Anda di halaman 1dari 7

Meraja journal,ISSN 2615-2037

Volume 1 , No 1 , Februari - 2018

Aparatur Kepegawaian Dalam Perspektif Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang

Baik ( Algemene Beginselen Van Behoorlijk Bestuur ) Dengan konsep Negara

hukum ( Rechtsstaat )

Laode Husein,Mukmin Muhammad


Universitas Muslim Indonesia,Program Doktor Ilmu hukum
Universitas Muslim Indonesia
laode_husen@yahoo.co.id,mukmintomy48048@gmail,com
Abstrak

Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana ditegaskan di dalam KATA KUNCI : Negara Hukum,pemerintahan yang baik,Aparatur
pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 adalah untuk sipil Negara.
membentuk pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan I. PENDAHULUAN
bangsa, dan ikut melaksanakan perdamaian abadi dan keadilan
Untuk membentuk Aparat Sipil Negara (ASN) yang mampu
sosial.Untuk mencapai tujuan tersebut dengan berdasarkan
menyelenggarakan pelayanan publik dan menjalankan peran
Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945 maka dilaksanakanlah
sebagai perekat persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia
pembangunan nasional di Indonesia. Agar tahap perencenaan
perlu mengganti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
sampai pelaksanaan tugas pembangunan nasional dan tugas
pokok-pokok kepegawaian sebagaimana telah di ubah Undang-
pemerintahan bisa berjalan, sesuai yang diharapkan, diperlukan
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-
pemerintahan yang baik ( Good Governance ). Dalam kelancaran
Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian.
penyelenggaraan pemerintahan / Administrasi negara terutama
Sebagai penggantinya, yakni Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tergantung dan kesempurnaan Aparatur Kepegawaiannya (ASN)
tentang Aparatur Sipil Negara. Oleh karena itu, aparatur pemerintah
dan peraturan perundang-undangan lainnya .Tugas dan tanggung
harus lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat dan tidak
jawab birokrasi sebagai pelayan masyarakat sangat kompleks, yaitu
membeda – bedakan pelayanan antar warga negara yang satu
bertanggung jawab pada idiologi dan dasar negara, pemerintah,
dengan warga negara lainnya. Pelayanan masyarakat menjadi
partai politik, hukum, aturan – aturan, kedinasan, etika profesi dan
semakin penting karena senantiasa berhubungan dengan khalayak
masyarakat. Kumorotomo 1 menyatakan bentuk organisasi birokrasi
masyarakat atau orang banyak. Thoha 3 menjelaskan bahwa
pemerintah yang memiliki daya tanggap terhadap kepentingan –
pelayanan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu, untuk
kepentingan masyarakat memiliki ciri-ciri pokok :
memberikan bantuan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka
1. Berorientasi pada kebutuhan para pemakai jasa.
mencapai tujuan tertentu, dan birokrasi pemerintah merupakan
2. Bersifat kreatif dan inovatif.
instruksi terdepan yang berhubungan dengan pemberian
3. Menganggap sumber daya manusia sebagai modal
Untuk mewujudkan tujuan nasional dibutuhkan pegawai
tetap jangka panjang.
Aparatur Sipil Negara yang diserahi tugas untuk melaksanakan tugas
4. Kepemimpinan yang memiliki kemampuan
pelayanan publik, tugas pemerintahan dan tugas pembangunan
mempersatukan berbagai kepentingan dalam
tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan memberikan
organisasi, sehingga dapat menumbuhkan
pelayanan atas barang, jasa, dan / atau pelayanan administratif yang
sinergisme.
disediakan pegawai Aparatur Sipil Negara.
Oleh karena itu, aparatur pemerintah harus lebih peka
Adapun tugas pemerintahan dilaksanakan dalam rangka
terhadap kebutuhan masyarakat dan tidak membeda – bedakan penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan yang meliputi
pelayanan antar warga negara yang satu dengan warga negara pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian dan ketatalaksanaan.
lainnya. Pelayanan masyarakat menjadi semakin penting karena Sedangkan dalam pelaksanaan tugas pembangunan tertentu
senantiasa berhubungan dengan khalayak masyarakat atau orang dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan tertentu
banyak. Thoha 2 menjelaskan bahwa pelayanan masyarakat dalam dilakukan melalui pembangunan bangsa (cultural and political
rangka mencapai tujuan tertentu, untuk memberikan bantuan development) serta melalui pembangunan ekonomi dan sosial
(economic and social development) yang diarahkan meningkatkan
kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan
kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat, Undang-
tertentu, dan birokrasi pemerintah merupakan instruksi terdepan undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara sebagai
yang berhubungan dengan pemberian pelayanan masyaraka dasar pengaturan Aparatur Sipil Negara dalam setuap kebijakan
penyelenggaraannya mengutamakan landasan perundang-undangan
, kepatutan dan keadilan.
Negara Indonesia adalah negara kesejahteraan yang
1
Kumorotomo, 1999, Etika Administrasi Negara, Rajawali Press. merupakan evolusi dari negara zaman dulu yang hanya sebagai
2
Miftah Thoha, 1991, Beberapa Aspek Kebijakan Birokrasi, Mandala, penjaga malam. Konsekuensi dari negara kesejahteraan tersebut
nYogyakarta.

