Anda di halaman 1dari 17

TRAINER SUCCES MOTIVATION

MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memenuhi Tugas Edupreneurship
Dosen Pengampu: Drs. H. Imam Mudjiono, M. Ag

Disusun Oleh:
Nama : Yuni Mulya Hikayah
NIM : 16422150
Kelas : Edupreneurship/ C

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Edupreneurship tentang Trainer Succes Motivation.
Penulis selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Imam Mujiono selaku dosen Edupreneurship program studi Pendidikan Agama
Islam Universitas Islam Indonesia yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis tidak menutup diri dari para pembaca akan saran
dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas
penyusunan makalah di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah Edupreneurship tentang
Trainer Succes Motivation untuk masyarakat dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, April 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………… i
Daftar Isi ……………………………………………………….….... ii
BAB 1 Pendahuluan ……………………………………..….….. 1
1.1. Latar Belakang ………………………………….…. 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………….… 2
1.3. Tujuan Penulisan …………………………………... 2
BAB 2 Pembahasan …………………………………………….. 3
A. Urgensi Menjadi Motivator ………………................ 3
B. Mengenal Berbagai Cara Memotivasi …………........ 5
C. Kunci Menjadi Motivator Sukses ..……………........ 8
D. Belajar Dari Motivator Sukses Yang Hebat ……….. 10
BAB 3 Penutup ………………………………………………..... 13
Kesimpulan …………………………………………...… 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Motivasi merupakan alasan yang mendasari seseorang untuk
melakukan suatu tindakan. Motivasi sangat diperlukan untuk mendorong
seorang individu itu melakukan pekerjaan yang akan dilakukannya. Setiap
individu pasti membutuhkan sebuah motivasi agar pekerjaan yang akan
dilakukannya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu
motivasi ini sangat berperan penting dalam aspek kehidupan manausia.
Pada zaman seperti sekarang ini, manusia sangat membutuhkan
adanya dorongan untuk melakukan suatu pekerjaannya, karena di zaman
globalisasi ini terdapat banyak kemudahan yang dapat di akses oleh setiap
individu untuk memperoleh informasi sehingga manusia cenderung berada
di zona nyamannya dan apa yang mereka butuhkan cenderung mudah
terpenuhi. Akibatnya, apabila mereka di hadapkan pada suatu kondisi di
mana mereka harus berjuang untuk melakukan sesuatu mereka tidak
bergairah dalam melakukan suatu pekerjaan maupun tindakan tersebut.
Untuk itu, diperlukan motivator-motivator yang hebat dalam hal ini yang
dapat mendorong mereka untuk maju dan bangkit.
Tetapi kenyataannya, motivator-motivator sekarang ini khususnya
di Indonesia banyak bermunculan tetapi menjadi motivator yang hebat itu
hanya sedikit sekali bahkan dapat di hitung dengan jari. Oleh karena itu,
perlu adanya pelatihan (training) untuk mengembangkan kemampuan para
motivator agar mereka mampu menjadi motivator yang hebat dan mampu
memberikan dorongan kepada setiap individu agar mempunyai semangat
yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya.

1
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa urgensi menjadi motivator?
b. Bagaimana mengenal berbagai cara memotivasi?
c. Bagaimana kunci menjadi motivator sukses?
d. Bagiamana belajar dari motivator sukses yang hebat?

1.3. Tujuan Masalah


a. Untuk mengetahui urgensi menjadi motivator
b. Untuk mengetahui berbagai cara memotivasi
c. Untuk mengetahui kunci menjadi motivator sukses
d. Untuk mengetahui belajar dari motivator sukses yang hebat

