Anda di halaman 1dari 14

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ASAM

LAKTAT (BAL) KANDIDAT PROBIOTIK DARI TERASI


TRADISIONAL DI PEKANBARU

ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF


PROBIOTIC CANDIDATE ACID BACTERIA (LAB) FROM
TRADITIONAL TERASI IN PEKANBARU

Ansumar1), Bernadeta Leni Fibriarti2)


1)Mahasiswa
Program Studi S1 Biologi
2)Dosen
Bidang Mikrobiologi Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau
*coresponden author : Aansumar4@gmail.com

ABSTRACT
Terasi is one of the fermented product of shrimp or fish which is often used
as food seasoning by the people. Terasi is also a source of Lactic Acid Bacteria
(LAB) which has the potential as a culture for probiotic starters. Probiotics are
dietary supplements containing live microbes that profitable to their hosts. This
study aimed to characterize probiotic lactic acid bacteria isolated from traditional
terasi in Pekanbaru. LAB isolation from terasi was done by pour plate method
using selective medium, MRSA (Man Rogosa Sharpe Agar). All of
morphological, physiological and biochemical characteristics were observed. A
total of 7 isolates were obtained from the isolation process. All LAB isolates are
rod (Basil) positive Gram bacteria, negative catalase, non-motile and capable to
fermenting glucose. In the probiotic test seven isolates was able to grow at a
temperature of 37 ℃ and 45 ℃, pH 2 and 3, and salt levels of 4% and 6.5%.

Keywords: Characterization, isolation, lactic acid bacteria, probiotic, terasi.

ABSTRAK
Terasi merupakan salah satu produk fermentasi dari udang atau ikan yang
yang sering digunakan sebagai bahan penyedap makanan oleh masyarakat. Terasi
juga merupakan salah satu sumber Bakteri Asam Laktat (BAL) yang berpotensi
sebagai kultur untuk starter probiotik. Probiotik merupakan suplemen makanan
mengandung mikroba hidup yang dapat menguntungkan inangnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri asam laktat kandidat
probiotik dari terasi tradisional di Pekanbaru. Isolasi BAL dari terasi dilakukan
dengan metode pour plate dengan menggunakan medium selektif MRSA (Man
Rogosa Sharpe Agar). Selanjutnya dilakukan karakterisasi morfologi, uji fisiologi
dan biokimia. Hasil isolasi diperoleh 7 isolat BAL. Seluruh isolat BAL
merupakan bakteri Gram positif berbentuk batang (Basil), katalase negatif, non-
motil dan mampu memfermentasi glukosa. Dalam uji probiotik ketujuh isolat

1
mampu tumbuh pada suhu 37°C dan 45°C, pH 2 dan 3, serta kadar garam 4% dan
6.5%.

Kata kunci : Bakteri asam laktat, isolasi, karakterisasi, probiotik, terasi.

PENDAHULUAN probiotik. Definisi probiotik menurut


FAO/WHO adalah mikroorganisme
Indonesia kaya akan makananan hidup yang bila diberikan dalam
fermentasi tradisional yang dibuat jumlah yang cukup memberikan
dari bahan berupa produk pertanian manfaat kesehatan pada inangnya
dan dari hasil laut. Terasi atau di (Araya et al. 2002). Menurut Fuller
Riau dikenal dengan belacan (1989), probiotik merupakan
merupakan salah satu produk suplemen makanan mengandung
fermentasi dari udang atau ikan yang mikroba hidup yang dapat
digunakan sebagai bahan penyedap menguntungkan inangnya. Beberapa
makanan oleh masyarakat Indonesia. manfaat probiotik yaitu
Dalam pembuatan terasi proses mempertahankan mikroflora
fermentasi yang terjadi disebabkan bermanfaat dalam saluran
oleh aktifitas enzim dari pencernaan, menghambat
mikroorganisme (Sumanti 1988). pertumbuhan bakteri patogen,
Fermentasi pada pembuatan terasi meningkatkan aktifitas enzim
merupakan fermentasi yang terjadi pencernaan, menurunkan aktivitas
secara alami tanpa penambahan enzim bakterial dan produksi
starter sehingga mikroba yang amonia, menetralisirkan enterotoksin
tumbuh sangat bervariasi termasuk dan menstimulus sistem kekebalan
bakteri patogen maupun perusak. (Jin et al. 1998).
Peranan bakteri asam laktat dalam Beberapa penelitian mengenai
proses fermentasi, contohnya pada isolasi bakteri asam laktat dalam
pembuatan terasi, sangat penting produk terasi sudah pernah dilakukan
karena dapat memproduksi asam- oleh Muttarokah (1993), Nanik
asam organik yang tidak saja (1999) dan Santoso (1999), namun
memberi rasa yang khas pada produk hanya mengisolasi dan
namun juga menghasilkan substrat mengidentifikasi bakteri asam laktat
dengan pH rendah sehingga untuk mengetahui variasi bakteri
menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat tumbuh pada produk
pembusukan. terasi. Penelitian Kobayashi et all.
Menurut Afrianto dan Liviawaty (2003) hanya difokuskan pada salah
(2005), terasi merupakan suatu satu genus saja, yaitu
produk hasil fermentasi ikan atau Tetragenococcus. Penelitian
udang yang mengalami perlakuan Munaroh (2013) memperoleh 6
penggaraman. Penggunaan garam (enam) isolat BAL probiotik dari
yang tinggi pada proses fermentasi terasi, dimana dua isolat
akan menyebabkan tumbuhnya teridentifikasi sebagai Lactobacillus
bakteri asam laktat. Bakteri asam casei subs. Rhamnoshus, satu isolat
laktat (BAL) banyak ditemukan pada Lactobacillus plantarum dan tiga
produk fermentasi dan telah isolat Pediococcus acidilactici.
dilaporkan banyak berfungsi sebagai Keenam isolat BAL ini mampu

