DI SUSUN OLEH:
VIVA EL KAHFI
2221111036
PBSI REG A
Medan, 2022
Viva EL Kahfi
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan penulisan ...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................2
A. Kesimpulan.............................................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSATAKA......................................................................................................................9
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peranan yang penting
karena pemimpin itulah yang akan menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam
mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah. Tidak mudah, karena
harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Bawahan dipengaruhi
sedemikian rupa sehingga bisa memberikan pengabdian dan partisipasinya kepada
organisasi secara efektif dan efesien. Dengan kata lain, bahwa sukses tidaknya usaha
pencapain tujuan organisasi di tentukan oleh kualitas kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan dapat dianggap “modalitas” dalam kepemimpinan, dalam
arti sebagai cara-cara yang disenangi dan digunakan oleh seseorang sebagai wahana
untuk menjalankan kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan ini dikembangkan setiap saat
dan yang dipelajari oleh pihak lain untuk mengeal atau menilai kepemimpinan seseorang.
Namun demikian, gaya kepemimpinan seseorang tidaklah bersifat jauh.
Demikian, perlu nya implementasi gaya kepemimpinan seorang pemimpin pada
suatu organisasi atau perusahaan. Gaya kepemimpinan adalah hal yang penting
diperhatikan. Gaya kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu berkontribusinya demi
efektivitas dan keberhasilan organisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian gaya kepemimpinan.?
2. Berapa jenis gaya gaya di dalam kepemimpinan.?
3. Permasalahan apa saja yang ada di dalam kepemimpinan.?
4. Bagaimana pemimpin mengambil keputusan.?
5. Hal hal apa saja yang harus diyakini didalam diri seorang pemimpin.?
C. Tujuan penulisan
1. Diharapkan pembaca bisa mngetahui apa itu gaya kepemimpinan
2. Diharapkan pembaca dapat mengenal gaya gaya apa saja yang harus ada dalam
kepemimpinan
3. Diharapkann pembaca dapat mengenal apa apa saja permasalahan yang ada dalam
kepemimpinan
4. Diharapkan pembaca mengetahui apa apa saja keputusan yang di ambil oleh seorang
pemimpin
5. Diharapkan pembaca hal hal apa saja yang harus ada didalam diri seorang pemimpin
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gaya kepemimpinan
Definisi pemimpin menurut Winardi dalam Veithzal Rivai (2014, p.265)
menyatakan pemimpin itu adalah “ Seseorang yang karena kecakapan-kecakapan
pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang
dipimpinnya untuk mengerahkan upaya bersama kearah pencapaian sasaran-sasaran
tertentu.
Gaya kepemimpinan merupakan salah satu posisi kunci dimana seorang
pemimpin harus bisa mempengaruhi, mengarahkan dan menunjukan kemampuannya agar
semua tujuan perusahaan bisa tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan. Menurut
Miftah Toha dalam Veithzal Rivai (2014, p.265) Gaya Kepemimpinan adalah norma
perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain. Sedangkan menurut Goetsch dan Davis dalam
Veithzal Rivai (2014, p.5) gaya kepemimpinan merupakan kemampuan untuk
membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total
terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah usaha
seseorang yang diserahi tugas sebagai pimpinan, untuk mengatur, mempersatukan dan
menggerakan bawahannya secara bersama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada hakikatnya kepemimpinan merupakan berasal dari pribadi pemimpin itu agar bisa
mempengaruhi orang lain.
Dengan mempengaruhi bawahannya, seorang pemimpin berharap bawahannya
bisa bergerak dalam suatu ikatan tertentu, 15 aktivitas terarah, sadar dan bekerjasama
dengan penuh tanggung jawab atas pekerjaannya tersebut.
2
Gaya kepemimpinan atau gaya kepemimpinan adalah bagaimana cara
seorang bos, manajer, atau pemimpin perusahaan memandu orang-orang yang
bekerja di bawah tanggung jawab. Ini juga termasuk bagaimana sikap mereka
menghadapi segala tantangan pekerjaan yang ada.
3
Seorang pemimpin harus memiliki tim yang dapat diatur dan orang-orang yang akan
membantu nya.
2. Kurang Koordinasi
Seorang pemimpin harus menyusun langkah langkah kegiatan untuk kemajuan
organisasi nya. Dan menyiapkan tim tim yang dapat membantu melksanakan tujuan
tujuan tersebut.