2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Urgensi Menjadi Motivator
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung,
tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan,
dorongan, atau pembakit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.1
Motivasi menjelaskan mengapa ada orang berperilaku tertentu untuk
mencapai serangkaian tujuan. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, teori
motivasi secara khusus berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti:
1. Apa yang menyebabkan pegawai bekerja lebih keras?
2. Bagaimana kinerja pegawai dapat diperbaiki?
3. Bagimana kehadiran kerja (absensi) dapat diperbaiki?2
Pertanyaan di atas, dan banyak lagi pertanyaan lainnya, merupakan
pertanyaan yang akan ditanyakan oleh para manager pada diri mereka
sendiri, ketika mencoba memutuskan bagaimana mencapai kinerja sebaik
mungkin dari pegawai mereka. Kunci keberhasilan organisasi terletak pada
kinerja pegawai-pegawainya. Dan pada umumnya dapat diterima, bahwa
mutu kinerja tersebut tergantung pada sikap pegawai terhadap atasan
mereka.
Teori motivasi berupaya merumuskan apa yang membuat orang
menyajikan kinerja yang baik. Dalam teori ini juga membantu memusatkan
perhatian pada faktor-faktor yang agaknya membuat perbedaan pengaruh
paling penting, tapi sayangnya tidak ada kesepakatan nyata tentang hal itu.3
Dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda, semua teori
motivasi mengakui pentingnya pemuasan kebutuhan manusia yang sifatnya

1
Hamzah B. Uno, 2009, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, hal.3.
2
Ibid., hal. 38.
3
Ibid., hal. 39.

3
pengembangan atau aktualisasi diri. Sasaran pemuasan kebutuhan ini ialah
agar potensi, baik fisik maupun mental dan intelektual yang terdapat dalam
diri manusia itu dapat diangkat kepermukaan sehingga menjadi kekuatan
efektif.4
Aktualisasi diri sebagai kebutuhan nyata menjadi lebih penting
untuk dipuaskan apabila diingat bahwa realisasi potensi menjadi kekuatan
nyata akan berakibat pada dua hal, yaitu disatu pihak meningkatkan
produktivitas kerja para pekerja yang bersangkutan dan dipihak lain
memungkinkan mereka memberikan konstribusi yang semakin besar
kepada keberhasilan organisasi mencari tujuan dan berbagai sasarannya.5
Berarti sebagai faktor motivasional, manajemen mutlak perlu
menyusun program yang sistematik untuk pengembangan para
bawahannya, baik melalui jalur-jalur yang sifatnya informal maupun
formal. Yang dimaksud pengembangan yang sifatnya informal adalah
semua cara yang ditempuh untuk meningkatkan kemampuan kerja para
bawahan seperti pemberian petunjuk, menunjukan cara kerja yang benar,
perbaikan kesalahan yang diperbuat tanpa sanksi yang bersifat punitif dan
lain sebagainya.6
Jelaslah bahwa penerapan teori motivasi bukanlah merupakan hal
yang mudah. Tidak mudah karena harus didasarkan pada pendekatan yang
sangat situasional sifatnya, dalam artian bahwa meskipun bersifat universal,
teori motivasi hanya mungkin diterapkan secara efektif apabila disesuaikan
dengan kebutuhan setiap pekerja dengan jati diri yang khas dengan warna
khas pula dari karakteristik biografikasinya, presepsinya, kepribadiannya,
kemampuannya, latar belakang sosialnya, latar belakang pendidikannya,
nilai-nilai yang dianutnya dan situasi lingkungan dimana ia hidup, bergerak,
dan berkarya.7

4
Sondang P Siagian, 2004, Teori Motivasi dan Aplikasinya, jakarta: Rineka Cipta, hal. 231.
5
Ibid., hal. 231.
6
Ibid., hal. 231-232.
7
Ibid., hal. 233.

