Anda di halaman 1dari 13

“ PENGARUH ANTARA PERAN POLITIK DAN BIROKRASI

DALAM PELAYANAN PUBLIK “

Izza Affifa A : 173112351550019

Fhylia Alfiani : 173112351550022

Eni NurSafitri : 17312351550122

Egy Melinna : 173112351550123

Indah Mahestri : 173112351550170

Universitas Nasional Jakarta

Abstrak
Politik dan Birokrasi adalah 2 hal yang memiliki 2 sisi berubungan yang saling
terkait dan tak dapat dipungkiri saling berbungan. Dalam menyangkut aspek
masyarakat, pemerintah harus memberikan berbagai bentuk pelayanan, baik dalam
pelayanan dalam bentuk pengaturan maupun bentuk lainnya yang berungan langsung
demi kalangsungan masyrakat. Di Indonesia, upaya memperbaiki pelayanan
sebenarnya juga telah sejak lama dilaksanakan oleh pemerintah, antara lain melalui
Inpres No. 5 Tahun 1984 tentang Pedoman Penyederhanaan dan Pengendalian
Perijinan di Bidang Usaha. Upaya ini dilanjutkan dengan Surat Keputusan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 81/1993 tentang Pedoman Tatalaksana
Pelayanan Umum. Untuk lebih mendorong komitmen aparatur pemerintah terhadap
peningkatan mutu pelayanan, maka telah diterbitkan pula Inpres No. 1 Tahun 1995
tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada
Masyarakat. Pada perkembangan terakhir telah diterbitkan pula Keputusan Menpan
No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik.

Kata Kunci : Birokrasi, Politik, Pelayanan


BAB I

PENDAHULUAN

B irokrasi dan politik bagai dua


mata uang yang tidak akan pernah
dan politik memang merupakan dua
buah institusi yang memiliki karakater
terpisahkan satu sama lain. Birokrasi yang sangat berbeda, namun harus

1
selalu saling mengisi. Birokrasi adalah publik yang diperlukan oleh
bentuk organisasi yang berjenjang, masyarakat, mulai dari pelayanan dalam
rekrutmen berdasarkan keahlian, dan bentuk pengaturan atau pun pelayanan-
bersifat impersonal. Birokrasi juga pelayanan lain dalam rangka memenuhi
merupakan unit yang secara perlahan kebutuhan masyarakat dalam bidang
mengalami penguatan, independen, dan pendidikan, kesehatan, utlilitas, dan
kuat. Sedangkan politik merupakan lainnya.
institusi yang disebut juga dengan pusat
Untuk mengetahui secara lebih
kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki
jelas apakah politik, pelayanan publik
oleh politik berlangsung dalam berbagai
dan birokrasi itu terkait tentu harus ada
arena, seperti pembuatan, penerapan,
pembelajaran yang lebih mendalam
dan evaluasi kebijakan publik. Dalam
yakni bagaimana sejarah konsep,
arti yang lebih luas, segala sesuatu yang
karakteristik, serta pelaksanaan etika
berkaitan dengan partai, demokrasi, dan
birokrasi di Indonesia apakah ada
kebijakan disebut juga dengan politik.
hubungan antara birokrasi dengan
Kini Indonesia memasuki masa politik? Apakah mereka memiliki
reformasi. Masa dimana demokrasi dan pengaruh antara politik dan birokrasi.? .
kebebasan berpendapat menjadi yang
Di Indonesia, upaya
utama di negeri ini. Sistem
memperbaiki pelayanan sebenarnya
pemerintahan Indonesia dari waktu ke
juga telah sejak lama dilaksanakan oleh
waktu semakin berkembang. Sampai
pemerintah, antara lain melalui Inpres
sekarang sudah terjadi banyak sekali
No. 5 Tahun 1984 tentang Pedoman
perubahan yang berarti dalam sistem
Penyederhanaan dan Pengendalian
pemerintahan Indonesia, salah satunya
Perijinan di Bidang Usaha. Upaya ini
adalah perubahan dalam sistem
dilanjutkan dengan Surat Keputusan
birokrasi.
Menteri Negara Pendayagunaan
Pelayanan publik pada dasarnya Aparatur Negara No. 81/1993 tentang
menyangkut aspek kehidupan yang Pedoman Tatalaksana Pelayanan
sangat luas. Dalam kehidupan Umum. Untuk lebih mendorong
bernegara, maka pemerintah memiliki komitmen aparatur pemerintah terhadap
fungsi memberikan berbagai pelayanan peningkatan mutu pelayanan, maka

