Anda di halaman 1dari 18

KEPEMIMPINAN VISIONER DAN

KONSEP KEPEMIMPINAN

MAKALAH KEPEMIMPINAN

Makalah ini Diajukan kepada Sri Rahmah Dewi Saragih M. Pd untuk


Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Kepemimpinan

OLEH KELOMPOK 06 :
KELAS: II B MATEMATIKA
CHRISTINA HASIBUAN (19051009)
MILANI RAYI ARUM (19051010)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS ASAHAN
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah kepemimpinan yang berjudul “Kepemimpinan Visioner dan Konsep
Kepemimpinan”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kepemimpinan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis tidak terlepas dari
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulisan makalah ini.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat memperbaiki kesalahan pada masa mendatang.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II ISI
2.1 Kepemimpinan Visioner ........................................................................ 3
2.1.1 Defenisi kepemimpinan Visioner .............................................. 3
2.2.2 Karakteristik dan Strategi kepemimpinan Visioner .................. 4
2.1.2 Peran dan Kompetensi Pemimpin Visioner ............................... 6
2.2 Konsep Kepemimpinan ......................................................................... 9
2.2.1 Defenisi dan Konsep-konsep Kepemimpinan............................ 9
2.2.2 Teori-teori dan Tipe-tipe Kepemimpinan .................................. 11
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 14
3.2 Saran ..................................................................................................... 14
Daftar Pustaka .................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan adalah suatu konsep yang sangat dekat dengan kesuksesan dalam
mencapai tujuan suatu organisasi. Kepemimpin akan sangat mewarnai, mempengaruhi
bahkan menentukan bagaiman perjalanan suatu organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.
Membahas topik kepemimpinan seperti mengarungi samudera luas yang mendapat
pasokan air dari ratusan sungai yang tak pernah kering. Selalu saja saja ada perkembangan
dalam organisasi pada setiap jaman yang menuntut karakteristik kepemimpinan tertentu.
Perkembangan teori kepemimpinan telah banyak dimunculkan oleh para pakar, antara lain:
kepemimpinan karismatik, kepemimpinan militeristik, kepemimpinan situasional,
kepemimpinan transformasional, hingga kepemimpinan visioner.
Pengertian konsep kepemimpinan sendiri mendapat banyak perhatian dari para ahli.
Dubin (1968:385) dalam Megan Crawford (2005:41) melihat kepemimpinan sebagai latihan
otoritas dan pembuatan keputusan, sementara Fiedler (1967:8) memandang pemimpin
sebagai individu di dalam kelompok yang diberi tugas untuk mengatur dan mengkoordinasi
aktivitas-aktivitas kelompok yang berhubungan dengan tugas’. A.B. Susanto (2007 : 5)
mengatakan bahwa tugas seorang pemimpin adalah membuat program visioning yang mampu
mengutarakan visi dan misinya.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam era yang sangat cepat berubah, dimana segala aspek yang mempengaruhi
perkembangan organisasi menjadi begitu sangat besar pengaruhnya. Organisasi
membutuhkan kepemimpinan yang mampu mengembangkan organisasi-nya dengan baik
sampai jauh ke depan, melampaui usia zamannya. Berdasarkan uraian tersebut, dalam bentuk
pertanyaan perumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah defenisi kepemimpinan visioner ?
2. Apakah karakteristik dan strategi kepemimpinan visioner?
3. Apa saja peran dan kompetensi pemimpin visioner ?
4. Apakah konsep kepemimpinan?
5. Apa saja teori dan tipe kepemimpinan?