Page | 1
http://www.merajajournal.merajamedia,com
Meraja journal,ISSN 2615-2037

Volume 1 , No 1 , Februari - 2018

adalah negara ikut campur dalam segala bentuk aktivitas masyarakat Bahkan, ketiga unsur itu hampir ditemukan dan dipraktikkan oleh
guna menjamin terselenggaranya kesejahteraan masyarakat. Dalam semua Negara yang mengidentifikasikan dirinya sebagai Negara
hal ini peran pemrintah sangat luas dalam ikut campur dalam hukum.
aktivitas masyarakat 4 Pergeseran konsepsi nachwachtersstaat Konsep Negara hukum rechtsstaat di Eropa Kontinental sejak
(Negara Peronda) ke konsepsi welfare state (Negara Kesejahteraan, semula didasarkan pada filsafat liberal yang individualistis.Ciri
membawa pergeseran pada peranan dan aktivitas pemerintah, pada individualistis itu sangat menonjol dalam pemikiran Negara hukum
konsepsi welfare state, pemerintah diberi kewajiban untuk menurut konsep Eropa Kontinental itu. 3Konsep rechtsstaat menurut
mewujudkan bestuurszorg (Kesejahteraan Umum). Philus M.Hadjon lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme
Pada dasarnya setiap bentuk campur tangan pemerintah ini sehingga sifatnya revolusioner.
harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku Adapun ciri-ciri rechtsstaat adalah sebagai berikut 4:
sebagai asas legalitas, yang menjadi sendi utama Negara hukum. 1. Adanya Undang-undang Dasar atau konstitusi yang
Akan tetapi, karena ada keterbatasan dari asas ini atau karena memuat ketentuan tertulis tentang hubungan antara
adanya kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada peraturan penguasa dan rakyat;
perundang-undangan, maka pemerintah diberi kebebasan. Freies 2. Adanya pembagian kekuasaan Negara ;
Ermessen, yaitu kebebasan pemerintah untuk dapat bertindak atas 3. Diakui dan dilindunginya hak-hak kebebasan rakyat.
inisiatif sendiri dalam menyelesaikan persoalan-persoalan sosial. Ciri-ciri rechtsstaat tersebut menunjukkan bahwa ide
Freies Ermessen memunculkan peluang terjadinya pertentangan sentral rechtsstaat adalah pengakuan dan perlindungan hak-hak
kepentingan antara pemerintah dengan rakyat dalam bentuk asasi manusia yang bertumpu pada prinsip kebebasan dan
onrechmatig overheidsdaad, detournement de pouvoir yang persamaan . Adanya Undang-undang Dasar secara teoritis
merupakan bentuk kesewenang-wenangan pemerintah yang memberikan jaminan konstitusional atas kebebasan dan persamaan
menyebabkan terlanggarnya hak asasi warga negara. tersebut. Pembagian kekuasaan dimaksudkan untuk mencegah
Guna menghindari atau meminimalisasi terjadinya terjadinya penumpukan kekuasaan dalam satu tangan. Kekuasaan
pelanggaran hak asasi warga, maka ditingkatkan perlindungan yang berlebihan yang dimiliki seorang penguasa cenderung
hukum bagi rakyat dari tindakan administrasi negara yang bertindak mengekang kebebasaan dan persamaan yang menjadi ciri
menyimpang (Verhoogde Rechtsbescherming) dalam bentuk khas Negara hukum.
“Algemene Beginselen Van Behoorlijk Bestuur” atau asas-asas Ciri-ciri rechtsstaat tersebut juga melekat pada Indonesia
umum pemerintahan yang baik. sebagai sebuah Negara hukum. Ketentuan bahwa Indonesia adalah
Negara hukum tidak dapat dilepaskan dari Pembukaan UUD 1945
II Pembahasan sebagai cita negara hukum, kemudian ditentukan dalam batang
A.Konsep Negara Hukum ( Rechtsstaat ) tubuh dan penjelasan UUD 1945 (sebelum diamandemen). 5Alinea I
Istilah Rechtsstaat yang diterjemahkan sebagai Negara hukum Pembukaan UUD 1945 mengandung kata perikeadilan ; dalam
menurut Philipus M.Hadjon mulai populer di Eropa sejak abad ke-19, alinea II terdapat kata adil; dalam alinea II terdapat kata Indonesia;
meski pemikiran tentang hal itu telah lama ada , Cita Negara hukum dalam alinea IV terdapat kata keadilan sosial dan kata kemanusiaan
itu untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Plato dan kemudian yang adil.Semua istilah tersebut merujuk pada pengertian Negara
pemikiran tersebut dipertegas oleh Aristoteles. Menurut Aristoteles, hukum,karena salah satu tujuan Negara hukum adalah untuk
yang memerintah dalam suatu Negara bukanlah manusia, melainkan mencapai keadilan 6 .
pikiran yang adil dan kesusilaanlah yang menentukan baik atau Menurut Azhary, dalam penjelasan UUD 1945 (sebelum
buruknya suatu hukum. Menurut Aristoteles, suatu Negara yang baik amandemen), istilah rechtsstaat merupakan suatu genus begrip,
ialah Negara yang diperintah dengan konstitusi dan sehingga dalam kaitannya dengan UUD 1945 adalah suatu
berkedaulatan hukum.Ia menyatakan “Constitutional rule in a state pengertian khusus dari istilah rechtsstaat sebagai genus
is closely connected,also with the requestion whether is better to be begrib,sehingga dalam kaitannyadengan UUD 1945 adalah suatu
rulled by the best men or the best law,since a goverrment in pengertian khusus dari istilah rechtsstaat sebagai genus begrib.
accordinace with law,accordingly the supremacy of law is accepted Studi tentang rechtsstaat sudah sering dilakukan oleh ahli hukum
by Aristoteles as mark of good state and not merely as an Indonesia, tetapi studi-studi mereka belum sepenuhnya dapat
unfortunate neceesity.” menentukan bahwa Indonesia tergolong sebagai Negara hukum
Artinya ; Aturan konstutitusional dalam suatu Negara berkaitan dalam pengertian rechtstaat atau rule of law. Ada kecendrungan
secara erat,juga dengan mempertanyakan kembali apakah lebih baik interpretasi yang mengarah pada konsep rule of law, antara lain
diatur oleh manusia yang terbaik sekalipun atau hukum yang terbaik, pemikiran Sunaryati Hartono dalam bukunya, Apakah The Rule of
selama pemerintahan menurut hukum. Oleh sebab itu, supremasi Law Itu?
hukum diterima oleh Aristoteles sebagai pertanda Negara yang baik kekuasaan tersebut, maka diwujudkan dengan cara,
dan bukan semata-mata sebagai keperluan yang tidak layak. “Enerzijds in een binding van rechter en administratie aan de
3
Philipus M.Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia,Bina Ilmu
Aristoteles juga mengemukakan tiga unsur dari pemerintahan Surabaya,1987,hal.72
berkonstitusi. Pertama, pemerintah dilaksanakan untuk kepentingan 4
Ni’matul Huda, Negara Hukum Demokrasi dan Judicial Review,UII Press
umum. Kedua, pemerintahan dilaksanakan menurut hukum yang Yogyakarta,2005,hal.9
berdasarkan ketentuan-ketentuan umum, bukan hukum yang dibuat 5
Dahlan Thaib,Kedaulatan Rakyat Negara Hukum dan Hak-hak Asasi
secara sewenang-wenang yang mengesampingkan konvensi dan Manusia,Kumpulan Tulisan dalam rangka 70 tahun Sri Soemantri
konstitusi. Ketiga, pemerintahan berkonstitusi yanga dilaksanakan Martosoewignjo,Media Pratama,Jakarta,1996,hal. 25
6
atas kehendak rakyat. Pemikiran Aristoteles tersebut diakui Dahlan Thaib,Kedaulatan Rakyat Negara Hukum dan Hak-hak Asasi
Manusia,Kumpulan Tulisan dalam rangka 70 tahun Sri Soemantri
merupakan cita Negara hukum yang dikenal sampai sekarang. Martosoewignjo,Media Pratama,Jakarta,1996,hal. 25