2
telah diterbitkan pula Inpres No. 1 merupakan kegiatan yang harus
Tahun 1995 tentang Perbaikan dan dilakukan seiring dengan harapan dan
Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur tuntutan seluruh warga negara dan
Pemerintah Kepada Masyarakat. Pada penduduk tentang peningkatan
perkembangan terakhir telah diterbitkan pelayanan publik, sebagai upaya untuk
pula Keputusan Menpan No. mempertegas hak dan kewajiban setiap
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang warga negara dan penduduk serta
Pedoman Umum Penyelenggaraan terwujudnya tanggung jawab negara dan
Pelayanan Publik. korporasi dalam penyelenggaraan
pelayanan publik, diperlukan norma
Negara berkewajiban melayani
hukum yang memberi pengaturan secara
setiap warga negara dan penduduk
jelas, sebagai upaya untuk
untuk memenuhi hak dan kebutuhan
meningkatkan kualitas dan menjamin
dasarnya dalam kerangka pelayanan
penyediaan pelayanan publik sesuai
publik yang merupakan amanat
dengan asas-asas umum pemerintahan
Undang-Undang Dasar Negara
dan korporasi yang baik serta untuk
Republik Indonesia Tahun 1945,
memberi perlindungan bagi setiap
membangun kepercayaan masyarakat
warga negara dan penduduk dari
atas pelayanan publik yang dilakukan
penyalahgunaan wewenang di dalam
penyelenggara pelayanan publik
penyelenggaraan pelayanan publik.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Birokrasi

Konsep birokrasi dimunculkan oleh M politik di Eropa selama abad 18. Istilah
De Gourney. Melalui surat tertanggal 1 Prancis Bureacratie ini, dengan cepat
Juli 1764 yang ditulis Baran de Grim, diadopsi dalam makna yang sama di
merujuk pada gagasan Gourney yang Jerman dengan sebutan bureaukratie.
mengeluh tentang pemerintahan yang Istilah birokrasi yang berkembang
melayani dirinya sendiri. Sejak muncul secara luas selepas periode de Gourney.
gagasan oleh Gourney, istilah birokrasi
diadoptasi secara luas dalam kasus

3
Birokrasi yang dalam bahasa inggris, pencapaian tujuan – tujuan
Bureautracy, berasal dari kata Bureau pemerintahan yang ada dan
(meja) dan Cratein (kekuasaan), mempermudahkan masyarakat dan
dimaksudkan adalah kekuasaan berada pihak yang berkepentingan untuk
pada orang-orang yang dibelakang memperoleh layanan dan perlindungan
meja. Di Indonesia cenderung serta menjamin ke berlangsungan sistem
dikonotasikan sebagaimana telah pemerintahan dan politik suatu Negara.
digambarkan di atas. Bintoro
Etika Birokrasi, etika merupakan
Tjokroamidjojo (1984) yakni Birokrasi
norma-norma moral yang menjadi
dimaksudkan untuk mengorganisir
pegangan bagi seseorang dalam suatu
secara teratur suatu pekerjaan yang
kelompok untuk mengatur tingkah
dilakukan oleh banyak orang. Dengan
lakuny. Etika terkait dengan moralitas
demikian sebenarnya tujuan dari adanya
dan sangat tergantung dari penilaian
birokrasi adalah agar pekerjaan yang
masyarakat setempat, jadi dapat
banyak jumlahnya harus diselesaikan
dikatakan bahwa moral merupakan
oleh banyak orang sehingga tidak
landasan normative yang didalamnya
timpang tindih.
mengandung nilai-nilai moralitas itu
Adapun tujuan dari birokrasi adalah sendiri dan landasan normative tersebut
sejalan dengan tujuan pemerintahan dapat pula dinyatakan sebagai Etika
dalam melaksanakan kegiatan dan yang dalam Organisasi Birokrasi
program demi tercapainya visi dan misi disebut sebagai Etika Birokrasi. Etika
pemerintah dan Negara, serta melayani Birokrasi dalam Pelaksanaan
masyarakat dan melaksanakan Berdasarkan pengertian birokrasi yang
pembangunan dengan netral dan menyatakan bahwa birokrasi merupakan
professional dan menjalankan organisasi-organisasi didirikan secara
manajemen pemerintahan, mulai dari resmi dan dibentuk untuk
perencanaan, pengawasan, evaluasi, memaksimumkan efisiensi administrasi
koordinasi, sinkronisasi, dll. Begitu pun dalam pemerintahan dan pembangunan
adanya manfaat dari Birokrasi adalah yang menyangkut kelembagaan, aparat,
memsistematiskan, mempermudah, sistem dan prosedur dalam
mempercepat, mendukung, melaksanakan kegiatan demi
mengefektifkan, dan mengefisienkan kepentingan umum atau