4
Jika dalam pengertian motivasi adalah sebagai kekuatan yang
terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak
atau berbuat.8 Maka dapat diartikan juga bahwa motivatasi yang positif
terjadi jika orang memberi sebagai respons terhadap suatu permintaan,
tetapi motivasi akan mati bila orang dipaksa untuk tunduk pada permintaan.
Karena motivasi muncul melalui suatu kombinasi dari banyak faktor,
seperti kepemimpinan dan lingkungan kerja individu. Efektivitas pegawai
dengan asumsi mereka diberi kesempatan untuk berprestasi baik dan
memilih kemampuan yang diperlukan bergantung pada motivasi.9 Maka
dapat dijelaskan pula bahwa motivator adalah orang yang memiliki profesi
atau pencaharian dari memberikan motivasi kepada orang lain. Pemberian
motivasi ini biasanya melalui pelatihan (training), namun bisa juga melalui
mentoring, coaching, atau counseling, dan sebagainya. Maka dari itu adanya
urgensi motivator yaitu agar ada penggerak atau pendorong dari luar untuk
diri sendiri mauapun orang lain. Dikarenkan motivasi dalam diri sendiri itu
juga tidak cukup, maka dari itu adanya seorang motivator agar bisa menjadi
penggerak atau pendorong bagi pribadi sendiri.

B. Mengenal Berbagai Cara Memotivasi


Pemberian dorongan bisa disebut sebagai proses umpan balik. Ini
informasi positif bahwa kita tengah membuat kemajuan. Kita berada dijalur
yang benar, kita hidup berdasarkan standar. Namun, pemberian dorongan
bersifat lebih personal dibandingkan bentuk-bentuk umpan balik lainya.
Pemberian dorongan mensyaratkan untuk mendekat pada individu,
menunjukan bahwa peduli pada mereka, dan tertarik pada orang lain.10
Karena lebih personal dan positif, pemberian dorongan lebih terlihat
sebagai jenis pemenuhan umpan-balik, jenis yang tidak bisa dilakukan

8
Hamzah B. Uno, 2009, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, hal.3.
9
John Adair, 1992, Pemimpin Yang Berpusat Pada Tindakan (Terj. Maria Natali), Jakarta:
Binarupa Aksara, hal. 13.
10
James M. Kouzes dan Barry Z. Posner, 2008, The Leardership Learning (Terj. Utami
Maska dan Setangguh Samanea Saman), Yogyakarta: Pustaka Baca, hal. 81.

5
bentuk lainnya. Memberikan dorongan hati, memperkuat kepercayaan di
antara pemimpin dan pengikut, suatu relasi yang benar-benar kritis dalam
mencapai melakukan hal-hal yang luar biasa. Pemberian dorongan hati
merupakan kebutuhan esensial untuk meraih sesuatu yang luar biasa. Ini
seperti berbicara pada hati seseorang secara mendalam mengendalikan
nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan, untuk sesuatu yang melampaui hal-hal
yang bersifat material dan berkontribusi untuk menciptakan sesuatu yang
bermakna didunia kerja.11
Aktivitas-aktivitas ini dirancang untuk memfasilitasi proses belajar.
Belajar bagaimana memberi dorongan hati, membangkitkan semangat yang
harusnya merupakan proses yang menyenangkan.12 Adapun beberapa cara,
yaitu:
1. Menyusun standar-standar yang jelas
Maksudnya dalam menyusun strategi yang jelas yaitu dengan
meluangkan waktu untuk mengklarifikasi nilai atau prinsip-prinsip
penting dengan menulis jawaban atas pertanyaannya misalnya “Nilai-
nilai apa yang saya yakin harus bisa menuntun keputusan dan tindakan
saya sehari-hari, dan dengan orang-orang macam apa saya bisa kerja dan
berinteraksi”. Setelah itu tempelkan pertanyaan nilai-nilai tersebut
ditempat yang bisa mengingatkan anda. Ataupun dengan hal-hal
lainnya, yakinkan setiap orang memperoleh umpan balik secara teratur
dan spesifik. Ketika mereka tahu dimana mereka berada dan seberapa
jauh jarak yang telah mereka tempuh, mereka akan menjadi merasa jauh
lebih baik, secara fisik mereka akan merasa lebih sehat, dan mencapai
tingkat kinerja yang lebih tinggi. Dan yakinkan mereka memperoleh
umpan balik secara teratur pada progresitivas mereka dalam pencapaian
tujuan. Atau dengan menonton film tentang gerakan memperjuangkan

