Anda di halaman 1dari 31

KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Induvidu Mata Kuliah Leadership
Dosen Pengampu : Ir. Masjraul Hidajat,MM

Disusun Oleh :
Felix Juan Arnold Parasian (20B505021043)
S1 MTD A 2020

FAKULTAS MANAJEMEN DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN TRANSPORTASI DARAT
INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Karena berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
penuh keyakinan serta usaha yang maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas
ini dapat memberikan pelajaran positif bagi kita semua. Selanjutnya penulis juga
ucapkan terimakasih Kepada Bapak Ir. Masjraul Hidayat,MM selaku dosen pengampu
Mata Kuliah Leadership di Institut Transportasi dan Logistik Trisakti Jakarta yang
telah memberikan tugas makalah ini kepada Penulis sehingga dapat memicu motivasi
untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya sehingga
penulis dapat menyusun Makalah ini yang berjudul “Kepemimpinan” dengan baik dan
tepat pada waktunya. Makalah “Kepemimpinan” disusun guna memenuhi tugas Bapak
Ir. Masjraul Hidayat,MM pada Mata Kuliah Leadership di Institut Transportasi dan
Logistik Trisakti Jakarta. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Kepemimpinan.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. Masjraul
Hidayat,MM selaku Dosen Mata Kuliah Leadership. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Jakarta, 08 April 2023

Felix Juan Arnold

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Kepemimpinan..................................................................................... 4
2.2 Pengertian Kepemimpinan menurut para ahli .................................................... 4
2.3 Unsur Unsur Kepemimpinan ................................................................................. 5
2.4 Sifat Kepemimpinan ............................................................................................... 6
2.5 Karakteristik Pemimpin ......................................................................................... 7
2.6 Kekuasaan Pemimpin ............................................................................................. 8
2.7 Tugas dan Fungsi Pemimpin................................................................................ 10
2.8 Tipe Pemimpin ...................................................................................................... 10
2.9 Ciri ciri dalam Kepemimpinan ............................................................................ 11
2.10 Kepemimpinan Hasta Brata ................................................................................ 12
2.11 Kepemimpinan dalam Tantangan Global .......................................................... 15
2.12 Evolusi Teori Kepemimpinan .............................................................................. 15
2.13 Model Kepemimpinan Pengambilan Keputusan Normative ............................ 16
2.14 Teori Kepemimpinan Baru .................................................................................. 17
2.15 Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional ...................................... 18
2.15.1 Kepemimpinan Transaksional ..................................................................... 19
2.15.2 Kepemimpinan Transformasional ............................................................... 19
2.16 Teamwork, Team Building dan Coaching .......................................................... 20
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 25

ii
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 25
3.2 Saran ...................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 26

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kompetensi Pemimpin ........................................................................ 7


Gambar 2. 2 Perbedaan Transaksional dan Transformasional .......................... 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan merupakan Kemampuan untuk membuat standar baru kepada
orang lain, Menginspirasi Lingkungannya dan Menyemangati Pencapaian
(Achievement). Kepemimpinan sendiri merupakan bagaimana cara kita untuk
mengajak orang lain bekerja sama/berkolaborasi atas pengaruh kita untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Leadership juga disebut sebagai salah satu faktor penting
dalam jalannya perusahaan karena merupakan kunci keberhasilan bagi sebuah tim
untuk meraih kesuksesan.
Tentu, Dalam setiap organisasi pasti mempunyai suatu pemimpin (Leader) agar
setiap organisasi dapat berjalan dengan baik. Tanpa adanya pemimpin tentu
organisasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya dan sangat sulit untuk
mengendalikan semua elemen dan komponen yang berada didalam organisasi
tersebut. Seorang pemimpin harus menjalankan beberapa kriteria tertentu yang
harus dimiliki olehnya. Kemampuan berpikir dalam pengambilan keputusan serta
berbuat menjadi hal yang sangat diperhatikan. Seseorang yang memiliki leadership
yang baik secara otomatis merupakan seorang leader. Namun, tidak semua leader
adalah orang yang mampu menunjukkan sikap leadership yang bisa diteladani.
Dalam hal ini, pemimpin yang dibutuhkan pastinya memiliki jiwa
kepemimpinan sebagai bagian dari manajerial. Kepemimpinan pun memegang
peranan yang penting, dominan, krusial dan kritikal dalam keseluruhan upaya
untuk meningkatkan prestasi kerja, baik pada tingkat individual maupun organisasi.
Hal ini menyasar baik individu maupun organisasi, pemahaman teori terkait
kepemimpinan. Organisasi atau kelompok hingga perusahaan membutuhkan
pemimpin yang mampu mengelola dan meningkatkan kemampuan. Nilai seorang
Pemimpin (Leader) bukanlah ditentukan oleh hasil yang dicapai secara pribadi,
melainkan oleh kemampuan untuk mencapai hasil dari pihak yang berada di bawah

1
pengawasannya dan pengaruh yang dipancarkan kepada orang-orang atau pihak-
pihak-pihak yang berhubungan dengannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Kepemimpinan dan Bagaimana Pendapat para ahli
mengenai Kepemimpinan?
2. Apa saja Unsur Unsur, Sifat, Karakterisik, Kekuasaaan, Tugas dan Fungsi,
Tipe, dan ciri ciri dalam Kepemimpinan?
3. Bagaimana Gaya Kepemimpinan Hasta Brata?
4. Bagaimana Kepemimpinan era saat ini dalam menjawab Tantangan Global?
5. Apa saja Evolusi Teori Kepemimpinan?
6. Bagaimana Model Kepemimpinan Pengambilan Keputusan Normative?
7. Apa saja Teori Teori Kepemimpinan Baru?
8. Apa Perbedaan antara Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional
di era saat ini?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
adalah:
1. Untuk memahami dan mengetahui makna dan arti dari kepemimpinan itu
sendiri baik berdasarkan teori umum maupun menurut para ahli.
2. Dapat memahami dan menganalisis unsur unsur, sifat, karakteristik,
kekuasaan, Tugas dan Fungsi, Tipe, dan ciri ciri dalam kepemimpinan
3. Mengetahui dan Melakukan Implementasi Kepemimpinan Hasta Brata
4. Mengetahui Gaya kepemimpinan di era saat ini untuk menjawab Tantangan
Global
5. Mengetahui dan mendalami makna kepemimpinan melalui evolusi teori
kepemimpinan, model kepemimpinan pengambilan keputusan normative,