1
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan defenisi kepemimpinan visioner.
2. Mendeskripsikan karakteristik dan strategi kepemimpinan visioner.
3. Mendeskripsikan peran dan kompetensi pemimpin visioner.
4. Mendeskripsikan konsep kepemimpinan.
5. Mendeskripsikan teori dan tipe kepemimpinan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kepemimpinan Visioner


2.1.1 Defenisi Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan adalah kemampuan berupa keterampilan, skill (kecakapan), performa,
dan pengalaman manajerial dan administrasi yang dimiliki seorang pemimpin dalam satu
organisasi untuk mempengaruhi orang-orang agar dapat bekerjasama secara sukarela dalam
mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang dipimpinnya.
Kepemimpinan visioner melibatkan kesanggupan, kemampuan, kepiawaian yang luar
biasa untuk menawarkan kesuksesan dan kejayaan di masa depan. Seorang pemimpin yang
visioner mampu mengantisipasi segala kejadian yang mungkin timbul, mengelola masa depan
dan mendorong orang lain utuk berbuat dengan cara-cara yang tepat. Hal itu berarti,
pemimpin yang visioner mampu melihat tantangan dan peluang sebelum keduanya terjadi
sambil kemudian memposisikan organisasi mencapai tujuan-tujuan terbaiknya.
Pemimpin yang visioner (visionary leaders) adalah mereka yang mampu membangun
bekerja dengan intuisi dan imajinasi, penghayatan, dan boldness. Mereka menghadirkan
tantangan sebagai upaya memberikan yang terbaik untuk organisasi dan menjadikannya
sebagai sesuatu yang menggugah untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka bekerja dengan
kekuatan penuh dan tercerahkan dengan tujuan-tujuan yang lebih tinggi. Pandangannya jauh
ke depan. Mereka adalah para social innovator, agen perubah, memandang sesuatu dengan
utuh (big picture) dan selalu berfikir strategis. Pentingnya seorang pemimpin memiliki
kemampuan menggambarkan dengan jelas tujuan-tujuan yang akan diraihnya di masa depan
adalah syarat utama bagi seorang pemimpin yang visioner.
Kepemimpinan yang visioner merupakan kepemimpinan yang mampu mengem-
bangkan intuisi, imajinasi dan kretaifitasnya untuk mengembangkan organisasinya. Dia
memiliki kemampuan untuk memimpin menjalankan misi organisasinya melalui serangkaian
kebijakan dan tindakan yang progressif menapaki tahapan-tahapan pencapaian tujuannya,
adaptif terhadap segala perubaahan dan tantangan yang dihadapi, serta efisien dan efektif
dalam pengelolaan segala sumberdaya yang dimilikinya. Pemimpin yang visoner
menjalankan kepemim-pinannya dengan dukungan penuh dari seluruh staf dan semua pihak
yang terkait dengannya, disebabkan kepiawaiannya dalam meyakinkan mereka bahwa apa
yang mereka laksanakan akan memberikan yang terbaik buat semua pihak.