11
Ibid., hal. 81.
12
Ibid., hal. 218.

6
hak-hak sipil. Itu kisah yang memotivasi adanya kekuatan tujuan da
adanya dedikasi orang-orang yang ingin mewujudkan sebuah impian.13
2. Mengharapkan yang terbaik
Maksudnya yaitu dengan berlatihlah untuk bermimpi dengan
menggunkan kemampuan visualisasi yang sama untuk membayangkan
pemandangan-pemandangan batin anda pada apa yang anda ingin capai
sebagian seorang pemimpi dan gambarkan pada diri sendiri apakah bisa
melakukan hal tersebut untuk meraih prestasi puncak dari aspirasi-
aspirasi anda. Dan ciptakan imaji yang kaya tekstur yang
menggambarkan masa depan anda, lihatlah, ciumlah baunya, rasakan,
dengarkan, dan sentuhlah. Buatlah senyata mungkin. Semakin baik anda
melakukannya, semakin tampak anda mampu meraih kinerja dengan
tingkatan yang lebih tinggi. Dan carilah poster-poster yang dapat
menginspirasi kemudian letakan poster tersebut didinding yang sering
anda lihat.14
3. Beri perhatian
Maksudnya yaitu dengan membuat jenis-jenis hadiah atau cara-
cara memberikan apresiasi, atau merekognisi orang-orang (atau tidak
untuk tidak memberi apresiasi).15 Dan jangan menunggu merayakan
sesuatu sebagai alasan untuk merekognisi sesuatu. Jika anda
memerhatikan sesuatu layak segara diberi penghargaan, segera lakukan
seperti “saya mengamati cara anda menangani dan merespon dengan
cara nyata. Yang anda lakukan merupakan contoh bagi setiap orang.”
Selain itu juga cara memberikan perhatian dengan mendengarkan
omongan seseorang tentang dirinya sendiri, tentang pekerjaannya, apa
yang penting baginya, dengarkan semua dengan mata dan hati, bukan
hanya dengan telinga dan otak. Apa yang anda peroleh ketika

13
Ibid., hal. 218-223.
14
Ibid., hal. 225-228.
15
Ibid., hal. 229.

7
mendengarkan hanya dengan mata dan hati, yang tidak anda peroleh
ketika anda mendengar hanya dengan telinga dan otak.
4. Menceritakan suatu kisah
Maksudnya ialah dengan menyampaikan kisah peristiwa tersebut
seperti kejadian sesungguhnya.16 Dengan tentang bagaimana dia
berprestasi sedemikian baik. Atau juga dengan menceritakan kisah
proses merekognisi yang dinilai sebagai peristiwa yang bermakna. Jika
semuanya memungkinkan, ketika memberi rekognisi, berusahalah
melakukannya ditempat pencapaian prestasi terjadi. Jika tidak mungkin,
yakinkan untuk mendeskripsikan latar belakang yang jelas, sehingga
mereka bisa membayangkan kejadiannya. Karena cerita yang baik akan
menciptakan gambaran yang jelas atas suatu peristiwa. Selain dengan
menceritakan suatu peristiwa dengan bertatapan langsung atau face to
face, bisa juga menceritakan persitiwa menarik tersebut di sumber
media lainnya.

C. Kunci Menjadi Motivator Sukses


Ketika seseorang meneliti tentang kepemimpinan, yang difokuskan
yaitu bagaimana seseorang yang biasa-biasa saja, bukan orang terkenal,
dengan cita-cita yang tinggi, dapat memimpin orang lain, dapat memenuhi
target, atau melakukan berbagai hal luar biasa. Yang diperhatikan, sebagian
besar mereka mewujudkan berbagai prestasi spesial dalam kehidupan, dan
secara teratur menginspirasi orang lain.17
Kepemimpinan tidak bergantung pada kualitas-kualitas mistis atau
bakat-bakat lahir. Tetapi lebih dipengaruhi oleh kapasitas individu dalam
memahami diri sendiri, memahami kekuatan dan kelemahan sendiri, dan
kemauan untuk belajar dari proses umpan balik yang mereka dapatkan
dalam kehidupan sehari-hari, singkatnya dari kapasitas mereka untuk

16
Ibid., hal. 239.
17
James M. Kouzes dan Barry Z. Posner, 2008, The Leardership Learning (Terj. Utami
Maska dan Setangguh Samanea Saman), Yogyakarta: Pustaka Baca, hal. 45.