Page | 2
http://www.merajajournal.merajamedia,com
Meraja journal,ISSN 2615-2037

Volume 1 , No 1 , Februari - 2018

wetgever” 6 (disatu sisi keterikatan hakim dan pemerintah terhadap de woordcombinatie ‘beginsel van behoorlijk bestuur’ betekent het
undang-undang, dan di sisi lain pembatasan kewenagngan oleh woord ‘beginsel’ ‘rechtsbeginsel’, anders gezegd rechtsregel. De
pembuat undang-undang). A.Hamid S. Attamimi, dengan mengutip beginselen van behoorlijk bestuur zijn immers door de rechtspraak
Burkens, mengatakan bahwa negara hukum (rechtstaat) secara onwikkeld als bindende rechtsregels waaraan het handelen van de
sederhana adalah negara dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut overheid onderworpen dient te zijn.
dalam segala bentuknya dilakukan di bawah kekuasaan hukum. 7 Een overheidsbeschikking die in strijd met een beginsel van
Menurut Philipus M.Hadjon, ide rechtstaat cenderung ke arah behoorlijk bestuur, is in strijd met een rechtsregel. Hoewel een
positivisme hukum yang membawa konsekuensi bahwa hukum harus beginsel qua formulering vaag is, is de bindende kracht helemaal
dibentuk secara sadar oleh badan pembentuk undang-undang. niet vaag; zij heeft een algemeen bindende werking.
Ook de term ‘behoorlijk’ bestuur is misleidend. Het gaat de rechter
B. Asas - Asas Umum Pemerintah Yang Baik (AAUPB). niet om behoolijk bestuur, maar om ‘rechtmatig’ bestuur.
Algemene beginselen van behoorlijk bestuur atau The general Samenvattend kunnen we zeggen, dat met de term beginselen van
principle of good administration, dalam literatur Indonesia behoorlijk bestuur eigenlijk bedoeld wordt: ongeschreven regels van
diterjemahkan dengan istilah “ Asas-Asas Umum Pemerintahan yang rechtmatig bestuur “10.
Baik “. (Istilah asas-asas umum pemerintahan yang patut dapat
Pada mulanya Algemene Beginselen van Behoorlijk Bestuur menimbulkan salah pengertian. Kata asas sebenarnya dapat
di introdusir ileh Commisie de Monchy pada Tahun 1946 – 1950 di memiliki beberapa arti. Kata ini mengandung arti titik pangkal, dasar-
Netherland. Mkasud dirumuskan asas tersebut adalah untuk dasar, atau aturan hukum fundamental. Pada kombinasi kalimat
meningkatkan perlindungan hukum bagi rakyat dari kemungkinan ‘asas-asas umum pemerintahan yang patut’ berarti kata asas
tindakan penguasa yang dapat menimbulkan kerugian bagi warga mengandung arti asas hukum, tidak lain. asas-asas umum
masyarakat. Akibat dari adanya kebebasan bertindak yang diberikan pemerintahan yang patut sebenarnya dikembangkan oleh peradilan
kepada alat administrasi negara di satu pihak , di pihak lain sebagai peraturan hukum mengikat yang diterapkan pada tindakan
menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat, maka untuk itulah pemerintah.
agar “ Freies Ermessen “ tetap dapat dilaksanakan oleh administrasi Suatu keputusan pemerintah yang bertentangan dengan asas-asas
negara, perimbangan dalam bentuk perlindungan hukum bagi umum pemerintahan yang baik berarti bertentangan dengan
masyarakat perlu dirumuskan. Ketika asas tersebut mulai peraturan hukum. Meskipun asas itu berupa pernyataan samar: asas
dirumuskan banyak keberatan yang dilontarkan khususnya dari ini memiliki daya kerja yang mengikat umum.
kalangan para pejabat dan pegawai administrasi negara di Istilah pemerintahan ‘yang patut’ juga dapat menimbulkan salah
Netherland.8 Keberatan itu dilandasi atas dasar kekhawatiran pengertian. Yang berkenaan denga hakim, bukanlah pemerintahan