2
teori kepemimpinan baru dan perbedaan dari kepemimpinan transaksional
dan transformasional

1.4 Manfaat
Manfaat merupakan proses hasil dari tercapainya tujuan, maka dari itu tujuan
tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Diharapkan bahwa penulisan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat menunjang ilmu Manajemen dan
dapat membandingkan antara teori yang diperoleh dibangku perkuliahan
khususnya tentang Kepemimpinan dengan kenyataan yang ada dilapangan dalam
rangka meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara teoritis.
2. Secara Praktis
Diharapkan bahwa hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi,
masukan dan evaluasi bagi pihak untuk memahami makna kepemimpinan serta
dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan berogranisasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan


Kepemimpinan dalam pengertian luas adalah Kemampuan seseorang
menggunakan gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dan
kelompok sehingga memperoleh pengikut untuk mencapai tujuan tertentu.
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks dimana
seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai
visi, misi, dan tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa organisasi
menjadi lebih maju dan bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan
mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan, nilai, etika,
perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran kemahiran yang dimilikinya.

2.2 Pengertian Kepemimpinan menurut para ahli


Kepemimpinan menurut Handoko (2003:294) adalah, “kemampuan yang
dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan
sasaran”. Sedangkan menurut Stoner,dkk (1996:161) mendefnisikan kepemimpinan
sebagai, “Proses mengarahkan dan mempengaruhi aktiftas yang berkaitan dengan
pekerjaan dari anggota kelompok”. Defnisi ini menunjukkan bahwa kepemimpinan
menggunakan pengaruh yang ditujukan pada peningkatan kemampuan seorang
bawahan. Menurut Daft (2003:50) kepemimpinan didefnisikan sebagai, “kemampuan
mempengaruhi orang lain yang mengarah pada pencapaian tujuan. Dari defnisi
kepemimpinan dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah merupakan suatu cara
bagaimana seorang pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk mencapai tujuan
organisasi melalui hubungan yang baik dengan bawahan. Kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok ke arah pencapaian tujuan organisasi
(Paul Hershey in The Situasional Leader). Kemampuan untuk memutuskan apa yg
harus dilakukan dan mengajak orang lain agar mau melakukannya (Dwight D

4
Elsenhower). William G. Scott (1962) Pengertian kepemimpinan adalah proses
memengaruhi kegiatan yang diselenggarakan dalam kelompok, dalam upaya mereka
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Rauch dan Behling (1984) Pengertian
kepemimpinan adalah proses memengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir
terhadap pencapaian tujuan. Fiedler (1967) mengatakan teori kepemimpinan
merupakan pola hubungan antara individu yang menggunakan wewenang dan
pengaruhnya terhadap kelompok agar bekerjasama untuk mencapai tujuan.

2.3 Unsur Unsur Kepemimpinan


Unsur unsur yang ada dalam kepemimpinan antara lain :
1) Orang yang mempengaruhi (pemimpin);
Unsur Pertama dari Kepemimpinan adalah adanya pemimpin yakni seseorang yang
mendorong atau mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga
tercipta hubungan kerja yang serasi dan menguntungkan untuk melakukan aktivitas
aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2) Orang yang dipengaruhi (yang dipimpin / pengikut);
Unsur kedua dari kepemimpinan adalah adanya pengikut yakni seseorang atau
sekelompok yang mendapat dorongan atau pengaruh sehingga bersedia dan dapat
melakukan berbagai aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan yang tekag ditetapkan.
3) Proses interaksi antara 1. dan 2. dalam rangka mempengaruhi;
Unsur ketiga dari kepemimpinan adalah adanya interkasi antara 1 dan 2 dalam
rangka mempengaruhi yang dimiliki oleh pemimpin yang dapat dimanfaatkan untuk
mendorong dan mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang.
4) Situasi berlangsungnya kepemimpinan.
Unsur keempat dari kepemimpinan adalah adanya situasi atai kondisi
berlangsungnya kepemimpinan. Situasi dan kondisi yang dimaksud adalah situasi
dan kondisi yang terdapat didalam organisasi dan diluar organisasi yakni lingkungan
secara keseluruhan.
Perlunya pemimpin akan timbul dalam situasi:

5
1) Ketika kelompok menghadapi suatu masalah
2) Ketika struktur kelompok tidak stabil
3) Ketika kelompok belum cukup matang untuk melaksanakan sesuatu
Empat katagori atau tingkatan Kepemimpinan.
a. Dilahirkan dengan kualitas kepemimpinan.
b. Telah melihat model kepemimpinan sepanjang kehidupan.
c. Telah mempelajari tambahan kepemimpinan melalui latihan.
d. Mempunyai disiplin pribadi untuk pemimpin besar.
Pemimpin terkemuka memiliki tiga dari empat kualitas ini. Sedangkan pemimpin
hasil belajar hanya memiliki ketiga kualitas point. b,c dan d.

2.4 Sifat Kepemimpinan


Menurut Edwin Ghiselli: 6 sifat kepemimpinan effektif.
1. Supervisory Ability, pengarah dan pengawas.
2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, meliputi pencarian tanggung jawab
dan keinginan sukses.
3. Kecerdasan mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir.
4. Decisiveness, tegas dan mampu memutuskan,memecahkan masalah dengan
cepat dan tepat.
5. Self Confidence, dlm menghadapi masalah.
6. Inisiatif, tidak tergantung dan inovatif.
Menurut Keith Davis: 4 ( empat ) sifat utama yang mempengaruhi kesuksesan
kepemimpinan organisasi.
1. Kecerdasan.
2. Kedewasaan dan keluasan hubungan berprestasi.
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi.
4. Sikap - sikap hubungan manusiawi.

