Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Ekonomi Bisnis

Ekonomi bisnis adalah bidang ekonomi terapan yang mempelajari masalah keuangan,
organisasi, terkait pasar, dan lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan.

Ekonomi bisnis bisa diartikan sebagai suatu bidang ilmu ekonomi terapan yang
mempunyai tujuan utama untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap bisnis dengan
didasarkan pada teori ekonomi dan juga metode kuantitatif.Ekonomi bisnis juga mempunyai
peranan penting dalam berkontribusi pada struktur organisasi dan hubungan kerjasama antar
perusahaan dengan pasar modal, tenaga kerja hingga produk yang dihasilkan langsung oleh
perusahaan bersangkutan.

Ekonomi bisnis bisa dikatakan lebih fokus dalam memadukan antara dua sudut
pandang yakni melalui teori ekonomi dan juga pendekatan secara kuantitatif. Sehingga,
nantinya hasil dari analisa yang sudah dilakukan dalam kurun waktu tertentu, bisa digunakan
sebagai dasar dalam membuat keputusan-keputusan penting sehingga bisnis bisa berjalan
dengan baik.

Ekonomi secara umum didasarkan pada pembelajaran mengenai komponen dan


fungsi dari pasar tertentu yang melibatkan penawaran, permintaan, dan dampak dari konsep
kelangkaan. Sementara untuk ekonomi yang ada di dalam bisnis akan lebih berfokus pada
berbagai elemen hingga faktor yang ada dalam kegiatan operasional bisnis itu sendiri.
Kemudian, cara apa saja yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk bisa terhubung langsung
dengan kondisi ekonomi secara keseluruhan.

B. Contoh Dan Karakteristik Ekonomi Bisnis

Contoh dari ekonomi dalam bisnis bisa dilihat pada kewirausahaan yang berhubungan
dan berinteraksi secara langsung dari 4 aspek usaha itu sendiri seperti penyedia modal,
karyawan, pemerintah dan konsumen.

Dengan demikian, ekonomi dalam bisnis mempunyai peranan sangat penting dalam
kehidupan ekonomi yang kita lakukan sehari-hari. Jika melihat langsung praktik bisnis di
lapangan, proses perkembangannya bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang
bermanfaat bagi semua pelaku usaha, terlebih pada bidang ilmu ekonomi dalam bisnis.Tujuan
dari ekonomi bisnis  adalah untuk mendapatkan penghasilan. Namun, perlu dipahami bahwa
penghasilan disini tidak asal ada saja, melainkan wajib membawa keuntungan (laba).

Karakteristik ekonomi bisnis,yaitu :

 Mempunyai teori dalam berbisnis, prinsip yang digunakan dalam berbisnis dan
penerapan konsep ekonomi.
 Ekonomi bisnis untuk level ekonomi mikro berkaitan langsung dengan permasalahan
pada individu itu sendiri.ekonomi mikro adalah ilmu ekonomi yang mempelajari
tentang kurva permintaan dan penawaran yang kemudian turut membantu memahami
pola hubungan antara perubahan upah,pola pekerjaan yang sesuai serta memahami
variabel biaya pada produksi
 Ekonomi bisnis untuk level ekonomi makro berkaitan langsung dengan berbagai
ruang lingkup usaha yang lebih luas seperti kemampuan pengusaha dalam memahami
perdagangan internasional, masalah moneter, anggaran, kebijakan pemerintah tentang
pajak, hubungan perburuhan, siklus bisnis hingga pendapatan nasional. Dengan
mengetahui konsep dari ekonomi makro ini, pengusaha bisa lebih bijak dan tepat
dalam mengambil berbagai keputusan demi mewujudkan masa depan perusahaan
yang lebih baik.

C. Ruang Lingkup Ekonomi Dalam Bisnis

Ruang lingkup Ekonomi dalam bisnis berakar pada teori ekonomi. Tetapi cakupannya
berbeda dengan teori ekonomi. Ekonomi bisnis menyediakan manajemen dengan alat
perencanaan strategis.Dengan demikian, perspektif dunia bisnis akan diperjelas terkait dengan
cara kerjanya. Ekonomi dalam bisnis terutama berkaitan dengan penerapan prinsip dan teori
ekonomi.

