Anda di halaman 1dari 4

Nama Mahasiswa : RISKA SILALAHI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 015546716


Kode/Nama Mata Kuliah : Kepemimpinan
Kode/Nama UPBJJ : 12/MEDAN

1. Jelaskan juga bagaimana kiat manajemen bagi pemimpin yang sedang menaglami krisis

Jawab :

Kiat manajemen bagi Pemimpin yang sedang mengalami krisis adalah sebagai berikut :

a. Menjadi Visioner
Di dalam dunia kerja, bukan hanya tantangan yang akan kita hadapi, namun juga beberapa keuntungan
lainnya yang dapat diraih setelah menghadapi semua ujian tersebut. Penting bagi kita untuk menjadi seorang
yang visioner agar kita dapat memvisualisasikan masa depan karir atau bisnis kita.
Kita harus mulai menuliskan segala hal yang ada dalam pikiran kita, bayangkan dan rencanakan bagaimana
kita dapat merespon setiap masalah yang ada. Dengan memiliki bayangan tersebut, kitab bisa mencari solusi
sebelum semua permasalahan tersebut benar-benar terjadi. Mencari pekerja yang baik, media yang tepat, dan
investor yang kuat. Jadi, cara menghadapi manajemen krisis yang pertama adalah berpikir visioner seperti
para pemimpin yang hebat.
b. Memimpin dengan rasa empati
Beberapa krisis yang terjadi perlu dikelola dengan perasaan empati yang tinggi. Apabila kita menghadapi
setiap permasalahan dan krisis yang ada tanpa ada rasa empati, maka semuanya akan semakin kacau balau.
Sebagai contoh, jika Perusahaan kita tersangkut masalah dan itu memang kesalahan dari Perusahaan kita,
maka solusi ampuh yang paling tepat adalah meminta maaf dengan setulus hati kepada pihak yang dirugikan.
Permintaan maaf yang sederhana dan tulus selalu menjadi solusi yang terbaik bagi banyak permasalahan.
Lebih baik lagi untuk meminta maaf secara langsung, bukan melalui media sosial, web atau platform lainnya
yang tidak secara langsung berinteraksi dengan para pihak yang dirugikan.
Hal ini dilakukan karena kita mengerti perasaan dan kekecewaan mereka atas kesalahan kita yang tidak
disengaja. Selain itu, ini juga dapat membantu menghentikan informasi-informasi negatif yang bisa saja
dipublikasikan oleh media sosial atau media berita lainnya. Jadi, cara menghadapi manajemen krisis yang
kedua adalah memimpin dan bertindak dengan rasa empati seperti para pemimpin yang hebat.
c. Jangan selalu menghindari resiko
Kebanyakan para perusahaan dan bisnis yang sedang mengalami krisis atau membuat suatu kesalahan,
mereka memiliki divisi hubungan Masyarakat (Humas) yang sangat defensive untuk membela dan menutup-
nutupi kesalahan yang telah diperbuat oleh Perusahaan mereka. Mereka menutupinya dengan sangat baik.
Bahkan, tidak sedikit Perusahaan yang mencoba ‘menutup mulut’ dari para klien agar tidak membeberkan
permasalahan yang ada kepada awak media.
Ini bukanlah strategi yang bagus untuk Perusahaan kita saat menghadapi sebuah krisis. Terlebih lagi, jika
pihak yang menyebabkan masalah tersebut adalah kita. Dalam hal ini, terlalu sering menghindari resiko yang
datang, bukanlah hal yang baik. Kita akan cenderung menjauhi konflik baik dan menghindari segala resiko
yang ada.
d. Mengambil tindakan dengan cepat dan tepat
Apabila krisis terjadi karena kesalahpahaman dari pelanggan atau pelanggan sudah terpengaruh dengan
kesan-kesan buruk terhadap Perusahaan kita, yang sudah terlanjur tersebar di media sosial, maka jangan
khawatir. Ada cara lain yang dapat kita lakukan dalam hal ini yaitu, dengan membuat acara atau dukungan-
dukungan lainnya yang dapat mengubah pandangan para pelanggan terhadap Perusahaan dan bisnis kita.
Kita perlu mengambil tindakan yang cepat dan tepat untuk segera menyelesaikan kesalahpahaman yang
terjadi. Misalnya, membuat pernyataan terbuka kepada para pelanggan untuk meluruskan kesalahpahaman
tersebut. Positifnya, jika permasalahan yang sama terjadi lagi kedepannya, kita dan rekan-rekan kerja lainnya
sudah memiliki prosedur dan template yang tepat untuk merespons kejadian yang ada.
2. Coba jelaskan secara teoritis dengan konsep kepemimpinan transformasional dan contoh disekitar anda
dalam prakteknya.
Jawab :
Pengertian Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional adalah cara dari seorang pemimpin untuk memotivasi dan
memberdayakan orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk bisa bekerja sama
dalam mewujudkan visi dan misi organisasi.
Dilansir dari buku Kepemimpinan Transformasional, Transaksional, dan Motivasi Kerja yang ditulis
oleh Armansyah, seorang pemimpin transformasional akan memberikan ruang yang luas kepada
anggotanya untuk mengasah berbagai skill yang diperlukan dalam dunia kerja.
Ruang yang luas tersebut akan membuat seseorang menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam
menemukan solusi terhadap permasalahan yang ada. Dengan begitu, setiap orang bisa
memberikan andil terhadap segala hal yang berkaitan dengan organisasi.
Melalui gaya kepemimpinan ini, anggota organisasi cenderung akan memiliki tingkat kepuasan
kerja serta komitmen yang tinggi. Selain itu, cara ini juga bisa menciptakan budaya dan lingkungan
kerja yang sehat, efektif, dan efisien bagi semua anggota dalam suatu organisasi.

