“LEADERSHIP”
“KEPEMIMPINAN DALAM PERUSAHAAN”
Dosen Pengampuh : “Mudhar Abdurahman SE.,M.Kom”
Disusun Oleh
Nama: Sartika Ibrahim
Kelas : 5Mi02
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.wr.wb
Tujuan penulis makalah ini adalah untuk menambah nilai mata kuliah
serta merupakan bentuk tanggung jawab penulis pada tugas yang di berikan..
2
DAFTAR ISI
MAKALAH .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................... 4
B. Tujuan ................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan................................................... 6
B. bedaaan Antar Pemimpin Dan Manager ............................. 7
C. Pola hubungan antar tenaga kerja dalam perusahaan........... 8
D. Corak interaksi pemimpin dengan bawahannya................... 10
E. Kepemimpinan Perempuan dalam Organisasi .................... 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,
kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan
masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat. Menyadari peran pemimpin yang sangat sentral dalam
organisasi, para ahli berusaha melakukan berbagai macam penelitian untuk
mendapatkan kriteria-kriteria pemimpin yang terbaik. Sudah begitu banyak
teori-teori kepemimpinan yang ditulis oleh para ahli, baik dalam maupun luar
negeri. Namun cukup disayangkan aspek yang dibahas sebagian besar hanya
dari sisi manajemen dan bidang keahlian saja. Sehingga konsep yang
dihasilkan cenderung mengasingkan manusia dari manusia disekitarnya.
Bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, maka
dari itu manusia membutuhan banyaknya semuah manusia agar bisa dapat
beradaptasi dengan semua orang.
Peran pemimpin yang sangat sentral dalam organisasi, para ahli
berusaha melakukan berbagai macam penelitian untuk mendapatkan kriteria-
kriteria pemimpin yang terbaik. Sudah begitu banyak teori-teori
kepemimpinan yang ditulis oleh para ahli, baik dalam maupun luar negeri.
Namun cukup disayangkan aspek yang dibahas sebagian besar hanya dari sisi
manajemen dan bidang keahlian saja. Sehingga konsep yang dihasilkan
cenderung mengasingkan manusia dari manusia disekitarnya.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,
kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan
masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan
dengan baik.
4
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu memahami tentang pengnantar manajemen
2. Tujuan khusus
Diharahapkan mahasiswa mampu memahami :
a. Pengertian Kepemimpinan
b. Perbedaaan Antar Pemimpin Dan Manager
c. Pola hubungan antar tenaga kerja dalam perusahaan
d. Corak interaksi pemimpin dengan bawahannya
e. Kepemimpinan Perempuan dalam Organisasi
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara
alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja”
dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau
praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari
peranya memberikan pengajaran/instruksi.
1. Teori Kepemimpinan
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai
timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang
lainnya. Di antara berbagai teori mengenai lahirnya pemimpin, paling
tidak, ada tiga di antaranya yang menonjol yaitu sebagai berikut :
a. Teori Genetic
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leaders are born and
not made“. bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang
6
pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat
pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada
suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu.
Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
b. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”,
make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
“Leaders are made and not born“.
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat
menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
c. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori
sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya
dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah
memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-
pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih
lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
7
manajer menciptakan aturan, karena tanpa aturan dia tidak bisa
menjalankan fungsinya, tanpa peraturan target tidak tercapai.
3. Berkaitan dengan PENDEKATAN, seorang pemimpin lebih
menekankan arah ke mana orang harus berkiblat dan dia memimpin
mereka ke arah itu. Sedangkan seorang manajer mau tidak mau
harus merencanakan secara detil apa yang harus dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan.
4. Berkaitan dengan VISI, seorang pemimpin menciptakan visi. Dia
membuatnya, bahkan visi yang dibuatnya itu dijual sehingga orang
membeli visi dari dia. Sedangkan seorang manajer adalah pembeli
visi dan menggunakannya.
5. Berkaitan dengan KEPUTUSAN, seorang pemimpin memfasilitasi
(sebagai fasilitator) dalam pengambilan keputusan. Sementara
seorang manajer mengambil keputusan, karena kalau tidak dia
tidak akan berhasil.