2
menghambat Escherichia coli dan flow, mikroskop dan kertas pH
Staphylococcus aureus. universal
Pada saat sekarang starter Bahan yang digunakan pada
probiotik yang banyak beredar penelitian ini adalah sampel terasi,
dipasaran merupakan probiotik yang NaCl, HCl 0,1 N, media Man Rogosa
di impor dari luar Indonesia, untuk Sharpe Agar (MRSA), kristal violet,
mengurangi hal tersebut perlu iodin, alkohol 70 %, safranin, media
dilakukan eksplorasi bakteri asam Man Rogosa Sharpe Broth (MRSB),
laktat probiotik lokal Riau dari salah methil red, KOH 40%, alfanaftol,
satu makanan fermentasi tradisional H2O2, bubuk glukosa, spiritus,
yaitu terasi. Terasi lokal Riau sendiri Nutrien agar (NA) dan media cair
banyak diminati oleh konsumen luar MR-VP (Methyl Red-Voges
negeri seperti terasi meskom dari Proskeur).
Bengkalis dan belacan dari Rokan
Hilir yang di ekspor ke beberapa Preparasi Sampel
negara Malaysia, Singapura dan Sampel yang telah halus
Thailand. Diharapkan dari penelitian dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ini diperoleh bakteri asam laktat steril sebanyak 1 gram dan
lokal kandidat probiotik dari terasi diencerkan dengan larutan NaCl
tradisional di Pekanbaru. fisiologis steril dengan pengenceran
10-1–10-3. Selanjutnya dilakukan
METODE PENELITIAN pengujian lebih lanjut dengan
mengisolasi bakteri yang merupakan
Waktu dan Tempat kandidat probiotik (Waluyo 2008).
Penelitian ini telah dilaksanakan
pada bulan Januari 2018 hingga Isolasi dan Pemurnian Bakteri
September 2018. Penelitian Asam Laktat
dilakukan di Laboratorium Sebanyak 1 ml sampel pada
Mikrobiologi, Jurusan Biologi, pengenceran 10-3 diambil
Fakultas Matematika dan Ilmu menggunakan pipet volume steril
Pengatahuan Alam, Universitas Riau. kemudian diinokulasikan secara pour
Sampel terasi tradisional berasal plate pada medium MRSA dalam
dari tiga pasar yang ada di Pekanbaru cawan petri. Kemudian diinkubasi
yaitu pasar Cik Puan, pasar Pagi selama 3 x 24 jam dengan temperatur
Arengka dan pasar Kodim. 37°C (Hardiningsih et al. 2006).
Pengambilan sampel dipilih secara Setelah tahap inkubasi, tumbuh
acak di tiga pasar yang berbeda beberapa koloni. Semua koloni yang
dengan syarat tidak terjadi terbentuk, masing-masing
pengulangan pengambilan sampel ditumbuhkan pada media MRSA lain
yang sama pada setiap pasar. dengan metode streak plate untuk
dimurnikan sampai didapatkan isolat
Alat dan Bahan murni. Hasil pemurnian diinkubasi
Alat yang akan digunakan pada suhu 37oC selama 24 jam.
dalam penelitian ini adalah vortex, Koloni tunggal yang terbentuk
cawan petri, tabung reaksi (Pyrex), setelah pemurnian ditumbuhkan pada
bunsen, gelas ukur, hot plate, oven, media MRSA miring pada tabung
autoclave, erlenmeyer (Pyrex), reaksi (Ikrimah et al. 2013).
beaker glass (Pyrex), laminar air