4
masyarakat.Penerapan etika birokrasi dari bakat, serta dari kompetensi
dalam pemerintahan dituangkan mengerjakan sesuatu. Akuntabilitas,
kedalam Kode Etik Pegawai Negeri Kesanggupan seseorang untuk
Sipil dalam PP nomor 42 tahun 2004 mempertanggungjawabkan apapun
dan Pedoman Umum Penyelenggaraan yang dilakukan berkaitan dengan
Pelayananan Publik dalam Keputusan profesi serta peranannya sehingga ia
Menteri Pendayagunaan Aparatur dapat dipercaya. Menjaga kerahasiaan,
Negara nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003. Sebuah kemampuan memelihara
kepercayaan dengan bersikap hati-hati
Pelaksanaan Etika Birokrasi, pada
dalam memberikan informasi.
umumnya penyusunan kode etik
Independensi, Sikap netral, tidak
didasari oleh empat aspek, yaitu:
memihak, menyadari batas-batasan
Profesionalisme, Keahlian khusus yang
dalam mengungkapkan sesuatu juga
dimiliki oleh seseorang baik yang
merupakan salah satu pertimbangan
diperolehnya dari pendidikan formal,
kode etik.

B. Konsep Politik

Politik Sebagai Pembuatan keseluruhan. Politik adalah


Kebijaksanaan, beberapa konsep Kekuasaan, sebagian ahli utamanya
politik yang berhubungan dengan dari mashab realis memandang politik
pengambilan kebijaksanaan, dari proses sebagai perjuangan kekuasaan inti dari
hingga penentuan prioritas hubungan-hubungan politik dan hukum
kebijaksanaan yang bersangkutan, adalah kekuasaan, yaitu bagaimana cara
seperti yang disitir Austin Ranney merebut, mempertahankan dan
(1990), bahwa politik adalah suatu memperagakan kekuasaan
proses pembuatan kebijakan (Morgenthau:1966) Politik adalah
pemerintah.Dengan demikian dapat perjuangan kearah baik merebut
dikatakan bahwa politik adalah segala maupun mempertahankan kekuasaan
aspek yang berhubungan dengan proses dalam rehalitas keseharian terlihat
pengambilan keputusan oleh dalam kompetisi di tingkat parpol untuk
pemerintah, yang menyertakan dan memperebutkan posisi-posisi strategis
mengikat masyarakat secara dalam lembaga-lembaga pemerintahan

