Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“LEADERSHIP”
“KEPEMIMPINAN DALAM PERUSAHAAN”
Dosen Pengampuh : “Mudhar Abdurahman SE.,M.Kom”

Disusun Oleh
Nama: Sartika Ibrahim
Kelas : 5Mi02

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA


AKADEMI ILMU KOMPUTER (AIKOM)
TERNATE
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wb

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran allah SWT telah melimpahkan


Rahmat dan hidayah-nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul kepemimpinan dalam perusahaan ” dengan baik.

Tujuan penulis makalah ini adalah untuk menambah nilai mata kuliah
serta merupakan bentuk tanggung jawab penulis pada tugas yang di berikan..

Dalam pembuatan makalah ini,penulis menyadari bahwa masih ada


kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.

Penulis berharap walaupun makalah ini belum sempurna, tetapi hendaklah


makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Ternate, 06 November 2023

2
DAFTAR ISI
MAKALAH .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................... 4
B. Tujuan ................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan................................................... 6
B. bedaaan Antar Pemimpin Dan Manager ............................. 7
C. Pola hubungan antar tenaga kerja dalam perusahaan........... 8
D. Corak interaksi pemimpin dengan bawahannya................... 10
E. Kepemimpinan Perempuan dalam Organisasi .................... 11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................... 14
B. Saran .................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,
kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan
masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat. Menyadari peran pemimpin yang sangat sentral dalam
organisasi, para ahli berusaha melakukan berbagai macam penelitian untuk
mendapatkan kriteria-kriteria pemimpin yang terbaik. Sudah begitu banyak
teori-teori kepemimpinan yang ditulis oleh para ahli, baik dalam maupun luar
negeri. Namun cukup disayangkan aspek yang dibahas sebagian besar hanya
dari sisi manajemen dan bidang keahlian saja. Sehingga konsep yang
dihasilkan cenderung mengasingkan manusia dari manusia disekitarnya.
Bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, maka
dari itu manusia membutuhan banyaknya semuah manusia agar bisa dapat
beradaptasi dengan semua orang.
Peran pemimpin yang sangat sentral dalam organisasi, para ahli
berusaha melakukan berbagai macam penelitian untuk mendapatkan kriteria-
kriteria pemimpin yang terbaik. Sudah begitu banyak teori-teori
kepemimpinan yang ditulis oleh para ahli, baik dalam maupun luar negeri.
Namun cukup disayangkan aspek yang dibahas sebagian besar hanya dari sisi
manajemen dan bidang keahlian saja. Sehingga konsep yang dihasilkan
cenderung mengasingkan manusia dari manusia disekitarnya.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,
kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan
masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan
dengan baik.

4
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu memahami tentang pengnantar manajemen
2. Tujuan khusus
Diharahapkan mahasiswa mampu memahami :
a. Pengertian Kepemimpinan
b. Perbedaaan Antar Pemimpin Dan Manager
c. Pola hubungan antar tenaga kerja dalam perusahaan
d. Corak interaksi pemimpin dengan bawahannya
e. Kepemimpinan Perempuan dalam Organisasi

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara
alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja”
dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau
praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari
peranya memberikan pengajaran/instruksi.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan


memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and
directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence,
respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang –
orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek,
dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-
100.

1. Teori Kepemimpinan
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai
timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang
lainnya. Di antara berbagai teori mengenai lahirnya pemimpin, paling
tidak, ada tiga di antaranya yang menonjol yaitu sebagai berikut :
a. Teori Genetic
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leaders are born and
not made“. bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang

6
pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat
pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada
suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu.
Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.

b. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”,
make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
“Leaders are made and not born“.
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat
menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.

c. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori
sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya
dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah
memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-
pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih
lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.