Karakteristik Kepemimpinan Transformasional


Seseorang yang memiliki gaya kepemimpinan transformasional memiliki karakteristik tertentu yang
membedakannya dari orang lain. Dilansir dari jurnal Karakteristik Kepemimpinan Transformasional
oleh Shalahuddin, terdapat empat karakteristik, antara lain:

1. Idealisasi Pengaruh (Idealized Influence)


Karakter pertama adalah idealisasi pengaruh atau idealized influence. Seorang pemimpin
transformasional memiliki fokus untuk membangun budaya organisasi di mana setiap orang di
dalamnya akan saling membantu untuk meraih tujuan bersama.
Mereka mengetahui bahwa pemimpin adalah sosok yang menjadi panutan. Oleh karena itu,
pemimpin akan mencontohkan sesuatu yang baik supaya hal tersebut diikuti oleh semua
anggotanya.
Dengan begitu, pemimpin akan menularkan semangatnya pada semua anggota. Pemimpin juga
akan mendapatkan kepercayaan yang lebih dari seluruh anggotanya.

2. Motivasi yang Menginspirasi (Inspirational Motivation)


Pemimpin dengan gaya kepemimpinan transformasional adalah seorang pemimpin yang memiliki
visi yang jelas serta dapat mengkomunikasikannya dengan baik kepada setiap anggota. Dalam hal
ini, pemimpin transformasional cenderung berperan sebagai mentor untuk mendampingi
anggotanya,

Mereka akan memberikan tantangan yang mengasah kreativitas anggota sembari membimbing
mereka. Selain itu, pemimpin juga akan memberikan rasa optimis dan meningkatkan motivasi
untuk setiap anggota.
3. Stimulasi Intelektual (Intellectual Stimulation)
Karakter ini merupakan karakter seorang pemimpin transformasional yang bisa menstimulasi
anggotanya untuk menyelesaikan permasalahan dengan cermat serta rasional. Selain itu,
pemimpin transformasional juga akan mendorong anggotanya untuk menyelesaikan masalah
dengan efektif dan efisien.
4. Konsiderasi Individual (Individualized Consideration)
Individualized consideration berarti kemampuan seorang pemimpin untuk memahami perbedaan
karakter individu di setiap anggotanya. Dalam hal ini, pemimpin transformasional akan mendengar
setiap aspirasi dari anggotanya dan mampu melihat kebutuhan dari masing-masing anggota.