3
2.1.2 Karakteristik dan Strategi Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner memiliki ciri-ciri yang menggambarkan segala sikap dan
perilakunya yang menunjukkan kepemimpinannya yang berorientasi kepada pencapaian visi,
jauh memandang ke depan dan terbiasa menghadapi segala tantangan dan resiko. Diantara
cirri-ciri utama kepemimpinan visioner adalah:
1. Berwawasan ke masa depan, bertindak sebagai motivator, berorientasi pada the best
performance untuk pemberdayaan, kesanggupan untuk memberikan arahan konkrit yang
sistematis.
2. Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, tidak peragu dan selalu siap
menghadapi resiko. Pada saat yang bersamaan, pemimpin visioner juga menunjukkan
perhitungan yang cermat, teliti dan akurat. Memandang sumber daya, terutama
sumberdaya manusia sebagai asset yang sangat berharga dan memberikan perhatian dan
perlindungan yang baik terhadap mereka.
3. Mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam menggapai
tujuan, menjadi model (teladan) yang secara konsisten menunjukkan nilai-nilai
kepemimpinannya, memberikan umpan balik positif, selalu menghargai kerja keras dan
prestasi yang ditunjukkan oleh siapun yang telah memberi kontribusi.
4. Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah, mengelola “mimpi”
menjadi kenyataan, mengajak orang lain untuk berubah, bergerak ke “new place”.
Mampu memberi inspirasi, memotivasi orang lain untuk bekerja lebih kreatif dan bekerja
lebih keras untuk mendapatkan situsi dan kondisi yang lebih baik.
5. Mampu mengubah visi ke dalam aksi, menjelaskan dengan baik maksud visi kepada
orang lain, dan secara pribadi sangat commited terhadap visi tersebut.
6. Berpegang erat kepada nilai-nilii spiritual yang diyakininya. Memiliki integritas
kepribadian yang kuat, memancarkan energi, vitalitas dan kemauan yang membara untuk
selalu berdiri pada posisi yang segaris dengan nilai-nilai spiritual. Menjadi orang yang
terdepan dan pertama dalam menerapkan nilai-nilai luhur.
7. Membangun hubungan (relationship) secara efektif, memberi penghargaan dan respek.
Sangat peduli kepada orang lain (bawahan), memandang orang lain sebagai asset
berharga yang harus di perhatikan, memperlakukan mereka dengan baik dan hangat
layaknya keluarga. Sangat responsif terhadap segala kebutuhan orang lain dan membantu
mereka berkembang, mandiri dan membimbing menemukan jalan masa depan mereka.
8. Inovatif dan proaktif dalam menemukan dunia baru. Membantu mengubah dari cara
berfikir yang konvensional (old mental maps) ke paradigma baru yang dinamis.
4
Melakukan terobosan-terobosan berfikir yang kreatif dan produktif (out-box thinking).
Lebih bersikap atisipatif dalam mengayunkan langkah perubahan, dan berupaya sedapat
mungkin menggunakan pendekatan “win-win” daripada “win-lose”.

Frank Martinelly (2007) menguraikan startegi bagaimana seharusnya menjadi


pemimpin yang visioner. Menurutnya ada lima langkah yang harus dilakukan, yaitu:
1. Fokus kepada tujuan organisasi
Seluruh tindakan dan pengambilan keputusan harus di arahkan kepada semata-mata upaya
