Abstrak
Peningkatan kadar urea darah pada pasien penyakit ginjal kronis (PGK) dapat menyebabkan
terjadinya disbiosis mikrobiota usus yang ditandai dengan penurunan bakteri sakarolitik dan
peningkatan bakteri proteolitik yang menyebabkan semakin lamanya waktu transit feses dan
terjadinya konstipasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian yoghurt dan
soyghurt terhadap konsistensi feses pasien PGK dengan hemodialisis. Rancangan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah randomized control trial. Penelitian menggunakan 3
kelompok yaitu kontrol, intervensi yoghurt dan intervensi soyghurt. Subjek penelitian adalah 34
orang pasien PGK dengan hemodialisis, dengan kriteria inklusi: PGK stage 5, laki laki dan
perempuan, usia 40-60 tahun, tidak mendapatkan terapi antibiotika selama minimal 21 hari, dan
menjalani hemodialisis 2x/minggu. Data yang diperiksa dari responden adalah konsistensi feses pada
awal dan akhir intervensi dengan menggunakan bristol tool scale . Data ditabulasi dan dianalisis
menggunakan kruskall-wallis dan wilcoxon dengan SPSS for windows. Pemberian yoghurt dan
soyghurt selama 30 hari pada pasien PGK dengan hemodialisis melunakkan konsistensi feses secara
bermakna, tetapi tidak ada perbedaan yang bermakna antara pemberian yoghurt dan soyghurt
terhadap perubahan konsistensi feses. Sehingga dapat disimpulkan pemberian yoghurt atau soyghurt
sama-sama memberikan efek terhadap perubahan konsistensi feses pasien PGK dengan hemodialisis.
Kata kunci: penyakit ginjal kronis, hemodialisis, yoghurt, soyghurt
Abstract
The increase of blood urea level in patients with Chronic Kidney Disease (CKD) may lead to gut
microbiota dysbiosis indicated by saccholytic bacteria reduction and proteolytic bacteria addition,
which causes a longer transit time of feces and constipation. This study aimed to analyze the effect
of yoghurt and soyghurt administration on the fecal consistency in CKD patients with hemodialysis.
This study used Randomized Control Trial design. The study used three groups, namely control,
yoghurt intervention, and soyghurt intervention. The research subjects were 31 patients with CKD
who underwent hemodialysis at RSUD dr. Saiful Anwar Malang under the following criteria: stage
five of CKD, male or female, aged 40-60 years, did not get antibiotic therapy for 21 days, and
underwent hemodialysis 2 times/week. Data examined from respondents were the consistency of feces
at the beginning and the end of the intervention used Bristol Tool Scale. Data were tabulated and
analyzed using Kruskal-Wallis dan Wilcoxon test with SPSS for Windows. Administration of yoghurt
1
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2020.007.01.1
2 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2020, Vol. 7 No. 1, hlm. 1 - 10
and soyghurt for 30 days in CKD patients improved the fecal consistency of CKD patients with
hemodialysis to be softer. In conclusion, both yoghurt and soyghurt could give the same effect on the
fecal consistency of CKD patients with hemodialysis.
Keywords: Chronic Kidney Disease, hemodialysis, yoghurt, soyghurt
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2020.007.01.1
Enik Guntiyastutik, dkk. Pengaruh Pemberian Yoghurt ... 3
kelompok subjek yaitu kelompok kontrol, sedangkan soyghurt yang digunakan dalam
kelompok intervensi yoghurt (diberikan penelitian ini adalah minuman yang terbuat
yoghurt dengan kandungan bakteri asam dari sari kedele, gula pasir (5%), skim (5%),
laktat 2,8x108 CFU/g 100 ml selama 30 dan probiotik yang terdiri dari bakteri
hari secara oral), dan kelompok intervensi Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus
soyghurt (diberikan soyghurt dengan bulgaricus, dan Streptococcus
kandungan bakteri asam laktat 2,2 x108 thermophilus (2%) difermentasikan pada
CFU/g 100 ml selama 30 hari secara oral). suhu 370C selama 14 jam mengandung
Sebelum diberikan intervensi, seluruh rerata bakteri asam laktat 2,2 x108 CFU/g.
