Anda di halaman 1dari 23

Makalah

Kepemimpinan

Disusun oleh:

Kelompok 5
Destia ayu lestari : 22141001
Anjelianda putri : 22141002

Dosen pengampu:
Desi rosalina, S.M, M.M

Program Studi Manajemen Ritel


Universitas Adzkia
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "
Kepemimpinan"

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desi Rosalina,
S.M, M.M selaku dosen pengampu mata kuliah pengantar manajemen yang telah
membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini. Makalah ini memberikan
panduan praktis dalam kepemimpinan. Bagi seorang pengusaha,maka
membutuhkan teori - teori tentang kepemimpinan untuk menjalankan bisnisnya.

Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga
berharap semoga karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang
kepemimpinan yang dibutuhkan oleh seorang pengusaha.

Padang, 20 Desember 2022

Penulis

1
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 3
1.1 Latar Belakang............................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................ 4
1.4 Manfaat....................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 5
2.1 Pengertian kepemimpinan........................................................... 5
2.2 Hakikat Pemimpin....................................................................... 6
2.3 Teori Kepemimpinan.................................................................. 7
2.4 Proses Kepemimpinan................................................................ 12
2.5 Tugas kepemimpinan................................................................. 12
2.6 Fungsi Kepemimpinan............................................................... 13
2.7 Keterampilan/Kemampuan Yang Harus Dimiliki Pemimpin.... 16
2.8 Gaya Kepemimpinan................................................................. 16
2.9 Faktor Yang Mempengaruhi Keefektifan Kepemimpinan......... 17
BAB III PENUTUP................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan................................................................................ 19
3.2 Saran........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan yang kuat diperlukan agar organisasi dapat mencapai
sasarannya. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain
untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan sasaran yang diharapkan .
Kepemimpinan adalah sebuah alat/sarana atau suatu proses dalam organisasi
untuk membujuk orang lain agar bersedia melakukan sesuatu secara
sukarela/sukacita dalam mencapai sasaran organisasi.
Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai sekedar kekuasaan untuk
menggerakkan dan mempengaruhi orang lain. Ada beberapa faktor yang dapat
menggerakkan orang yaitu ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan.
Dengan adanya ancaman, maka bawahan akan takut dan mematuhi semua
perintah atasan. Kepemimpinan itu pengertiannya lebih luas daripada
kekuasaan karena kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang bukan
sekedar melakukan apa yang atasan inginkan tapi juga untuk mencapai
tujuan / sasaran organisasi . Kalau ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya
pemimpin dan kepemimpinan dalam suatu kelompok organisasi. Contohnya
bila terjadi suatu konflik atau perselisihan antara orang-orang dalam
kelompok tersebut, maka pemimpin organisasi mencari alternative
pemecahannya supaya terjadi kesepakatan dan aturan untuk dapat ditaati
bersama.
Manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang
pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan pentingnya ilmu
sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang semakin
besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan
relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap
umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak
lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara
optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang baik,

4
yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya
pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa hakikat pemimpin?
2. Apa pengertian kepemimpinan?
3. Apa saja fungsi kepemimpinan?
4. Apa saja gaya kepemimpinan?
5. Bagaimana teori kepemimpinan?
6. Keterampilan/kemampuan apa saja yang harus dimiliki pemimpin?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat pemimpin
2. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
3. Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan
4. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan
5. Untuk mengetahui teori kepemimpinan
6. Untuk mengetaui keterampilan/kemampuan apa saja yang harus dimiliki
pemimpin

1.4 Manfaat
a. Bagi penulis
1. Untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan terutama
mengenai hal kepemimpinan.
2. Dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam teori
kepemimpinan
b. Bagi pembaca
1. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi para pengusaha dalam hal
kepemimpinan
2. Untuk memberi sumbangan pemikiran yang semoga
bermanfaat bagi pengusaha dalam menjalankan aktivitas
usahanya