Ruang lingkup ekonomi bisnis mencakup dua bidang pengambilan keputusan yaitu:
1. Masalah Operasional atau Internal.
→ Merupakan masalah yang dihadapi seorang manajer perusahaan bisnis
terkait dengan masalah internal perusahaan. Masalah-masalah tersebut perlu
dikendalikan oleh seorang manajer perusahaan dengan bantuan teori dan prinsip
ekonomi, yang diantaranya sebagai berikut.
a) Apa yang harus dihasilkan? Misalnya, mengenai, masalah pilihan komoditas.
b) Bagaimana cara menghasilkan? Misalnya, teknik apa yang harus digunakan?
Apakah itu teknik padat modal atau teknik padat karya.
c) Berapa rasio modal-tenaga kerja yang akan digunakan?
d) Berapa harga yang harus dipungut?
e) Bagaimana cara berinvestasi? Dan berapa jumlahnya?
f) Bagaimana cara menjual? Berapa harganya? Bagaimana cara bersaing?
g) Bagaimana modal dan laba dapat dikelola untuk memanfaatkannya dengan
sebaik-baiknya? Dan lain sebagainya.

Masalah-masalah tersebut terkait dengan teori dan prinsip ekonomi,


diantaranya sebagai berikut :

a) Analisis permintaan
b) Teori produksi
c) Analisis biaya
d) Teori harga
e) Teori laba
f) Alokasi sumber daya
g) Analisis modal-investasi
h) Manajemen persediaan
i) Periklanan

2. Masalah Lingkungan atau Eksternal.


→ Masalah-masalah ini terkait dengan lingkungan bisnis umum di mana
perusahaan atau bisnis tersebut beroperasi, diantaranya :

a) lingkungan sosial,
b) ekonomi dan politik,
c) lingkungan ekonomi termasuk jenis sistem ekonomi,
d) situasi yang ada di bidang produksi,
e) pendapatan,
f) pekerjaan,
g) harga,
h) tabungan
i) investasi,
j) lembaga keuangan seperti bank,
k) perusahaan keuangan,
l) asuransi perusahaan,
m) tren dalam ekonomi bisnis internasional
n) permasalahan ekonomi bisnis eksekutif lainnya.

Masalah-masalah tersebut juga mencakup kondisi yang berlaku di pasar


tenaga kerja dan pasar modal, kebijakan pemerintah, kebijakan industri, koperasi
konsumen kebijakan moneter, dan lain sebagainya. Lingkungan politik terkait dengan
kegiatan negara.

Masalah eksternal atau lingkungan dalam ekonomi bismis terkait dengan


Makro-Ekonomi. Dengan demikian, ruang lingkup pendekatan ini juga meliputi
bidang mikro dan juga makro.Seorang manajer sebuah perusahaan bisnis akan
menghadapi berbagai masalah dalam pekerjaan sehari-harinya. Masalah-masalah ini
dibagi menjadi dua jenis. Jenis masalah pertama terkait dengan masalah dalam
perusahaan bisnis dan jenis masalah lainnya terkait dengan masalah lingkungan
sekitar perusahaan bisnis

D. Ekonomi Bisnis Internasional


1. Bentuk ekonomi bisnis internasional
Ekonomi bisnis internasional pada dasarnya juga memanfaatkan metode yang
berkaitan dengan analisis dasar yang sama dengan cabang-cabang ilmu ekonomi
lain.Hal tersebut jelas disebabkan karena motif dan perilaku baik itu individu maupun
perusahaan dalam sebuah bisnis internasional sama dengan perdagangan yang
dilakukan secara lokal.
Satu hal yang membedakan antara pendekatan biasa ini dengan ekonomi
bisnis internasional hanyalah permasalahan yang terkait dengan bisnis itu melibatkan
hubungan ekonomi antara negara yang satu dengan negara yang lain.Hal seperti itu
akan membentuk setidaknya 3 hubungan yang berbeda walaupun ketiganya itu juga
memiliki keterkaitan, seperti berikut ini.

a) Bentuk hubungan ekonomi bisnis pertukaran hasil

→ Contohnya bisa dilihat dari praktek ekspor sumber daya alam yang
dimiliki Indonesia dan praktek impor sumber daya alam yang berasal dari
negara lain dan kemudian masuk ke Indonesia.

Pertukaran hasil atau dalam hal ini juga disebut dengan output tidak
hanya sebatas barang saja, melainkan jasa ikut pula di dalamnya yang terbukti
dari pertukaran jasa turisme antara Indonesia dengan negara-negara lain.

b) Bentuk hubungan pertukaran aliran sarana produksi

→ yaitu hubungan ekonomi dalam pertukaran modal,tenaga kerja,serta


teknologi

Bentuk pendekatan ini internasional ini bisa dilihat dari contoh adanya
tenaga kerja Indonesia yang bekerja di negara lain, begitu pula tenaga kerja luar
negeri juga memiliki kesempatan bekerja di Indonesia.