subjek penelitian mendapatkan edukasi diet Jenis data yang dikumpulkan
berkaitan dengan PGK dengan terdiri atas data karakteristik subjek (data
hemodialisis. Penelitian dilakukan di personal pasien, asupan makanan, status
Instalasi Hemodialisis RSUD dr. Saiful gizi) dan konsistensi feses. Pengumpulan
Anwar Malang pada bulan November– data personal pasien dilakukan oleh peneliti
Desember 2019. dan enumerator melalui wawancara
menggunakan kuesioner, asupan makanan
Sasaran Penelitian dengan metode recall 24 jam. Data asupan
Subjek dalam penelitian ini adalah makanan yang diperoleh dianalisis
pasien penyakit ginjal kronis stage 5, laki menggunakan software nutrisurvey 2007.
laki dan perempuan, usia 40-60 tahun, tidak Energi dihitung dalam satuan kkal, protein,
mendapatkan terapi antibiotika selama karbohidrat, lemak, dan serat dalam satuan
minimal 21 hari, menjalani hemodialisis gram, sedangkan cairan dihitung dalam ml.
dengan frekuensi 2x/minggu dan Pengukuran antropometri berat badan
menjalani terapi standar yang diberikan menggunakan timbangan injak dan tinggi
oleh dokter yang merawatnya. Subjek badan menggunakan mikrotoice.
penelitian ditentukan dengan cara Pengggolongan status gizi berdasarkan
consequtive sampling dimana semua subjek IMT yang terbagi dalam obesitas,
yang terdaftar dan memenuhi kriteria overweight, normal, kurang, dan buruk.
inklusi dimasukkan sebagai subjek Data konsistensi feses dikumpulkan dengan
penelitian. Subjek penelitian masing cara wawancara langsung menggunakan
masing kelompok sebanyak 12 orang alat bantu bristol stool scale. Konsistensi
(rumus besar sampel populasi independen feses dikelompokkan menjadi keras (score
dengan ∝ 0,05 dan β 0,80). Pembagian bristol stool scale 1-2), normal score bristol
subjek dalam kelompok dengan cara stool scale 3-4), dan Lunak/Cair (score
randomisasi menggunakan simple random bristol stool scale 5-7).
sampling method.
Teknik Analisis Data
Pengembangan Instrumen dan Teknik Data karakteristik umum subjek
Pengumpulan Data disajikan secara deskriptif. Untuk
Yoghurt yang digunakan dalam mengetahui apakah ada perbedaan asupan
penelitian ini adalah minuman yang terbuat makanan diantara kelompok subjek
dari susu sapi, gula pasir (5%), skim(5%), dilakukan dengan menggunakan uji anova.
dan probiotik yang terdiri dari bakteri Data konsistensi feses merupakan
Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus data yang berskala kategorik ordinal,
bulgaricus, dan Streptococcus sehingga untuk mengetahui adanya
thermophilus (2%) difermentasikan pada perbedaan kondistensi feses sebelum dan
suhu 370C selama 10 jam. Mengandung sesudah intervensi masing-masing
rerata bakteri asam laktat 2,8x108 CFU/g, kelompok perlakuan dilakukan dengan
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2020.007.01.1
4 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2020, Vol. 7 No. 1, hlm. 1 - 10
menggunakan uji wilcoxon, sedangkan 11,8% status gizi lebih, dan 8,8% status gizi
perbedaan antar kelompok perlakukan obesitas. Pendidikan subjek penelitian
(kontrol, yoghurt dan soyghurt) dilakukan terdiri dari 32,4% SD, 32,4% SMA, 26,5%
dengan uji kruskal-wallis. SMP, 5,9% sarjana dan 2,9% tidak sekolah.
Sebanyak 38,2% subjek penelitian
HASIL PENELITIAN berprofesi sebagai ibu rumah tangga, 32,4%
Karakteristik Subjek Penelitian bekerja di swasta, 23,5% tidak bekerja, dan
Gambaran umum karakteristik 5,9% berprofesi sebagai PNS. Lama
subjek penelitian ini mempunyai rerata usia hemodialisis yang sudah dijalani oleh
49 tahun, terdiri dari 52,9% laki laki dan subjek penelitian yaitu 55,9% selama 1
47,1% perempuan. Rerata IMT 22,8 kg/m2, sampai 3 tahun, 26,5% > 6 tahun, dan
dengan persentase status gizi 61,8% status 17,6% selama 3 sampai 6 tahun.