3
Karakterisasi Makroskopis dan preparat. Diamati perubahan yang
Mikroskopis. terjadi, hasil positif jika terbentuk
Pengamatan Morfologi Koloni gelembung gas sedangkan hasil
Isolat yang diperoleh negatif tidak terbentuk gelembung
ditumbuhkan pada medium NA gas (Pawe 2015).
kemudian diinkubasi pada suhu 37oC
selama 24 jam. Selanjutnya diamati Uji MR (Methyl Red)
morfologinya. Pengamatan yang Sebanyak 1 ose isolat diambil
dilakukan meliputi bentuk koloni dari stok kemudian diinokulasikan
(whole colony), bentuk tepi (edge), pada medium cair MR-VP.
warna (colour) dan bentuk Selanjutnya diinkubasi selama 2 x 24
permukaan (elevation) (Mutmainnah jam pada temperatur 37oC. Setelah
2015). diinkubasi, Methyl-red ditambahkan
sebanyak 5 tetes pada medium. Hasil
Pengamatan Bentuk sel positif jika terbentuk kompleks
Pengamatan bentuk sel warna pink sampai merah yang
dilakukan dengan metode pewarnaan menandakan bahwa mikroba tersebut
sederhana yang bertujuan untuk menghasilkan asam (Mutmainnah
mengamati bentuk sel bakteri (Lay 2015).
1994).
Uji VP (Voges Proskauer)
Uji Fisiologi dan Biokimia. Isolat bakteri diambil sebanyak
Pewarnaan Gram 1 ose dan diinokulasikan ke dalam
Pewarnaan gram dilakukan medium cair MR-VP kemudian
dengan metode yang sama dengan diinkubasikan pada temperatur 37oC
Hadioetomo (1993). selama 2 x 24 jam. Setelah
diinkubasi kemudian ditambahkan
Uji Motilitas 0,2 ml KOH 40% dan 0,6 ml
Sebanyak 1 ose isolat diambil alfanaftol 5% pada masing-masing
dari stok kemudian diinokulasikan isolat lalu dikocok selama 30 detik.
pada medium MRSA semi solid. Hasil positif bila terjadi
Selanjutnya diinkubasi pada suhu pembentukan asetolin yang ditandai
37oC selama 2 x 24 jam. Hasil positif berubahnya warna medium menjadi
(motil) apabila terdapat rambatan- merah muda setelah penambahan
rambatan di sekitar bekas tusukan pereaksi (Pawe 2015).
jarum pada medium dan hasil negatif
(non-motil) bila tidak terdapat Uji Fermentasi Glukosa
rambatan-rambatan disekitar bekas Siapkan 100 ml medium NB
tusukan jarum ose pada medium yang ditambahkan 7,5 g glukosa
(Mutmainnah 2015). kemudian dimasukkan ke dalam
masing-masing tabung reaksi senyak
Uji Katalase 5 ml dan ditambahkan 3-4 tetes
Isolat bakteri diambil sebanyak phenol red pada masing-masing
1 ose dari masing-masing stok kultur tabung reaksi. Dimasukkan tabung
kemudian diletakkan pada gelas Durham ke dalam tabung reaksi
objek setelah itu ditambahkan 2-3 secara perlahan agar tidak terbentuk
tetes reagen H2O2 di atas preparat ruang udara pada tabung Durham.
hingga menutupi permukaan Medium disterilisasi menggunakan

4
autoklaf dengan suhu 121oC selama
15 menit. Sebanyak 1 ose isolat Uji Ketahanan Kadar Garam
bakteri diinokulasikan ke dalam (NaCl)
masing-masing tabung reaksi berisi Ketahanan isolat mikroba
medium dan diinkubasi pada suhu terhadap garam dilakukan dengan
37oC selama 48 jam. Hasil positif menambahkan garam (NaCl) dengan
apabila medium berubah warna dari konsentrasi 4 % dan 6,5 % pada
warna merah menjadi kuning dan medium MRSB. Selanjutnya isolat
pada tabung Durham terdapat bakteri diambil dari stok sebanyak 1
gelembung menandakan isolat ose kemudian diinokulasikan pada
tersebut bersifat heterofermentatif, medium MRSB + garam. Diinkubasi
apabila tidak terbentuk gelembung selama 2 x 24 jam pada suhu 37oC
bersifat homofermentatif (Djide dan Wahyuddin 2008).
(Hadioetomo 1993). Ketahanan terhadap kadar garam
ditentukan berdasarkan ada tidaknya
Uji Probiotik. pertumbuhan bakteri pada medium.
Uji Ketahanan Terhadap Hasil positif jika ditandai dengan
Keasaman (pH) adanya endapan pada dasar tabung
Ketahanan isolat terhadap asam dan adanya perubahan media
lambung pada saluran pencernaan menjadi lebih keruh dibandingkan
yang ber pH rendah yaitu sekitar 2,5 sebelum diinkubasi.
- 3 dilakukan dengan menambahkan
HCl 0,1 N pada medium MRSB Analisis Data
(Djide dan Wahyuddin 2008). Isolat Data yang diperoleh kemudian
bakteri diambil dari stok sebanyak 1 dianalisis menggunakan analisis
ose (ose bulat). Kemudian deskriptif, yaitu dengan cara
diinokulasikan pada medium MRSB- memvisualisasikan hasil penelitian
HCl dan diinkubasi selama 2 x 24 menggunakan gambar dan tabel.
jam dengan suhu 37°C. Hasil positif Hasil visualisasi tersebut kemudian
ditandai dengan terjadinya dibandingkan dan dijelaskan. Untuk
pertumbuhan bakteri pada medium memperoleh isolat bakteri yang
yang memiliki keasaman rendah (pH berpotensi sebagai probiotik maka
2,5 – 3). Hasil negatif jika tidak dilakukan dengan cara melakukan uji
terjadi pertumbuhan bakteri pada ketahanan terhadap keasaman (pH),
medium (Mutmainnah 2015). ketahanan suhu (oC) dan ketahanan
kadar garam (NaCl).
Uji Ketahanan Suhu (oC)
Isolat bakteri diambil sebanyak HASIL DAN PEMBAHASAN
1 ose kemudian diinokulasikan pada
medium MRSB. Selanjutnya Isolasi Bakteri Asam Laktat dari
medium yang telah berisi isolat Terasi
diinkubasi pada temperatur 37oC dan Sampel terasi yang diambil dari
45oC selama 2 x 24 jam. Kemudian tiga pasar yakni Pasar Pagi Arengka,
diamati apakah terjadi pertumbuhan Pasar Cik Puan dan Pasar Kodim
bakteri pada medium. Hasil positif dipereroleh empat jenis sampel terasi
jika terjadi pertumbuhan bakteri pada yang berbeda yaitu terasi udang
kisaran temperatur tersebut Alsalam, terasi udang SN, terasi
(Mutmainnah 2015). udang cap 333 dan terasi Meskom.