5
6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan


Kepemimpinan pada dasarnya berarti kemampuan untuk memimpin;
kemampuan untuk menentukan secara benar apa yang harus dikerjakan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu situasi di mana seseorang karena
sifat-sifat dan perilaku yang dimilikinya mempunyai kemampuan untuk
mendorong orang lain guna berpikir bersikap dan ataupun berbuat sesuai yang
diinginkan.
Seorang pemimpin memiliki karekter dan sifat tertentu, pemimpin
menduduki jabatan yang tinggi sebuah struktur organisasi, perusahaan.
Pemimpin di bekali dengan kekuasaan untuk mempengaruhi, mengatur atau
mengarahkan anggota organisasi untuk tunduk terhadap kepemimpinan
mereka. Kepemimpinan muncul dari aspirasi anggota organisasi. Adapun
seorang pemimpin dengan kekuasan yang di milikinya, ia berusaha
memengaruhi prilaku orang lain dengan sebuah metode yang memungkinkan
mereka loyal dan taat kepadanya, selain itu para bawahan juga berkenaan
untuk mematuhi segala perintahnya dengan ridha dan segenap perasaan jiwa.
Sebagai seorang pemimpin  ia menggunakan sepenuh hati dan bisa di terima
oleh bawahnnya jadi, seorang pemimpin sumber kekuasaannya adalah aspirasi
bawahan.
Perbedaan antara pemimpin dan manajer tampak dari kompetensi atau
pun perannya masing-masing; yaitu :
 Pemimpin adalah orang yang dapat menentukan secara benar apa yang
harus dikerjakan
 Manajer adalah orang yang dapat mengerjakan secara benar semua tugas
dan tanggung jawab yang ditentukan
Manager Pemimpin
Membangun dan mengembangkan Membangun dan mengembangkan
struktur organisasi kultur organisasi
Merujuk pada alur kepengikutan Merujuk pada alur penemuan

7
Mengerjakan sesuatu yang benar Mengerjakan sesuatu dengan benar
Mengedepankan pemeliharaan dan Mengembangkan dan menginspirasi
pengendalian kepercayaan
Beranjak dengan “disini dan Berfokus pada upaya mengkreasi
sekarang” dari pencapaian tujuan tentang masa depan yang diinginkan
Memelihara level rendah keterlibatan Mempunyai empati terhadap orang
emosional lain dan memberi perhatian pada
setiap peristiwa dan makna tindakan
Mendesain dan membawa rencana, Memantapkan misi dan
mendorong tindakan, dan bekerja membangkitkan rasa untuk mencapai
efektif dengan orang arah tertentu
Mengembangkan pikiran dari Belajar dari organisasi
organisasi
Sumber: Stoner, Freeman, Gilbert dalam Danim (2008: 4-5)

2.2 Hakikat Pemimpin


“Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai
kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya
dengan menggunakan kekuasaan.”
Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk
mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-
tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin harus
memberikan suara arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam
melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang
tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai
wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan pengaruh,
dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa
yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana bawahan
melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan sosial yang

8
saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya tejadi
suatu hubungan timbal balik. Oleh sebab itu bahwa pemimpin diharapakan
memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, kareana apabila
tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka tujuan yang ingin dicapai
tidak akan dapat tercapai secara maksimal.

2.3 Teori Kepemimpinan


A. Teori dengan pengaruh kekuasaan
Teori yang dikemukakan oleh French dan Raven (1959) ini
menyatakan bahwa kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam satu
kelompok atau organisasi. Dengan perkataan lai, orang atauorang-orang
yang memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok
atau organisasi tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok
atau organisasi itu.
 Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga macam, yaitu :
1) Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan terbagi lagi
ke dalam beberapa jenis,yaitu :
a) Kekuasaan Formal atau legal 
Termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala
dinas, presiden atau perdana mentri dan sebagainya yang
mendapat kekuasaan karena ditunjuk dan/atau diperkuat dengan
peraturan atau perundangan yang resmi.
b)  Kendali atas Sumber dan Ganjaran
Majikan yang menggaji karyawan, majikan yang
mengupah buruh, kepala suku atau kepala kantor yang dapat
member ganjaran kepada bawahannya, dan sebagainya,
memimpin berdasarkan sumber kekuasaan seperti ini
c) Kendali atas Hukum 
Ganjaran biasanya terkait dengan hukuman sehingga
kendali atas ganjaran biasa juga kendali atas hukuman. Walaupun
demikian, ada kepemimpinan yang yang sumbernya hanya

9
kendali atas hukuman saja, ini merupakan kepemimpinan yang
didasarkan pada rasa takut. Contoh para preman yang memungut
pajak kepada pedagang, pedagang akan tunduk kepada preman
karena takut akan mendapat perlakuan kasar.
d) Kendali atas Informasi 
Informasi adalah ganjaran positif bagi orang yang
memerlukannya, sehingga siapa pun yang menguasai informasi
dapat menjadi pemimpin. Misal adalah orang yang paling tahu
arah jalan maka otomatis dia akan menjadi pimpinan rombongan.
e) Kendali Ekologi (lingkungan)
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasa situasi
(situational sengineering). Contoh adalah kendali atas
penempatan jabatan. Seorang atasan, manager, atau kepala bagian
personality mempunyai kekuasaan atas bawahannya, karena ia
boleh menentukan posisi anggotanya.

