memimpin dalam lingkungan yang kompleks
adalah keterampilan vital bagi pemimpin manapun.
8. Pengembangan kreativitas dan inovasi
Pemimpin perlu memiliki keberanian untuk mengambil risiko dan mencoba
ide baru. Mereka harus bisa mengembangkan kreativitas hingga menularkan suatu
inovasi. Dengan begitu, perusahaan yang dipimpinnya akan tiba pada satu kondisi
baru dan memiliki perubahan-perubahan yang mengarah kepada kemajuan.
9. Pengembangan kerja sama dalam tim
Kepemimpinan yang baik dapat dinilai ketika orang-orang di sekitar
“terprovokasi” secara positif untuk melakukan tujuan yang sudah disepakati
bersama. Pengembangan kerja sama dalam tim sangatlah penting, mengingat
karakter serta kemampuan orang yang dipimpin sangat beragam.
10. Menciptakan hubungan yang tak terputus
Dalam kepemimpinan yang efektif, tidak ada unsur pemaksaan, karena
pemimpin yang benar akan memancarkan inspirasi kepada orang-orang yang
mengikuti dan menganggapnya sebagai pemimpin. Para karyawan yang merasa
dihargai dan merasa membawa perubahan positif bagi perusahan, akan merasa
bangga dan akan bekerja lebih keras untuk kesuksesan dan kemajuan perusahaan.

12
11. Mengembangkan kecerdasan diberbagai bidang
Memiliki rasa ingin tahu yang tak terpuaskan akan mendorong keinginan
untuk terus belajar dan bertumbuh. Jadilah pemimpin yang selalu ingin tahu
bagaimana mengembangkan keterampilan dalam berpikir kritis, menerima
ketidakpastian, memiliki kecerdasan sosial dan emosional, serta selalu memiliki
keinginan dan tekad untuk terus maju.8

8
Dwi Dan Puput, Kunci Sukses Menjadi Seorang Pemimpin, Https://Www.Pelatihan-
Sdm.Net/Kunci-Menjadi-Seorang-Pemimpin-Sukses/, 2022, Diakses Pada Tanggal 17 Oktober
2022, Pukul 9.40 WIB

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk menjadi pemimpin juga kamu harus memiliki seni dalam memimpin
agar strategi yang kamu jalani mampu tercapai akan tujuan dan sasarannya yaitu
sistem kelola dalam kepemimpinanmu yang baik.
untuk menjadi seorang pemimpin tentunya hal pertama adalah ia harus memiliki
anggota yang akan dipimpinnya dan memiliki seni dalam memimpin agar pol
kepemimpinan tidak hambar dan para anggota nya memiliki semangat yang luar
biasa.
Anda harus memadukan energi orang lain di dalam organisasi untuk
mencapai tujuan bersama. Untuk itu Anda harus mengandalkan pada kekuatan tim
dan organisasi secara keseluruhan.
Kepemimpinan Islam adalah kepemimpinan yang berdasarkan hukum
Allah. Oleh karena itu, pemimpin haruslah orang yang paling tahu tentang hukum
Ilahi dengan menganut prinsip-prinsip Musyawarah; Keadilan; dan Kebebasan
berfikir, dan semuanya akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah swt.
sedangkan di agama kristen yang dicari adalah pemimpin yang mampu melayani
dengan rendah hati serta pemimpin yang menjadi teladan.
Agar menjadi yang sukses maka harus memiliki sinergi yang mampu
menular kepada para bawahannya dan memiliki hubungan yang timbal balik
dengan para bawahan serta menjaga komunikasi agar terjalin hubungan yang tidak
hanya berkaitan dengan kerja tim tetapi pemimpin dan anggota juga memiliki rasa
teman dan kekeluargaan.
Maka ketika semua hal di atas mampu kita capai, kesuksesan dalam
memimpin akan tercapai dengan sejalan dan setujuan.

14
DAFTAR PUSTAKA

o Altalib, Hisham Yahya , Panduan Dan Latihan Gerakan Islam, Kudus :


Media Dakwah, 1991
o Dale, Robert D., Pelayanan sebagai Pemimpin, Malang :Penerbit Gandum
Mas, 1997
o Dwi Dan Puput, Kunci Sukses Menjadi Seorang Pemimpin,
Https://Www.Pelatihan-Sdm.Net/Kunci-Menjadi-Seorang-Pemimpin-
Sukses/, 2022, Diakses Pada Tanggal 17 Oktober 2022, Pukul 9.40 WIB
o Fakih, Aunur Rohim , Kepemimpinan Islam, Yogyakarta: UII Press, 2002.
o Learning , Binus Online , Tips Menjadi Pemimpin Yang Baik,
o Https://Onlinelearning.Binus.Ac.Id/2021/01/24/5-Tips-Menjadi-Pemimpin-
Yang-Baik/, 2021, Diakses Pada Tanggal 17 Oktober 2022 Pukul 7.54 WIB
o Sadzali, Munawir , Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran,
Cet. V, Jakarta: UI Press,1993
o Sisca, Memberikan Spirit ke dalam Organisasi,
https://www.intipesan.com/memberikan-spirit-ke-dalam-organisasi/ , 2018,
diakses pada tanggal 17 Oktober 2022, pukul 8.45 WIB
o Zulmaizarna, Ahlak Mulia Bagi Para Pemimpin, Bandung: Al-Fikriis, 2009

15

Anda mungkin juga menyukai