gizi normal, 17,6% status gizi kurang,
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2020.007.01.1
Enik Guntiyastutik, dkk. Pengaruh Pemberian Yoghurt ... 5
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2020.007.01.1
6 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2020, Vol. 7 No. 1, hlm. 1 - 10
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2020.007.01.1
Enik Guntiyastutik, dkk. Pengaruh Pemberian Yoghurt ... 7
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2020.007.01.1
8 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2020, Vol. 7 No. 1, hlm. 1 - 10
proporsi subjek penelitian yang mempunyai semakin cepat, ditunjukkan dengan adanya
konsestensi feses keras dari 62,5% menurun perubahan konsistensi feses subjek
menjadi 33,3% pada minggu ke-5. penelitian baik dengan intervensi yoghurt
Demikian pula dengan subjek maupun soyghurt bergeser mengarah pada
penelitian yang mendapat intervensi konsistensi feses tipe 3 atau 4 atau
soyghurt menunjukkan adanya perubahan mengarah pada bentuk yang lebih lunak.
konsistensi feses. Sebelum dilakukan Sebaliknya pada kelompok kontrol
intervensi seluruh subjek penelitian diduga peranan bakteri proteolitik yang
mempunyai konsistensi feses keras (tipe 1 menyebabkan waktu transit diusus lama,
dan 2), setelah mendapat intervensi yang ditandai dengan konfistensi feses
soyghurt 100 ml selama 30 hari tidak keras (tipe 1 atau 2). Konsistensi feses ini
ditemukan subjek penelitian yang berkaitan waktu transit usus yang lama
mempunyai konsistensi feses keras, 9 terkait dengan fermentasi bakteri proteolitik
subjek penelitian mempunyai konsistensi yang meningkat, seperti Ruminococcaceae
feses tipe 3 dan 4 (normal), dan 2 subjek dalam enterotipe Ruminococcaceae-
penelitian dengan feses tipe 5 (lunak/cair). Bacteroides, populasi Methanobrevibacter,
Hal ini sejalan dengan sebuah penelitian dan Akkermansia yang meningkat seiring
dari Jepang yang menganalisis intervensi dengan meningkatnya kepadatan feses.
sinbiotik pada kadar serum p-resol pada Meningkatnya methanogen seperti
pasien hemodialisis yang melaporkan Methanobrevibacter dalam feses
bahwa sinbiotik dapat mengurangi efek menunjukkan peningkatan produksi metana
toksik p- cresol pada pasien hemodialisis. pada individu yang mengalami konstipasi.
Studi ini juga melaporkan bahwa racun Metana berperan aktif dalam menunda
uremik p-cresol, berhubungan dengan transit dengan memperlambat motilitas usus
terjadinya konstipasi dan intervensi dengan [8].
sinbiotik berhasil memperbaiki kebiasaan Intervensi yoghurt atau soyghurt
buang air besar [14]. efektif dalam memperbaiki konsistensi
Pemberian yoghurt atau soyghurt feses pasien PGK dengan hemodialisis,
dalam penelitian ini diduga dapat namun tidak ada perbedaan pengaruh antara
meningkatkan bakteri asam laktat dan intervensi yoghurt dan soyghurt terhadap
berpengaruh pada keseimbangan perubahan konsistensi feses.
mikrobiota usus. Hasil penelitian Shima et Adanya peningkatan bakteri asam
al. [15], membuktikan bahwa pemberian laktat feses dapat digunakan sebagai
susu fermentasi yang mengandung indikator terjadinya perubahan mikrobiota
probiotik Lactobacillus casei berkorelasi usus yang dapat memengaruhi konsistensi
positif dengan jumlah Bifidobacterium dan feses. Namun belum diketahui seberapa
total Lactobacillus feses. peningkatan bakteri asam laktat yang
Asupan serat pada kelompok mampu memengaruhi keseimbangan
intervensi yoghurt dan soyghurt juga mikrobiota usus karena keragaman yang
rendah, namun pada kelompok ini terjadi ditemukan diantara individu berbeda
perubahan konsistensi feses. Perubahan berhubungan dengan perbedaan genetika,
konsistensi feses ini diduga sebagai akibat asal geografis, usia, gaya hidup, kebiasaan
dari aktivitas mikrobiota usus. Pemberian diet, dan paparan antibiotik [5]. Konsistensi
yoghurt atau soyghurt menyebabkan feses juga dipengaruhi oleh asupan air. Air
terjadinya peningkatan bakteri asam laktat membantu pergerakan sisa metabolisme
yang menghasilkan SCFA , dimana SCFA bergerak di sepanjang kolon. Ketika jumlah
dapat meningkatkan motilitas usus. cairan menurun maka gerak kolon akan
berdampak pada waktu transit usus yang semakin lambat dan mengakibatkan feses
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2020.007.01.1
Enik Guntiyastutik, dkk. Pengaruh Pemberian Yoghurt ... 9
menjadi lebih padat dan sulit dikeluarkan Chronic Kidney Disease. Biopharm
[17]. Asupan air pada subjek penelitian ini Drug Dispos. 2018; 39 (7): 328–334.
