Anda di halaman 1dari 5

LTM MPKT A

“Penyebab Korupsi di Indonesia”


Oleh :
Nama : Yudi Surya Saputra
NPM : 1706041835
Kelompok : HG 6
Departemen : Teknik Industri
Dosen Pengampu : Sakti Nugroho, S.S.

Dewasa ini, praktik korupsi sudah marak terjadi di Indonesia. Praktik korupsi terjadi
hamper di semua lini kehidupan terutama di kalangan pemerintah. Banyaknya kasus korupsi
yang terjadi di Indonesia, terutama yang dilakukan oleh pemerintah, membuat banyaknya
kemorosotan di negri ini, seperti mangkraknya proyek E-KTP, tidak berjalannya subsidi rakyat
oleh pemerintah,hingga tidak terselesaikannya berbagai proyek infrastruktur. Hal tersebut
menjadi masalah yang krusial dalam kehidupan negara ini mengingat banyak sekali dampak
negative yang diberikan oleh praktik korupsi tersebut.
Apabila kita melihat dari berbagai sudut, sebenarnya sangat banyak hal yang memicu
terjadinya korupsi di negri ini, khususnya yang dilakukan oleh pemerintah saat ini. Dalam
menganalisis hal tersebut, penulis menggunakan kerangka berpikir “Fishbone diagram” melalui
pendekatan berbagai aspek, yakni : aspek manusia, keuangan, Lingkungan, dan metode.
1. Aspek Manusia
Praktik korupsi tidak bisa terlepas dari pengaruh manusianya itu sendiri. Korupsi
diibaratkan sebagai suatu system berputar dengan manusia sebagai aspek utamanya.
Dalam hal ini, penulis mengkerucutkan topik khusus hanya dalam lingkup pemerintahan.
Apabila ditinjau dari segi sumber daya manusia dalam lingkup pemerintahan, hal yang
mungkin menjadi suatu penyebab masalah adalah
a. Kurangnya penanaman nilai kebangsaan dan kejujuran dalam diri pejabat dalam
pemerintahan

1
Penanaman nilai kebangsaan dan kejujuran dirasa sangat penting bagi
semua warga negara Indonesia karena sejatinya nilai kebangsaan dan kejujuran
merupakan nilai yang membentuk pribadi warganya menjadi seseorang yang rela
mengabdi demi kepentingan negara terlepas apapun situasinya. Hal ini pun dapat
dikorelasikan dengan kurangnya penanaman nilai Pancasila dalam praktik
kehidupan sehari-hari. Kurangnya penanaman nilai kebangsaan dan kejujuran
tersebut membuat pejabat, yang mungkin sejatinya merupakan orang kompeten,
menjadi serakah atas posisi yang ia pegang tanpa mempedulikan dampak lain
yang dapat timbul akibat perilakunnya.
b. Kader bangsa yang tidak cakap
Seperti yang dijelaskan dalam pemicu, salah satu aspek yang ditinjau yang
kemudia dapat menjadi salah satu penyebab adanya praktik korupsi di Indonesia
adalah terpilihnya kader bangsa yang kurang cakap dalam lingkup pemerintahan.
Hal ini menyebabkan pejabat tersebut tidak kompeten dalam mengawal jalannya
pemerintahan ataupun tidak mengerti arti penting posisi yang ia pegang. Hingga
akhirnya mereka cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan yang ia gunakan
demi kepentingan kelompoknya.
c. Gaya hidup konsumtif
Gaya hidup sangat mempengaruhi perilaku yang ditunjukan seseorang.
Gaya kehidupan masyarakat Indonesia pun dirasa berpengaruh terhadap adanya
praktik korupsi di Indonesia. Gaya hidup konsumtif memberi tekanan kepada
subjek yang menjalankannya untuk terus menerus memenuhi kebutuhan sekunder
tanpa memperhatikan keuangan subjek tersebut. Seiring berjalannya waktu,
keungan menipis namun keinginan untuk membeli masih sangat tinggi. Akibat
daya beli yang tidak sebanding dengan keinginan yang tinggi, timbullah korupsi
untuk memenuhi keinginan subjek tersebut. Hal yang sama pun berpengaruh
kepada pejabat negara kita di negri ini. Banyak pejabat yang rela melakukan
praktik korupsi hanya demi memenuhi perilaku konsumtif mereka semata tanpa
memperhatikan dampak yang dapat terjadi.