6
2.5 Karakteristik Pemimpin

Gambar 2. 1
Kompetensi Pemimpin

Seorang Pemimpin, harus punya Kompetensi.


Kompetensi adalah sejumlah penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri
pemimpin agar mewujudkan kinerja kepemimpinannya secara tepat dan efektif.
Kompetensi dapat dilihat dari penampilan :
A= Komponen penampilan (Kemampuan kinerja yang sesuai dengan profesi)
B= Komponen Subjek (unsur kemampuan penguasaan pengetahuan yg relevan
dengan profesi)
C= Komponen profesional (unsur pengetahuan,keterampilan teknis)
D= Komponen Proses (unsur kemampuan penguasaan proses mental/intelektual.

7
Mencakup proses berfikir logis, rasional, kreatif, probleim solving dalam
pengambilan keputusan)
E= Penyesuaian diri (unsur kemampuan penyerasian dan penyesuaian diri
berdasarkan karakteristik pribadi pelaku dgn tugas penampilan kinerjanya)
F= Komponen Sikap, nilai, kepribadian (Prasyarat fundamental bagi terwujudnya
kinerja secara keseluruhan)

2.6 Kekuasaan Pemimpin


Untuk mewujudkan kompetensi, seorang pemimpin memerlukan kekuasaan
dan keunggulan tertentu dalam melaksanakan fungsional kepemimpinannya.
Kekuasaan pemimpin berasal dari satu atau beberapa sumber yaitu:
1. Ganjaran.
2. Koersif.
3. Legitimasi.
4. Referensi.
5. Experties.
Bentuk Kekuasaan menurut French dan Raven
1. Coercive Power
Bentuk kekuasaan ini adalah bersumber dari tindakan pemaksaan. Artinya,
pemimpin memiliki kekuatan untuk memaksa seseorang melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan keinginannya. Tujuan utama pemaksaan adalah kepatuhan
dan kekuasaan dengan mengandalkan ancaman dalam gaya manajemennya.
Contoh pemimpin yang menggunakan coercive power adalah Adolf Hitler,
pemimpin partai Nazi yang terkenal otoriter.
2. Reward Power
Bentuk kekuatan ini didasarkan pada gagasan bahwa sebagai masyarakat, kita
lebih cenderung melakukan sesuatu dengan baik ketika kita mendapatkan balasan
yang kita sukai. Bentuk paling populer dari kekuatan ini adalah menaikkan gaji,

8
memberi promosi, atau memberi pujian. Namun, kekuasaan tipe ini akan melemah
apabila reward yang diberikan tidak memiliki nilai kepuasan yang cukup bagi
orang lain.
Contoh pemimpin yang menerapkan reward power adalah Sundar Pichai yang
memberikan banyak reward bagi karyawan google.
3. Legitimate Power
Bentuk kekuasaan ini adalah kekuasaan yang Sah.
Pemimpin yang menggunakan legitimate power akan dipatuhi oleh anggotanya.
Contoh : Manajer di suatu perusahaan. Seorang yang diangkat menjadi manager,
maka manager tersebut mempunyai kekuasaan yang sah
4. Referent Power
Bentuk kekuasaan ini adalah tentang manajemen yang didasarkan pada
kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi karyawan melalui rasa
hormat, kekaguman, pengaruh, atau mengidentifikasi dengan pemimpin.
Pemimpin yang memiliki kekuasaan ini sering dilihat sebagai panutan yang
dikagumi, sering memberikan apresiasi, dan berpengaruh kuat dalam kelompok
karena kepribadiannya.
We can conclude our list of examples of referent power with another prominent
figure, like Elon Musk. Unlike Bill Gates or Steve Jobs, Elon consistently makes
bold statements and because of that is a more controversial figure.
5. Expert Power
Bentuk kekuasaan ini didasarkan pada pengetahuan yang mendalam.
Para pemimpin ini seringkali sangat cerdas dan percaya pada kekuatan keahlian
untuk memenuhi peran dan tanggung jawab organisasi.
Anggota menghargai pemimpin karena kecakapannya dalam suatu hal tertentu.
Contoh pemimpin yang menggunakan expert power adalah Bill Gates, pendiri
Microsoft yang terkenal dengan kecerdasannya.

9
2.7 Tugas dan Fungsi Pemimpin
Tugas Utama Seorang Pemimpin
1. Mengatur Situasi
2. Mengendalikan kegiatan kelompok
3. Menjadi juru bicara kelompok
Fungsi Pemimpin
1. Pelaksana
2. Perencana
3. Penyusun kebijakan
4. Tenaga akhli
5. Wakil kelompok keluar/eksekutif
6. Pengawas dan pengendali interaksi dalam kelompok
7. Pelerai dalam sengketa
8. Penengah
9. Sumber keteladanan
10. Lambang (simbol) suatu kelompok
11. Penanggung jawab anggota kelompok
12. Tokoh orang tua
13. Kambing hitam
14. Pencipta ideologi kelompok

2.8 Tipe Pemimpin


Dilihat dari Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Telling (Menyuruh), Pemimpin yang memberikan arahan kegiatan dari sudut
pandangnya sendiri
2. Gaya Selling (menjual), Kepemimpinan yang menawarkan kegiatan melalui
komunikasi dua arah.