8
mampu mengembangkan dirinya sendiri. Warren Bennis meneliti bahwa
“memahami diri sendiri” merupakan tulisan yang tertera pada prasasti di
Delphi. Dan tugas tersulit yang harus dihadapi yaitu hingga anda benar-
benar memahami diri sendiri, memahami berbagai kekuatan dan kelemahan
diri sendiri, mengetahui apa yang diinginkan dan mengapa ingin
melakukannya, maka hal tersebut bisa sukses untuk diri sendiri.18
Perkembangan kepemimpinan merupakan perkembangan pribadi
yang melalui perolehan umpan balik dalam kehidupan sehari-hari,
penyusunan berbagai tujuan untuk peningkatan pribadi, belajar dari orang
lain, dan dari pengalaman serta membuat berbagai perubahan tentang
bagaimana cara melakukan berbagai hal, sedemikian rupa demi perluasan
kemampuan, dan memperoleh lebih banyak umpan balik untuk menguji lagi
kemajuan pribadi.19
Untuk mengetahui apa saja yang bisa mengubah kehidupan, individu
harus paham apa yang tengah dilakukan dan apa hasilnya, serta apa yang
akan dilakukan jika hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Penting
untuk menanamkan perspektif postif dalam pikiran.20
Ketika semua energi berada dibelakang visi yang jelas, anda
memiliki fokus dinamis. Yang dimana mengalami sebuh transformasi,
sebuah perubahan di dalam diri. Ini adalah perubahan didalam cara anda
belajar, cara hidup, dan cara berinteraksi dengan orang-orang di dunia anda.
Ketika spontan ini terjadi, maka anda akan menjadi lebih kreatif, bertenaga,
terlibat, dan antusias.21
Adapun faktor sukses menjadi motivator yaitu kebutuhan minimum
yang harus dipenuhi oleh seorang motivator agar berhasil, seperti dengan:
1. Mau memberikan motivatsi

18
Ibid., hal. 45-46.
19
Ibid., hal. 46.
20
Bobbi De Porter, 2007, Quantum Success (Terj. Haris Priyatna), Bandung: Kaifa, hal.
28.
21
Ibid., hal. 30.

9
Melakukan motivasi dengan antusias, senang. Dengan demikian
antusiasme dan rasa senang akan menjalar ke peserta.
2. Paham apa yang diberikan
Motivator tidak hanya memahami materinya saja, tetapi juga tahu
lebih daripada yang harus diberikan. Jika diistilahkan dengan gunung
es, hanya seperlima yang tampak, sedangkan sisanya ada dibawah air,
tidak kelihatan. Banyak dari pengetahuan dan keterampilan sebagai
motivator yang tidak dipakai, tetapi harus disiapkan setiap saat.
3. Paham bagaimana memberi motivasi
Banyak teknik yang bisa dipakai dalam penyampaian. Masing-
masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Motivator harus bisa
memilih dan tahu bagaimana menggunakannya sesuai dengan
kebutuhan.
4. Cakap berkomunikasi
Agar bisa melihat masalah yang ada. Motivator harus bisa
berempati, melihat dari sudut pandang orang lain.22

D. Belajar Dari Motivator Sukses Yang Hebat


Motivasi apabila peserta tidak mengenali kebutuhan akan informasi
(akibat ditekankan atau dipaksa). Semua usaha motivator untuk membantu
peserta belajar akan sia-sia. Hubungan antara motivator dengan peserta
harus dibangun. Sehingga mereka siap belajar dan dapat memberikan
motivasi.23
Dari banyaknya para motivator, akan dijelaskan dari salah satu
contoh motivator yaitu Ippho Santosa ketika dia bisa menjadi motivator
yang sukses dan hebat. Ippho santosa adalah international trainer dan mega
best selling author dengan prestasi-prestasi langka seperti berseminar di
belasan negara di empat benua, satu dari dua puluh empat tokoh pilihan,

22
Chrisogonus D Pramudyo, 2007, Cara Pinter Jadi Trainer, Yogyakarta: Indonesia
Cerdas, hal. 95-97.
23
Chrisogonus D Pramudyo, 2007, Cara Pinter Jadi Trainer, Yogyakarta: Indonesia
Cerdas, hal. 66.