2) Kekuasaan yang bersumber dari kepribadian


Berbeda dari kepemimpinan kekuasaan, kekuasaan yang
bersumber pada kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu
sebagai berikut;
a) Keahlian atau Keterampilan
Dalam agama Islam, orang yang menjadi imam adalah
orang yang paling fasih membaca ayat Al-Qur’an. Demikian pula
dalam pesawat atau kapal, orang yang paling ahli dalam
mengemudilah yang akan menjadi pemimpin.
b) Persahabatan atau Kesetiaan
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada
kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan, sehingga
seseorang dianggap sebagai pemimpin.
c) Karisma
Ciri kepribadian yang menyebabkan timulnya kewibawaan
pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber

10
kekuasaan dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal ini
dibicarakan tersendiri dalam teori bakat.
3) Kekuasaan yang bersumber pada politik
Kekuasaan yang bersumber pada politik terdiri atas beberapa
jenis
a)      Kendali atas Proses Pembuatan Keputusan
Dalam organisasi, ketua menetukan apakah suatu
keputusan akan dibuat dan dilaksanakan atau tidak. Dan
sebagainya.
b) Koalisi
Kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan politik
ditentukan juga atas hak atau kewenangan untuk membuat kerja
sama denga kelompok lain.
c) Partisipasi
Pemimpin mengatur partisipasi anggotanya, siapa yang
boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa tiap anggota
berpartisipasi, dan sebagainya.
d) Institusionalisasi
Pemimpin agama menikahkan pasangan suami istri,
menentukan terbentuknya keluarga baru. Notaris atau hakim
menetukan berdirinya suatu yayasan atau perusahaan baru.

B. Teori bakat
Teori bakat dinamakan juga teori sifat (trait), teori karismatik atau
teori transformasi. Inti dari teori ini adalah bahwa kepemimpinan terjadi
karena sifat-sifat atau bakat yang khas yang terdapat dalam diri pemimpin
yang dapat diwujudkan dalam prilaku kepemimpinan. Sifat atau bakat itu
dinamakan karisma atau wibawa. Sebagai contoh adalah Bung Karno,
Adolf Hitler, Fidel Castro, Mahatma Gandhi, Ibu Theresa dan Martin
Luther King. Tokoh-tokoh ini memiliki sifat yang tidak dimiliki
pemimpin-pemimpin lain.

11
“ kewibawaan seorang pemimpin dapat mempengaruhi perilaku
orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang
tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh
pemimpin”.
Tahun 1940-an kajian tentang kepemimpinan didasarkan pada teori
sifat. Teori sifat adalah teori yang mencari sifat sifat kepribadian, sosial,
fisik, atau intelektual yang membedakan antara pemimpin dan bukan
pemimpin. Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dibawa sejak lahir atau
merupakan bakat bawaan. Misalnya ditemukan adanya enam macam sifat
yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin yaitu ambisi
dan energi, keinginan untuk memimpin, kejujuran dan integritas, rasa
percaya diri, inteligensi, dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan.
Namun demikian teori sifat ini tidak memberikan bukti dan adanya
indikasi kesuksesan seorang pemimpin

Di pihak lain, pemimpin-pemimpin karismatik tidak dapat


disamakan dengan tokoh-tokoh yang kewibawaan, kekuasaan atau
kepemimpinannya bersumber atau ditopang oleh legenda-legenda, mitos,
dan dongeng-dongeng. Misal keturunan raja, bangsawan, orang sakti,
keturunan yang dianggap titisan dewa dan sebagainya.

C. Teori perilaku
Teori prilaku memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin
dalam kaitannya dengan struktur dan organisasi kelompok. Oleh karena
itu, teori prilaku ini lebih sesuai untuk kepemimpinan dalam lingkungan
organisasi atau perusahaan, karena peran pemimpin digariskan dengan
jelas.
“ Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada
pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya ”.