5
atau legislatif. Negara sebagai Inti hak asasi, demokrasi ataupun keadilan
politik, negara adalah suatu organisasi sosial, nilai juga dapat berwujud nyata
dalam suatu wilayah yang mempunyai (real) seperti rumah , mobil, gaji,
kekuasaan tertinggi yang sah dan insentif, kekayaan dan lain sebagainya.
ditaati. Para pakar pada umumnya Makna lain dari defenisi Laswel ini
menempatkan negara sebagai inti dari adalah bahwa politik karena
politik, memusatkan perhatian kepada menyangkut bagaimana
lembaga-lembaga politik negara dalam mengalokasikan nilai-nilai, siapa
bentukan formalnya, negara dalam mendapat apa dan bagaimana, maka
pendekatan institusional, di pandang politik berhubungan erat dengan
sebagai institusi yang dibentuk untuk prosedur dan tata cara distribusi nilai di
menjalankan fungsi-fungsi dalam masyarakat contohnya dalam
kemasyarakatan untuk mencapai tujuan- pelayanan publik.
tujuan yang telah ditetapkan dan
Terdapat tiga tipe politisasi di
diprioritaskan sebelumnya. Politik
Indonesia, yaitu:
adalah Pembagian dan Alokasi,
maksud dari pembagian dan alokasi 1. Tipepolitisasisecaraterbukainibe
adalah pembagian dan penjatahan dari rlangsungpadaperiodeDemokrasi
nilai-nilai dalam masyarakat. Nilai Parlementer (1950-1959)
adalah sesuatu yang ingin dimiliki oleh Pada masa ini,
manusia karena dianggap memiliki dapatkitalihatberbagaipartaipolit
harga, baik atau benar, untuk itu nilai ik yang
cenderung diperebutkan dan karena berusahamendudukijabatanment
diperebutkan nilai cenderung eri. Setelah
menimbulkan konflik, dalam konteks memimpinsuatukementerian,
inilah pemerintah memiliki otoritas menteritersebutmenarikanggotan
dalam mendistribusikan dan ya agar
mengalokasikan nilai dalam masyarakat masukkepartainyadengancarame
secara teratur, mengikat dan merata. mperlihatkankepemimpinandank
Nilai-nilai dalam masyarakat dapat ebijakan yang
berwujud abstrak seperti dibuatnyasebagusmungkin.
penilaian,kesejahteraan, kejujuran, hak-

6
2. Tipepolitisasisetengahterbuka. Tetapi di dalamrealitasnya para
Tipepolitisasiinidijalankanoleh calonpegawaiitudigiringmasukk
para pemimpinpartaipolitikpada eGolkarkarenaGolkartidakperna
masa hmenyatakandirinyasebagaiparp
periodeDemokrasiTerpimpin. ol.
Dikatakansetengahterbukakaren Meskipundiakuibahwapenerapan
apolitisasibirokrasihanyadiperun kebijakanmonoloyalitasbirokrasi
tukkanbagiparpol-parpol yang pada masa
mewakiligolongan- ordebaruikutmembantumencipta
golonganNasionalis, Agama, kanstabilitasdankemampuanumu
danKomunis (Nasakom). mpemerintah yang
3. Tipepolitisasisecaratertutup. memungkinkanpemerintahdiduk
Politisasitipeiniberlangsungpada ungbirokrasimelakukanpembang
masa OrdeBaru. unan di
Pada masa mulaidaritingkatpusat berbagaibidangtetapikinerjabiro
(Presiden Suharto) krasihanyamenguntungkanpengu
sampaiketingkatDesaataukelurah asadanbukanrakyat. Hal
an (lurah/kepaladesa) iniberbedadengan era orde lama
semuanyadiwajibkanuntukmenja yang
dianggota yang sangatsulitmelakukanpembangu
sekaliguspembinaGolkar. Di nankarenaanggotabirokrasiterpe
ataskertastersebutdinyatakanbah cahbelahkedalamberbagaiafiliasi
wacalonpegawaitersebuttidakaka politik.
nmasukmenjadianggotaparpol.
Makna konsep politisasi birokrasi

Sesuai dengan hakekat politik itu penguasa untuk menjalankan ketertiban


sendiri bahwa adanya interaksi sosial atas wewenang seorang
yang terstruktur(berupa stratifikasi pemimpin/penguasa. Maka makna dari
ataupun tujuan) dimana ia politisasi birokrasi adalah
menggunakan kekuasaan, wewenang menstrukturkan(stratifikasi maupun
dan ketertiban, sedangkan birokrasi tujuan) tindakan individu yang merdeka
merupakan perpanjangan tangan dari agar dipengaruhi dengan menggunakan