B. Perbedaaan Antar Pemimpin Dan Manager


Secara secara umum 7 elemen dasar itu digambarkan sebagai
berikut :
1. Berkaitan dengan GAYA, seorang pemimpin lebih bersifat
transformasional, lebih menekankan perubahan atau transformasi.
Sedangkan seorang manajer lebih bersifat transaksional, yaitu
menekankan target yang mau didapat. Seorang manager bekerja
sesuai tujuan yang sudah ditetapkan oleh organisasi/perusahaan.
Jadi dia menekankan stabilitas.
2. Berkaitan dengan PERATURAN, seorang pemimpin ‘melanggar
aturan’ dalam pengertian dia bergerak jauh di atas peraturan,
karena orientasi dia adalah untuk transformasi. Sedangkan seorang

7
manajer menciptakan aturan, karena tanpa aturan dia tidak bisa
menjalankan fungsinya, tanpa peraturan target tidak tercapai.
3. Berkaitan dengan PENDEKATAN, seorang pemimpin lebih
menekankan arah ke mana orang harus berkiblat dan dia memimpin
mereka ke arah itu. Sedangkan seorang manajer mau tidak mau
harus merencanakan secara detil apa yang harus dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan.
4. Berkaitan dengan VISI, seorang pemimpin menciptakan visi. Dia
membuatnya, bahkan visi yang dibuatnya itu dijual sehingga orang
membeli visi dari dia. Sedangkan seorang manajer adalah pembeli
visi dan menggunakannya.
5. Berkaitan dengan KEPUTUSAN, seorang pemimpin memfasilitasi
(sebagai fasilitator) dalam pengambilan keputusan. Sementara
seorang manajer mengambil keputusan, karena kalau tidak dia
tidak akan berhasil.
6. Berkaitan dengan KONFLIK, seorang pemimpin berani
menghadapi konflik dan menjadikannya sebuah aset. Dia tidak
akan main petak umpet, tapi akan mengubah konflik menjadi
sebuah kesempatan. Sedangkan seorang manajer cenderung
menghindari terjadinya konflik, dan selalu berusaha agar selalu
stabil. Stabilitas menjadi hal penting bagi seorang manajer, karena
konflik dianggap sebagai pengacau rencana yang sudah matang.
7. Berkaitan dengan PENCAPAIAN, seorang pemimpin akan
mengatakan ‘Ini kerja keras kami”. Team work ditekankan.
Sedangkan seorang manajer akan mengatakan ini berhasil karena
‘saya’ sudah menetapkan rencana kerja yang terperinci.

C. Pola hubungan antar tenaga kerja dalam perusahaan


Dalam organisasi formal dapat dibedakan menjadi 2 macam manager,
yaitu pemimpin seluruh organisasi (direktur utama atau GM) & pimpinan
yang mengepalai 1 bagian atau 1 unit (supervisor).
Tenaga kerja sebagai komponen manusia dalam system organisasinya
selalu berhubungan dengan tenaga kerja lain. Ada 4 macam pola hubungan

8
antar tenaga kerja, yaitu pola hubungan antar tenaga kerja pada tingkatan:
management puncak, management madya, management pertama, tenaga kerja
produktif.

1. Pola hubungan antar tenaga kerja tingkat management puncak

o Manager puncak lebih banyak berhubungan dengan orang-orang yang


bekerja di luar organisasi perusahaannya (contohnya pejabat
pemerintah, management puncak organisasi lain, nasabah dll.)
o Ia harus peka terhadap kejadian-kejadian disekitar perusahaannya yang
mempengaruhi kelancaran perkembangan usaha.
o Kepribadian manager puncak, system nilainya, sikap-sikap &
prilakunya mempunyai dampak pada keseluruhan organisasi
perusahaan.

2. Pola hubungan antar tenaga kerja pada tingkat management madya.

o Manager madya mempunyai hubungan dengan atasan, rekan setingkat


& bawahan yang mempunyai jabatan kepemimpinan & organisasi
diluar perusahaan.
o Ia mempunyai peran ganda yaitu saebagai bawahan, rekan, atasan, &
wakil dari perusahaan.
o Manager madya merupakan penghubung yang sangat penting & kreatif
antara tingkat-tingkat management rendah & tinggi.
o Cara memimpin bawahannya dipengaruhi pula oleh bagaimana ia
sebagai bawahan dipimpin oleh atasannya.
o Pengaruh kepemimpinannya akan dirasakan oleh seluruh kesatuan
kerja yang dipimpin.

3. Pola hubungan antar tenaga kerja tingkat management pertama

o Hubungannya samadengan manager madya, bedanya ialah


bawahannya bukan pemegang jabatan pimpinan.

9
o Manager pertama disebut juga dengan the man in the middle, antara
management & tenaga kerja.
o Jika pandangan antar kedua pihak berbeda, maka management pertama
akan merasa terjepit.
o Tingkat interaksi dengan para pekerja bawahannya lebih besar
daripada tingkat interaksi antar tenaga kerja pada tingkat atas.