bahwakelak para hakim administrasi negara akan mempergunakan yang patut, tetapi pemerintahan yang sesuai dengan hukum. Secara
rumusan-rumusan itu sebagai ukuran untuk menilai kebijaksanaan- ringkas dapat dikatakan bahwa istilah asas-asas umum
kebijaksanaan yang di ambil oleh penguasa. Namun keberatan pemerintahan yang patut sebenarnya dimaksudkan sebagai
demikian ini ssudah mulai lenyap ditelan masa karena telah peraturan hukum tidak tertulis pada pemerintahan yang berdasarkan
kehilangan relevansinya untuk dijadikan sebagai alasan hukum).
Ketika mengawali pembahasan tentang Asas-Asas Umum Berdasarkan pendapat van Wijk/Willem Konjinenbelt dan ten
Pemerintahan yang Baik (AAUPB), H.D. van Wijk/Willem Berge tersebut tampak bahwa kedudukan AAUPB dalam sistem
Konijnenbelt menulis sebagai berikut 9 : hukum adalah sebagai hukum tidak tertulis. 11 Menurut Philipus
“ Bestuursorganen zijn – aangenomen dat ze bevoegd zijn een M.Hadjon, AAUPB harus dipandang sebagai norma-norma hukum
bepaald handeling te verrichten – bij hun handelen niet allen tidak tertulis, yang senantiasa harus ditaati oleh pemerintah,
gebonden aan wettelijke regels, aan het geschreven recht; meskipun arti yang tepat dari AAUPB bagi tiap keadaan tersendiri
daarnaast moeten zij het ongeschreven recht in acht nemen. Het tidak selalu dapat dijabarkan dengan teliti. Dapat pula dikatakan,
ongeschreven recht, dat wil zeggen vooral de algemene beginselen bahwa AAUPB adalah asas-asas hukum tidak tertulis, dari mana
van behoorlijk bestuur “. untuk keadaan-keadaan tertentu dapat ditarik aturann-aturan hukum
(Organ-organ pemerintahan – yang menerima wewenang untuk yang dapat diterapkan.12
melakukan tindakan tertentu – menjalankan tindakannya tidak hanya Sebenarnya menyamakan AAUPB dengan norma hukum
terikat pada peraturan perundang-undangan; hukum tertulis, tidak tertulis dapat menimbulkan salah paham, sebab dalam konteks
disamping itu organ-organ pemerintahan harus memerhatikan hukum ilmu hukum telah dikenal bahwa antara “asas” dengan “norma” itu
tidak tertulis, Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik). terdapat perbedaan. Asas atau prinsip merupakan dasar pemikiran
J.B.J.M. ten Berge, sesudah menyebutkan bahwa Asas-Asas yang umum dan abstrak, ide atau konsep, dan tidak mempunyai
Umum Pemerintahan yang patut ini berkembang setelah perang sanksi, sedangkan norma adalah aturan yang konkret, penjabaran
dunia kedua, ia mengatakan sebagai berikut : dari ide, dan mempunyai sanksi .
“ Dat de term ’beginselen van behoorlijk bestuur’ misleidend is. Het Pada mulanya keberadaan AAUPB ini di Indonesia belum
woord beginsel kan immers meerdere betekenissen hebben. Het kan diakui secara yuridis formal sehingga belum memiliki kekuatan
betekenen uitgangspunt, grondtrek of fundamentele rechtsregel. In hukum formal. Ketikan pembahasan RUU No.5 Tahun 1986 di DPR,
fraksi ABRI mengusulkan agar asas-asas tersebut dimasukkan
7
A.Hamid S. Attamimi, Teori Perundang-undangan Indonesia, Makalah pada Pidato sebagai salah satu alasan gugatan terhadap keputusan
Upacara Pengukuhan jabatan Guru Besar Tetap di Fakultas Hukum UI, Jakarta, 25
10
April 1992, hlm 8. J.B.J.M.Ten Berge, 1995, Bescherming Tegen Overheid, W.E.J.Tjeenk
8 Willink,Zwolle.,hlm247.
SF. Marbun, 1988, .,hlm 145.
11
9
H.D.van Wijk en Willem Konijnenbelt,1995,Hoofdstuukken van Administratie C.J.N.Versteden, opc.,cit.,hlm.32.
12
Recht, Vuga,S’gravenhage.,hlm.69-70 Philipus M.Hadjon,op,cit.,hlm.270