Keuntungan dan Kerugian dari Kepemimpinan Transformasional


Setiap hal tentu memiliki keuntungan dan kerugian, termasuk juga kepemimpinan transformasional.
Berikut adalah daftar keuntungan dan kerugiannya.
Keuntungan:
- Tidak membutuhkan biaya yang besar.
- Komitmen yang timbul pada anggota bersifat terikat secara emosional.
- Mampu memberdayakan setiap anggota.
- Meningkatkan hubungan interpersonal.
- Pemimpin bertindak sebagai mentor atau coach.
- Pemimpin dapat memberikan pelatihan dan motivasi kepada setiap anggotanya dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
- Melalui hubungan yang ekstensif, secara tidak langsung anggota dapat belajar untuk menjadi
pemimpin yang baik.
- Anggota mempunyai potensi yang besar untuk mencapai kemampuan terbaiknya karena
diberikan ruang yang luas.

Kerugian:
- Membutuhkan waktu yang lama untuk menimbulkan kepercayaan terhadap pemimpin.
- Tidak ada jaminan untuk keberhasilan.
- Ada potensi kegagalan karena memberikan ruang yang besar kepada anggota yang belum
memiliki banyak pengalaman.
- Tidak cocok untuk dilakukan dengan anggota yang banyak.
- Kurang cocok untuk organisasi yang memiliki lingkungan kerja yang terlalu birokratis.

Contoh Kepemimpinan Transformasional

Contoh kepemimpinan transformasional di dalam organisasi perusahaan adalah ketika seorang


manajer yang memberikan ruang sebesar-besarnya untuk anggotanya agar mampu mengeluarkan
kreasi terbaiknya. Selain itu, manajer ini juga akan sering mendorong anggotanya untuk
meningkatkan semangat serta antusiasme anggota dalam bekerja serta membangun hubungan
yang dekat secara emosional.

Contoh kepemimpinan transformasional yang dimiliki pemimpin dunia salah satunya adalah
Mahatma Gandhi. Gandhi menggunakan pendekatan yang lembut dan humanis sehingga dia
dicintai oleh banyak sekali orang hingga saat ini.

Dalam kepemimpinan modern, Ignasius Jonan yang sempat memimpin PT Kereta Api Indonesia
juga merupakan contoh pemimpin transformasional. Kepemimpinannya berhasil mentransformasi
PT KAI dengan melakukan pembenahan di sisi internal yaitu dengan mengubah mindset karyawan
dari product oriented menjadi customer oriented.

Kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang memberdayakan orang-orang


yang berada di bawah tanggung jawab pemimpin. Gaya ini bisa kamu gunakan dalam memimpin
organisasi yang kamu jalankan.

3. Jelaskan dua kecenderuangan gaya atau karakter pemimpin dalam melakukan perannya sebagai pemimpin.

Jawab :

Gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin mempengaruhi para pengikutnya dalam suatu organisasi
atau sistem sosial yang dipimpinnya. Gaya ini bertujuan untuk menimbulkan kepatuhan pada
mereka yang bekerja dalam suatu organisasi dalam memenuhi pencapaian tujuan dan fungsi
organisasi.
Ada dua gaya kepemimpinan yaitu berorientasi pada tugas dan berorientasi hubungan dengan
bawahan, yaitu:

1. Gaya Kepemimpinan Berorientasi Tugas


Pada gaya kepemimpinan ini, pimpinan lebih tertuju kepada pelaksanaan tugas atau pekerjaan
pemimpin mengandalkan kekuatan paksaan, imbalan dan hukuman untuk mempengaruhi
bawahannya.
2. Gaya Kepemimpinan Berorientasi Hubungan dengan Bawahan
Pada gaya kepemimpinan ini, pimpinan lebih perhatian kepada pengembangan bawahan, dimana
pimpinan dapat mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan, dimana pimpinan dapat
mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan, pimpinan mempercayai bawahan,
pimpinan menciptakan lingkungan kerja yang suportif dan juga menyediakan kebutuhan
bawahan.

Sumber referensi : BMP ADPU4334

Anda mungkin juga menyukai