10
3. Gaya Participating (peran serta), Kepemimpinan yg melakukan tindakan secara
koopratif dg anggota lainnya.
4. Gaya Delegating, Kepemimpinan yang banyak memberikan wewenang kepada
bawahan untuk melaksanakan tugas kepemimpinannya.
Dilihat dari Prilaku Kepemimpinan
1. Kepemimpinan Direktif, pemimpin yang senantiasa memberikan arahan kepada
bawahannya.
2. Kepemimpinan Suportif, pemimpin yang cenderung bersahabat dan senantiasa
memberikan dorongna kepada bawahannya.
3. Kepemimpinan Partisipatif, pemimpin yang bekerjasama dengan bawahan dalam
melaksanakan tugasnya.
4. Kepemimpinan yang berorientasi prestasi, pemimpin senantiasa menetapkan
sasaran yang menantang bawahan untuk bersama-sama mencapai sasarannya.

2.9 Ciri ciri dalam Kepemimpinan


Menurut Stephen R. Covey:
1. Terus belajar
2. Berorientasi pada palayanan
3. Memancarkan energi positif
4. Mempercayai orang lain
5. Hidup seimbang
6. Melihat hidup sebagai sebuah petualangan
7. Sinergistik
8. Berlatih untuk memperbarui diri
Ciri ciri pemimpin yang luar biasa :Integritas
1. Optimisme
2. Menyukai perubahan
3. Berani menghadapi resiko

11
4. U l e t
5. Katalistis
6. Berdedikasi dan komit

2.10 Kepemimpinan Hasta Brata


Ilmu Hasta Brata adalah ilmu warisan leluhur yang terdiri dari delapan unsur
sikap atau watak yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Hasta sendiri berarti
delapan dan brata artinya ajaran tentang sifat atau watak atau karakter. Kedelapan sifat
kepemimpinan yang mengacu pada alam atau eco leadership itu adalah sebagai berikut
ini.
1. Kadya Surya (Seperti Matahari).
Oleh karena itu seorang pemimpin harus mampu menjadi terang bagi rakyat dan
negerinya. Seorang pemimpin harus bisa menjadi tauladan bagi nayaka praja atau
segenap pejabat pemerintahan maupun kawula atau rakyat pada umumnya. Sifat
matahari yang kedua adalah hangat. Seorang pemimpin harus bisa memberi
semangat dan ‘motivasi’ kepada para nayaka praja atau pejabat pemerintahan dan
kawula atau rakyat untuk bersama-sama membangun negeri.
2. Kadya Candra (Seperti Rembulan)
Sifat rembulan itu indah, teduh, rukun, tenang, tenteram dan damai, cinta dan
kasih serta menjadi penerang dalam kegelapan. Ia hendaknya juga mampu bersikap
tenang dan teduh dalam menghadapi setiap persoalan. Seorang pemimpin juga harus
mampu menciptakan rasa aman, tentram dan damai bagi rakyat dan negerinya.
Seorang pemimpin juga harus mampu menciptakan kerukunan bagi rakyat dan
negerinya.
3. Kadya Kartika (Seperti Bintang)
Bintang di langit tak terhitung jumlahnya, berkelap-kelip indah dipandang.
Bintang juga merupakan petunjuk arah di malam hari. Jika Lintang Jakabelek atau
bintang panjar sore masih tampak, artinya hari masih sore. Jika Lintang Panjer esuk
atau bintang panjar pagi sudah tampak, artinya hari sudah pagi. Sedangkan Lintang

12
Gubug penceng atau bintang yang berbentuk gubug miring pasti berada di arah
selatan agak ke barat. Sedangkan bintang-bintang yang lain bisa memberi petunjuk
tentang musim. Walau bintang-bintang itu kadang tertutup oleh mendung, namun
mendung pasti akan tersaput angin.
4. Kadya Samirana (Seperti angin atau udara)
Tidak ada kehidupan yang tidak memerlukan udara. Udara yang bergerak menjadi
angin. Samirana adalah angin yang sepoi-sepoi, yang menyejukkan suasana.
Suasana yang gerah akan musnah dihembus oleh angin sepoi-sepoi. Udara akan
mengisi di setiap relung yang kosong. Tiada tempat yang tidak terisi oleh udara.
Tidak harus diawaki sendiri, namun bisa juga melalui nayaka praja atau perangkat
pemerintahan yang hadir di setiap pemerintahan, bahkan di jajaran yang paling
rendah sekalipun. Seorang pemimpin harus bisa menjamin bahwa tidak ada seorang
pun anggota yang tidak terlayani.
5. Kadya Tirta (Seperti Air)
Ada beberapa watak air yang bisa menjadi contoh bagi seorang pemimpin. Air
memiliki sifat yang menghidupi apapun makhluk hidup di bumi ini dan sangat
dibutuhkan oleh manusia. Air yang murni akan bening dan tak berasa. Air akan
mengalir ke tempat yang lebih rendah, namun air juga mampu merembes ke tempat
yang lebih tinggi. Seorang pemimpin senantiasa dibutuhkan oleh rakyat.
Seorangpemimpin juga harus senantiasa seperti air yang bening, memiliki watak
yang suci murni, tulus, jujur dan apa adanya serta rendah hati bagai air yang tak
berasa. Seperti air yang mengalir ke tempat yang lebih rendah, demikianlah seorang
pemimpin harus mau turun ke bawah, tidak hanya duduk di menara gading. Ia harus
menyelami kehidupan rakyatnya yang paling bawah sekalipun. Ia mesti tenang,
sabar dan cermat dalam menghadapi setiap persoalan. Ia berbicara seperlunya dan
tak perlu berkeluh kesah. Air juga mampu meresap ke dalam celah-celah yang
sempit sekalipun. Demikian pula seorang pemimpin harus teliti dan cermat sampai
ke persoalan yang kecil sekalipun. Air juga mampu larut dalam berbagai macam
benda lain.