Page | 3
http://www.merajajournal.merajamedia,com
Meraja journal,ISSN 2615-2037

Volume 1 , No 1 , Februari - 2018

badan/pejabat tata usaha negara, kan tetapi usulan ini tidak diterima tentang penyelenggaraan negara dengan tetap
oleh pemerintah dengan alasan yang dikemukakan oleh Ismail memerhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi,
Saleh, selaku Menteri Kehakiman waktu itu yang mewakili golongan, dan rahasia negara.
pemerintah. Alasan pemerintah adalah sebagai berikut : 5. Asas Proporsionalitas, yaitu asas yang
“ Menurut hemat kami dalam praktik ketatanegaraan kiat maupun mengutamakan keseimbangan antara hak dan
dalam Hukum Tata Usaha Negara yang berlaku di Indonesia, kita kewajiban penyelenggara negara.
belum mempunyai kriteria tentang “Algemene beginslen van 6. Asas Profesionalitas, asas yang mengutamakan
Behoorlijk bestuur” tersebut yang berasal dari negeri Belanda. Pada keahlian yang berlandaskan kode etik dan
waktu ini kita belum mempunyai tradisi administrasi yang kuat ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengakar seperti halnya di negara-negara Kontinental tersebut. berlaku.
Tradisi demikian bisa dikembangkan melalui yurisprudensi yang 7. Asas Akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan
kemudian akan menimbulkan norma-norma. Secara umum, prinsip bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
dari Hukum Tata usaha Negara kita selalu dikaitkan dengan aparatur penyelenggara negara harus dapat dipertanggung
pemerintahan yang bersih dan berwibawa yang konkretisasi jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
normanya maupun pengertiannya masih sangat luas sekali dan perlu pemegang tertinggi negara sesuai dengan
dijabarkan melalui kasus-kasus yang konkret “.13 ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Tidak dicantumkannya AAUPB dalam UU PTN bukan berarti Asas-asas yang tercantum dalam UU Nomor 28 Tahun 1999
eksistensinya tidak diakui sama sekali, karena ternyata – seperti tersebut pada awalnya ditujukan untuk para penyelenggara negara
yang terjadi di Belanda – AAUPB ini diterapkan dalam praktik secara keseluruhan, berbeda dengan asas-asas dalam AAUPB yang
peradilan terutama pada PTUN, sebagaimana akan terlihat nanti sejak semula hanya ditujukan pada pemerintah dalam arti sempit,
pada sebagian contoh-contoh putusan PTUN. Kalaupun AAUPB ini sesuai dengan istilah “Bestuur” pada “Algemene beginselen van
tidak akomodir dalam UU PTUN, tetapi sebenarnya asas-asas ini behoorlijk bestuur, bukan regering atau overheid, yang mengandung
dapat digunakan dalam praktik peradilan di Indonesia karena arti pemerintah dalam arti luas. Seiring dengan perjalanan waktu,
memiliki sandaran dalam pasal 14 ayat (1) UU No.14 Tahun 1970 asas-asas dalam UU Nomor 28 Tahun 1999 tersebut diakui dan
tentang Kekuasaan Pokok Kehakiman; “ Pengadilan tidak boleh diterapkan dalam penyelenggara pemerintahan dalam proses
menolak untuk memeriksa dan mengaili sesuatu perkara yang peradilan di PTUN, yakni setelah adanya UU No.9 tahun 2004
diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak atau kurang jelas, tentang Perubahan atas UU No.5 Tahun 1986 tentang PTUN.
melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya”. Dalam Pasal Berdasarkan Pasal 53 ayat (2) point a disebutkan ; “ Keputusan tata
10 ayat (1) UU No.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas
ditegaskan; Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, umum pemerintahan yang baik adalah meliputi atas kepastian
mengadili dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih hukum, tertib penyelenggara negara, keterbukaan, proporsionalitas,
bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk profesionalitas, dan akuntabilitas, sebagaimana dimaksud dalam UU
memeriksa dan mengadilinya. Dengan ketentuan pasal ini maka No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
asas-asas ini memiliki peluang untuk digunakan dalam proses dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme”. Disamping itu, dalam UU
peradilan administrasi di Indonesia. Seiring dengan perjalanan waktu No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, asas-asas umum
dan perubahan politik Indonesia, asas-asas ini kemudian muncul dan pemerintahan yang baik tersebut dijadikan asas dalam
di muat dalam suatu undang-undang, yaitu UU No.28 tahun 1999 penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana tercantum
tentang penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, dalam Pasal ayat (1) yang berbunyi : “Penyelenggaraan
Kolusi dan Nepotisme (KKN). Dengan format yang berbeda dengan pemerintahan berpedoman atas asas Umum penyelenggaraan
AAUPB dari negeri Belanda, dalam Pasal 3 UU No.28 Tahun 1999 Negara yang terdiri atas: asas kjepentingan umum, asas tertib
disebutkan beberapa asas umum penyelenggaraan negara, yaitu penyelenggaraan negara, asas kepentingan, asas proporsionalitas,
sebagai berikut :14 asas profesionalitas, asas akuntabilitas, asas efisiensi, asas
1. Asas Kepastian Hukum, yaitu asas dalam negara efektivitas”. Berdasarkan rumusan pasal ini tampak bahwa di
hukum yang mengutamakan landasan peraturan dalamnya terdapat dua asas tambahan, yaitu : asas efisiensi dan
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan asas efektivitas. Hanya saja kedua asas tambahan ini tidak terdapat
dalam setiap kebijakan penyelenggara negara. penjelasan dalam undang-undang tersebut, sehingga tidak atau
belum diketahui apa yang dimaksudkannya.
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, yaitu asas Berkenaan dengan keputusan (Beschikking), AAUPB terbagi
yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dalam dua bagian , yaitu asas yang bersifat formal atau prosedural
dan keseimbangan dalam pengendalian dan asas yang bersifat material dan substansial. Menurut
penyelenggara negara. P.Nicolai,15 “ Een onderscheid tussen procedurele en materiele
3. Asas Kepentingan Umum, yaitu asas yang beginselen van berhoolijk bestuur is relevant voor de
mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara rechtsbescherming “ (Perbedaan antara asas-asas yang bersifat
yang aspiratif, akomodatif, dan selektif. prosedural dan material, AAUPB ini penting untuk perlindungan
4. Asas Keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri hukum). Asas yang bersifat formal berkenaan dengan prosedur
terhadap hak masyarakat untuk memperoleh yang harus dipenuhi dalam setiap pembuatan keputusan, 16 atau
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif asas-asas yang berkaitan dengan cara-cara pengambilan keputusan

13 15
Ridwan HR.,op,cit.,hlm.240. P.Nicolai,et.al,1994, Bestuurrecht,Amsterdam.,hlm.148.
14 16
Ibid.,hlm.244 Aba Journal, op.,cit.,hlm.117.