sangat rendah. Asupan cairan berkaitan 2. Antza C, Stabouli S, Kotsis V. Gut
dengan volume urin yang keluar. Rerata Microbiota in Kidney Disease and
cairan selama pengamatan 424,62 ml per Hypertension. Pharm Res. 2018; 130:
hari. Ini membuktikan bahwa intervensi 198–203.
yoghurt dan soyghurt mampu memperbaiki 3. Salmean YA, Zello GA, Dahl WJ. Foods
kualitas konsistensi feses, meskipun asupan with Added Fiber Improve Stool
serat dan cairan yang sangat rendah. Frequency in Individuals with Chronic
Perubahan komposisi mikrobiota inilah Kidney Disease with No Impact on
yang diduga dapat mencerminkan variasi Appetite or Overall Quality of Life.
dalam konsistensi feses karena perubahan BMC Res Not. 2013; 6 (1): 510-515.
komposisi mikrobiota ini akan 4. Vaziri ND, Wong J, Pahl M, Piceno YM,
memengaruhi pergerakan usus dengan Yuan J, DeSantis TZ, et al. Chronic
dampak pada waktu transit feses di usus Kidney Disease Alters Intestinal
[15]. Microbial Flora. Kidney Int. 2012; 83
(2): 308–315.
SIMPULAN 5. Araujo R, Soares-silva I, Sampaio-maia
Pemberian yoghurt yang B. The Microbiome In Chronic Kidney
mengandung 2,8x108 CFU/g bakteri asam Disease Patients Undergoing
laktat sebanyak 100 ml selama 30 hari Hemodialysis and Peritoneal Dialysis.
dapat mengubah konsistensi feses pasien Pharmacol Res. 2018; 130: 143-151.
ginjal kronis dengan hemodialisis mengarah 6. Sircana AA, De Michieli F, Parente R,
pada konsistensi feses yang lebih lunak. Framarin L, Leone N, Berrutti M, et al.
Pemberian soyghurt yang mengandung 2,1 Gut Microbiota, Hypertension, and
x108 CFU/g bakteri asam laktat sebanyak Chronic kidney Disease. Pharmacol Res.
100 ml selama 30 hari dapat mengubah 2018; 144: 390-408.
konsistensi feses pasien ginjal kronis 7. Mishima E, Fukuda S, Mukawa C, Yuri
dengan hemodialisis mengarah pada A, Kanemitsu Y, Matsumoto Y, et al.
konsistensi feses yang lebih lunak. Evaluation of the Impact of Gut
Sehingga dapat disimpulkan pemberian Microbiota on Uremic Solute
yoghurt and soyghurt sama-sama dapat Accumulation by A CE-TOFMS-Based
memberikan efek terhadap perubahan Metabolomics Approach. Kidney Int.
konsistensi feses pasien PGK dengan 2017; 92 (3): 634–645.
hemodialisis. 8. Vandeputte D, Falony G, Vieira-Silva S,
Tito RY, Joossens M, Raes J. Stool
UCAPAN TERIMAKASIH Consistency is Strongly Associated with
Penulis mengucapkan terima kasih Gut Microbiota Richness and
kepada Universitas Sebelas Maret dan Composition, Enterotypes and Bacterial
RSUD dr. Saiful Anwar Malang yang telah Growth Rates. Gut microbiota. 2016; 65
membantu proses penelitian. (1): 57–62.
9. Pei M, Wei L, Hu S, Yang B, Si J, Yang
DAFTAR RUJUKAN H, Zhai J. Probiotics, Prebiotics and
1. Morimoto K, Tominaga Y, Agatsuma Y, Synbiotics for Chronic Kidney Disease :
Miyamoto M, Kashiwagura S, Protocol for A Systematic Review and
Takahashi A, et al. Intestinal Secretion of Meta-Analysis. BMJ Open. 2018; 8:
Indoxyl Sulfate as A Possible e020863.
Compensatory Excretion Pathway in
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2020.007.01.1
10 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2020, Vol. 7 No. 1, hlm. 1 - 10
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.ijhn.2020.007.01.1