3. Tidak Mempersiapkan Kader
Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang bisa menyiapkan dan
menghasilkan calon-calon pemimpin pengganti yang baik atau bahkan lebih baik dari
pemimpin yang sudah ada. Proses kaderisasi harus dilakukan oleh setiap pimpinan,
agar Institusi atau organisasi terus berjalan dengan baik.
4. Tidak Menerima Masukan dan Kritikan
Seorang pemimpin yang baik harus menerima pendapat pendapat bawahan nya untuk
kesejah teraan bersama. Seorang pemimpin tidak boleh mengukuhkan pendapat nya
saja, Karena seorang bawahan jugak memiliki kebebasan berpendapat.
5. Tidak Membangun Kepercayaan
Seorang pemimpin harus bisa membangun kepercayaan terhadap bawahan nya agar
bawahan nya juga bisa mendapat pelajaran. Jika sorang pemimpin tidak bisa
membangun kepercayaan, maka organisasi itu sulit untuk bisa maju
6. Tidak adanya Kerjasama
Kerja sama antara pemimpin dan bawahan sangat lah di perlukan. Karena dengan
danya kerjasama perkerjaan terasa akan lebih mudah. Jika tidak ada nya kerjasama
daam sebuah orrganiasi tujuan tujuan visi dan misi dari organisasi itu akan sulit di
capai.
7. Tidak Mau Berkorban untuk Organisasi
Seorang pemimpin harus mau berkorban untuk organiasi dan tidak hanya bergantung
oleh bawahan saja. Karena seorang pemimpin adalah tiang berdirinya dan berjalan nya
organisasi tersebut. Jika pemimpin tidak mau berkorban untuk organiasi, maka
oraganiasi tersebut akan berantakan
8. Ragu dalam bertindak
Seorang pemimpin yang ragu dalam bertindak bisa dibilang pemimpin tersebut tidak
memilki kepercayaan diri. Seorang pemimpin yang seperti ini tidak dapat memjukan
organiasi nya. Karena setiap kegiatan yang dibuat dalam sebuah organiasi perlun
persetujuan pemimpin
9. Tidak Menempatkan keahlian anggota sesuai bidang kerjanya
Seorang pemimpin harus bisa mencari anggota yang diperlukan dalam oragniasi
tersebut. Seorang pemimpin yang asal asalan menempatkan anggota nya, maka
anggota nya tersebut akan bingung akan tugas yang iya akan kerjakan.
10. Tidak mengetahui perubahan organisasi
4
Seorang pemimpin harus mengetahui perubahan yan ada di dalam oraganisasinya.
Karena seorang pemimpin yang sharus nya tahu akan kemajuan organiasinya. Dan
pemimpin juga yang melakukan perecanaan hal yang harus dirubah dalam organisasi
tersebut.
11. Tidak adanya aturan yang mengikat
Peraturan sangat di perlukan dalam sebuah oraganiasi. Seorang pemimpin harus bisa
membuat peraturan yang baik untuk anggota nya. Dan pemimpin juga harus
mematuhi aturan yang telah ia buat. Jika sebuah peraturan yang telah dibuat
dilanggar, maka orang orang yang ada didalam organsasi tersebut akan tidak kondusif
12. Komunikasi antar anggota tidak berjalan
Seorang harus menjalin komunikasi kepada para anggota nya. Jika komunikasi tidak
dijalan kan, maka para anggota oragniasi tersbut pasti merasa tidak nyaman. Dan
pemimpin tersebut akan disangka sombong oleh para anggota nya
13. Bersikap terlalu ramah
Namun seoranng pemimpin juga gtidak boleh terlalu ramah. Seorang pemimpin harus
bisa bersikap tegas agar seorang bawahan tidak menganggap sepele pemimpin
tersebut
14. Tidak memberikan feedbeck kepada anggota
Seorang pemimpin harus bisa melakukan feedback kepada anggota nya. Karena
perkerjaan seorang anggota tersebut pasti ada yang belum bisa memuaskan. Oleh
karena itu seorang pemimpin harus bisa menilai dan memberi saran kepada anggota
tersebut.
5
Orang yang sukses kebanyakan mengambil keputusan dengan cepat, dan jarang
mengubahnya; sedangkan orang yang gagal mengambil keputusan dengan
lamban dan sering mengubahnya.
Ada tiga waktu yang tidak baik untuk mengambil keputusan :
1. Pada saat Anda sakit;
2. Pada saat Anda lelah;
3. Pada saat Anda sedang melakukan perjalanan.
6
Pemimpin yang baik tahu mana urusan yang bisa ditunda, dan mana yang tidak
bisa ditunda.