4. Pola hubungan antar tenaga kerja tingkat tenaga kerja produktif

C. Tingkatan ini yang menduduki jabatan terendah dalam organisasi.


D. Berhubungan dengan rekan & atasannya saja.
E. Peran utamanya sebagai bawahan namun dapat memberikan pengaruh
yang nyata pada keberhasilan kepemimpinannya
F. Pola hubungan ini bersifat ketergantungan dengan tenaga kerja lain

D. Corak interaksi pemimpin dengan bawahannya


a. kepemimpinan transaksional
Dalam bentuk kepemimpinan ini,pemimpin berinteraksi dengan
bawahannya memlalui proses transaksi. Bass dan Avolio (1994)
membahas empat macam transaksi, yaitu :
a) Contigen Reward, bila bawahan melakukan pekerjaan untuk
kepentingan perusahaan dan menguntungan perusahaan maka
kepada mereka dijanjikan debuah hadian yang memuaskan dirinya.
Transaksi: jika anda bekerja baik, akan saya beri imbalan yang baik
pula”
b) Management by exeption-active, manajer secara aktif dan ketat
memantau pelaksanaan tuga bawahannya agar mereka tidak
membuat kesalahan dan agar kesalahan tersebut akan cepat
diperbaiki
c) Management by exeption-passive, manajer disini belum akan
bertindak jika belum timbul masalah atau belum ada kegagalan.
Transaksi: “silahkan anda melaksanakan tuga, jika timbul masalah
atau jika anda salah, ushakan anda menyelesaikan sendiri atao

10
memperbaiki kesalahnnya. Saya akan Bantu bila anda tidak lagi
mampu mengatasi masalah tersebut”
d) Laissez-faire, manager memberikan bawahannya melaksanakan
tugas tanpa ada pengawasan darinya. Jadi semua kerjanya
merupakan tanggung jawab bawahannya.

E. Kepemimpinan Perempuan dalam Organisasi


Bicara tentang gaya kepemimpinan, apakah gender ikut
mempengaruhi? Apakah ada perbedaan dalam cara laki-laki dan perempuan
memimpin sebuah organisasi? Topik ini diangkat dalam acara QB Leadership
Series pada Rabu, 18 April 2012 lalu.
Mengangkat tema “Inspiring Women Leadership” sekaligus untuk
memperingati Hari Kartini, acara rutin dua bulanan ini mengundang para
pembicara wanita yang mumpuni di bidangnya. Mereka adalah Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu; CIO/CTO PT
Telkomsel, Herfini Heryono; Creativepreneur dan Founder Bubu.com, Shinta
Dhanuwardoyo; dan Founder QB International, Betti Alisjahbana.
Selama ini, kedudukan wanita dalam organisasi bersifat mengerucut.
Kebanyakan perempuan hanya menduduki posisi entry level dalam organisasi.
Semakin tinggi posisi dalam organisasi, semakin sedikit pula perempuan yang
menjabatnya. Sangat sedikit perempuan yang beruntung bisa mendapatkan
kesempatan untuk mendaki ke posisi puncak organisasi dan menjadi sukses.
Mampukah seorang perempuan menjadi pemimpin? Pada dasarnya,
perempuan memiliki sifat-sifat dasar untuk sukses sebagai pemimpin. Mereka
cenderung lebih sabar, memiliki empati, dan multitasking—mampu
mengerjakan beberapa hal sekaligus. Perempuan juga memiliki bakat untuk
menjalin networking dan melakukan negosiasi. Demikian menurut Helen
Fisher, seorang penulis dan profesor di Rutgers University. Kemampuan-
kemampuan itu tentu saja tidak eksklusif hanya ada pada perempuan. Namun
ketimbang laki-laki, kaum perempuanlah yang cenderung lebih sering
menunjukkan sifat-sifat tersebut.