Penyebab tenaga kerja bekerja bukan di negaranya sendiri juga


bermacam-macam, ada yang disebabkan karena faktor imbalan yang nilainya
lebih tinggi di negara lain, adanya program bantuan luar negeri, atau ada juga
yang disebabkan karena faktor darurat seperti ancaman perang dan lain
sebagainya.

Meskipun ada bermacam-macam aliran sarana produksi yang dapat


ditukarkan antara negara satu dengan yang lainnya, namun tanah yang juga
merupakan salah satu sarana produksi adalah contoh yang tidak dapat mengalir
ke negara lain, karena tanah bersifat terikat pada lokasinya, meskipun demikian
sumber daya alam yang terkandung dalam tanah masih dapat ditukarkan ke
negara lain.

c) Bentuk hubungan pendekatan terkait hutang piutang atau kredit


→ Sama halnya dengan hubungan ekonomi yang melibatkan individu,
maka dalam ekonomi bisnis internasional baik itu yang dilakukan pemerintah
ataupun antar perusahaan tentunya juga masih akan terkait dengan hutang
piutang.

Umumnya, terjadinya hutang piutang ini disebabkan karena adanya


hubungan perdagangan serta bentuk hubungan aliran sarana produksi yang
sudah dijelaskan di atas.

Contohnya seperti ada perusahaan Indonesia yang mengimpor mesin


giling ke Jepang dengan proses penjualan secara kredit, maka hubungan bisnis
tersebut secara langsung akan menimbulkan terjadinya hutang piutang.

Begitupun sebaliknya, jika misalnya ada perusahaan Amerika Serikat


yang mengekspor gandum ke Indonesia dengan proses penjualan secara kredit,
hal seperti itu juga akan langsung menimbulkan hutang piutang.

2. Teori ekonomi bisnis internasional


a) Teori Merkantilisme
→ Teori Merkantilisme berpedoman kuat pada falsafah ekonomi yang
mana suatu negara bisa disebut sebagai negara makmur jika semua kebutuhan
yang ada hanya dipenuhi pada sumber daya alam milik negara itu sendiri, bukan
bergantung pada negara lain.negara tersebut juga tetap berusaha meningkatkan
kemakmuran dengan cara memiliki kebijakan yang terus meningkatkan ekspor
dan berusaha untuk mengurangi impor.

Teori merkantilisme ini kemudian diserang oleh seorang ekonom


ternama, Smith yang memang memiliki prinsip bahwa kesejahteraan dalam
sebuah negara bergantung dengan ketersediaan logam mulia yang melimpah.

Bila mengacu pada teori ini, maka negara-negara makmur di Eropa yang
tidak memiliki daerah pertambangan, misalnya seperti Inggris, akan cenderung
berusaha meningkatkan perdagangan internasionalnya untuk bisa mendapatkan
logam mulia seperti emas dan perak.

Pemerintah negara-negara maju tersebut akan berusaha sebaik mungkin


untuk terus mempromosikan kuota ekspor sekaligus tetap meminimalisir impor.
Surplus perdagangan pun dapat tercapai dengan cara mengurangi bea masuk
impor dan meningkatkan subsidi pemerintah kepada para ekportir demi semakin
lancarnya peningkatan ekspor.

Teori merkantilisme ini juga sering disebut sebagai nasionalisme ekonomi


yang mana memiliki kebijakan industri dengan dasar intervensi negara yang
kuat. Hal tersebut bisa dilihat dari usaha pemerintah untuk menasionalisasi
berbagai industri serta bank penting, guna membuat negara bisa menjadi
pemegang saham, penyandang dana sekaligus pihak yang memasarkan produk
dari industri tersebut.

Negara-negara Eropa yang menganut sistem merkantilisme pada masa


tersebut adalah Portugis, Belanda, Spanyol, Inggris, Perancis.

b) Teori Keunggulan Absolut


→ Teori Keunggulan Absolut diutarakan oleh Adam Smith yang mana
kegiatan ekonomi suatu negara itu harus seimbang baik itu dari segi impor dan
ekspornya, sehingga antara satu negara dengan negara lain bisa sama-sama
mendapatkan keuntungan.

Adam Smith ekonom yang tidak setuju dengan merkantilisme


menyatakan bahwa pemerintah tidak seharusnya berusaha mengendalikan pasar,
mulai dari arah, volume hingga komposisi perdagangan sudah seharusnya tidak
dikendalikan secara penuh oleh pemerintah.