7
suatu strategi yang dijalankan oleh yakni masalah individu dan masalah
perpanjangan seorang pemimpin. sosial, masalah individu berkenaan
tentang kemampuan person terhadap
Pada dasarnya yang menjalankan
masalah yang dialaminya seperti
kontrol sosial/politik adalah seorang
kebodohan dan kemiskinan yang
pemimpin, dimana ia memiliki kuasa
diakibatkan oleh pilihannya sendiri,
dan wewenang atas jalannya suatu
sedangkan masalah sosial adalah
pemerintahan. Dengan demikian
berkenaan tentang kebijakan maupun
pemimpinlah yang paling bertanggung
keputusan suatu struktur yang disalah
jawab atas maju(keilmuannya) dan
gunakan(disasosiasi) sehingga
mulia(bermoral)nya peradaban dunia.
menciptakan masyarakat yang
Dalam pemikiran Prof. Dr. Jalaluddin
miskin(pemiskinan) dan
rakhmat ketika ia menjelaskan apa yang
bodoh(pembodohan). Jadi maksud dari
dimaksud dengan masalah. Masalah
suatu pertanggung jawaban seorang
merupakan ketidak sesuaian antara
pemimpin adalah hal yang berkenaan
dassein(harapan) dan
dengan masalah sosial yang terjadi di
dassollen(kenyataan). Ia membagi dua
dalam masyarakat dan mengedepankan
masalah yang dialami oleh manusia
pelayanan-pelayanan publik yang ada.

Apa keterkaitan Pemerintah dengan kelompok. Dalam konteks ini maka


Birokrasi ? Birokrasi menjadi menjembatan
jembatan penghubung antara negara,
Pandangan beberapa yang terkait
yang merefleksikan kepentingan umum
dengan birokrasi dalam kaitannya
dengan civil society yang bersumber
dengan pemerintahan seperti
dari kepentingan khusus dalam
dikemukakan oleh Hegel, bahwa
masyarakat.
birokrasi hendaknya memberikan
pelayanan untuk memenuhi kepentingan Sekaitan dengan hal ini, juga dapat
umum, yang berarti bahwa birokrasi mengadopsi pandangan Birokrasi
tidak boleh memberikan pelayanan Rasional Weber dengan ciri impersonal,
publik yang hanya dapat hirarki, job description, kontrak,
menguntungkan sekelompok orang atau kualifikasi profesional, upah/gaji dan

8
disiplin. Dalam konteks pemerintahan semangat “cinta” dan “benci”, semangat
maka birokrasi rasional weber ini yang kemudian merusak hubungan
mengedepankan kedudukan badan Soekarno Hatta karena ketidak
pemerintah yang melaksanakan fungsi- sepakatan mereka tentang hal ini, sebab
fungsi manajemen pemerintahan, Hatta ingin birokrasi yang profesional
penetapan kebijakan publik, bersikap untuk mengisi kemerdekaan, sementara
netral dan profesional, melaksanakan Soekarno ingin birokrasi juga harus
etika birokrasi dan tata pemerintahanan dilibatkan dalam gerakan politik.
yang baik (Transparansi, akuntabilitas,
Birokrasi dipandang sebagi mesin untuk
dan partisipatif).
mencapai target – target pembangunan,
Birokrasi merupakan faktor penentu pada saat menurunnya regim orde lama
utama keberhasilan keseluruhan agenda hubungan antara birokrasi dan politik
pemerintahan selain masyarakat dan berubah format lagi, menguatnya peran
swasta. Di negara dan pemerintahan partai politik sebagai konsekuensi
manapun anggota birokrasi disebut diberlakukannya system multi partai
sebagai abdi negara dan abdi berimplikasi bahwa secara diam – diam
masyarakat dengan predikatnya Indonesia telah menganut asas parlemen
diharapkan dan dituntut untuk menyebabkan meskipun Indonesia
menampilkan perilakunya yang bersih menganut asas presidensial harus
sebagai penyelenggara pemerintah, mengakomodasi orang partai untuk
pelaksana pembangunan dan pembina duduk dikabinet.
kemasyarakatan.
Apa pengaruh dari Birokrasi
Bagaimana hubungan antara terhadap Politik ?
Birokrasi dan Politik?
Birokrasi menjadi alat pembangunan
Saat ini politisasi birokrasi masih yang utama dan di dalam beberapa
menjadi hal yang tak bias dielakan lagi. Negara bahkan menjadi alat yang utama
Pasalnya netralisasi birokrasi belum sebagi alat pembangunan, birokrasi
dapat diciptakan, termasuk dalam memiliki posisi dan peran yang stategis.
pengisian jabatan – jabatan tertentu. Hal ini karena birokrasi menguasai
Sejak zaman orde lama sampai orde aspek dari hajat orang hidup
baru ternyata juga diwarnai oleh masyarakat, mulai dari pernikahan,