11
Ada banyak tantangan yang dihadapi kaum perempuan dalam
mendaki puncak karier di organisasi. Salah satu yang utama adalah faktor
budaya. Sejak jaman dahulu, perempuan dan laki-laki telah melakukan
pekerjaan yang berbeda. Tugas-tugas yang mereka kerjakan membutuhkan
keahlian yang berbeda. Faktor budaya ini juga mempengaruhi bagaimana cara
perempuan dan laki-laki bertindak dan berpikir.
Hal ini juga diakui oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
Mari Elka Pangestu. Dalam lingkup keluarga saja, contohnya. Orangtua
secara tidak sadar telah memberikan perlakuan yang berbeda terhadap anak
perempuan dan laki-laki. Kesempatan yang mereka berikan kepada anak
perempuan dan laki-laki juga berbeda. Kebanyakan anak perempuan tidak
dituntut untuk lebih maju atau lebih pintar daripada anak laki-laki.
Faktor budaya ini juga terlihat dalam organisasi. Laki-laki dituntut
untuk bersikap tegas dalam memimpin. Tetapi ketika perempuan bersikap
tegas, dia kerap disebut agresif atau malah dibilang judes. Kebanyakan
pemimpin laki-laki juga mementor anak buahnya yang laki-laki. Masih jarang
ada pemimpin laki-laki yang mementor perempuan. Dari sedikit contoh
tersebut, kita sudah bisa melihat bahwa masalah budaya menjadi faktor utama
dalam kemajuan perempuan.
Faktor lain yang menghambat kemajuan perempuan adalah kurangnya
kebijakan dalam organisasi yang mendukung keseimbangan antara keluarga
dan pekerjaan, khususnya bagi perempuan yang telah berkeluarga. Kendati
demikian, sudah mulai banyak perusahaan yang women-friendly. Perusahaan-
perusahaan itu memberikan kesempatan bagi perempuan untuk meniti
kariernya, serta menghasilkan para perempuan yang sukses dalam karier dan
keluarga. Mereka sadar bahwa memberikan kesempatan bagi perempuan
untuk naik ke posisi kepemimpinan merupakan salah satu langkah strategis
dan humanis untuk memajukan organisasi.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perempuan untuk
mengembangkan kariernya, yaitu:

1. Mencari pekerjaan yang sesuai dengan passion.


2. Mencari mentor untuk membimbing ke posisi puncak.

12
3. Meningkatkan visibilitas dengan menunjukkan prestasi kerja.

Bekerja sesuai passion


Bekerja dengan passion akan membuat seseorang bahagia dan
bersemangat. Hal itu juga diakui oleh Shinta Dhanuwardoyo yang memilih
pekerjaan sesuai dengan passion-nya terhadap internet. “Saya percaya, hal
yang terbaik yang kita lakukan adalah yang berdasarkan passion,” kata
Shinta.

Mencari mentor untuk membimbing


Seorang mentor akan membimbing kita untuk maju. Bersikaplah
profesional ketika sedang berada di kantor, dan berlakulah baik kepada
atasan, juga kepada orang-orang yang kita kagumi. Demikian tips dari
Herfini Heryono. Bekerja dengan baik akan membuat atasan merasa
terikat dengan kita. Cobalah juga untuk membuat mentor terkesan dengan
hasil kerja kita. Dengan begitu, pada akhirnya hubungan kerja kita dengan
mentor akan menjadi saling menguntungkan—kita mendapatkan ilmu dari
sang mentor, dan mentor juga merasa mendapatkan bantuan dari kita.
Meningkatkan visibilitas diri
Bersikaplah aktif dan ambil berbagai inisiatif untuk
mengembangkan karier. Dengan begitu, akan banyak rekan kerja,
termasuk atasan, akan melihat kemampuan Anda. Jangan lupa bahwa
promosi diberikan jika kinerja kita baik, track record kita baik, dan ada
peluang untuk mendapatkannya. Mengejar karier bukan berarti mengejar
kekuasaan dalam organisasi. Seperti yang dikatakan oleh Herfini Heryono,
“It's less about power, but about the chance to do things differently if
we're given opportunity.” Menurutnya, baik itu laki-laki maupun
perempuan yang penting memiliki komitmen terhadap pekerjaannya.

13
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Peran pemimpin yang sangat sentral dalam organisasi, para ahli
berusaha melakukan berbagai macam penelitian untuk mendapatkan kriteria-
kriteria pemimpin yang terbaik, Cara alamiah mempelajari kepemimpinan
adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli
diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

2. Saran
Untuk pemimpinan berkemampuan mempengaruhi dan memotivasi orang lain
untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi
proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan.

14

Anda mungkin juga menyukai