Menurut Smith, hal tersebut akan membuat masing-masing negara bisa


lebih khusus dalam memproduksi barang tertentu yang mana hasil produksinya
akan lebih efisien karena dapat unggul secara absolut, baik itu secara alamiah
ataupun karena faktor perolehannya.

Dengan teori keunggulan absolut yang diciptakannya itu, Smith


menegaskan bahwa sebagian barang-barang yang berhasil diekspor itu dapat
membayar barang impor dari negara lain. Oleh sebab itu, kedua negara yang
saling bertukar hasil perdagangan itu akan sama-sama mendapatkan
keuntungan.

Selain itu, teori keunggulan absolut juga akan membuat suatu negara
lebih untung lebih besar disebabkan karena, jika suatu negara fokus
memproduksi satu jenis barang, jumlah barang yang diproduksi akan lebih
banyak, kualitas dari barang tersebut juga akan lebih bagus dan tentunya dapat
diperdagangkan dengan harga yang jauh lebih murah.

Keunggulan absolut Adam Smith dilandaskan pada beberapa asumsi, termasuk:


 Input atau faktor produksi hanya tenaga kerja dan biaya produksi
barang dihitung dari jumlah relatif tenaga kerja yang diperlukan.
 Perdagangan melibatkan dua negara dan dua barang. 
 Barang mengalir bebas antar kedua negara (perdagangan bebas).
 Tenaga kerja tidak bisa bergerak (immobile) antar negara tapi bergerak
bebas (mobile) hanya di dalam negara.
 Tidak ada biaya transportasi yang dapat mempengaruhi harga jual saat
barang tiba di negara tujuan.

c) Teori Keunggulan Komparatif


→ Teori Keunggulan Komparatif diutarakan oleh Ricardo pada tahun
1817 yang mana keunggulan itu bisa didapatkan oleh suatu negara yang
memproduksi produk khusus dan bisa menetapkan biaya produksi yang lebih
rendah jika dibandingkan dengan negara lain.dapat dibedakan menjadi
perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri
Perdagangan dalam negeri berdasarkan teori keunggulan komparatif
Ricardo ini tetap mengacu pada teori keunggulan absolut milik Adam Smith,
sedangkan perdagangan luar negerinya mengacu pada teori keunggulan biaya
komparatif yang ia kemukakan.

Pada dasarnya, teori ini memiliki maksud bahwa keunggulan yang


diperoleh sebuah negara penghasil produk khusus akan menghasilkan produk
dengan biaya produksi lebih rendah dari negara lain.

Berdasarkan teori ini, bisa juga disimpulkan bahwa meskipun bukan


dengan negara yang sama-sama menghasilkan produk khusus atau dengan kata
lain sama-sama menganut teori keunggulan absolut, negara tersebut masih dapat
melakukan perdagangan.Oleh sebab itu, negara yang cenderung menghasilkan
produk khusus akan memiliki keunggulan komparatif terhadap negara lain.

Teori keunggulan komparatif tersebut juga mempunyai beberapa


asumsi, antara lain:
1) Pertama yaitu perdagangan hanya bisa terjadi antar dua negara saja.
2) Yang kedua adalah objek barang ataupun akomodasi yang berada di
dalam proses perdagangan hanya diizinkan dua jenis saja.
3) Ketiga yaitu setiap negara hanya diizinkan mempunyai dua unit faktor
produksi.
4) Sifat skala produksi dari proses yang sudah dilakukan adalah content
return to scale.
5) Di dalam teori ini akan diberlakukan teori nilai kerja.

Teori keunggulan komparatif ini jika disimpulkan akan menghasilkan


beberapa faktor, seperti berikut ini.
1) Perdagangan internasional hanya bisa dilakukan oleh dua negara.
2) Barang yang diperdagangkan antara dua negara itu hanya terdiri dari
dua jenis.
3) Perdagangan yang terjadi antara dua negara dapat dilakukan secara
bebas.
4) Tenaga kerja bisa bebas beraktivitas di dalam negeri.
5) Biaya produksi lebih murah dan tetap.
6) Transportasi tidak membutuhkan biaya khusus.
7) Tidak terjadi perubahan teknologi.