Mintzberg (1973) mengemukakan sepuluh peran pemimpin


(manager) sebagai berikut; Peran dalam hubungan antarpribadi adalah

12
sebagai pemimpin, penghubung dan panutan. Peran yang berkaitan
dengan pemrosesan informasi adalah sebagai pemantau, penyebaran
informasi dan juru bicara. Peran yang berkaitan dengan pembuatan
keputusan adalah sebagai wiraswasta, penyelesaian gangguan,
pengalokasian sumber, dan negosiator.
Page juga memusatkan teori kepemimpinannya pada peran yang
dibawakan pemimipin dalam posisi managerial. Menurutnya ada
Sembilan kewajiban dan tanggung jawab manager dalam organisasi.
Yaitu penyelia (supervising), perencana dan pengorganisasi, pembuat
keputusan, pemantau indicator, pengendalian, perwakilan,
pengkooordinasi, konsultasi, dan administrasi.
Sebagai manager sudah barang tentu seseorang yang dapat
menduduki sembilan peran tersebut. Namun, setiap orang memiliki
kemampuan tersendiri, sehingga ada yang kuat di peran tertentu dan
lemah di peran yang lain.

D. Teori situasional
Teori situasional berintikan hubungan antara perilaku pemimpin
dan situasi dilingkungan pemimpin itu.dalam hal ini ada dua macam
hubungan, yaitu :
1. Perilaku pemimpin yang merupakan hasil atau akibat dari situasi
2. perilaku pemimpin merupakan penentu atau penyebab situasi.
Dengan perkataan lain, pada hubungan pertama, pemimpin
merupakan variabel ikutan (dependent variable), sedangkan yang kedua
masuk dalam variabel bebas (independent variable).
“ Seorang pemimpin harus mendiagnosa yang baik, bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan
”.

E. Teori big bang


Suatu peristiwa besar menciptakan seseorang menjadi pemimpin.
Mengintegrasikan antara situasi dan pengikut. Situasi merupakan peristiwa

13
besar seperti revolusi, kekacauan/kerusuhan, pemberontakan, reformasi.
Pengikut adalah orang yang mengokohkan seseorang dan bersedia patuh
dan taat

2.4 Proses Kepemimpinan


1. Pemimpin mengidentifikasi kebutuhan pegawai
2. Penetapan tujuan yang tepat
3. Pemimpin mengaitkan imbalan dengan tujuan
4. Pemimpin membantu pegawai dengan memperjelas jalur pencapaian
tujuan
5. Pegawai merasa puas dan termotivasi, lalu mereka menerima pemimpin
6. Timbul prestasi yang efektif
7. Pegawai dan perusahaan mencapai tujuannya dengan baik

2.5 Tugas Kepemimpinan


Tugas kepemimipinan, pada dasarnya meliputi dua bidang utama,
yaitu pencapaian tujuan birokrasi dan kekompakan orang yang
dipimipinnya. Tugas yang berhubungan dengan kekompakan disebut
relationship function. tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan
kelompok yaitu:
1. Memulai (initiating), yaitu usaha agar kelompok memulai kegiatan
atau gerakan tertentu.
2. Mengatur (regulaing), yaitu tindakan untuk mengatur arah angkah
kegiatan kelompok.
3. Memberitahu (informating), yaitu kegiatan memberi informasi, data,
fakta, pendapat yang diperlukan.
4. Mendukung (supporting), yaitu usaha untuk menerima gagasan,
pendapat, usul, dari bawah dan menyempurnakan dengan menambah
atau mengurangi untuk diginakan dalam rangka penyelesaian tugas
bersama.

14
5. Menilai (evaluating) yaitu tindakan untuk menguji gagasan yang
muncul atau cara kerja yang diambil dengan menunjukkan
konsekuaensi-konsekuansinya dan utnu ng ruginya.
6. Menyimpulkan (summrizing) yaitu kegiatan untuk mengumpulkan
dan merumuskan gagasan, pendapat dan usul muncul, menyingkat
lalu menyimpulkannya sebagai landasan untuk memikirkan lebih
lanjut,.

Tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kekompakan dalam


kelompok antara lain yaitu:
1. Mendorong (encourraging) yaitu bersikap hangat, bersahabat
menerima orang-orang.
2. Mengungkapkan perasaan (expressing feeling) yaitu tindakan
menyatakan perasaan terhadap kerja dan kekompakan kelompok,
seperti rasa puas, rasa senang, rasa bangga, dan ikut se-perasaan
dengan orang-orang yang dipimpinnya pada waktu mengalami
kesulitan, kegagalan, dan lain-lain.
3. Mendamaikan (harmonozing) yaitu tindakan mempertemukan dan
mendamaikan pendapat pendapat yang berbeda dan menurunkan
orang-orang yang bersitegang satu sama lain.
4. Mengalah (compromizing) yaitu kemampuan untuk mengubah
perassan orang-orang yang dipimipinnya.
5. Memperlancar (gatekeeping) yaitu kesediaan membantu
mempermudah keikutsertaan para anggota dalam kelompok, sehingga
semua secaa ikhlas menyumbangkandan mengungkapkan gagasan-
gagasa.
6. Memasang aturan main (setting standarts) yaitu tindakan
menyampaikan aturan dan tata tertib yang membantu kehidupan
kelompok.