2
2. Aspek keuangan
Praktik korupsi sangat erat kaitannya dengan Aspek keuangan karena sejatinya
korupsi berhubungan dengan tindakan penyelundupan asset negara yang salah satunya
berupa uang. Adapun penyebab yang dapat ditinjau dari segi keuangan yakni :
a. Kurangnnya kompensasi kepada PNS
Dapat kita ketahui bahwa sejatinya terjadi ketimpangan dalam pemberian
insentif dalam lingkup pemerintahan. Dalam hal ini, PNS terkena dampak dari
pemberian insentif yang kurang merata. PNS dirasa belum memiliki hak yang
sepadan dengan kewajiban mereka. Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan
ataupun keinginan, banyak PNS yang akhirnya melakukan praktik korupsi sebagai
upaya untuk menanggulangi ketidaksesuaian antara hak dan kewajiban yang
mereka dapatkan tersebut
b. Kebutuhan hidup yang mendesak
Sepanjang kehidupan, tentu saja terdapat berbagai kemungkinan bahwa
seseornng dapat mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi, seperti misalnya
kebutuhan uang untuk biaya kesehatan ataupun untuk menutupi hutang keluarga.
Keadaan yang mendesak tersebut membuka ruang yang lebar untuk berjalannya
praktik korupsi.

3. Aspek lingkungan
Lingkungan menjadi factor yang berpengaruh selanjutnya terhadap terjadinya
praktik korupsi di kalangan pemerintahan. Seperti yang kita ketahui bahwa sejatinya
lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang karena lingkungan menjadi
patokan bagi seseorang untuk belajar berprilaku ataupun berkegiatan. Seseorang
cenderung untuk bersifat adaptif terhadap lingkungannya. Oleh karena itu, kita bisa
melihat berbagai kemungkinan penyebab apabila kita tinjau dari aspek lingkungan,
diantaranya :
a. Budaya pemerintah yang Kondusif KKN
Sudah menjadi rahasia umum bahwa sejak jaman Soeharto terjadi praktik
KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang seiring berjalannya waktu seolah olah
terlindungi oleh Tangan besi sang Presiden saat itu, praktik korupsi pun baru

3
terlihat pada saat reformasi pemerintahan pada tahun 1999. Namun, setelah
reformasi ternyata KKN tetap terjadi dan apabila ditelusuri lebih lanjut, KKN
tetap berjalan dalam lingkup pemerintah karena KKN sudah mengakar kuat dalam
berjalannya pemerintahan dan bahkan dianggap sebagai suatu hal yang lumrah
dan manusiawi. Bahkan pelaku korupsi seolah dilindungi oleh berbagai oknum
lainnya hingga mereka juga melindungi satu sama lain demi kepentingan
bersama.
b. Minimnya Sosok Teladan dalam Lingkungan Pemerintahan
Minimnya sosok teladan yang memilki idealisme yang baik untuk tidak
melakukan korupsi dalam lingkungan pemerintah bisa menjadi salah satu
penyebab terjadinya praktik korupsi. Sosok yang memilki keteladanan ataupun
idealisme yang kuat akan anti korupsi seolah dibungkam oleh lingkungan mereka
dan membuat tidak ada yang dapat bersuara untuk memberikan pembuktian atas
praktik korupsi yang terjadi.

4. Aspek Metode / Sistem


Sistem menjadi salah satu wadah proses korupsi yang menghubungkan berbagai
subjek terkait dengan komponen-komponen lainnya seperti uang dan kebijakan. Sistem
sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan korupsi karena dewasa ini, korupsi sudah
berkembang sangat jauh hingga mengakar menjadi system, bukan lagi suatu aktivitas
lagi. Untuk itu, kita dapat meninjau berbagai kemungkinan penyebab masalah korupsi
dari aspek metode / system, diantaranta :
a. Lemahnya Penegakan Hukum terhadap Praktik Korupsi
Penegakan hukum yang sangat lemah membuat para oknum koruptor
bebas melakukan tindak korupsi. Penegakan hokum bahkan bisa dimanipulasi
oleh beberapa oknum untuk menghindari terjeratnya oknum tersebut dengan
tindak pidana.
b. Sistem Penyelenggaraan Negara yang keliru
Mengutip dengan berbagai negara maju saat ini, seharusnya negara
Indonesia berfokus kepada peningkatan kualitas/mutu dari pendidikan. Dampak
dari kualitas pendidikan yang relatif kurang baik akhirnya berdampak kepada

4
hasil sumber daya manusia saat ini yang kurang memegang teguh nilai-nilai
Pancasila sebagai pedoman dalam berprilaku.

Anda mungkin juga menyukai