5
Setelah dilakukan isolasi dari disebabkan karena pada saat isolasi,
keempat jenis terasi tersebut medium yang digunakan untuk
diperoleh 7 isolat BAL. Masing- pertumbuhan BAL ber pH 5.
masing isolat BAL tersebut diberi Menurut Khalid (2011) pH optimum
kode yaitu S3PP1, S3PP5, S3PP7, untuk pertumbuhan bakteri asam
S3PP8, S3PP9, S3PP12 dan S3PP15 laktat yaitu 5 hingga 5,5 dan toleran
seperti yang dapat dilihat pada Tabel terhadap pH tertentu. Pada saat
1. Ketujuh isolat tersebut diisolasi pengukuran pH sampel terasi
dari sampel terasi 333 dari Pasar diperoleh pH 7 pada sampel terasi
Pagi Arengka, sedangkan untuk Alsalam, pH 6 pada terasi SN, pH 5
sampel terasi lain tidak terisolasi pada terasi 333 dan Ph 6 pada terasi
BAL pada sampel tersebut. Hal ini Meskom.

Tabel 1. Jumlah isolat yang diperoleh berdasarkan jenis terasi serta pH dari
masing-masing sampel terasi.
No Jenis Terasi Isolat Kode Isolat pH Sampel

1 Terasi Udang Alsalam - - 7

2 Terasi Udang SN - - 6

3 Terasi Udang Cap 333 7 Isolat S3PP1, S3PP5, 5


S3PP7, S3PP8,
S3PP9, S3PP12,
S3PP15

4 Terasi Meskom - - 6

Total 7

Hasil isolasi BAL yang penelitian ini lebih banyak


diperoleh pada penelitian ini tidak dibandingkan dengan Pawe (2015)
berbeda dengan penelitian Munaroh yang memperoleh satu isolat BAL
(2013) yang mengisolasi BAL dari yang diisolasi dari terasi udang rebon
terasi udang yang memperoleh 6 asal Desa Maringgai , Lampung
isolat BAL, 2 isolat diidentifikasi Timur.
sebagai Lactobacillus casei subs.
rhamnoshus, satu isolat sebagai Karakteristik Bakteri Asam
Lactobacillus plantarum dan tiga Laktat.
isolat sebagai Pediococcus Karakter Morfologi Koloni dan
acidilactici. Hasil penelitian ini juga Sel Bakteri
tidak berbeda dengan penelitian Pengamatan morfologi koloni
Rinto (2011) yang memperolah dilakukan dengan mengamati koloni
empat isolat BAL yang diisolasi dari yang tumbuh pada medium NA
terasi dan 15 isolat BAL lainnya setelah diinkubasi selama 24 jam.
diisolasi dari peda, bekasam dan Ketujuh isolat menunjukan
rusip. Isolat yang diperoleh dari hasil karakteristik yang dimiliki oleh BAL

6
yaitu seluruh bentuk koloni bulat berbentuk Basil (batang). Karakter
(Circular), tepian rata (Entire), morfologi sel BAL yang diperoleh
elevasi cembung (Convex) dan warna sesuai dengan penelitian Rinto
putih susu. Hasil penelitian ini sama (2011) yang memperoleh empat
dengan Pawe (2015) yang isolat BAL berbentuk batang (Basil)
memperoleh satu isolat BAL dengan yang diisolasi dari terasi. Demikian
bentuk koloni bulat, tepian koloni juga dengan Pawe (2015) yang
rata, permungkaan koloni cembung. memperoleh satu isolat BAL
Nurhasanah (2017) yang mengisolasi berbentuk batang. Battcock dan
BAL dari susu kambing juga Azam (1998), juga memberikan
memperoleh BAL dengan penjelasan ciri-ciri yang dimiliki
karakteristik morfologi koloni bakteri asam laktat seperti: Gram
berbentuk bulat, tepian rata atau positif, tidak membentuk spora,
bergerigi, elevasi cembung dan berbentuk cocci atau bacilli, tidak
warna putih susu atau krem. bergerak (non-motil), bereaksi
negatif dengan hidrogen peroksida
Pengamatan morfologi sel (H2O2). Menurut De Vuyst dan
dilakukan dengan mengamati bentuk Vandamme (1994) bakteri asam
sel dibawah mikroskop dengan laktat yang berbentuk basil atau
perbesaran 1000x. Hasil yang batang termasuk genus Lactobacillus
diperoleh adalah tujuh isolat
.
Tabel 2. Hasil uji fisiologi dan biokimia bakteri asam laktat dari terasi
S3PP S3PP S3PP S3PP S3PP S3PP1 S3PP1
Kode Isolat
1 5 7 8 9 2 5
Gram + + + + + + +
Non- Non- Non- Non- Non- Non- Non-
Motilitas
Uji Fisiologi dan Biokimia

motil motil motil motil motil motil motil


Katalase - - - - - - -
MR + + + + + + +
VP - - - - - - -
Fermentas
Ho Ho Ho Ho Ho He He
i Glukosa
2 + + + + + + +
pH
3 + + + + + + +
Suhu 37 + + + + + + +
(0C) 45 + + + + + + +
NaCl 4 + + + + + + +
(%) 6,5 + + + + + + +
Keterangan: - = negatif, + = positif, Ho= Homofermentatif, He=Heterofermentatif

Uji Fisiologi dan Biokimia berubah warna menjadi ungu


Uji fisiologi yang dilakukan (Gambar 1). Pewarnaan Gram
pada penelitian ini adalah pewarnaan berfungsi untuk membedakan bakteri
Gram. berdasarkan hasil uji menjadi kelompok Gram positif dan
pewarnaan Gram diketahui bahwa Gram negatif. Surono (2004)
ketujuh isolat bereaksi positif pada menyatakan bahwa variasi
pewarnaan Gram dengan sel yang karakteristik BAL normal terjadi,

7
namun yang mutlak dari BAL adalah sifatnya sebagai bakteri Gram positif.