pencapaian tujuan final dari organisasi. Hal ini dilakukan guna menghindari segala
kecenderungan dan godaan penyitaan energi dan pemborosan sumber daya kepada hal-hal
kecil dan tidak prinsip yang mungkin timbul. Untuk menjaga agar semua rencana aksi
fokus kepada tujuan organisasi, memerlukan kekompakkan dan pemeliharaan hubungan
antara pimpinan dan seluruh staff/karyawan.
2. Membuat rencana jangka panjang
Permusan jangka panjang akan menuntun kepada langkah yang jelas sampai 5-10 tahun ke
depan, siapa-siapa saja yang akan memimpin dan bertanggung jawab dalam pencapaian
tujuan tersebut, kompetensi kepemimpinan yang bagaimana yang diperlukan, lalu
bagimana disain pengembangan kepemimpinannya?. Untuk dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini perlu membentuk semacam komite yang ditugaskan untuk menyiapkan
langkah-langkah strategis pencapaian tujuan jangka panjang, yang lingkup tugasnya antara
lain: melakukan rekrutmen, seleksi, orientasi, pelatihan, performance assessment dan
penetapan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
3. Mengembangkan visi bagi masa depan organisasi.
Kunci perumusan visi adalah menjawab pertanyaan: apabila kita menginginkan dan
bermimpi akan seperti dan menjadi apa organisasi kita kelak di kemudian hari?. Begitu
rumusan visi telah dibuat, maka seharusnya visi tersebut akan menjadi inspirasi bagi
seluruh aktivitas organisasi, baik dalam rapat-rapat, dalam perbincangan, dalam
menghadapi segala tantangan dan peluang, dalam arena kerja. Begitu visi telah
dirumuskan, maka saat itu pula, visi disampaikan ke seluruh pihak terkait di dalam
organisasi, bahkan ke ruang-ruang public di luar organisasi.
4. Selalu berada dalam kondisi siap dan dinamis untuk perubahan.
Selalu siap berubah dengan cepat akan terbantu dengan menyajikan informasi-informasi
mutakhir tentang segala perubahan yang terjadi di luar organisasi yang berpotensi
berdampak kepada organisasi 3-5 tahun ke depan. Dorong dan fasilitasi anggota
5
orgasnisasi untuk membaca, mendengar dan mencari tahu segala hal yang terkait dengan
kejadian-kejadian dan berita yang relevan dengan tuntutan perubahan. Kemudian setelah
itu munculkan pertanyaan yang menantang: sejauhmana organisasi mampu secara efektif
merespon perubahan dan kecenderungan-kecenderungan tersebut? Bagaimana pula
organisasi lain yang sejenis menyiapkan diri mereka menghadapi perubahan-perubahan
ini? Pertanyaan-pertanyaan ini dapat memicu dan memacu anggota organisasi untuk
berfikir dan memposisikan diri mereka untuk siap berubah.
5. Selalu mengetahui perubahan kebutuhan konstituen/pelanggan
Keinginan dan kebutuhan pelanggan seringkali mengalami perubahan. Oleh karena itu,
seharusnya organisasi menyediakan informasi-informasi aktual yang terkait dengan hal
ini. Survey kepuasan pelanggan, kontak langsung dengan pelanggan, mengefektifkan
layanan/ customer care, adalah beberapa cara yang dapat dilakukan agar orgnisasi selalu
mengetahui harapan dan keinginan pelanggan yang baru. Dengan demikian organisasi
akan selalu siap untuk melakukan perubahan dan perbaikan untuk menjaga kepuasan
pelanggan.