13
6. Kadya Samodra (Seperti lautan)
Lautan yang sangat luas yang mampu menampung apapun yang mengalir dari
seluruh sungai dari daratan. Laut juga menampung seluruh kehidupan ikan laut dari
berbagai macam jenis. Demikianlah hendaknya, seorang pemimpin harus berhati
lapang dan luas. Ia harus mampu menampung segala keluh kesah dan permasalahan
rakyatnya. Ia mesti berwatak sabar dan sareh, bahkan ketika harus menghadapi
‘protes dan demo’ dari rakyatnya sendiri. Ada ungkapan; hatinya seluas samudra.
Berbagai jenis ikan hidup di samudra. Demikian pula hendaknya, seorang pemimpin
adalah tempat ngindung kawula yang nunut mulya – ikut menikmati kehidupan
mulia. Bahkan seluruh negeri itu haruslah tempat yang nyaman dan aman bagi
segala golongan, suku, ras dan kepercayaan.
7. Kadya Dahana (Seperti Api)
Watak api adalah hangat atau panas, tegas, lugas, tuntas dan tidak pandang bulu.
Demikian pula hendaknya seorang pemimpin, ia harus bisa mematangkan masakan.
Permasalahan tidak ada yang mentah atau menggantung, harus bisa dituntaskan oleh
pemimpin, sehingga tidak berlarut-larut. Seorang pemimpin atau seorang raja juga
harus mampu menghangatkan suasana yang beku dan kaku, sehingga tercipta gairah
dan optimisme yang penuh harapan. Seorang pemimpin tidak boleh plin-plan. Ada
ungkapan sabda pandhita ratu datan kena wola-wali, yang berarti bahwa setiap kata
yang terucap oleh seorang raja/pemimpin harus dipikirkan secara matang tidak
boleh berubah-ubah, karena setiap sabda dari seorang raja/pemimpin adalah
titah/keputusan. Tidak boleh berlaku pepatah esuk tempe sore dhele, artinya
omongannya tidak boleh mencla-mencle atau berubah-ubah. Seorang pemimpin
tidak mengenal kata ”gagal” atau “menyerah” sebelum mengerahkan segala
kemampuan yang ada. Watak api juga tidak pandang bulu, ia akan membakar
apapun yang bisa terbakar. Demikianlah hendaknya seorang pemimpin. Ia tidak
akan pandang bulu dan pilih kasih.
8. Kadya Bantala (Seperti Bumi)

14
Demikianlah hendaknya seorang pemimpin. Seorang pemimpin juga berkewajiban
mensejahterakan warganya. Seperti tanah yang rela dibajak dan dicangkul,
demikian pula seorang pemimpin harus rela berkorban demi kepentingan rakyatnya.
Kesejahteraan dan kemakmuran rakyat adalah pilihan utama bagi seorang
pemimpin. Namun demikian, pemimpin sebijak dan sesakti apapun, ia tak akan
mampu mengelak dari kodrat.

2.11 Kepemimpinan dalam Tantangan Global


1. Memiliki wawasan masa depan secara tepat
2. Meningkatkan diri melalui pendidikan & pelatihan
3. Mampu mengatasi hambatan2 yg dihadapi
4. Memiliki sejumlah gagasan, dan mampu mengutarakannya
5. Mampu melengkapi kekurangan2 yg dihadapi
6. Bergairah dalam melakukan berbagai kegiatan
7. Senantiasa melakukan penilaian
8. Memiliki “harapan” yang realistis

2.12 Evolusi Teori Kepemimpinan


1. Pendekatan Karakteristik Pemimpin
Analisis ilmiah kepemimpinan dimulai dengan memfokuskan pada pemimpin
itu sendiri. Secara lebih spesifk, awal konsentrasi pendekatannya pada atribut
phisik, mental, dan sosial yang nampak untuk membedakan pemimpin dan
bawahannya. Teori karakteristik kepemimpinan didasarkan pada asumsi bahwa
seseorang yang disebut pemimpin memiliki keunggulan karakteristik tertentu
yang tidak dimiliki oleh orang lain. Berdasarkan perspektif ini, para peneliti
membuat hipotesis bahwa pemimpin dapat dibedakan dan bawahan
berdasarkan pada keunggulan atribut pribadinya seperti kecerdasan, energi,

15
daya ingat, intuisi, dan daya persuasif yang lebih unggul dan tidak dimiliki oleh
orang lain.
2. Pendekatan Prilaku Pemimpin
Sampai dengan akhir tahun dekade 1 940an, tampak kegagalan pendekatan
karakteristik untuk mempelajari kepemimpinan, dan sejak saat itu para peneliti
mengadopsi fokus baru dalam kegiatannya sepanjang dekade tahun 1950an.
Para peneliti mulai konsentrasi pada perilaku pemimpin sebagai variabel
penjelasan (explanatory variable). Pendekatan ini membandingkan antara
perilaku pemimpin yang efektif dan yang tidak efektif.

2.13 Model Kepemimpinan Pengambilan Keputusan Normative


Vroom, Yetton, and Jago mengembangkan model kepemimpinan yang
menekankan pada peran yang dimainkan pemimpin dalam mengambil keputusan. Pada
dasarnya, model ini memfokuskan pada sejauh mana karyawan diijinkan untuk
berpartisipasi dalam mengambilan keputusan. Mengacu pada model ini, prosedur
pengambilan keputusan yang digunakan oleh pemimpin mempengaruhi keefektifan
keputusan melewati semua variabel intervening. Tiga diantaranya adalah decision
quality, decision acceptance, dan decision timeliness.
1. Decision Quality
Kualitas keputusan akan tinggi bila dipilih alternatif yang terbaik,apapun
dampaknya yang mungkin berkaitan dengan diterimanya keputusan tersebut oleh
bawahan. Dimensi kualitas merupakan pertimbangan utama saat suatu keputusan
adalah penting untuk memfasilitasi kinerja kelompok dan saat adanya variasi yang
signifkan di antara alternatif, contoh; keputusan tentang di mana akan ditempatkan
pendingin air di pabrik tidaklah memerlukan kualitas keputusan yang tinggi,
sedangkan keputusan yang bertujuan pada kinerja memerlukan kualitas keputusan
yang tinggi.