Gambar 1. Pengamatan pewarnaan Gram Bakteri Asam Laktat dengan kode


isolat S3PP7 pada perbesaran 1000X diperoleh sel berwarna ungu.
Uji biokimia yang dilakukan asam laktat bersifat non-motil
pada ketujuh isolat BAL tersebut bakteri probiotik memiliki
meliputi uji motilitas, uji katalase, uji kemampuan biosintesis yang sangat
MR-VP dan uji fermentasi glukosa. terbatas, sehingga bersifat non motil
Data hasil uji biokimia BAL dan perolehan energinya semata-
ditampilkan pada Tabel 2. mata hanya bergantung pada
metabolisme secara fermentatif. Oleh
Hasil uji motilitas terhadap tujuh karena isolat tersebut bersifat non
isolat tersebut menunjukan hasil motil, maka dapat dinyatakan bahwa
negatif yang berarti bakteri tersebut bakteri tersebut tidak mempunyai
non-motil. Pada pengujian ini bakteri flagella sebagai organ untuk
tersebut hanya tumbuh dibekas bergerak.
tusukan. Pada hasil pengujian yang
telah dilakukan tidak terdapat Uji katalase terhadap ketujuh
rambatan disekitar bekas tusukan. isolat menunjukan hasil negatif
Pengujian motilitas dilakukan untuk terhadap katalase karena tidak
melihat bakteri yang memiliki menghasilkan gelembung udara
flagella, yang ditandai dengan disekitar isolat bakteri ketika
melebarnya bakteri pada bagian atas diteteskan larutan H2O2 3%. Menurut
permukaan medium (Waluyo 2008). Djide dan Wahyuddin (2008) hasil
Pawe (2015) menyatakan bahwa satu positif bila terdapat gelembung udara
isolat BAL yang diisolasinya dari jika ditetesi dengan H2O2 3% yang
terasi udang rebon bersifat non motil. mengindikasikan terbentuknya gas
Hasil serupa juga diperoleh Nuryady O2. Menurut Dwidjoseputro (1978)
et al. (2014) melaporkan bahwa 3 BAL dari genus Lactobacillus
isolat bakteri asam laktat yang merupakan kelompok bakteri yang
diisolasi dari yoghurt mempunyai tidak memiliki enzim katalase, tetapi
sifat non motil yang ditandai dengan memiliki enzim peroksidase untuk
tidak adanya pergerakan bakteri yang mengubah H2O2 yang bersifat toksik
menyerupai rambatan-rambatan akar menjadi H2O. Enzim peroksidase
disekitar daerah tusukan. Surono membutuhkan reduktan seperti
(2004) menyatakan bahwa bakteri NADH untuk mengkatalis H2O2

8
menjadi H2O. Hal ini sesuai dengan ditambahkan reagen Barritt’s A (α -
penelitian Stamer (1979) yang naphtol) dan Barritt’s B (kalium
mengatakan bahwa bakteri asam hidroksida) pada isolat yang
laktat termasuk bakteri dengan ditumbuhkan dalam medium MR-
katalase negatif. Yousef (2003) VP. Hasil uji menunjukkan semua
mengatakan bahwa telah umum isolat negatif terhadap uji VP. Hal
diketahui bahwa bakteri asam laktat ini terlihat dengan tidak ditemukan
memiliki sifat anaerob tetapi mampu adanya perubahan warna menjadi
mentoleransi adanya oksigen dan merah yang terbentuk pada media
memetabolisme karbohidrat melalui setelah ditetesi dengan reagen
jalur fermentasi. (Brown 2005). Hasil penelitian
menunjukkan hasil negatif terhadap
Uji Methyl Red (MR) bertujuan ketujuh isolat yang ditandai tidak ada
untuk menguji bakteri dalam perubahan warna medium setelah
menghasilkan asam-asam campuran ditambahkan larutan indikator KOH
dari fermentasi glukosa. Berdasarkan 40% dan alfanaftol 5%. Hasil negatif
penelitan yang telah dilakukan ini menunjukkan bahwa ketujuh
terhadap ketujuh isolat BAL isolat tersebut tidak menghasilkan
diperoleh hasil positif terhadap uji 2,3 - butanadiol ataupun asetoin.
MR yang ditandai dengan perubahan
warna medium MR-VP menjadi Berdasarkan uji fermentasi
merah setelah ditetesi larutan glukosa didapati hasil bahwa ketujuh
indikator Methyl Red. Uji MR isolat BAL tersebut bereaksi positif
bertujuan untuk mengetahui yang ditandai dengan perubahan
kemampuan bakteri dalam warna yang terjadi pada medium
mengoksidasi glukosa dengan menjadi kuning serta terbentuknya
memproduksi asam seperti asam gelembung udara pada tabung
laktat, asam asetat dan asam format Durham setelah inkubasi. Dari
sebagai hasil akhirnya (Sudarsono ketujuh isolat tersebut dua bersifat
2008). Brown (2005) menjelaskan heterofermentatif dan lima bersifat
bahwa warna merah yang terbentuk homofermentatif. Menurut Prescott
pada media akibat penurunan pH et al. (2002) ada dua kelompok BAL
media oleh produk asam dalam berdasarkan produk akhir dari
jumlah besar yang dihasilkan dari fermentasi glukosa yaitu bakteri
fermentasi glukosa. Hasil uji ini homofermentatif yaitu glukosa
sesuai dengan pernyataan Surono difermentasi menghasilkan asam
(2004) bahwa dalam proses laktat sebagai satu-satunya produk
fermentasi yang melibatkan bakteri utama contohnya Streptococcus,
asam laktat mempunyai ciri khas Enterococcus, Pediococcus dan
yaitu terakumulasinya asam organik Lactococcus dan bakteri
yang disertai dengan penurunan pH. heterofermentatif yaitu glukosa
difermentasikan menghasilkan asam
Uji Voges Proskeur (VP) laktat dan juga memproduksi
digunakan untuk menentukan senyawa-senyawa lainnya seperti
kemampuan bakteri tersebut etanol, asam asetat dan CO₂
menghasilkan produk akhir yang contohnya yaitu Leuconostoc dan
netral (asetilmetilkarbinol) dari Lactobacillus. Hasil penelitian ini
fermentasi glukosa melalui jalur tidak berbeda dengan Munaroh
butanediol. Pada uji VP,

