Efita Karunia Harita1), Faras Puji Astuti1), Farra Oktaviani1), Firzan Fatansyah1), Gita Safitri1)
1) Program Studi Biologi, Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung, Indonesia
ABSTRAK
Enzim protease berperan penting dalam bidang pangan dan kesehatan, khususnya dalam proses pembuatan
pengawet non-formalin. Pemanfaatan enzim protease semakin pesat dan menempati posisi penting di berbagai
bidang industri. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi enzim protease adalah dengan mencari sumber
baru penghasil enzim protease, khususnya dari kelompok bakteri. Rusip merupakan makanan tradisional
masyarakat Bangka-Belitung yang terbuat dari bahan baku ikan teri segar yang diberi garam dan air gula aren
yang difermentasi secara anaerob dengan kurun waktu kurang lebih dua minggu. Rusip ikan teri mengandung
protein yang cukup tinggi, sehingga diperkirakan terdapat bakteri proteolitik yang menghasilkan enzim protease.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Bangka Belitung selama 2 minggu. Proses isolasi
dan purifikasi koloni bakteri dilakukan menggunakan media Nutrient Agar. Uji penghasilan enzim protease
dilakukan pada media Skim Milk Agar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode spread plate
(cawan sebar) dan metode cawan gores dengan pengenceran bertingkat. Isolat bakteri proteolitik pada rusip ikan
teri hitam memiliki zona bening paling banyak pada isolate dengan kode FRS. Dan yang memiliki indeks
proteolitik tertinggi pada isolate bakteri dengan kode LBR. Berdasarkan hasil uji produksi enzim protease yang
diikubasi selama 24 jam didapat hasil diameter zona bening bakteri lebih dari 12 mm yang menunjukan bahwa
isolat dengan kode FRS, LBR, AKH dan TJH menghasilkan enzim protease.
Kata kunci : Isolasi bakteri, Identifikasi molekuler, Bakteri proteolitik, Rusip ikan teri
ABSTRACT
Protease enzymes play an important role in the food and health sector, especially in the process of making non-formalin
preservatives. Utilization of protease enzymes is growing rapidly and occupies an important position in various industrial
fields. One of the efforts to increase the production of protease enzymes is to look for new sources of protease enzymes,
especially from the group of bacteria. Rusip is a traditional food for the people of Bangka Belitung which is made from fresh
anchovy with salt and palm sugar water which is fermented anaerobically for about two weeks. Anchovy chips contain high
enough protein, so it is estimated that there are proteolytic bacteria that produce protease enzymes. The research was
conducted at the Microbiology Laboratory of the University of Bangka Belitung for 2 weeks. The process of isolation and
purification of bacterial colonies was carried out using Nutrient Agar media. The protease enzyme production test was
carried out on Skim Milk Agar media. The method used in this research is the spread plate method and the scratch plate
method with multilevel dilutions. Isolates of proteolytic bacteria on black anchovy rusips had the most clear zones in isolates
with FRS code. And which has the highest proteolytic index on bacterial isolates with LBR code. Based on the results of the
protease enzyme production test which was incubated for 24 hours, the diameter of the bacterial clear zone was more than 12
mm which indicated that the isolates coded FRS, LBR, AKH and TJH produced protease enzymes.
Gambar 1. Kemampuan Aktivitas Proteolitik Pada Bakteri Uji Aktivitas Proteolitik Isolat bakteri
Keterangan: a. Koloni Bakteri, b. Zona Bening asosiasi yang menghasilkan enzim protease
adalah isolat dengan kode FRS,LBR,AKR,TJH .
Dari pengamatan secara makroskopis dari ke-
Penelitian ini menggunakan sampel rusip empat isolat Bakteri yang memiliki aktivitas
ikan teri hitam (Stolephorus commersonnii). Rusip proteolitik tersebut menunjukan perbedaan dari
merupakan makanan khas daerah Bangka Belitung. segi tepi, bentuk, elevasi, dan warna. Hal ini
Rusip terbuat dari ikan yang kemudian ditambahkan diduga karena setiap isolat berbeda jenis sehingga
garam dengan kadar 10-25% dan beras atau gula aktivitas proteolitik yang ditunjukan juga berbeda
aren dengan kadar 10%, kemudian difermentasi yaitu dari diameter zona bening yang terlihat.
secara anaerob dengan kurun waktu kurang lebih dua Pengukuran zona bening pada isolat bakteri
minggu. Menurut Steinkraus 2002, penambahan proteolitik menunjukkan perbedaan dari tiap
garam dengan kadar lebih dari 13% pada substrat isolat. Aktivitas paling rendah ditunjukkan pada
melimpah protein seperti ikan menghasilkan isolat TJH dengan diameter zona bening 11,525
hidrolisis protein yang terkontrol yang dapat mm. Zona bening yang paling besar ditunjukkan
mencegah pembusukan, menghasilkan pasta serta oleh isolat FRS dengan diameter zona bening
asam amino dan peptide yang beraroma “meaty” dan 19,525 mm.
“savory”.
Sampel rusip ikan teri hitam diambil Indeks proteolitik merupakan gambaran
sebanyak 1 gram sampel/1 mL kemudian diencerkan dari kemampuan isolate bakteri proteolitik dalam
kedalam tabung reaksi yang berisi 9 mL akuadest merombak protein dengan membandingkan besar
steril kemudian di vortex pada tingkat pengenceran zona beningnya dengan besar diameter koloni
10-1 kemudian lakukan pengenceran bertingkat (Widhyastuti & Dewi 2001). Media yang
hingga 10-7. Sebanyak 0,1 mL sampel dengan digunakan dalam penelitian ini untuk seleksi
konsentrasi 10-5, 10-6, 10-7 diinokulasi pada media bakteri proteolitik mengandung skim milk dan
skim milk agar (SMA) dengan metode spread plate. agar (Widyastuti & Naiola 2002). Susu
Selanjutnya dilakukan tahap inkubasi selama 48 jam. merupakan media yang sesuai untuk perumbuhan
Pengenceran sampel dilakukan dengan tujuan agar mikroba karena memiliki banyak kandungan
koloni bakteri yang tumbuh diharapkan tidak nutrient. Degradasi protein susu oleh protease
bertumpuk sehingga dapat diamati morfologinya menjadi asam amino mengabitkan terjadinya
dengan jelas. perubahan warna yang semulanya putih menjadi
tidak berwarna. Jika isolate bakteri yang diuji
mengandung protease, maka akan membentuk KESIMPULAN
zona be ing disekitar koloni (Amelinda 2010).
Rusip ikan teri hitam (Stolephorus
Menurut Susanti (2002) susu skim commersonnii) difermentasi secara anaerob
mengandung kasein yang dimasukan kedalam dengan kurun waktu kurang lebih dua minggu,
medium pertumbuhan bakteri berfungsi sebagai dengan hasil perombakan polimer protein hanya
substrat enzim. Hidrolisis kasein digunakan untuk ditunjukan dengan adanya zona bening yang
menunjukan aktivitas hidrolitik protease. Protease menandakan protein telah dirombak menjadi
mengkatalisis degradasi kasein yaitu dengan senyawa peptide dan asam amino yang sifatnya
memutuskan ikatan peptide CO-NH dengan terlarut dalam medium. Enzim protease yang
masuknya air kedalam molekul. Hasil perombakan dihasilkan oleh bakteri menyebabkan kasein
polimer protein hanya ditunjukan dengan adanya terhidrolisis menjadi asam amino yang larut
zona bening yang menandakan protein telah sehingga warna putih akan menghilang dan
diromabk menjadi senyawa peptide dan asam amino terbentuk zona bening di sekitar koloni bakteri.
yang sifatnya terlarut dalam medium. Bakteri penghasil enzim protease ditandai
Isolat bakteri proteolitik pada rusip ikan teri dengan terbentuknya zona bening karena
hitam memiliki zona bening paling banyak pada adanya pemecahan molekul protein pada susu
isolate dengan kode FRS. Dan yang memiliki indeks skim yang ditambahkan ke dalam media.
proteolitik tertinggi pada isolate bakteri dengan kode Berdasarkan hasil uji produksi enzim protease
LBR. Menurut Lehnibger (1998) aktivitas enzim yang diikubasi selama 24 jam didapat hasil
dipengaruhi oleh bebrapa faktor yaitu pH, diameter zona bening bakteri lebih dari 12 mm
konsentrasi substrat dan enzim, suhu dan adanya yang menunjukan bahwa isolat dengan kode
activator atau inhibitor. FRS, LBR, AKH dan TJH menghasilkan enzim
Bakteri penghasil enzim protease ditandai protease.
dengan terbentuknya zona bening karena adanya
pemecahan molekul protein pada susu skim yang UCAPAN TERIMA KASIH
ditambahkan ke dalam media. Berdasarkan hasil uji
produksi enzim protease yang diikubasi selama 24 Terimakasih kepada Dosen pengampu
jam didapat hasil diameter zona bening bakteri lebih mata kuliah Mikrobiologi terapan serta asisten
dari 12 mm yang menunjukan bahwa isolat dengan dosen yang banyak membantu selama proses
kode FRS,LBR,AKH dan TJH menghasilkan enzim penelitian berlangsung.
protease.Zona bening yang dihasilkan diukur
DAFTAR PUSTAKA
menggunakan jangka sorong untuk mengetahui
diameter yang dihasilkan bakteri (Sabrina et al., Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
2018; Sabrina et al., 2018). Penelitian Borla dkk. 2015. Berita Teknologi Argoindustri &
(2010) dan Ethica dkk. (2018) menyatakan Bioteknologi: Ciptakan Pabrik Enzim
timbulnya zona bening dengan diameter 12 mm atau Pertama di Indonesia, BPPT Transfer
lebih disekitar media adanya bakteri yang dapat Teknologi Produksi Enzim ke PT
menghidrolisis protein melalui produksi enzim. Petrosida Gresik
Namun, menurut Muchtadi dan Betty (1983) Lingewati, S. 2012. Skrining dan Isolasi bakteri
kemampuan bakteri dalam menguraikan protein penghasil enzim protease dari limbah
berbeda antara 1 spesies dengan yang lainnya tebu. Undergraduated Thesis. Widya
(Muchtadi dan Betty, 1983, Paskandani dkk., 2014). Mandala Catholic University Surabaya.
Berdasarkan hasil yang didapatkan maka dapat Koesoemawardani, D., Rizal, S., dan
dikatakan isolat FRS,LBR,AKH dan TJH merupakan Susilowati, R. 2015. Perubahan Sifat
bakteri proteolitik karena dapat membentuk zona Mikrobiologi dan Kimia Rusip dengan
bening. Perbedaan Waktu Penambahan Gula Aren
Cair. Prosiding Seminar Agroindustri dan
Lokakarya Nasional FKPT-TPI. 2-3
September 2015, Lampung. Hal. 132-139.
Borla OP, Davidovich LA, Roura SI.2010.
Isolation and Characterization of
Proteolytic Microorganisms from Fresh
and Fermented Cabbage. LWT-Food
Science and Technology 43(2):298-301.
Choirunnisa, H. Sari, R.Y. dan Hastuti, U.S.,
2017. Identifikasi dan Uji Kemampuan
Hidrolisis pada Bakteri Amilolitik dan
Proteolitik yang Diisolasi dari Wadi,
Makanan Khas Kalimantan Tengah.
Jurnal Bionature. 18 (2). 99-109
Irena, Amelinda. 2010. Isolasi dan Optimasi
Protease Bakteri Termofilik dari Sumber
Air Panas Tangkuban Perahu Bandung.
Skripsi. Bogor: Departemen Biokimia
FMIPA IPB Bogor.
Sabrina, A.N. and Ethica, S.N., 2018,
November. Potensi Bakteri Indigen
Penghasil Enzim Protease dan Lipase
sebagai Agen Bioremediasi Limbah
Biomedis Puskesmas Tlogosari Kulon. In
Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa
Unimus(Vol. 1).Steinkraus, K. H. 2002.
Fermentation in World Food Processing
Comprehensive Reviews in Foos Science
and Food Safety. 1:23-32.
Putri, Yunita Silvia., 2012. Skrining dan Uji
Aktivitas Enzim Protease Bakteri dari
Limbah Rumah Pemotongan Hewan.
Skripsi. Universitas Airlangg
Widhyastuti N & Dewi RM. 2001. Isolasi
bakteri proteolitik dan optimasi produksi
protease. Laporan Teknik Proyek
Inventarisasi dan Karakterisasi
Sumberdaya Hayati. Pusat penelitian
Biologi. LIPI.
Widhyastuti N, Naiola E. 2002. Isolasi, seleksi,
dan optimasi produksi protease dari
beberapa isolat bakteri. Berita Biologi
6:467-