16
2. Decision Acceptance
Decision acceptance adalah penting bila keputusan memiliki implikasi bagi
motivasi keda bawahan dan bila keputusan akan diimplementasikan oleh bawahan.
Beberapa keputusan tidak perlu persetujuan kelompok untuk dapat sukses dalam
mengiimplementasikan (misalnya, keputusan mengenai apa warna karpet yang
akan digunakan pada lantai kantor), sedangkan yang lain harus dapat
diterima/disetujui oleh anggota kelompok untuk sukses dalam pelaksanaannya
(misalnya, penelitian strategi untuk meningkatkan penjualan).
3. Decision Fimeliness
Decision fmeliness adalah penting untuk dipertimbangkan kapan saja ada
keterbatasan waktu dalam pengambilan keputusan. Contoh, beberapa keputusan
dapat dibuat pada pertimbangan kelompok kerja (misalnya, apakah yang perlu
diubah berkaitan dengan laporan sekretaris), sedangkan yang lain dapat menuntut
segera adanya tindakan (misalnya, apakah untuk memperkenalkan produk baru
dilakukan dalam kuartal berikutnya)
2.14 Teori Kepemimpinan Baru
Menurut Steers (1996), kerangka karakteristik pemimpin, perilaku pemimpin,
dan contigency, atau teori-teori kepemimpinan tersebut telah mendapatkan kritikan
yang serius. Hal ini, termasuk sebagian besar teori-teori kepemimpinan lainnya yang
secara konsep dan metodologinya sangat kurang, dan semuanya secara empiris sangat
kurang mendapatkan dukungan yang konsisten. Bahkan, setelah Iebih dari setengah
abad para peneliti ilmiah tetap tidak menemukan kesepakatan berkenaan dengan
konsep umum dan keseluruhan proses kepemimpinan. Meskipun demikian, karena
pentingnya kepemimpinan bagi organisasi untuk menanggulangi peningkatan
pergolakan lingkungan yang terjadi, para peneliti tetap berusaha keras untuk
menciptakan pendekatan yang mantap. Munculnya pendekatan baru pada
kepemimpinan merepresentasikan pergeseran paradigma dan pendekatan transaksional
ke pendekatan pertukaran pemimpin-anggota (leader member exchange/LMX),
karismatik, dan transformasional.

17
1. Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota
Setelah pendekatan karakteristik dan perilaku gagal sebagai teori untuk memahami
kompleksitas kepemimpinan, perhatian beralih pada aspek situasional
kepemimpinan. Para peneliti memandang situasi sebagai variabel yang dapat
dimasukkan dalam karaktenstik dan perilaku pemimpin untuk menjadikannya
efektif didalam kelompok kerjanya atau di dalam konteks organisasional. Beberapa
pendekatan contingency pada kepemimpinan dapat diidentifkasikan. Tiga
diantaranya adalah sebagai berikut : (1) Fiedler’s contingency model, (2) House’s
path-goal theory, dan (3) Vroom, Yetton, and Jago’s normative decision model of
leadership.
2. Teori Kepemimpinan Kharismatik
Karisma dalam pengertian bahasa Yunani adalah divinely inspired gift, seperti
kemampuan untuk melakukan keajaiban (Steers, Porter, and Bigly, 1996). Weber
(1947), menggunakan pengertian tersebut untuk menggambarkan kekuatan atau
pengaruh yang mendasari persepsi bawahan bahwa seorang pemimpin diberkahi
dengan kualitas kepribadian yang istimewa. Dua diantara teori-teori kepemimpinan
karismatik adalah teori kepemimpinan karismatik House (1977), dan teori
kepemimpinan karismatik Conger and Kanungo (1987).

2.15 Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional


Kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional merupakan
dua konsep kepemimpinan yang muncul sebagai altematif kepemimpinan untuk
mengadakan perubahan setelah ketiga teori kepemimpinan (teori sifat, perilaku dan
kontingensi) dianggap tidak lagi sesuai dengan kondisi yang terjadi pada saat ini.
Gagasan awal munculnya kedua konsep kepemimpinan ini dikembangkan oleh Burn
yang menerapkannya dalam konteks politik dan selanjutnya disempurnakan dan
diperkenalkan dalam konteks organisasional oleh Bernard Bass

18
2.15.1 Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan
yang berlandaskan pada adanya pertukaran atau adanya tawar menawar antara
pemimpin dan bawahan, serta ditetapkan dengan jelas peran dan tugasnya.
Kepemimpinan transaksional aktif menekankan pemberian penghargaan
kepada bawahan untuk mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, secara
proaktif seorang pemimpin memerlukan informasi untuk menentukan apa yang saat ini
dibutuhkan bawahannya, dan pemimpin harus membantu mengarahkan bawahannya
pada peran dan tugas yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkannya
melalui penetapan tujuan yang jelas, penjelasan keterkaitan antara kinerja
penghargaan, serta memberikan balikan yang konstruktif untuk mempertahankan
bawahan pada tugasnya.
2.15.2 Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transaksional aktif menekankan pemberian penghargaan
kepada bawahan untuk mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, secara
proaktif seorang pemimpin memerlukan informasi untuk menentukan apa yang saat ini
dibutuhkan bawahannya, dan pemimpin harus membantu mengarahkan bawahannya
pada peran dan tugas yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkannya
melalui penetapan tujuan yang jelas, penjelasan keterkaitan antara kinerja
penghargaan, serta memberikan balikan yang konstruktif untuk mempertahankan
bawahan pada tugasnya memperhatikan keprihatinan dan kebutuhan pengembangan
diri pengikut, menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami pengikut untuk
mengeluarkan upaya ekstra untuk mencapai tujuan kelompok.

Dalam kepemimpinan transformasional pertukaran yang terjadi antara bawahan


dan pimpinan tidak sekedar pertukaran seperti yang terjadi pada kepemimpinan
transaksional. Kepemimpinan transformasional juga melibatkan pengembangan
hubungan yang Iebih dekat antara pemimpin dengan bawahan. Dengan kepemimpinan
transformasional, pemimpin membantu bawahan untuk melihat kepentingan yang lebih

19
penting daripada kepentingan mereka sendiri demi misi dan visi organisasi atau
kelompok. Dengan mengembangkan kepercayaan diri, keefektifan diri dan harga diri
bawahan, diharapkan pemimpin mempunyai pengaruh yang kuat pada tingkat
identifkasi, motivasi dan pencapaian tujuan pengikut.