9
(2013) yang memperoleh enam isolat heterofermentatif. Pawe (2015)
BAL dari terasi yang bersifat memperoleh satu isolat BAL yang
homofermentatif dan bersifat heterofermentatif.
Uji Probiotik mempertahankan pH sitoplasma
lebih basa, sel harus memiliki
Uji yang dilakukan terhadap membran yang merupakan barier
isolat BAL kandidat probiotik yang membatasi pergerakan
meliputi uji ketahanan terhadap senyawa/proton. Komposisi asam
keasaman (pH), uji ketahanan suhu lemak dan protein penyusun yang
(oC) dan uji ketahanan kadar garam beragam di antara spesies bakteri
(NaCl) (Tabel 2). diduga mempengaruhi keragaman
ketahanan bakteri terhadap pH
Uji ketahanan terhadap
rendah. Terdapat pula enzim yang
keasaman dilakukan dengan dua
terikat pada membran sel yang dapat
konsentrasi pH yaitu 2,5 dan 3. Hasil
melakukan reaksi reversible
penelitian menunjukan bahwa
bertindak sebagai pompa yang
ketujuh isolat BAL tersebut mampu
memindahkan ion. Enzim tersebut
tumbuh pada pH 2,5 dan 3 hal ini
mengkatalisa gerakan proton (H+)
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
menyeberangi membran sel sebagai
Menurut Fuller (1989) bakteri
akibat dari hidrolisis atau sintesis
probiotik secara umum hidup
ATP. Ketahanan isolat terhadap pH
didalam saluran pencernaan dan
ekstraseluler yang rendah tergantung
bermutualisasi dengan tubuh
dari pengaturan pH internal bakteri
inangnya dan hidup pada kisaran pH
(Kusumawati 2006).
2- 4. Menurut Natali dan Zubaidah
(2013) Isolat BAL dapat bertahan Hasil dari uji ketahanan suhu
pada kondisi pH 2.5 dan 3.0 hal ini (oC) dengan variasi suhu yaitu 37 oC
dapat disebabkan karena kemampuan dan 45oC diperoleh hasil bahwasanya
isolat tersebut untuk ketujuh isolat BAL mampu bertahan
mempertahankan pH dalam selnya pada kisaran suhu tersebut hal ini
lebih netral daripada lingkungan, dapat dilihat pada Tabel 2. Menurut
dapat juga dikarenakan membran sel Sulistiani (2016) suhu optimum
bakteri tersebut lebih tahan dari untuk pertumbuhan BAL yaitu 37 oC
paparan asam pada lingkungan. Hal ini sesuai dengan penjelasan
Menurul Siegumfeldt (2000) Surono (2004) yang menyatakan
perbedaan ketahanan membran sel bahwa suhu optimum untuk
bakteri terhadap kerusakan akibat pertumbuhan bakteri asam laktat
terjadinya penurunan pH beragam pada setiap strain.
ekstraseluler menyebabkan Berdasarkan suhu optimum
keragaman ketahanan sel pada pH pertumbuhannya, bakteri asam laktat
rendah. Bakteri asam laktat juga dikelompokkan menjadi dua
mampu mempertahankan pH kelompok, yaitu mesofilik (suhu
sitoplasma lebih alkali daripada pH optimum pertumbuhannya 25oC dan
ekstraseluler, tetapi penurunan pH suhu maksimumnya 37oC–40oC) dan
intraseluler tetap berlangsung seiring termofilik (suhu optimum
dengan menurunnya pH ekstraseluler pertumbuhannya 37oC-45oC dan
yang mendukung toleransinya suhu maksimumnya 45oC–52oC.
terhadap asam. Untuk Suhu memiliki pengaruh yang sangat