Kritik terhadap keunggulan absolut,yaitu :


1) Produksi dan juga perdagangan tak hanya melibatkan dua produk atau dua
negara saja. Asumsi dua produk tersebut masih jauh dari kenyataan, dimana
kegiatan ekspor dan impor biasanya melibatkan banyak negara dan juga
produk.
2) Perdagangan antara negara akan melibatkan biaya transportasi. Sehingga jika
kita mengasumsikannya tidak ada, maka hal itu adalah mustahil. Biaya
transportasi akan mempengaruhi harga jual dan mungkin saja akan
menghilangkan keunggulan dari perbedaan biaya peluang.
3) Tenaga kerja bukan satu-satunya faktor produksi. Ada faktor lain yang juga
berperan sangat penting dalam produksi seperti modal, kewirausahaan, dan
sumber daya alam.
4) Tenaga kerja tidak harus selalu mobile. Pekerja memerlukan waktu untuk
menemukan pekerjaan yang baru saat beralih ke industri yang berbeda. Tak
hanya itu, di era globalisasi seperti sekarang ini, mereka juga bisa dengan
mudah berpindah antar negara dengan tujuan untuk mengejar kesempatan
yang lebih baik lagi.
5) Model akan mengecualikan efek teknologi. Dimana kemajuan teknologi akan
mempengaruhi perbedaan produktivitas tenaga kerja. Hal itu juga akan
berpengaruh pada perbedaan kualitas barang modal yang ada di suatu negara,
dimana tidak diperhitungkan dalam model.

Perbedaan keunggulan absolut dan keunggulan komperatif,yaitu :

Keunggulan absolut Keunggulan komperatif


merujuk kepada kemampuan merujuk pada kemampuan memproduksi
memproduksi barang dalam kuantitas barang dan jasa dengan pengeluaran lebih
lebih besar dibandingkan kompetitor. kecil, tetapi tidak harus pada kuantitas yang
lebih besar atau kualitas yang lebih baik.
negara hanya akan mengekspor barang negara bisa mengekspor barang yang
yang hanya diproduksi di negara tersebut. diproduksi negara lain dengan biaya lebih
murah atau terjangkau.
Keunggulan ini menentukan alokasi Keunggulan ini menjadi penentu arah
sumber daya, pola perdagangan, serta perdagangan serta produksi internasional
volume perdagangan
Tidak adanya timbal balik perdagangan Adanya hubungan timbal balik
Melibatkan faktor biaya Melibatkan faktor biaya peluang
d) Teori Faktor Endowment
→ Teori Faktor Endowment diutarakan oleh Heckscher – Ohlin berfokus
pada perbedaan antara internasional dan interregional yang berhubungan
langsung dengan besaran biaya produksi yang muncul karena dalam prosesnya
terdapat perbedaan pasokan dari sarana produksi.Factor endowment atau secara
harfiah “jumlah faktor” mengacu pada stok faktor produksi di suatu negara.
Faktor-faktor produksi termasuk tanah, tenaga kerja, modal, dan sumber daya
alam. Jumlah faktor juga mencakup teknologi dan infrastruktur seperti jalan,
kereta api, dan pelabuhan.

mengacu pada perbedaan internasional dan juga interregional yang


berkaitan dengan biaya produksi yang muncul karena adanya perbedaan
pasokan sarana produksi.Sarana produksi yang berlimpah secara tidak langsung
akan bisa memperendah biaya produksi dan pastinya dapat diperdagangkan
dengan harga yang lebih murah pula dalam pasar perdagangan internasional.

Contoh nyatanya, seperti China yang memiliki sarana produksi lebih


besar jumlahnya daripada negara-negara di Eropa khususnya dalam hal tenaga
kerja, maka produksi barang yang dihasilkan di China akan membutuhkan biaya
produksi yang lebih sedikit, sehingga barang produksi yang dihasilkan pun
dapat dijual dengan harga yang relatif lebih murah.

Berbeda halnya dengan negara-negara di Eropa yang kurang memiliki


sarana produksi yang diperlukan, dalam hal ini tenaga kerja. Hal tersebut
membuat biaya produksi mereka menjadi lebih tinggi, sebab fokus
menggunakan mesin untuk membuat barang-barang. Hal tersebut membuat
barang-barang produksi negara-negara Eropa diperdagangkan dengan harga
yang lebih mahal.
Kesimpulan

Dalam suatu bisnis, diperlukan penggunaan bidang ilmu ekonomi di dalamnya dengan tujuan
agar bisa membantu proses analisis berbagai masalah terkait organisasi, pasar, kondisi
keuangan hingga lingkungan yang harus dihadapi oleh perusahaan, sehingga diharapkan
dalam perjalanannya, bisnis itu bisa semakin berkembang dari waktu ke waktu.

Referensi:

Caroline Banton, Business Economics,

Toppr, Meaning of Business Economics,

Wikipedia, Business Economics,

Business Economics,

https://pintu.co.id/blog/ekonomi-bisnis-adalah

Anda mungkin juga menyukai