6. Berkaitan dengan KONFLIK, seorang pemimpin berani
menghadapi konflik dan menjadikannya sebuah aset. Dia tidak
akan main petak umpet, tapi akan mengubah konflik menjadi
sebuah kesempatan. Sedangkan seorang manajer cenderung
menghindari terjadinya konflik, dan selalu berusaha agar selalu
stabil. Stabilitas menjadi hal penting bagi seorang manajer, karena
konflik dianggap sebagai pengacau rencana yang sudah matang.
7. Berkaitan dengan PENCAPAIAN, seorang pemimpin akan
mengatakan ‘Ini kerja keras kami”. Team work ditekankan.
Sedangkan seorang manajer akan mengatakan ini berhasil karena
‘saya’ sudah menetapkan rencana kerja yang terperinci.
8
antar tenaga kerja, yaitu pola hubungan antar tenaga kerja pada tingkatan:
management puncak, management madya, management pertama, tenaga kerja
produktif.
9
o Manager pertama disebut juga dengan the man in the middle, antara
management & tenaga kerja.
o Jika pandangan antar kedua pihak berbeda, maka management pertama
akan merasa terjepit.
o Tingkat interaksi dengan para pekerja bawahannya lebih besar
daripada tingkat interaksi antar tenaga kerja pada tingkat atas.
10
memperbaiki kesalahnnya. Saya akan Bantu bila anda tidak lagi
mampu mengatasi masalah tersebut”
d) Laissez-faire, manager memberikan bawahannya melaksanakan
tugas tanpa ada pengawasan darinya. Jadi semua kerjanya
merupakan tanggung jawab bawahannya.
11
Ada banyak tantangan yang dihadapi kaum perempuan dalam
mendaki puncak karier di organisasi. Salah satu yang utama adalah faktor
budaya. Sejak jaman dahulu, perempuan dan laki-laki telah melakukan
pekerjaan yang berbeda. Tugas-tugas yang mereka kerjakan membutuhkan
keahlian yang berbeda. Faktor budaya ini juga mempengaruhi bagaimana cara
perempuan dan laki-laki bertindak dan berpikir.
Hal ini juga diakui oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
Mari Elka Pangestu. Dalam lingkup keluarga saja, contohnya. Orangtua
secara tidak sadar telah memberikan perlakuan yang berbeda terhadap anak
perempuan dan laki-laki. Kesempatan yang mereka berikan kepada anak
perempuan dan laki-laki juga berbeda. Kebanyakan anak perempuan tidak
dituntut untuk lebih maju atau lebih pintar daripada anak laki-laki.
Faktor budaya ini juga terlihat dalam organisasi. Laki-laki dituntut
untuk bersikap tegas dalam memimpin. Tetapi ketika perempuan bersikap
tegas, dia kerap disebut agresif atau malah dibilang judes. Kebanyakan
pemimpin laki-laki juga mementor anak buahnya yang laki-laki. Masih jarang
ada pemimpin laki-laki yang mementor perempuan. Dari sedikit contoh
tersebut, kita sudah bisa melihat bahwa masalah budaya menjadi faktor utama
dalam kemajuan perempuan.
Faktor lain yang menghambat kemajuan perempuan adalah kurangnya
kebijakan dalam organisasi yang mendukung keseimbangan antara keluarga
dan pekerjaan, khususnya bagi perempuan yang telah berkeluarga. Kendati
demikian, sudah mulai banyak perusahaan yang women-friendly. Perusahaan-
perusahaan itu memberikan kesempatan bagi perempuan untuk meniti
kariernya, serta menghasilkan para perempuan yang sukses dalam karier dan
keluarga. Mereka sadar bahwa memberikan kesempatan bagi perempuan
untuk naik ke posisi kepemimpinan merupakan salah satu langkah strategis
dan humanis untuk memajukan organisasi.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perempuan untuk
mengembangkan kariernya, yaitu:
12
3. Meningkatkan visibilitas dengan menunjukkan prestasi kerja.
13
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Peran pemimpin yang sangat sentral dalam organisasi, para ahli
berusaha melakukan berbagai macam penelitian untuk mendapatkan kriteria-
kriteria pemimpin yang terbaik, Cara alamiah mempelajari kepemimpinan
adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli
diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
2. Saran
Untuk pemimpinan berkemampuan mempengaruhi dan memotivasi orang lain
untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi
proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan.
14