10
penting terhadap fase adaptasi Kesimpulan
pertumbuhan mikroorganisme. Berdasarkan penelitian yang
Ketika suhu mendekati suhu dilakukan, diperoleh kesimpulan
minimum, tidak hanya mengurangi sebagai berikut:
kecepatan pertumbuhan tetapi juga Hasil isolasi BAL dari terasi di 3
memperpanjang fase adaptasi pasar Pekanbaru diperoleh tujuh
(Garbutt 1997). isolat yang berbeda dengan kode
S3PP1, S3PP5, S3PP7, S3PP8,
Uji ketahanan terhadap kadar S3PP9, S3PP12 dan S3PP15. Semua
garam (NaCl) menunjukan hasil isolat BAL yang diperoleh memiliki
positif pada ketujuh isolat BAL baik karakter bentuk koloni bulat
pada konsentrasi 4% maupun pada (Circular), elevasi koloni cembung
konsentrasi 6,5% hal ini ditandai (Convex), tepian koloni rata (Entire),
dengan perubahan medium menjadi warna koloni putih susu, bentuk sel
keruh serta terdapat endapan pada batang (Basil), Gram positif,
tabung reaksi. Dari hasil uji tersebut motilitas negatif, katalase negatif,
menandakan ketujuh isolat BAL Methyl Red positif, Voges Proskeur
tersebut mampu tumbuh dan tahan negatif dan uji fermentasi glukosa
terhadap kadar garam tersebut. Hasil positif homofermentatif atau
ini berbeda dengan penelitian heterofermentatif.
Guessas dan Kihal (2004) dimana Hasil uji probiotik diperoleh
memperoleh dua isolat BAL yang tujuh (7) isolat BAL berpotensi
mampu tumbuh pada konsentrasi 4% sebagai kandidat probiotik
NaCl dan tujuh isolat BAL mampu berdasarkan uji ketahanan terhadap
tumbuh pada konsentrasi 6,5% NaCl. keasaman (pH), uji ketahanan suhu
Menurut Adawiyah et al. (2015) (oC), uji ketahanan kadar garam
derajat ketahanan terhadap garam (NaCl).
terutama garam empedu yang
merupakan karakteristik penting bagi
bakteri asam laktat probiotik, sebab DAFTAR PUSTAKA
berpengaruh terhadap aktivitasnya
dalam saluran pencernaan, terutama Adawiyah et al. 2015. Ketahanan
saluran usus bagian atas tempat Bakteri Asam Laktat Asal
empedu disekresikan. Menurut Dangke Terhadap Garam
Tanasupawat et al. (1998) tingkat Empedu Sebagai Kandidat
toleransi BAL dalam Probiotik. Di dalam : Prosiding
mempertahankan hidup dalam Seminar Nasional
lingkungan yang ekstrim seperti pada Mikrobiologi Kesehatan dan
lingkungan dengan konsentrasi kadar Lingkungan. Jurusan Biologi,
garam yang tinggi berbeda-beda Fakultas Sains dan Teknologi,
tergantung genusnya. Adawiyah et UIN Alauddin Makassar.
al. (2015) menyatakan bahwa BAL Makassar. Hlm 164-173.
akan bersifat toleran terhadap kadar Afrianto, E dan E. Liviawaty. 2005.
garam yang tinggi untuk memulai Pengawetan dan Pengolahan
proses metabolisme yang nantinya Ikan. Yogyakarta: Kanasius.
akan menghasilkan asam yang dapat
menghambat pertumbuhan dari Araya M, Morelli L, Reid G, Sanders
bakteri patogen. ME, Stanton C. 2002. Report
of a Joint FAO/WHO Working

11
Group on Drafting Guidelines Hadioetomo, R. S. 1993.
for the Evaluation of Probiotics Mikrobiologi Dasar Dalam
in Food. London Ontario, Praktek. Jakarta: Gramedia.
Canada. Hardiningsih, R., R.N.R. Napitupulu
Battcock, M., dan S. Azam-Ali. & T. Yulinery. 2006. Isolasi
1998. Basic Principles of dan uji resistensi beberapa
Fermentation. FAO isolat Lactobacillus pada pH
Agricultural Services Bulletin rendah. Biodiversitas 7(1): 15-
No. 134. Intermediate 17
Technology, Schumacher Ikrimah N. L., Rohula U., dan Esti
Centre for Technology and
W. 2013. Isolasi Dan
Development, Bourton Hall, Karakterisasi Bakteri Asam
Bourton On Dunsmore, Laktat Penghasil Riboflavin
Rugby,Warwickshire, UK. Dari Produk Fermentasi Sawi
Brown, JE. 2005. Nutrition Through Asin. Jurnal Aplikasi
the Life Cycle. Second Edition. Teknologi Pangan 4(2).
Wadsworth. USA
Jin, L.Z., Y.W. HO, N. Abdullah and
De Vuyst, L.D. and E.J. Vandamme. S. Jalaludin. 1998. Probiotic in
1994. Bacteriocins of Lactic poultry : modes of action.
Acid Bacteria. Blackie World’s Poult. Sci. J. 53: 351 –
Academic & Professional. 368.
Glasgow. Khalid K. 2011. Antimikrobial
Djide, M.N. dan Wahyuddin, E. Interaction of Lactococcus
2008. Isolasi Bakteri Asam lactis subspn lactis Againt
Laktat dan Air Susu Ibu dan Some Pathogenic Bacteria.
Potensinya dalam Penurunan International Journal of
Kadar Kolestrol Secara In Bioscience 1(3): 39-44.
Vitro. Majalah Farmasi dan Kobayashi, T., Michika, K., Mita,
Farmakologi 12 (3). 73-78. W., Toshihide, K., Naoko, H.
Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar- S., Chiaki, I. and
Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Etsuo, W. 2003. Isolasi and
Penerbit Djambatan. Characterization of Halophilic
Lactic Acid
Fuller, R. 1989. A Review Probiotic
Bacteria Isolated From
in Man and Animals. Journal
“Terasi” Shrimp Paste: A
of Applied Bacteriology 66:
Traditional Fermented
365-378.
Seafood Product in Indonesia,
Garbutt J. 1997. Essentials of Food The Journal of Genusl and
Microbiology. London: Arnold Aplied
Guessas B, Kihal M. 2004. Microbiology 49: 279-286.
Cahracterization of Lactica Kusumawati, R. 2006. Evaluasi
Acid Bacteria Isolated From Potensi Probiotik Isolat Bakteri
Algerian Arid Zone Raw Asam Laktat Indigenus Asal
Goat’s Milk. AJ Biotechnol. Bekatul Secara In Vitro
3(6): 339-342. [skripsi]. Malang: Universitas
Brawijaya.