2.6 Fungsi Kepemimpinan

15
Pendakatan perilaku membahas orientasi atau identifikasi
pemimpin.aspek pertama pendekatan prilaku kepemimpinan menekankan
pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya agar
kelompoknya dapat berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan
dua fungsi utama :
1. Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task releated) atau pemecahan
masalah.
2. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenence) atau
sosial.
Fungsi pertama menyangkut pemberian sara penyelesaian ,
informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang
dapat membantu kelompok dapat berjlan lebih lancar – persetujuan dengan
kelompok lain, penegahan pendapat, dan sebagainya.
Stoner, mengatakan bahwa fungsi kepemimpinanadalah agar
seseorang beroperasi secara efektif kelompok memerlukan seseorang
untuk melakukan dua hal fungsi utama, yaitu :
1. Berhubungan dengan tugas atau memecahkan masalah.
2. Memlihara kelompok atau sosial.

Hicks & gullet, membagi delapan fungsi kepemimpinan yaiu:


1. Pemimpin sebagai penengah
2. Pemimpin sebagai penganjur
3. Pemimpin sebagai pemenuhan tujuan
4. Pemimpin sebagai katalisator
5. Pemimpin sebagai pemberi jaminan
6. Pemimpin sebagai yang mewakili
7. Pemimpin sebagai pembangkit semangat, dan pemimpin sebagai
pemuji

Fungsi kepemimpinan menurut Siagian yaitu:


1. Pemimpin sebagai penentu arah, yaitu setiap birokrasi, baik dibidang
kenegaraan, keniagaan, politiik, sosial dan birokrasi kemayrakatan

16
ainnya, diciptakan atau dibentuk sebagai wahana untuk mencapai
tujuan tertentu, baik sifatnya jangka panjang, jangka pendek yang tidak
mungkin tercapai apabila tidak diusahakan dicapai oleh anggotanya
yang bertindak sendiri-sendiri, tanpa ditentukan arah oleh pimpinan
2. Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara birokrasi, yaitu dalam rangka
pencapaian tujuan, tidak ada birokrasi yang bergerak dalam suasana
terisolasi. Artinya, tidak ada birokrasi yang akan mampu mencapai
tujuannya tanpa memlihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak
diluar birokrasi itu sendir, yaitu pihak stakeholder.
3. Pemimpin sebagai komunikator, yaitu pemeliharan baik keluar
maupun ke dalam dilaksanakn dalam proses komunikasi, baik lisan
maupun tulisan.
4. Pemimpin sebagai mediator,sebagai penengah dalam suatu konflik
yang mungkin terjadi didalam birokrasi itu sendiri.
5. Pemimpin sebagai integrator, yaotu merupakan kenyataan kehidupan
birokrasi bahwa timbulnya kecenderungan beorfikir dan bertindak
bekotak-kotak dikalangan para anggota birokrasi dapat diakibatkan
oleh sikap positif, ataupun sikap negatif.

Selain fungsi-fungsi tersebut di atas, maka fungsi lain


kepemimpinan birokrasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Fungsi perintah, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat satu arah
arah kepa yang dipimpinnya.
2. Fungsi kosultatif, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat dua arah
kepada yang dipimpinnya meskipun pelaksanaannya sangat tergantung
pada pihak yang memimpin.
3. Fungsi partsipatif, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat dua arah
kepada yang dipimpinnya, tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan
manusia yang efektif antara pemimpin dan yang dipimpin. Dalam hal
ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya,
baik dalam keikutsertaan dalam mengambil keputusan maupun dalam
melaksananakan keputusan.

17
4. Fungsi delegasi, yaitu fungsi pemimpin untuk mendelegasikan
wewenang untuk membuat, menetapkan, dan atau melaksanakna
keputusan, baik melalui persetujuan mauun tanpa persetujuan
pimpinan.