10
penulis inspiring 2013 menurut ikatan penerbit se indonesia, penulis dengan
total penjualan lebih dari 1 juta eksemplar, narasumber di berbagai TV dan
bintang iklan operator seluler, pendiri SD dan TK khalifah dengan 70 an
cabang, penerima MURI Award24. Track record unik sebagai motivator dan
praktis ini, membuat ratusan perusahan dan institusi sering
mengundangnya. Akan tetapi menjadi seorang motivatotor tidaklah mudah,
banyak sekali tantangan yang harus dilewati.
Ketika pengamatan yang diambil dari salah satu motivator tentang
bagimana ribuan orang mempertaruhkan uangnya dan berharap kaya dari
pertaruhan itu. Sebagian orang berfikir, sukses dan kaya itu seperti
pertaruhan. Jika mengetahui ilmunya, maka sukses dan kaya itu hampir-
hampir menjadi sesuatu yang pasti. Maka dari itu sarannya, menyisihkan
waktu dan uang untuk belajar. Misalnya belajar melalui buku dan seminar.
Karena dengan pembelajaran akan terjadi percepatan. Karena mempelajari
peta sukses dari orang-orang yang telah teruji sukses.25 Seratus ribu yang
investasikan pada isi kepala, bisa menghasilkan jutaan bahkan puluhan juta
pada isi kantong.
Terkait spiritual, daya ungkitnya ialah niat, kebersamaan, sedekah,
dhuha, dan ikhlas. Soal niat, jika niat anda tampil untuk mendapatkan tepuk
tangan dan gagahan-gagahan, maka itulah yang akan mendapatkan tepuk
tangan dan gagahan-gagahan. Maka itulah yang akan didapatkan. Tapi, jika
anda tampil untuk membawa perubahan, insya allah anda akan membawa
perubahan pada seluruh peserta seminar. Karena niat adalah daya ungkit.
Iainya bagaikan energi yang mengerahkan dan mengarahkan segala-
galanya. Daya ungkit yang lain adalah kebersamaan. Yang dimana
kecerdasan itu dibangun dengan mencerdaskan. Kesuksesan itu dibangun
dengan menyukseskan.26 Kekayaan itu dibangun dengan mengayakan .
inilah yang diterapkan dalam bisnis dan sedekah.

24
Ippho Santosa, 2016, Hanya Dua Menit Anda Bisa Tahu Potensi Rezeki Anda, Jakarta:
Gramedia, hal. 103.
25
Ibid., hal. 37.
26
Ibid., hal. 42.