Gambar 2. 2
Perbedaan Transaksional dan Transformasional

2.16 Teamwork, Team Building dan Coaching


Tim adalah Dua atau lebih orang yang bekerja secara saling tergantung
menuju tujuan bersama. Mendapatkan sekelompok orang bersama-sama tidak
membuat "tim". Sebuah tim mengembangkan produk yang merupakan hasil
kolektif tim upaya dan melibatkan sinergi. Sinergi adalah properti di mana
keseluruhan lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya.

20
Tim adalah jenis kelompok khusus. Tim adalah sekelompok individu
yang berbagi tujuan bersama dan tanggung jawab untuk mencapainya.Tim
berorientasi pada tugas kelompok kerja; mereka dapat berevolusi atau diangkat,
baik secara formal maupun informal (yang akan dibahas lebih lanjut pada
bagian berikut). Tim berusaha untuk mencapai hal yang positif kerjasama antar
anggotanya. Tim yang sukses akan bekerja dengan baik satu sama lain,
mencapai tujuan yang ditetapkan, dan setiap anggota akan memiliki perasaan
harga diri. Yang sukses tim juga akan adaptif, fleksibel, dan mampu menangani
konflik yang muncul.
Membangun tim yang kohesif adalah faktor utama keberhasilan setiap
perusahaan perhotelan. Tim yang kohesif berkomunikasi dengan baik satu sama
lain dan memiliki norma, kesatuan. Kohesi ini akan menghasilkan tim yang
bekerja dengan baik dan cocok bersama dengan baik. Ketika anggota tim cocok
bersama, ada lebih banyak peluang tim akan mencapai kinerja puncaknya. Jika
sebuah tim kurang kohesi, kinerja akan terhambat karena kelompok tidak akan
memiliki rasa persatuan. Untuk membangun tim yang kohesif, tujuan dan
sasaran perlu ditetapkan. Bagaimana sebuah tim dapat berjuang untuk kohesi
jika mereka tidak tahu apa tujuan mereka? Melalui interaksi yang erat satu sama
lain, tim akan mempelajari kekuatan dan kelemahan satu sama lain
(sebagaimana disebutkan di atas) dan cara kerja masing-masing anggota.
Interaksi dan komunikasi di antara anggota tim pada akhirnya akan mengarah
pada norma kelompok, rasa hormat, kepercayaan, dan persatuan. Dalam
industri restoran, setiap orang memiliki tujuan dan sasaran yang sama: Mari
buat perubahan ini semulus dan seefisien mungkin, dan bersenang-senang
sambil melakukannya. Juga lebih mudah untuk memberikan umpan balik
negatif ketika ada tujuan yang disepakati. Sama seperti ada kekuatan luar biasa
dalam tim yang kuat, ada bencana yang menunggu untuk terjadi di lingkungan
tim yang lemah. Tim yang kuat dapat mencapai dan mencapai hasil yang tidak
pernah dapat mereka capai dengan bekerja secara mandiri. Sayangnya, tim yang

21
kuat tidak terjadi secara kebetulan. Dibutuhkan kesadaran manajemen, fokus
dan usaha. Bagaimana cara merekrut anggota terbaik?
1. Ingatlah tujuan proyek dan kriteria pemilihan yang disebutkan di atas.
2. Identifikasi orang-orang yang relevan dalam organisasi atau unit mitra.
3. Lakukan kontak informal dengan mereka yang telah diidentifikasi, serta
dengan siapa saja yang mengenal mereka untuk melihat apakah mereka
memenuhi kriteria. Sertakan minat mereka dalam proyek dan waktu
yang dibutuhkan untuk mengintegrasikan proyek.
4. Putuskan apakah dia orang yang tepat dengan informasi awal yang
Anda miliki.
5. Undang orang tersebut untuk bergabung dengan tim.

Tim adalah entitas yang hidup dan dinamis. Itu bisa berkembang dari
awal ke fase dewasa, terlepas dari sifat tim atau tugas yang harus dilakukannya.
Model Tuckman (2) mengusulkan tipikal berikut fase dalam pengembangan
tim:

1. Forming: Ini adalah masa orientasi awal. Tim tidak yakin tentang apa
yang seharusnya dilakukan, anggota belum saling mengenal dengan baik
atau belum mengenal cara kerja team leader dan lainnya fungsi anggota.
Tahap ini selesai ketika para anggota mulai melihat diri mereka sebagai
bagian dari kelompok.
2. Storming: Ini adalah periode pemilahan di mana anggota mulai
menemukan tempat mereka sebagai anggota tim. Anggota tim sekarang
merasa lebih nyaman memberikan pendapat mereka dan menantang
pemimpin tim wewenang dan rekomendasi. Beberapa anggota mungkin
menjadi tidak puas dan tidak hanya menantang tugas tim dan bagaimana
ini akan dilakukan, tetapi juga peran dan gaya kepemimpinan pemimpin.
Ini adalah awal dari konflik intragroup.