Seorang pemimipin harus mampu menciptakan terlebih dahulu iklim dan budaya untuk
suatu perubahan. Kepada seluruh pihak terkait, pemimpin harus terus dan sering, dengan
antusias, menyuarakan pentingnya perubahan demi kebaikan,mendorong semangat kepada
seluruh lini, mengungkapkan contoh-contoh kesuksesan, memberikan teladan dan tentu saja
harus sering nampak bekerja keras bersama mereka. Pada sisi yang lain, perlu juga
diperhatikan bahwa mengawal perubahan memerlukan kesabaran dan kemakluman akan
berbagai hambatan materil ataupun non materil. Seringkali didapatkan berbagai kesalahan
dan hambatan psikologis di awal-awal perubahan. Pada masa-masa transisi, pemimpin harus
bersabar, mendampingi seluruh staff dengan bijaksana, mudah memberi bantuan dan arahan.

2.1.3 Peran dan Kompetensi Pemimpin Visioner


Burt Nanus (1992), mengungkapkan ada empat peran yang harus dimainkan oleh
pemimpin visioner dalam melaksanakan kepemimpinannya, yaitu:
1. Peran penentu arah (direction setter). Peran ini merupakan peran di mana seorang
pemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuk suatu
organisasi, guna diraih pada masa depan. Hal ini bagi para ahli dalam studi dan praktek
kepemimpinan merupakan esensi dari kepemimpinan. Sebagai penentu arah, seorang
pemimpin menyampaikan visi, mengkomunikasikannya, memotivasi pekerja dan rekan,
6
serta meyakinkan orang bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar, dan
mendukung partisipasi pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju masa
depan.
2. Agen perubahan (agent of change). Agen perubahan merupakan peran penting kedua dari
seorang pemimpin visioner. Dalam konteks perubahan, lingkungan eksternal adalah pusat.
Ekonomi, sosial, teknologi, dan perubahan politis terjadi secara terus-menerus, beberapa
berlangsung secara dramatis dan yang lainnya berlangsung dengan perlahan. Tentu saja,
kebutuhan pelanggan dan pilihan berubah sebagaimana halnya perubahan keinginan para
stakeholders. Para pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan terhadap
perubahan ini dan berpikir ke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah.
Hal ini menjamin bahwa pemimpin disediakan untuk seluruh situasi atau peristiwa-
peristiwa yang dapat mengancam kesuksesan organisasi saat ini, dan yang paling penting
masa depan. Akhirnya, fleksibilitas dan resiko yang dihitung pengambilan adalah juga
penting lingkungan yang berubah.
3. Juru bicara (spokesperson). Memperoleh pesan ke luar, dan juga berbicara, boleh
dikatakan merupakan suatu bagian penting dari memimpikan masa depan suatu organisasi.
Seorang pemimpin efektif adalah juga seseorang yang mengetahui dan menghargai segala
bentuk komunikasi tersedia, guna menjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi
masa depan. Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harus mengkomunikasikan suatu
pesan yang mengikat semua orang agar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi-
secara internal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harus bermanfaat, menarik,
dan menumbulkan kegairahan tentang masa depan organisasi.
4. Pelatih (coach). Pemimpin visioner yang efektif harus menjadi pelatih yang baik. Dengan
ini berarti bahwa seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama kelompok untuk
mencapai visi yang dinyatakan. Seorang pemimpin mengoptimalkan kemampuan seluruh
pemain untuk bekerja sama, mengkoordinir aktivitas atau usaha mereka, ke arah
pencapaian kemenangan, atau menuju pencapaian suatu visi organisasi. Pemimpin,
sebagai pelatih, menjaga pekerja untuk memusatkan pada realisasi visi dengan
pengarahan, memberi harapan, dan membangun kepercayaan di antara pemain yang
penting bagi organisasi dan visinya untuk masa depan. Dalam beberapa kasus, hal tersebut
dapat dibantah bahwa pemimpin sebagai pelatih, lebih tepat untuk ditunjuk sebagai
player-coach.

7
Kepemimpinan Visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner
setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt
Nanus (1992), yaitu:
1. Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara
efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. Hal ini membutuhkan
pemimpin untuk menghasilkan guidance, encouragement, and motivation.
2. Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan
bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Ini termasuk, yang rencana
penting, dapat "relate skillfully" dengan orang-orang kunci di luar organisasi, namun
memainkan peran penting terhadap organisasi (investor, dan pelanggan).
3. Seorang pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk dan
mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Seorang pemimpin dalam
hal ini harus terlibat dalam organisasi untuk menghasilkan dan mempertahankan
kesempurnaan pelayanan, sejalan dengan mempersiapkan dan memandu jalan organisasi
ke masa depan (successfully achieved vision).
4. Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan "ceruk" untuk
mengantisipasi masa depan. Ceruk ini merupakan ssebuah bentuk imajinatif, yang
berdasarkan atas kemampuan data untuk mengakses kebutuhan masa depan konsumen,
teknologi, dan lain sebagainya. Ini termasuk kemampuan untuk mengatur sumber daya
organisasi guna memperiapkan diri menghadapi kemunculan kebutuhan dan perubahan
ini.

Sedangkan Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh


pemimpin visioner, yaitu:
1. Visualizing. Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang
hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai.
2. Thinking. Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis pada saat ini,
tetapi lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang.
3. Showing Foresight. Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan
masa depan. Dalam membuat rencana tidak hanya memper-timbangkan apa yang ingin
dilakukan, tetapi mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain yang
mungkin dapat mempengaruhi rencana.
4. Proactive Planning. Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik
untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau
8
mempertimbangkan rintangan potensial dan mengem-bangkan rencana darurat untuk
menanggulangi rintangan itu.
5. Creative Thinking. Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha mencari
alternatif jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah.
6. Taking Risks. Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap kegagalan
sebagai peluang bukan kemunduran.
7. Process alignment. Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara meng-hubungkan
sasaran dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas
dan pekerjaan setiap departemen pada seluruh organisasi.
8. Coalition building. Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasara
dirinya, dia harus menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar
organisasi. Dia aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam
individu, departemen dan golongan tertentu.
9. Continuous Learning. Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil
bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis pengembangan lainnya, baik di dalam maupun
di luar organisasi. Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau
positif, sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar
peluang untuk bekerjasama dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat
memperluas pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan
imajinasi.
10. Embracing Change. Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu
bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan
perubahan yang tidak diinginkan atau tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan
aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut.