Page | 4
http://www.merajajournal.merajamedia,com
Meraja journal,ISSN 2615-2037

Volume 1 , No 1 , Februari - 2018

dengan persiapan yang cermat, dan asas permainan yang layak (fair KUHP, jadi pengertian ini tidak termasuk dalam
play-beginsel).17 Menurut Indoharto, asas-asas yang bersifat formal, hukum kepegawaian.
yaitu asas-asas yang penting artinya dalam rangka mempersiapkan Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan
susunan dan motivasi dari suatu beschikking itu, yang meliputi asas- bahwa PNS adalah orang-orang yang bekerja di lingkungan
asas yang berkaitan dengan proses persiapan dan proses instansi pemerintahan sesuai dengan syarat-syarat tertentu yang
pembentukan keputusan, dan asas-asas yang berkaitan dengan telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Sesuai
pertimbangan (motivering) serta susunan keputusan.18 Asas-asas dengan UU No. 5 tahun 2014.
yang bersifat material tampak pada isi dari keputusan pemerintah. 19 Jenis, Status, dan Kedudukan Aparatur Sipil Negara :
Termasuk kelompok asas yang bersifat material atau substansial ini Mengenai jenis pegawai ASN diatur pada pasal 6 UU No. 5 tahun
adalah asas kepastian hukum, asas persamaan, asas larangan 2014. Dimana pegawai ASN terdiri atas PNS dan PPPK, Berbicara
sewenang-wenang (willekeur), larangan penyalahgunaan mengenai status pegawai ASN, terdapat dua status yang
kewenangan (detournement de pouvoir).20 diberlakukan bagi pegawai ASN yaitu pegawai pemerintah yang
c.Kedudukan Pegawai Aparatur Sipil Negara. diangkat sebagai pegawai tetap yaitu PNS dan pegawai
Sebelum berbicara lebih jauh mengenai ASN, terlebih pemerintah dengan perjanjian kerja. Mengenai status ASN diatur
dahulu perlu diketahui apa yang dimaksud dengan ASN. Pengertian pada pasal 7 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 5 tahun 2014 yang
mengenai ASN itu sendiri tertuang pada pasal 1 angka 1 UU No. 5 menyatakan bahwa :
tahun 2014 yang menyebutkan bahwa ASN adalah profesi bagi PNS (1). PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf
dan PPPK yang bekerja pada instansi pemerintah. amerupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai
PNS menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, adalah orang pegawai tetap oleh Pejabat pembina kepegawaian
yang bekerja untuk pemerintah atau negara. Menurut Kranenburg dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
PNS adalah pejabat yang ditunjuk, jadi pengertian tersebut tidak (2). PPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
termasuk terhadap mereka yang memangku jabatan mewakili seperti huruf b merupakan Pegawai ASN yang diangkat
anggota parlemen, presiden dan sebagainya.21 sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh
Pengertian PNS menurut Mahfud MD ada dua bagian yaitu : Pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
a. Pengertian Stipulatif adalah pengertian yang kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan
diberikan oleh undang-undang tentang PNS Undang-Undang ini.
sebagaimana yang tertuang dalam pasal 1 angka Rumusan kedudukan pegawai ASN didasarkan pada pokok-
3 UU No. 5 tahun 2014 yang menyatakan bahwa pokok pikiran bahwa pemerintah tidak hanya menjalankan fungsi
PNS adalah warga negara Indonesia yang umum pemerintahan, tetapi juga harus mampu melaksanakan
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai fungsi pembangunan atau dengan kata lain pemerintah bukan
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina hanya menyelenggarakan tertib pemerintahan, tetapi juga harus
kepegawaian untuk menduduki jabatan mampu menggerakan dan memperlancar pembangunan untuk
pemerintahan. kepentingan rakyat banyak. C.F Strong, dalam bukunya yang
b. Pengertian Ekstensif adalah pengertian yang berjudul Modern Political Constitutions berpendapat bahwa :
hanya berlaku pada hal-hal tertentu. Hal-hal “ Government in the broader sense is charged with the
tertentu yang dimaksud adalah lebih kepada maintenance of the peace and security of in a state therefore must
beberapa golongan yang sebenarnya bukan PNS. have first, military power; second, the means of making laws;
Contoh: ketentuan pasal 92 KUHP Teori dan thirdly, financial, power or the ability to extract sufficient money
Landasan Pembentukan Undang – Undang. yang from the comunity to defray the cost of defending the state and of
berkaitan dengan status anggota dewan rakyat, enforcing the law it makes on the state behalf “22
anggota dewan daerah dan kepala desa. Menurut Artinya pemerintah dalam arti yang lebih luas dibebankan
pasal 92 KUHP dimana dijelaskan bahwa yang dengan pemeliharaan perdamaian dan keamanan di negara oleh
termasuk ke dalam PNS adalah orang-orang yang karena itu harus memiliki pertama, kekuatan militer; kedua, sarana
dipilih dalam pemilihan berdasarkan peraturan- pembentukan hukum; Ketiga, keuangan, kekuasaan atau
peraturan umum dan mereka yang bukan dipilih kemampuan untuk mengambil uang yang cukup dari masyarakat
tetapi diangkat menjadi anggota dewan rakyat dan untuk membiayai biaya membela negara dan menegakkan hukum itu
anggota dewan daerah serta kepala desa dan atas nama negara.
sebagainya. Pengertian PNS menurut KUHP Pegawai ASN mempunyai peran yang amat sangat penting
sangatlah luas akan tetapi pengertian tersebut sebab pegawai ASN merupakan unsur dari aparatur negara untuk
hanya berlaku dalam hal orang-orang yang menyelenggarakan, dan melaksanakan pemerintahan serta
melakukan kejahatan atau pelanggaran jabatan pembangunan nasional dalam rangka mencapai tujuan negara.
dan tindak pidana lain yang disebutkan dalam Kelancaran dari penyelengaraan dan pelaksanaan pemerintahan
serta pembangunan nasional dalam rangka mencapai tujuan
17
P.De Haan, et.al,1986, Bestuurrecht in de Sociale Rechstaat,Deel 1,Kluwer – negara sangat tergantung sekali pada kesempurnaan aparatur
Deventer.,hlm.66 negara.
18
Indroharto, Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik, Vide Paulus Berbicara mengenai konteks hukum publik, pegawai ASN
E.Lotulung.,hlm.154. bertugas membantu presiden sebagai kepala pemerintahan
19
P.De Haan, et.al, op.,cit.,hlm.70. dalam menyelenggarakan pemerintahan, yaitu dengan cara
20
Adang Syafruddin, Asas....op, cit.,hlm.40.Lihat Juga H.D.Van Wijk/Willem
Konijnenbelt, op,cit.,hlm.344. 22
CF.Strong,1960,Modern Political Constitution, Sidgwijk & Jakson
21
Sri Hartini,2008, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.,hlm.31. Ltd,London.,hlm.6.

Page | 5
http://www.merajajournal.merajamedia,com
Meraja journal,ISSN 2615-2037

Volume 1 , No 1 , Februari - 2018

melaksanakan peraturan perundang- undangan, dalam arti kata pensiun dan jaminan hari tua, perlindungan dan pengembangan
wajib mengusahakan agar setiap peraturan perundang-undangan kompetensi. Selanjutnya kewajiban dari pegawai ASN adalah segala
ditaati oleh masyarakat. Di dalam melaksanakan peraturan sesuatu yang wajib dilakukan berdasarkan peraturan perundang-
perundang-undangan pada umumnya, kepada pegawai ASN undangan. Menurut Sastra Djatmika, kewajiban pegawai ASN
diberikan tugas kedinasan untuk dilaksanakan sebaik-baiknya. dibagi dalam tiga jenis yaitu, kewajiban yang berhubungan dengan
Sebagai abdi negara seorang pegawai ASN juga wajib setia dan kedudukannya sebagai pegawai negeri pada umumnya, kewajiban
taat kepada Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara, kepada berdasarkan pangkat dan jabatan, serta kewajiban-kewajiban
Undang-Undang Dasar 1945, kepada negara, dan kepada lain.24
pemerintah. Pegawai ASN sebagai unsur aparatur negara, abdi
negara dan abdi masyarakat dituntut untuk dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik, karenanya ia harus mempunyai kesetiaan, NNNNNNNNNNNIII.KESIMPULAN
ketaatan penuh terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, 1.Rechtsstaat yang diterjemahkan sebagai Negara hukum menurut
negara dan pemerintah sehingga dapat memusatkan segala Philipus M.Hadjon mulai populer di Eropa sejak abad ke-19, meski
perhatian dan pikiran serta mengarahkan segala daya upaya dan pemikiran tentang hal itu telah lama ada , Cita Negara hukum itu
tenaganya untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan dan untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Plato dan kemudian
pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna. Kedudukan pemikiran tersebut dipertegas oleh Aristoteles . Menurut
ASN berdasarkan UU No. 5 tahun 2014 diatur dalam pasal 8 dimana Aristoteles, yang memerintah dalam suatu Negara bukanlah
ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara. manusia, melainkan pikiran yang adil dan kesusilaanlah yang
Berdasarkan UU No. 5 tahun 2014, Fungsi, Tugas, dan menentukan baik atau buruknya suatu hukum. Menurut Aristoteles,
Peran dari ASN diatur dalam BAB IV pasal 10, pasal 11, dam pasal suatu Negara yang baik ialah Negara yang diperintah dengan
12. Yaitu sebagai berikut : konstitusidaberkedaulatahukum.
a. Berdasarkan pada pasal 10 pegawai ASN memiliki
fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan 2.Algemene Beginselen van Behoorlijk Bestuur di introdusir oleh
publik, dan perekat dan pemersatu bangsa. Commisie de Monchy pada Tahun 1946 – 1950 di Netherland.
b. Berdasarkan pada pasal 11 pegawai ASN Mkasud dirumuskan asas tersebut adalah untuk meningkatkan
mempunyai tugas untuk melaksanakan kebijakan perlindungan hukum bagi rakyat dari kemungkinan tindakan
publik yang dibuat oleh pejabat pembina penguasa yang dapat menimbulkan kerugian bagi warga
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan masyarakat. Akibat dari adanya kebebasan bertindak yang diberikan
perundang-undangan, memberikan pelayanan kepada alat administrasi negara di satu pihak , di pihak lain
publik yang profesional dan berkualitas, dan menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat, maka untuk itulah
mempererat persatuan dan kesatuan dari Negara agar “ Freies Ermessen “ tetap dapat dilaksanakan oleh administrasi
Kesatuan Republik Indonesia. negara, perimbangan dalam bentuk perlindungan hukum bagi
c. Berdasarkan Pasal 12 peran dari pegawai ASN masyarakat perlu dirumuskan.
adalah sebagai perencana, pelaksana, dan 3.Pegawai ASN mempunyai peran yang amat sangat penting sebab
pengawas penyelenggaraan tugas umum pegawai ASN merupakan unsur dari aparatur negara untuk
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui menyelenggarakan, dan melaksanakan pemerintahan serta
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik pembangunan nasional dalam rangka mencapai tujuan negara.
yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta Kelancaran dari penyelengaraan dan pelaksanaan pemerintahan
bersih dari praktik KKN. serta pembangunan nasional dalam rangka mencapai tujuan
negara sangat tergantung sekali pada kesempurnaan aparatur
Dasar dari adanya hak adalah manusia mempunyai egara.
berbagai kebutuhan yang merupakan pemacu bagi dirinya untuk _________________________________________
memenuhi kebutuhannya, seperti bekerja untuk memperoleh uang
bagi pemenuhan kebutuhan. Manusia dalam kajian ekonomi
disebut sebagai sumber daya karena memiliki kecerdasan. Melalui 24.. Sastra Djatmika,1964, Hukum Kepegawaian di Indonesia,Djembatan,
kecerdasan yang semakin meningkat mengakibatkan manusia Jakarta.,hlm.145.
dikatakan sebagai homo sapiens, homo politikus dan homo
ekonomikus dan dalam kajian yang lebih mendalam dapat
dikatakan pula bahwa manusia adalah zoon politicon.
Berdasarkan perkembangan dunia modern, dalam prosesnya
setiap individu akan berinteraksi dalam masyarakat yang semakin NNNNNNNNNNNDAFTAR PUSTAKA
meluas dan perkembangan berikutnya adalah dimulainya konsep
organisasi yang melingkupi bidang pemerintahan, sehingga
manusia dapat dikatakan sebagai homo administratikus dan 24
Sastra Djatmika,1964, Hukum Kepegawaian di Indonesia,Djembatan,
organization man.23 Jakarta.,hlm.145.
Berdasarkan UU No. 5 tahun 2014, hak dari pegawai ASN
diatur pada pasal 21. Dimana seorang PNS berhak memperoleh
beberapa hal seperti gaji, tunjangan, dan fasilitas, cuti, jaminan

23
Sri Hartini, op.,cit.,hlm.41-43.

Page | 6
http://www.merajajournal.merajamedia,com
Meraja journal,ISSN 2615-2037

Volume 1 , No 1 , Februari - 2018

[1] Angger Sigit Pramukti, 2016, Pengawasan Hukum Terhadap Aparatur


Sipil Negara, Pustaka Yustisia, Yogyakarta.
[2] Azhary, 2003, Negara Hukum (Suatu Studi Tentang Prinsi-Prinsip
Dilihat Dari Segi Hukum Islam), Kencana, Jakarta.
[3] A.V.Dicey, 1959, An Introduction To Study Of Law Of The
Constitution, Mac, Millan & Co, London.Bagir Manan, 1994, Dasar-
Dasar Konstitusional Peraturan Perundang-Undangan Nasional, FH.
Univ Andalas, Padang.C.F.Strong, 1960, Modern Political Constitution,
Sidgwick & Jonson Ltd, London.
[4] Dahlan Thalib, 1996, Kedaulatan Rakyat Negara Hukum dan Hak Asasi
Manusia, Media Pratama, Jakarta.
[5] David Apter, 1965, Comperative Politics, The Free Press, New York.
[6] D.G.A.Poelje, 1953, Algemene Inleding tot De Bestuurkunde,
N.Samson NV.
[7] Foulkes, 1976, Introduction to Adminstratif Law, Foorth Edition, Butter
Worth, London.
[8] George Sabine, 1995, A History of Political Theory, G.Harrap Co.Ltd, .
London.
[9] Hazairin, 1973, Demokrasi Pancasila, Tinta Mas, Jakarta.
[10] Hotma P.Sibuea, 2005, Ilmu Negara, Erlangga, Jakarta.
[11] H.W.R.Wade, 1971, Administrative Law, Oxford, London.
[12] Inu Kencana, 2005, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Aditama, Bandung.
[13] J.B.J.M. Ten Berge, 1995, Bescherming Tegen Overheid, W.E.J.Tjeenk
Willink, Zwolle.
[14] Kumorotomo, 1999, Etika Administrasi Negara, Rajawali Press.
[15] Maria Farida Indrati, 2007, Ilmu Perundang-undangan, Kanisus,
Yogyakarta.
[16] Miftah Thoha, 1991, Beberapa Aspek Kebijakan Birokrasi, Mandala,
Yogyakarta.
[17] M.Nasrun, Krisis Peradilan, ELSAM, Jakarta.
[18] M.Nata Saputra, 1988, Hukum Administrasi Negara, Rajawali, Jakarta.
[19] Mukmin Muhammad, 2017, Etika Administrasi Negara, Deepublish,
Yogyakarta.
[20] ________________, 2017, Sistem Administrasi Negara Republik
Indonesia, Samudra Biru, Yogyakarta.
[21] Ni’matul Huda, 2005, Negara Hukum Demokrasi dan Judicial Review,
UII Pres, Yogyakarta.
[22] Padmo Wahjono, 1982, Konsep Yuridis Negara Hukum Republik
Indonesia, Rajawali, Jakarta.
[23] Phlipus M. Hadjon, 1996, Kedaulatan Rakyat Negara Hukum dan Hak
Asasi Manusia, Media Pratama, Jakarta.
[24] _______________, 1987, Perlindungan Hukum bagi Rakyat, Bina Ilmu,
Jakarta.
[25] _______________, 1994, Ide Negara Hukum dalam Sistem
Ketatanegaraan Republik Indonesia, Unair, Surabaya.
[26] _______________, 2008, Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
untuk Mewujudkan Good Governance, FH, Unair, Surabaya.
[27] Ridwan HR, 2010, Hukum Administrasi Negara (Edisi Revisi), Raja
Grafindo, Jakarta.
[28] Ramdlon Naning, 1983, Gatra Ilmu Negara, Liberty, Yogyakarta.
[29] Sarjono Soekanto, 2014, Penelitian Hukum Normatif suatu Tinjauan
Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
[30] Sahya Anggara, 2012, Perbandingan Administrasi Negara, Pustaka
Setia, Bandung.
[31] Sastra Djatmika, 1964, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djembatan,
Jakarta.
[32] Sri Hartini, 2008, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Grafika, Jakarta.
[33] Sri Hastuti Puspitasari, 2005, Aspek-aspek Perkembangan Kekuasaan
Kehakiman di Indonesia, UII Press, Yogyakarta.
[34] Sri Soemantri M, 1992, Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia,
Alumni, Bandung.
[35] SF.Marbun dan Moh.Mahfud MD, 1987, Pokok-pokok Hukum
Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta.
[36] Soehino, 1980, Ilmu Negara, Liberty, Yogyakarta.
[37] Sondang P.Siagian, 2001, Kerangka Dasar Ilmu Administrasi, Rineka
Cipta, Jakarta.

Page | 7
http://www.merajajournal.merajamedia,com

Anda mungkin juga menyukai