2.7  Keterampilan/Kemampuan Yang Harus Dimiliki Pemimpin


1.      Ketrampilan presentasi
2.      Ketrampilan membangun tim yang kuat
3.      Ketrampilan negosiasi
4.      Ketrampilan bersikap baik
5.      Ketrampilan memotivasi
6.      Ketrampilan mengorganisasi

2.8 Gaya Kepemimpinan


A. Gaya otokratis
Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti
dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara
ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
1) Menggunakan metode pendekatan kekuasaan
2) Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan
3) Menata situasi kerja yang rumit
4) Berdasarkan atas ancaman dan hukuman
5) Memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat
6) Memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten

B. Gaya partisipatif
 Cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar
mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan
organisasi.Pemimpin yang mengikutsertakan bawahan dalam pengambilan
keputusan
1) Mendesentrelisasikan wewenang
2) Keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak

18
3) Keterlibatan dalam aktivitas organisasi
4) Berbagi tanggung jawab

C. Gaya demokrasi
Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian
dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha
bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap
anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam
segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan
penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam
usahan pencapaian tujuan.
1) Pengambilan keputusan yang kooperatif
2) Pemimpin humble & dapat bekerjasama
3) Mengutamakan mutu kerja

D. Gaya kendali bebas


Pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan
diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para
bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya
dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil
inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari
para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat
memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa
kekangan.
1) Memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan
2) Struktur organisasi bersifat longgar
3) Pemimpin bersifat pasif

2.9 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan


1. Kepribadian, pengalaman masa lalu dan harapan pimpinan, hal ini
mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan

19
mempengaruhi pilihan akan gaya. Sebagai contoh, jika ia pernah sukses
dengan cara menghargai bawahan dalam pemenuhan kebutuhannya,
cenderung akan menerapkan gaya kepemimpina yang berorientasi kepada
bawahan/orang.
2. Pengharapan dan perilaku atasan, sebagai contoh atasan yang secara jelas
memakai gaya yang berorientasi pada tugas, cenderung manajer
menggunakan gaya itu.
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan, mempengaruhi terhadap
gaya kepemimpinan manajer. Sebagai contoh, karyawan yang
mempunyai kemampuan tinggi biasanya akan kurang memerlukan
pendekatan yang direktif dari pimpinan.
4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga mempengaruhi gaya
pemimpin, sebagai contoh bawahan yang bekerja pada bagian
pengolahan data (litbang) menyukai pengarahan yang lebih berorientasi
pada tugas.
5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku
bawahan. Sebagai contoh kebijakan dalam pemberian penghargaan,
imbalan, dengan skala gaji yang ditunjang dengan insentif lain (dana
pensiun, bonus, cuti) akan mempengaruhi motivasi kerja bawahan
6. Harapan dan perilaku rekan, sebagai contoh manajer membentuk
persahabatan dengan rekan-rekan dalam organisasi. Sikap mereka ada
yang merusak reputasi, tidak mau kooperatif, berlomba memperebutkan
sumber daya, sehingga mempengaruhi perilaku rekannya

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai


kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya
dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin
memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya
sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
pemimpin, kepemimpinan dan kekuasaan memiliki keterikatan yang
erat. untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama
lainnya, tetapi banyak faktor. pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki
beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang
digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya,
atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh
terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan

3.2 Saran
Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan
saran-saran sebagai berikut :
1. Hendaknya para pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang
pendidikan dalam melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya dalam
mempengaruhi para bawahannya berdasarkan pada kriteria-kriteria
kepemimpinan yang baik.
2. Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorang
pemimpin.
3. Dalam melaksanakan akvititasnya baik pemimpin ataupun yang dipimpin
menjalin suatu hubungan kerjsama yang saling mendukung untuk
tercapainya tujuan organisasi atau instnasi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Wahyu Sumijo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan


Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 49.
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), hal. 98-100.
Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2004).
Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang :
Bumi Aksara, 1994).
Dadang Sulaeman dan Sunaryo, Psikologi Pendidikan, (Bandung : IKIP Bandung,
1983).
I.Nyoman Bertha, Filsafat dan Teori Pendidikan, (Bandung : FIP IKIP Bandung,
1983).
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-
Sumber Benih Kecerdasan, 1981).
Maman Suherman, Pengembangan Sarana Belajar, (Jakarta : Karunia, 1986).
Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa
Promo, 1999).
Marsetio Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir,
(Surabaya : 1982).
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya,
1996).
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek
Profesional, (Bandung : Angkasa, 1983).
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konteporer, (Bandung : Alfabeta, 2005).
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995.
Usman, Husaini. 2013. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan Edisi 4.
Jakarta Timur : PT Ikrar Mandiriabadi.

22

Anda mungkin juga menyukai