2.2 Konsep Kepemimpinan


2.2.1 Definisi dan Konsep-konsep Kepemimpinan
Berbagai pengertian tentang kepemimpinan telah banyak dikemukakan oleh para pakar
manajemen. Ada beberapa pendapat tentang pengertian kepemimpinan antara lain:
a. Stoiner: Kepemimpinan adalah suatu proses mengarahkan dan mempengarui kegiatan
yang berhubungan dengan tugas.
b. Winardi: Seorang yang mempunyai kecakapan pribadi dengan atau tanpa pengangkatan
resmi, dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpin untuk mengarahkan upaya bersama
dalam pencapaian tujuan.
9
c. Nawawi: Kepemimpinan merupakan suatu proses interaksi antara seorang pemimpin
dengan sekelompok orang yang menyebabkan seseorang atau atau kelompok berbuat
yang sesuai dengan kehendak pemimpin
d. George Terry & Lesliem Rue (1985) dalam Husaini (2009): Kepemimpinan dapat
dipandang sebagai kemampuan seseorang atau pemimpin, untuk mempengaruhi perilaku
orang lain menurut keinginan-keinginannya dalam suatu keadaan tertentu.
e. Harold Koontz & Heinz Weihrich (1988) dalam Kambey (2006): Kepemimpinan sebagai
suatu pengaruh, seni, atau proses mempengaruhi orang-orang agar mereka secara
sukarela dan bersemangat berusaha mencapai tujuan kelompok.
f. J.L. Gibson, M.J. Ivancevich & J.H. Donnelly (1996) dalam Kambey (2006):
Kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan
(concoersive) untuk memotivasi orang-orang mencapai tujuan tertentu.

Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
Kepemimpinan adalah kemampuan berupa keterampilan, skill (kecakapan), performa, dan
pengalaman manajerial dan administrasi yang dimiliki seorang pemimpin dalam satu
organisasi untuk mempengaruhi orang-orang agar dapat bekerjasama secara sukarela dalam
mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang dipimpinnya.
Konsep tentang kepemimpinan dapat di golongkan antara lain:
1. Kepemimpinan sebagai fokus proses-proses kelompok: Keunggulan seseorang atau
beberapa individu dalam mengontrol proses dari gejala-gejala sosial. Melihat
kepemimpinan sebagai sentralisasi usaha dalam diri seseorang sebagai cerminan
kekuasaan dari keseluruhan. Kecenderungan pemikiran dari definisi-definisi di atas
sangat berpengaruh di dalam mengarahkan perhatian terhadap pentingnya stuktur
kelompok.
2. Kepemimpinan sebagai suatu kepribadian dan akibatnya: Pemimpin adalah seorang
individu yang memiliki sifat dan karakter yang diinginkan oleh rakyatnya. Teori
kepribadian cenderung memandang kepemimpinan sebagai akibat pengaruh satu arah.
Mengingat bahwa pimpinan mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang
membedakan dirinya dengan para pengikutnya, maka biasanya ahli teori pribadi lupa
menyinggung karakteristik timbal balik atau reciprocal dan interaksi dari atau dalam
situasi kepemimpinan.

10
3. Kepemimpinan sebagai tindakan atau tingkah laku: Tingkah laku kepemimpinan sebagai

tingkah laku yang akan menghasilkan tindakan orang lain searah dengan keinginannya

dan tingkah laku seorang individu dapat mengarahkan aktivitas kelompok.