Will Rogers: “Meskipun Anda berada di jalur yang benar anda akan tetap
tertabrak bila hanya duduk di sana”.
Dengan sukses yang berulang kali, seseorang cenderung untuk berpuas diri.
Untuk mencegah hal itu, kita harus menjaga semangat dengan memanfaatkan
tantangan-tantangan baru.
Pemimpin harus dapat menjaga kepekaannya akan hal yang mendesak. Jaga citra
organisasi dan risikonya.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gaya kepemimpinan dapat dianggap “modalitas” dalam kepemimpinan, dalam
arti sebagai cara-cara yang disenangi dan digunakan oleh seseorang sebagai wahana
untuk menjalankan kepemimpinannya. Seorang pemimpin harus menerapakan gaya
kepemimpinan agar orang bawahan di dalam organuisasi itu bisa menaati peraturan yang
ada. Ketegasan pemimpi dan kecekatan seorang pemimpin, dapat memajukan suatu
organisasi. Gaya gaya kepemimpinan terbagi dari memaksa (autocratic dan otoriter),
terpimpin (democratic dan consultative), bebas (Free-rein, dan Pasticipative). Seorang
pemimpin jugak bisa mendapatkan beberapa masalah dalam kepemimpinan. Dan juga
seorang harus bisa mengmabil sebuah keputusan untuk kemjuan organisasi.
B. Saran
Sekian makalah dari saya dan mohon maaf jika ada kekurangan dalam pemberian
materi. Jika kiranya materi yang di berikan kurang lengkap, saudara sebagai pembaca
dapat mencari materi dari sumber lain. Terima kasih
8
DAFTAR PUSATAKA
https://www.merdeka.com/sumut/7-macam-gaya-kepemimpinan-dan-cara-menemukan-yang-
cocok-bagi-anda-kln.html
http://repository.ikopin.ac.id/526/1/%5BB1.16%5D%20-TEKNIK%20PENGAMBILAN
%20KEPUTUSAN%20DALAM%20KEPEMIMPINAN.pdf
Glueck, William F. And Jauch Laurance R .2000. Business Policy and Strategic Management,
An Integrated Approach. Houghton Miflin Company, USA Haryadi. 2012. Kepemimpinan
dengan Hati Nurani. Tugu Publisher, Yogyakarta. J. Supranto. 1998. Teknik Pengambilan
Keputusan. Rineka Cipta, Jakarta Sondang P Siagian. 1997. Organisasi Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi.PT. Toko Gunung Agung, Jakarta. Veithzal Rivai. 2007. Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
http://repo.darmajaya.ac.id/334/3/BAB%20II.pdf
https://www.trigonalmedia.com/2015/07/gaya-kepemimpinan.html
Downloads/mertayasa,+18.+I+Gede+Dharman+Gunawan,+dkk_revisi.docx.pdf
Gunawan, I. G. D., Paramarta, I. M., Mertayasa, I. K., Pustikayasa, I. M., & Widyanto, I. P.
(2020). Peningkatan Mutu Kompetensi Guru Sekolah Dasar Dalam Menyongsong Era Society
5.0. In Prosiding Seminar Nasional Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka
Raya (No. 1, pp. 15-30). Kartakusumah, B. (2006). Pemimpin Adiluhung Genealogi
Kepemimpinan Kontemporer. Jakarta: Teraju. Meirawan, H. D. (2010). Kepemimpinan Dan
Manajemen Pendidikan Masa Depan. Bogor: IPB Press. Mukhlasin, A. (2019). Kepemimpinan
Pendidikan Di Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Tawadhu, 3(1), 674-692. Subagiasta, I. K.
(2010). Kepemimpinan Hindu Dalam Lontar Wrati Sasana. Surabaya: Paramita. Subagiasta, I. K.
(2016). Filosofi Karakter Hindu Konsep Kepemimpinan Dalam Hindu. Tangerang: Lembaga
Literasi Dayak (LLD). Sudiarso, A., & Tuasikal, H. (2019). Implementasi Kepemimpinan
Kenegarawanan Dalam Pemajuan Kepemimpinan Nasional. JAB (Jurnal Akuntansi & Bisnis),
5(01). Syahputra, M. R., & Darmansah, T. (2020). Fungsi Kaderisasi Dalam Meningkatan
Kualitas Kepemimpinan. Journal Of Education And Teaching Learning (JETL), 2(3), 20-28.
Umar, B. W. (2017). Krisis Kepemimpinan. Legalitas: Jurnal Hukum, 4(1), 7-21.