22
3. Norming: Anggota tim mulai menggunakan pengalaman masa lalu
mereka untuk memecahkan masalah dan tarikan mereka bersama sebagai
kelompok yang kohesif. Proses ini harus menghasilkan tim yang
menetapkan prosedur untuk menangani konflik, keputusan, dan metode
untuk menyelesaikan proyek tim.
4. Performing: Pada fase ini tim telah mencapai keharmonisan,
mendefinisikan tugasnya, mengerjakannya hubungan, dan telah mulai
membuahkan hasil. Kepemimpinan disediakan oleh anggota tim terbaik
cocok untuk tugas yang dihadapi. Anggota telah belajar bagaimana
bekerja sama, mengelola konflik dan berkontribusi sumber daya mereka
untuk memenuhi tujuan tim.
5. Dissolving or reorientating: Tim dibubarkan ketika tim telah
menyelesaikan proyek. Mungkin diorientasikan kembali untuk
melanjutkan fase berikutnya dari proyek.
Efektivitas tim ditentukan oleh tiga kriteria.
• Pertama, output produktif tim memenuhi atau melebihi standar
kuantitas dan kualitas.
• Kedua, anggota tim menyadari kepuasan kebutuhan pribadi
mereka.
• Ketiga, anggota tim tetap berkomitmen untuk bekerja sama.

Ada tiga komponen utama dalam kerja tim mana pun:


1. Sasaran: Tugas atau aspek konten yang berorientasi pada hasil (mis.
tujuan dan sasaran tim). Ini adalah biasanya dikembangkan melalui
interaksi dengan anggota tim;
2. Metodologi: Aspek proses, yang meliputi interaksi tim dan cara anggota
bekerja sama (misalnya kepemimpinan, peran tim, dll.) Tim, terutama
tim teknis, sering bergumul lebih banyak dengan masalah proses
daripada masalah tugas;

23
3. Sumber daya: Waktu, anggaran, fasilitas komputer, alat pendidikan dan
dukungan administratif.
Menciptakan tim yang sukses bergantung pada penciptaan budaya untuk
sukses. Kami tahu bahwa tim harus memiliki semangat untuk visi, misi,
dan tujuan perusahaan, tetapi supervisor perlu memberikan pedoman
yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh siapa, kapan, di mana,
dan sumber daya apa yang diperlukan.
Tentu didalam tim terdapat leader yang mampu mengkoordinasi
anggota timnya untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa tanggung jawab
leader yaitu
1. Tetapkan tugas yang jelas untuk setiap anggota
2. Secara teratur meninjau dan memantau kemajuan pekerjaan
3. Pastikan bahwa tim memenuhi tenggat waktu
4. Diskusikan dan sepakati jadwal kegiatan utama dengan tim
5. Memotivasi anggota tim
6. Selesaikan konflik
7. Memberi bimbingan bila diperlukan
8. Membantu anggota untuk mengatasi hambatan
9. Secara teratur menilai kinerja tim menggunakan daftar periksa
Dan didalam team sendiri agar berjalan efektif dan efisien menganut
norma norma yang harus dipatuhi. Norma adalah standar perilaku yang dapat
diterima dalam suatu kelompok yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok.
Mereka memberi tahu anggota apa yang harus atau tidak boleh mereka lakukan
tergantung pada keadaan. Di lingkungan kerja, norma yang paling penting
berhubungan dengan proses yang berkaitan dengan kinerja. Semua anggota
harus terbiasa dengan norma-norma ini dan diharapkan untuk mengikutinya.
Merupakan ide yang bagus untuk menyepakati norma-norma dan
memasukkannya ke dalam piagam tim.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam
mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan apabila
ia mempunyai pengikut atau bawahan. Bawahan pemimpin ini dapat diperintahkan
untuk mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjsasakan sesuatu dalam mencapai
tujuan bersama yang telah ditetapkan terlebih dahulu.. Beberapa pendapat yang
menganggap kepemimpinan adalah sebagai seni dan ilmu atau proses untuk
mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha untuk
mencapai tujuan yang hendak dicapai kelompok, Sehingga kepemimpinan adalah
kemampuan mendorong sejumlah orang atau kelompok agar mau bekerja sama
dalam melaksanakan kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.
Seorang pemimpin tentu harus memiliki kemampuan untuk memandu
anggotanya. Selain itu, seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi sekaligus
meyakinkan sekelompok orang atau seseorang. Ketika pemimpin dan anggotanya
sudah berada di jalur yang sama, maka apa yang ditargetkan akan lebih mudah
dicapai. Begitupun dengan timnya harus Teamwork dan profesionalitas dalam
bekerja serta mematuhi norma (Standar Prilaku) yang dianut dan diterima oleh
anggota kelompok lainnya.
3.2 Saran
Kepemimpinan yang baik tidak harus terpaku pada apa yang sudah ditentukan,
kunci keberhasilan seorang pemimpin hanyalah menjaga kepercayaan pengikut dan
menggunakan kekuasaan tersebut dengan sebenar dan sebaiknya. Jadi hendaklah
kita yang merupakan calon pemimpin dimanapun berada menggunakan hati, pikiran
dan segala usaha untuk memajukan apa yang kita pimpin, mencapat tujuan dan cita
cita yang sudah dibentuk dan bukan untuk kepentingan pribadi semata melainkan
kepentingan tim dan banyak orang.

25
DAFTAR PUSTAKA
Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Hendri. Model-model Teori Kepemimpinan.
http//teorionline.wodpress.com/. Diakses pada 28 September 2014.
Daft, Richard L. 208. The Leadership Experience. Ohio: Thomson Learning
Education.
Istianto, Bambang. 2009. Manajemen Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan
Publik. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Lussier, Robert N. and Christopher F. Achua. 2010. Leadership: Theory, Application,
and Skill Development. Ohio: South-Western Cengage Learning.
Masaong, Kadim & Arfan A. Tilomi. 2011. Kepemimpinan Berbasis Multiple
Intelligence: Sinergi Kecerdasan Intelektual, Emosi, dan Spiritual untuk Meraih
Kesuksesan yang Gemilang. Bandung: Alfabeta.
Northouse, Peter G. 2010. Leadership: Theory and Practice. California: SAGE
Publication.
Rivai, Veithzal. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: dari
Teori dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. 2003. Essentials of Organization Behavior. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Sedarmayanti. 2008. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV.
Mandar Maju.
Wursanto. 2002. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Yukl, Gary. 2009. Leadership in Organizations. Delhi: Dorling Kindersley.

26

Anda mungkin juga menyukai