12
Lay, Bibiana.W. 1994. Analisis Pengetahuan Alam, Universitas
Mikroba di Laboratorium. Riau.
Jakarta: Rajawali Nuryady M et al. 2014. Isolasi
Munaroh T. 2013. Isolasi dan Bakteri Asam Laktat Asal
Karakterisasi Bakteri Asam Yogurt. Unej Jurnal 1(5): 1-11.
Laktat Pada Terasi dan Pawe D. 2015. Isolasi dan
Aktivitas Antibakterinya Identifikasi Kandidat Bakteri
[skripsi]. Yogyakarta: Jurusan Probiotik dari Terasi Udang
Teknologi Pangan dan Hasil Rebon (Mysis relicta) [skripsi].
Pertanian Fakultas Teknologi Bandar Lampung: Fakultas
Pertanian, Universitas Gadjah
Pertanian, Universitas
Mada. Lampung.
Mutmainnah H., Risco B. G., Natsir Prescott et al. 2002. Microbiology
D. dan Zaraswati D. 2015. 7th Edition. USA: McGraw-
Isolasi dan Karakterisasi Hill Book Company.
Bakteri Probiotik Dari Saluran
Pencernaan Ayam Kampung Rinto. 2011. Bakteri Asam Laktat
Gallus Domesticus. Research dari Peda, Bekasam, Terasi dan
Article 1(1). Rusip penghambat Morganella
morganii (Pembentuk
Muttarokah .1998. Bakteri Asam Histamin). Jurnal Penelitian
Laktat Pada Makanan Hasil Pertanian Terapan 11 (2):99-
Fermentasi Di DIY [skripsi]. 103.
Yogyakarta: Teknologi
Pertanian, UGM. Santoso, E. 1999. Bakteri Asam
Laktat pada Terasi dan Peda
Nanik suhartatik 1999 Isolasi Dan Serta Aktivitas
Identifikasi Bakteri Asam Penghambatannya Terhadap
Laktat Halofil Dan Bakteri Pathogen dan
Xerofil Dari Berbagai Produk Pembusuk [tesis]. Yogyakarta:
Pangan [skripsi]. Yogyakarta Program Pasca Sarjana. UGM.
Teknologi Pertanian, UGM
Siegumfeldt H, Rechninger BK,
Natali C. H, dan Zubaidah E. 2013. Jacobsen M. 2000. Dynamic
Studi Kemampuan Probiotik Changes of Intraceluller pH in
Isotal Bakteri Asam Laktat Individual Lactic Acid
Penghasil Eksopolisakarida
Bacterium Cells in Response to
Tinggi Asal Sawi Asin A Rapid Drop in Extracelluler
(Brassica juncea). Jurnal pH. Appl. Environ. Microbiol
Pangan dan Agroindustri 1(1): 66:2330-2335
129-137.
Stamer, J.R. 1979. The Lactid Acid
Nurhasanah. 2017. Isolasi dan Bacteria. Microbes of
Karakterisasi Bakteri Asam Diversity. Food Technology.
Laktat (BAL) Kandidat (1): 60-65.
Probiotik dari Susu Kambing
Peranakan Etawa di Pekanbaru Sudarsono A. 2008. Isolasi dan
[skripsi]. Riau. Fakultas Karakterisasi Bakteri pada Ikan
Matematika dan Ilmu Laut dalam Spesies Ikan
Gindara (Lepidocibium

13
flavobronneum) [skripsi].
Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Sulistiani. 2016. Potensi Antibakteri
Tiga Spesies Bakteri Asam
Laktat Asli Enggano Terhadap
Bakteri Patogen Dan
Pembusuk Makanan. Jurnal
Ilmu Hayati 15(3): 207-319
Sumanti DM. 1988. Identifikasi dan
sifat-sifat bakteri halofilik yang
diisolasi dari produk
fermentasi jeroan ikan
cakalang [tesis]. Bogor:
Fakultas Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Surono, I.S. 2004. Probiotik Susu
Fermentasi dan Kesehatan.
Jakarta: Tri Cipta Karya.
Tanasupawat S, Okada S dan
Komagata K. 1998. Lactic acid
bacteria found in fermented
fish in Thailand. J Gen Appl
Microbiol. 44:193-200.
Waluyo, L. 2008. Teknik dan Metode
Dasar dalam Mikrobiologi.
Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang Press.
Yousef A. E. 2003. Food
Microbiology. USA: Ohiostate
University.

14

Anda mungkin juga menyukai