9
usaha hingga urusan kematian, Birokrasi dimanfaatkan untuk
masyarakat tidak dapat menghindar dari mencapai, mempertahankan,
urusan birokrasi, ketergantungan memperkuat kekuasaan untuk partai/
masyarakat sendiri terhadap birokrasi pihak pemegang kekuasaan. Pada
juga masih sangat besar. prakteknya upaya menarik gerbang
birokrasi kedalam politik dan kekuasaan
Birokrasi menguasai akses – akses
sudah terlihat sejak lama, yakni sejak
SDA, anggaran, pegawai, proyek –
negara ini berdiri sendiri, sejak awal
proyek serta menguasai akses
kemerdekaan birokrasi telah menjadi
pengetahuan dan informasi yang tidak
obyek dan alat politik. Birokrasi
dimiliki pihak lain. Birokrasi juga
menjadi objek pertarungan kepentingan
memegang peran penting dalam
dan arena perlombaan pengaruh partai
perumusan pelaksanaan dan
politik sehingga menimbulkan
pembangunan berbagai kebijakan
polarisasi dan fragmentasi birokrasi dan
public, serta dalam evaluasi kinerjanya.
terjadi perubahan politik ke era
Dalam posisi yang stategis seperti itu
demorasi terpimpin tidak menghasilkan
adalah logis apabila pada setiap
perubahan politik ke era Demokrasi
perkembangan politik selalu terdapat
Terpimpin tidak menghasilkan
upaya menarik birokrasi pada area
perubahan mendasar dalam birokrasi.
permainan politik.

Penguatan Etika Birokrasi sebagai Upaya Menjadikan Birokrasi Profesional

Sebagai bangsa yang terus berproses menjadikan birokrasi lebih profesional.

tentu kita menginginkan postur Etika di sini dimaknai secara luas

birokrasi kita yang efektif, efisien, sebagai nilai-nilai ideal yang seharusnya

profesional, dan tidak terintervensi oleh dijadikan dasar dalam penyelenggaraan

kepentingan politik praktis. Oleh karena urusan publik. Artinya etika berkaitan

itu dekooptasi birokrasi dengan dengan aspek-aspek perilaku yang baik

persoalan-persoalan politik praktis seperti akuntabel, responsif, transparan,

mutlak selalu dilakukan . Dengan bebas KKN, netral, tidak diskriminatif,

demikian penguatan etika birokrasi sopan, dan nilai-nilai lainnya.

menjadi masalah krusial yang harus Terkait dengan etika birokrasi ini
dilakukan jika pemerintah ingin ada beberapa landasan hukum yang

10
dapat dijadikan acuan seperti Undang- jarang dilibatkan bila ada sosialisasi ,
Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang penataran, atau diskusi masalah
Pokok-pokok Kepegawaian , Undang- netralitas
Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Oleh karena itu dalam rangka
Pegawai Negeri, Peraturan Pemerintah menjadikan birokrasi kita betul-betul
Nomor 37 tahun 2004 tentang Larangan steril terhadap politik maka penguatan
PNS menjadi Anggota Partai Politik, etika birokrasi ini harus dilakukan.
dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Penguatan ini dapat dilakukan melalui
Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa sosialisasi yang lebih intens tentang
Korps dan Kode Etik PNS. keharusan PNS netral terhadap seluruh