11
Seperti yang dikemukakan Ippho seorang motivator yang dimana
menjelaskan tentang bagimana dalam satu menit harus mampu menuliskan
impian untuk satu tahun kedepan dengan sangat jelas. Jika tidak mampu
menuliskan dengan sangat jelas, berarti itu tidak serius dengan impiannya.
Dan menit yang kedua menjelaskan tentang membantingkan dan
membenarkan kalimat-kalimat seperti, sangat sulit untuk untuk menjadi
kaya. Maka hal tersebut sudah jelas anda tidak berpotensi kaya. Memang
hanya Allah yang mengetahui kekayaan, kesehatan, rezeki, nasib, dan masa
depan seseorang. Namun manusia diperkenakan untuk berpikir, mengukur
dan mengira-ngira.27
Keyakinan dan pemahaman inilah kuncinya. Seberapa besar
keyakinan dan pemahaman, maka sebesar itulah potensinya.28 Dengan kata
lain keyakinan, jika keyakinan kecil dan pemahaman salah, maka
kemungkinan potensi kekayaan juga kecil. Jika keyakinan besar dan
pemahaman benar, maka kemungkinan potensi kekayaan juga besar. Dalam
konteks lain secerah apapun konteks lain, secerah apa harapan saat ini,
secerah itu masa depannya. Itu sederhana akan tetapi tidak mudah. Maka
dari itu perlu diingat:
1. Bercita-cita kaya, berarti percaya pada kekayaan Allah
2. Bermimpi besar, berarti percaya pada kebesaran Allah
3. Hanya menginginkan hal yang remeh-remeh, berarti meremehkan
kemampuan allah.29
Memang uang dapat menjadi akar dari segala kejahatan, tapi uang
juga dapat menjadi akar dari segala kebaikan. Tergantung ditangan siapa.
Maka dalam hal ni sudah jelas, tidak ada yang salah dengan kekayaan.
Asalkan mampu mempertanggung jawabkan dari mana dan kemana
kenyataan itu.30

27
Ibid., hal. 13-23.
28
Ibid., hal. 34.
29
Ippho Santosa, 2016, Hanya Dua Menit Anda Bisa Tahu Potensi Rezeki Anda, Jakarta:
Gramedia, hal. 15.
30
Ibid., hal. 35.

12
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Jika motivasi diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu,
yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Maka dapat diartikan
juga bahwa motivator adalah orang yang memiliki profesi atau pencaharian dari
memberikan motivasi kepada orang lain. Pemberian motivasi ini biasanya melalui
pelatihan (training), namun bisa juga melalui mentoring, coaching, atau counseling,
dan sebagainya.
Adapun mengenal berbagai cara memotivasi yaitu dengan beberapa cara,
diantaranya Menyusun standar-standar yang jelas, mengharapkan yang terbaik,
Beri perhatian, dan Menceritakan suatu kisah.
Kepemimpinan tidak bergantung pada kualitas-kualitas mistis atau bakat-
bakat lahir. Tetapi lebih dipengaruhi oleh kapasitas individu dalam memahami diri
sendiri, memahami kekuatan dan kelemahan sendiri, dan kemauan untuk belajar
dari proses umpan balik yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari,
singkatnya dari kapasitas mereka untuk mampu mengembangkan dirinya sendiri.
Seperti yang dikemukakan Ippho seorang motivator yang dimana
menjelaskan tentang bagimana dalam satu menit harus mampu menuliskan impian
untuk satu tahun kedepan dengan sangat jelas. Jika tidak mampu menuliskan
dengan sangat jelas, berarti itu tidak serius dengan impiannya. Dan menit yang
kedua menjelaskan tentang membantingkan dan membenarkan kalimat-kalimat
seperti, sangat sulit untuk untuk menjadi kaya. Maka hal tersebut sudah jelas anda
tidak berpotensi kaya. Memang hanya Allah yang mengetahui kekayaan, kesehatan,
rezeki, nasib, dan masa depan seseorang. Namun manusia diperkenakan untuk
berpikir, mengukur dan mengira-ngira.

13
Daftar Pustaka

Bobbi De Porter, Quantum Success (Terj. Haris Priyatna), Bandung: Kaifa,


2007.
James M. Kouzes dan Barry Z. Posner, The Leadership Learning (Terj. Utami
Maska dan Setangguh Samanea Saman), Yogyakarta: Pustaka Baca, 2008.
Sondang P Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta,
2004.
Ippho Santosa, Hanya 2 Menit Anda Bisa Tahu Potensi Rezeki Anda, Jakarta:
Gramedia, 2016.
Chrisogonus D Pramudyo, Cara Pinter Jadi Trainer, Yogyakarta: Indonesia
Cerdas, 2007.
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
John Adair, Pemimpin Yang Berpusat Pada Tindakan (Terj. Maria Natali),
Jakarta: Binarupa Aksara, 1992.

14

Anda mungkin juga menyukai