4. Kepemimpinan sebagai bentuk persuasi: Kepemimpinan adalah pengelolaan manusia


melalui persuasi dan inspirasi daripada melalui pemaksaaan langsung. Hal ini melibatkan
penerapan pengetahuan mengenai faktor manusia dalam memecahkan masalah yang
konkrit.
5. Kepemimpinan sebagai alat mencapai tujuan: Proses menciptakan situasi sehingga para
anggota kelompok, termasuk pemimpin dapat mencapai tujuan bersama dengan hasil
maksimal dalam waktu dan kerja yang singkat.
Berdasarkan konsep-konsep diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep kepemimpinan
adalah seseorang bisa menjadi pemimpin jika mereka mempunyai kualitas yang sesuai
dengan sifat yang dibutuhkan sebagai seorang pemimpin. Oleh sebab itu kesuksesan
kepemimpinan bisa ditentukan oleh sifat dan karakter yang dipunyai pemimpin.

2.2.2 Teori-teori dan Tipe-tipe Kepemimpinan


Untuk menghasilkan kepemimpinan yang demokratis dimulai dari proses pemilihannya
yang harus demokratis pula dimana seluruh warga masyarakat berpatisipasi di dalamnya.
Maka munculah teori-teori kepemimpinan:
1. Teori Genetis: Seorang pemimpin yang memiliki bakat kepemimpinan sejak lahir
sehingga dia memang telah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial: Seorang yang dapat menjadi pemimpin bila kepadanya diberikan
pengalaman dan pendidikan yang memadai.
3. Teori Ekologis: Seorang yang bisa menjadi pemimpin baik dia telah memiliki bakat
kepemimpinan sejak lahir kemudian bakat tersebut dikembangkan melalui pendidikan
dan pengalaman tentang kepemimpinan.

Tipe kepemimpinan dalam suatu organisasi atau kelompok digolongkan menjadi 5:


1. Tipe Otoraktis
Seorang pemimpin yang otoraktis memiliki ciri-ciri:
a. Mengangap organisasi sebagai milik pribadi
b. Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
c. Mengangap bawahan sebagai alat semata-mata
11
d. Tidak mau menerima kritik saran dan pendapat
e. Dalam tindakan sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur
pemaksaan.
2. Tipe Militeritis
Ciri-ciri Pemimpin militeritis:
a. Dalam menggerakan bawahan lebih sering menggunakan sistem perintah.
b. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dengan bawahan
c. Sukar menerima kritik dari bawahan
d. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan
3. Tipe Paternalitis
Seorang pemimpin ini berciri-ciri:
a. Bersikap terlalu melindungi
b. Sering bersikap maha tahu
4. Tipe Kharismatis
Seorang pemimpin yang mempunyai daya tarik yang amat besar oleh karena itu pada
umumnya ia memiliki pengikut dalam jumlah besar, meskipun para pengikut tersebut sering
tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pimpinan tersebut.
5. Tipe Demokratis
a. Selalu berusaha menyelaraskan kepentingan organisasi dari pada tujuan pribadi
b. Senang menerima saran, pendapat, bahkan kritik dari bawahanya
c. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari dirinya sendiri
d. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai seorang pemimpin
Pemimpin mempunyai daya dan keterampilan supaya mencapai keberhasilan, yaitu
kemampuan dasar yang berupa kemampuan (skill), inisiatif, kreatif, pandai bergaul,
diplomatis, persuasive, dan kemampuan berbicara. Serta keterampilan berupa kemampuan
menyesuaikan diri, peka terhadap lingkungan, ambisius, kebersamaan, menonjol, enerjik,
percaya diri, dan tanggung jawab. Menurut George R.Terry ciri-ciri pemimpin ideal adalah:
a. Mempunyai kekuatan mental dan fisik.
b. Mempunyai emosi yang stabil, tidak cepat marah dan percaya pada diri sendiri.
c. Mempunyai kecakapan berkomunikasi.
d. Mempunyai sosial skill.
e. Mempunyai pengetahuan yang luas.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut:
1. Selaku penentu arah yang akan di tempuh dalam usaha pencapaian tujuan
12
2. Wakil dan juru bicara mempunyai hubungan dengan pihak-pihak luar orgnisasi
3. Selaku komunikator yang efektif
4. Mediator yang handal khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani
situasi konflik
5. Selaku integrator yang efektif, rasional, dan netral.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Kepemimpinan adalah kemampuan berupa keterampilan, skill (kecakapan), performa,
dan pengalaman manajerial dan administrasi yang dimiliki seorang pemimpin dalam satu
organisasi untuk mempengaruhi orang-orang agar dapat bekerjasama secara sukarela
dalam mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang dipimpinnya
2. Kepemimpinan yang visioner merupakan kepemimpinan yang mampu mengembangkan
intuisi, imajinasi dan kretaifitasnya untuk mengembangkan organisasinya. Pemimpin
yang visioner (visionary leaders) adalah mereka yang mampu membangun bekerja
dengan intuisi dan imajinasi, penghayatan, dan boldness.
3. Langkah yang harus dilakukan untuk menjadi pemimpin visioner, yaitu: fokus kepada
tujuan organisasi, membuat rencana jangka panjang, mengembangkan visi bagi masa
depan organisasi, selalu berada dalam kondisi siap dan dinamis untuk perubahan, dan
selalu mengetahui perubahan kebutuhan konstituen/ pelanggan.
4. Peran pemimpin visioner adalah sebagai penentuh arah, agen perubahan, juru bicara, dan
pelatih.
5. Konsep kepemimpinan adalah seseorang bisa menjadi pemimpin jika mereka
mempunyai kualitas yang sesuai dengan sifat yang dibutuhkan sebagai seorang
pemimpin.
6. Tipe kepemimpinan dalam suatu organisasi atau kelompok digolongkan menjadi 5, yaitu:
tipe otoraktis, tipe militeritis, tipe paternalitis, tipe kharismatis, dan tipe demokratis.
7. Pemimpin mempunyai daya dan keterampilan supaya mencapai keberhasilan, yaitu
kemampuan dasar yang berupa kemampuan (skill), inisiatif, kreatif, pandai bergaul,
diplomatis, persuasif, dan kemampuan berbicara. Serta keterampilan berupa kemampuan
menyesuaikan diri, peka terhadap lingkungan, ambisius, kebersamaan, menonjol, enerjik,
percaya diri, dan tanggung jawab.

3.2 Saran
Saran penulis kepada pembaca setelah membaca makalah ini adalah untuk mengetahui
kepemimpinan visioner dan konsep kepemimpinan. sehingga diharapkan pembaca nantinya
dapat menganalisis atau menjadi pimpinan yang visioner dan memenuhi kriteria
kepemimpinan yang baik.
14
DAFTAR PUSTAKA

Kambey. 2006. Landasan Teori Administrasi/Manajemen. Manado: Yayasan Tri Ganesha.


Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi & organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Nanus, B. 2001. Kepemimpinan Visioner; Menciptakan Kesadaran akan arah dan Tujuan di
dalam Organisasi. Jakarta: Prenhallindo.
Sutarto. 1995, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta.
Wibowo. 2012. Manajemen Perubahan. Jakarta: Rajawali Pers.
Diakses dari: http://kepemimpinanfisipuh.blogspot.com/2009/03/definisikepemimpi nan
.html?m=1
Diakses dari: https://ibnunsr.wordpress.com/2012/06/05/kepemimpinan-visioner/
Diakses dari: http://imammkurnia.blogspot.com/2014/04/kepemimpinan-visioner. html?m=1

15

Anda mungkin juga menyukai