Maraknya kasus-kasus politisasi PNS di Indonesia, pengawasan terhadap

birokrasi menunjukkan bahwa perilaku PNS , dan penerapan sanksi

implementasi aturan tersebut belum yang tegas dan berat terhadap oknum

berlangsung dengan baik. Hal ini bisa PNS yang melanggar aturan tersebut

saja karena sosialisasi yang kurang atau Dengan adanya tindakan aksi yang tepat

sanksi hukum yang lemah. Menarik maka akan lebih mudah dalam

untuk diperhatikan juga menurut penciptaan birokrasi yang bersih, efektif

penelitian yang dilakukan oleh Badan dan efisien dalam upaya peningkatan

Kepegawaian Negara tahun 2006 pelayanan publik

terhadap PNS di Indonesia, mayoritas .


responden (45%) mengaku mereka
BAB III

KESIMPULAN

Tujuan dari birokrasi adalah saja. Terutama dalam bidang perbaikan


sebagai aplikator yang digunakan untuk pelayanan yang di gadang-gadang oleh
mencapai visi dan misi pemerintah dan pemerintah sebagai kebijakan yang
Negara selama menjalankan dapat meningkatan mutu dan kualitas
kepemerintahannya. Meski seperti mata wajah pemerintah baik menurut
uang yang memiliki 2 sisi yang saling masyarakat maupun pihak luar.
bertolak belakang tapi birokrasi Kebijakan-kebijakan yang pemerintah
kaitannya tidak dapat dipisakan begitu keluarkan demi perbaikan mutu

11
birokrasi dirasa harus juga diimbangi wewenangnya teradap lembaga-
oleh sikap PNS yang profesional lembaga formal untuk menjalankan
sehingga dapat mengimplemtasian fungsi-fungsi kemasyarakatan untuk
kebijakan yang telah ditetapkan pada mencapai tujuan-tujuan yang telah
birokrasi yang kemudian dapat ditetapkan dan diprioritaskan
dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. sebelumnya.

Politik memiliki andil yang cukup besar Birokrasi menjadi alat pembangunan
bagi birokrasi yaitu berupa peraturan- yang utama dan di dalam beberapa
peraturan yang dikeluarkan maka dari Negara bahkan menjadi alat yang utama
itu perlu adanya norma hukum yang sebagi alat pembangunan, birokrasi
kuat sehingga politik tidak memiliki posisi dan peran yang stategis.
mempengaruhi adanya kebijkan pada Hal ini karena birokrasi menguasai
pelayanan. Serta dengan pengaruh aspek dari hajat orang hidup
keuatan politik dapat mempengaruhi masyarakat, mulai dari pernikahan,
birokrasi dalam penetuan kebjakan yang usaha hingga urusan kematian,
akan ditetepkan. masyarakat tidak dapat menghindar dari
urusan birokrasi, ketergantungan
Negara sebagai inti politik harus
masyarakat sendiri terhadap birokrasi
memperatikan pengalokasian
juga masih sangat besar.

DAFTAR PUSTAKA

Rakhmawanto, Ajib. 2007. Netralitas Pegawai Negeri Sipil : Implikasinya Terhadap


Kinerja dan Pelayanan Publik. Jurnal Civil Service Vol.1, No 1. Jakarta : Badan
Kepegawaian Negara, 2007

Gaffar, Afan. 1999. Politik Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.

Rahman. 2007. Sitem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu

http://go2.wordpress.com/?id=725X1342&site=yosin.wordpress.com&url=http%3A%2F%2Fyo
sin.wordpress

http://irwannoor.lecture.ub.ac.id/2012/05/birokrasi-weber/
https://googleweblight.com/i?u=https://www.kompasiana.com/elipheldan/birokrasi-vs-
politik_550116eaa333116837ab7f98&hl=id-ID
http://ariyantosospol.blogspot.co.id/2012/05/pola-hubungan-politik-dan-birokrasi-di.html?m=1

12
http://deviapriyanti158.blogspot.co.id/2012/03/birokrasi-dan-politik.html?m=1
http://ekoariefbudianto.blogspot.co.id/2011/03/birokrasi-dan-politik.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai