Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

GENETIC MODIFIED ORGANISM

OLEH:

TRI VANI BERNADETHA GINTING


1714113426
ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
I. PENDAHULUAN

Genetically modified organism (GMO) adalah organisme yang materi

genetiknya telah diubah menggunakan teknik rekayasa genetika. Definisi yang

tepat dari organisme hasil rekayasa genetika dan apa yang merupakan rekayasa

genetika bervariasi antara para ahli. Namun yang paling umum adalah organisme

yang diubah sedemikian rupa sehingga "tidak terjadi secara alami melalui

perkawinan dan / atau rekombinasi alami". Berbagai macam organisme telah

dimodifikasi secara genetik (genetically modified; GM), dari hewan hingga

tumbuhan dan mikroorganisme. Gen telah ditransfer dalam spesies yang sama,

lintas spesies (menciptakan organisme transgenik) dan bahkan lintas Kingdom

organisme. Gen baru dapat diperkenalkan, atau gen endogen dapat ditingkatkan,

diubah, atau dihilangkan.

Membuat organisme hasil rekayasa genetika adalah proses multi-langkah.

Para ahli genetika harus mengisolasi gen yang ingin mereka masukkan ke dalam

organisme inang dan menggabungkannya dengan elemen genetik lain, termasuk

daerah promotor dan terminator dan seringkali penanda yang dapat dipilih.

Sejumlah teknik tersedia untuk memasukkan gen yang diisolasi ke dalam genom

inang. Kemajuan terbaru menggunakan teknik pengeditan genom, terutama

CRISPR, telah membuat produksi GMO jauh lebih sederhana.

Herbert Boyer dan Stanley Cohen membuat organisme hasil rekayasa

genetika pertama pada tahun 1973, bakteri yang kebal terhadap antibiotik

kanamycin. Hewan rekayasa genetika pertama, tikus, diciptakan pada tahun 1974

oleh Rudolf Jaenisch, dan tanaman pertama diproduksi pada tahun 1983. Pada

tahun 1994 tomat Flavr Savr dilepaskan, makanan hasil rekayasa genetika
komersial pertama. Hewan rekayasa genetika pertama yang dikomersialkan adalah

GloFish (2003) dan hewan rekayasa genetika pertama yang disetujui untuk

penggunaan makanan adalah salmon AquAdvantage pada tahun 2015.

Bakteri adalah organisme termudah untuk direkayasa dan telah digunakan

untuk penelitian, produksi makanan, pemurnian protein industri (termasuk obat-

obatan), pertanian, dan seni. Ada potensi untuk menggunakannya untuk

lingkungan, tujuan atau sebagai obat. Jamur telah direkayasa dengan tujuan yang

hampir sama. Virus berperan penting sebagai vektor untuk memasukkan informasi

genetik ke dalam organisme lain. Penggunaan ini sangat relevan dengan terapi gen

manusia. Ada usulan untuk menghilangkan gen virulen dari virus untuk membuat

vaksin.

Tanaman telah direkayasa untuk penelitian ilmiah, untuk menciptakan

warna baru pada tanaman, memberikan vaksin, dan menciptakan tanaman yang

disempurnakan. Tanaman hasil rekayasa genetika adalah GMO yang paling

kontroversial di depan umum. Mayoritas direkayasa untuk toleransi herbisida atau

ketahanan serangga. Beras emas telah direkayasa dengan tiga gen yang

meningkatkan nilai gizinya. Prospek lain untuk tanaman GM adalah sebagai

bioreaktor untuk produksi biofarmasi, biofuel atau obat-obatan.

Hewan umumnya jauh lebih sulit untuk diubah dan sebagian besar masih

dalam tahap penelitian. Mamalia adalah organisme model terbaik bagi manusia,

membuat organisme tersebut direkayasa secara genetik agar menyerupai penyakit

manusia yang serius yang penting untuk penemuan dan pengembangan

pengobatan. Protein manusia yang diekspresikan pada mamalia lebih cenderung

mirip dengan protein alami daripada yang diekspresikan dalam tumbuhan atau
mikroorganisme. Ternak dimodifikasi dengan tujuan memperbaiki sifat-sifat yang

secara ekonomi penting seperti laju pertumbuhan, kualitas daging, komposisi

susu, ketahanan penyakit dan kelangsungan hidup.

Ikan hasil rekayasa genetika digunakan untuk penelitian ilmiah, sebagai

hewan peliharaan dan sebagai sumber makanan. Rekayasa genetika telah

diusulkan sebagai cara untuk mengendalikan nyamuk, vektor dari banyak

penyakit mematikan. Meskipun terapi gen manusia masih relatif baru, terapi ini

telah digunakan untuk mengobati kelainan genetik seperti defisiensi imun

gabungan yang parah, dan penyakit amaurosis bawaan Leber.

Banyak keberatan telah dikemukakan atas perkembangan GMO, terutama

komersialisasinya. Banyak dari ini melibatkan tanaman GM dan apakah makanan

yang dihasilkan darinya aman dan apa dampak menanamnya terhadap lingkungan.

Kekhawatiran lainnya adalah objektivitas dan ketelitian otoritas pengatur,

kontaminasi makanan non-rekayasa genetika, kontrol pasokan makanan, hak

paten atas kehidupan dan penggunaan hak kekayaan intelektual. Meskipun ada

konsensus ilmiah bahwa makanan yang tersedia saat ini yang berasal dari tanaman

GM tidak menimbulkan risiko yang lebih besar bagi kesehatan manusia daripada

pangan konvensional, keamanan pangan GM adalah masalah utama yang dikritik.

Aliran gen, dampak pada organisme non-target dan pelarian merupakan masalah

lingkungan utama. Negara-negara telah mengadopsi langkah-langkah regulasi

untuk menangani masalah ini. Terdapat perbedaan dalam regulasi pelepasan GMO

antar negara, dengan beberapa perbedaan paling mencolok terjadi antara AS dan

Eropa. Isu-isu kunci mengenai regulator termasuk apakah makanan GM harus

diberi label dan status organisme yang diedit gennya.


1.1. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk memperlihatkan langsung kepada mahasiswa

peserta praktikum beberapa contoh genetically modified organisms di sekitar

mereka.

1.2. Bahan dan Alat

Bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah tumbuhan sayur-

sayuran, buah-buahan, hewan ternak dan ikan yang termasuk dalam kelompok

GMO.

1.3. Prosedur Praktikum

Praktikum akan dilaksanakan dengan mengikuti tahapan-tahapan dan

langkah sebagai berikut;

a. Melalui sejumlah literatur, pelajarilah beberapa kemungkinan GMO yang ada

di sekitar Saudara.

b. Pilihlah 3 (tiga jenis) masing-masing satu spesies dari masing-masing

kelompok tanaman, hewan ternak dan ikan.

c. Pelajarilah GMO tersebut terutama dalam hal; mengapa organisme tersebut

jadi GMO, apa keuntungannya, dan sejarah sampai spesies tersebut menjadi

GMO.

a. Ukur dan timbanglah organisme tersebut dan lakukan pemotretan 3-4 foto

yang memperlihatkan bahwa anda ada bersama GMO tersebut.


II. HASIL OBSERVASI

2.1. Semangka Partenokarpi

Partenokarpi merupakan mekanisme pembentukan buah tanpa melalui

proses polinasi dan fertilisasi. partenokarpi dapat dilakukan dengan cara

persilangan antara buah tetraploid dan buah diploid yang menghasilkan buah

triploid. percobaan ini diujicobakan pada buah semangka.

Teknik pembentukan semangka tetraploid menurut Ihsan (2008) yaitu

1. Menyiapkan bahan seperti biji semangka, kolkhisin, akuades steril, IAA,

DMSO, alkohol 70%, dan kertas tisu. Alatnya erlenmenyer, batang pengaduk,

dan pipet mikro.

2. Biji semangka yang akan digunakan adalah biji yang sehat dan bernas.

Mencuci biji dengan akuades steril dan memasukkannya ke dalam tabung

erlemenyer.

3. Merendam biji pada tingkat konsentrasi 0,5% dengan lama perendaman 35

jam.

4. Sebelumnya, kolkhisin diencerkan dengan menggunakan alkohol 70%.

Dengan cara menimbang 100 mg kolkhisin, kemudian dilarutkan dengan 100


ml alkohol 70% dalam tabung erlemenyer. IAA ditimbang 100 mg kemudian

dilarutkan dalam 100 ml akuades steril dalam tabung erlemenyer. Larutan

DMSO juga dilarutkan dengan akuades steril. Cara pelarutan DMSO diambil

0,1 ml dengan menggunakan pipet mikro kemudian dilarutkan dalam 100 ml

akuades steril dalam tabung erlemenyer.Untuk membuat 100 ml larutan

perendaman pada tingkat konsentrasi kolkisin dilakukan dengan cara Kolkhisin

0,5% yaitu 0,5 ml larutan stok kolkhisin + 0,1 ml larutan stok IAA + 2 ml

larutan stok DMSO dilarutkan dalam 100 ml akuades steril.

5. Menuang larutan perendam ke dalam tabung erlemenyer berisi biji

semangka.

6. Mengeluarkan biji yang telah direndam lalu meletakkannya di atas tisu

setengah basah kemudian ditutup dengan tisu basah. Tisu diusahakan tidak

terlalu basah agar biji tidak busuk. Mengecambahkan biji maksimal 2 hari

dalam kotak inkubator dengan suhu 30-35⁰C dan kelembapan 80-85%.

7. Setelah 2 hari pengecambahan, menanam biji yang telah tumbuh akarnya

dalam polybag 10×15 dengan media tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan

perbandingan 1:1:1.

8. Menanam biji semangka di lapangan pada umur 24 hari setelah

pengecambahan.

9. Menanam bibit satu semaian per lubang tanam. Pemupukan dengan 450

Kg N, 375 P2O5 kg K2O/ha dilakukan 5-7 kali

2.2. Lembu Transgenik Penghasil Protein Susu

Rekombinan Teknologi transgenik ini telah sukses dilakukan untuk

kepentingan di bidang agrikultur dalam meningkatkan mutu kualitas pangan. Pada


hewan uji yang berupa lembu jarang sekali dilakukan percobaan transgenik hal ini

dikarenakan banyak kendala seperti masa regenerasinya butuh waktu sekitar 2

tahun. Namun para peneliti akhirnya bisa menyisipi gen penghasil α-lactalbumin

yang berasal dari manusia. Dari hasil uji produksi susu sebesar 91 ml, ditemukan

sekresi α–lactalbumin dengan konsentrasi 2,4 mg ml-1 (Eyestone, 1999). Metode

yang digunakan adalah melakukan fertilisasi secara in vitro yang selanjutnya akan

dihasilkan zigot. Tahap berikutnya zigot akan diinjeksi dengan DNA yang

mengandung gen α–lactalbumin. Proses injeksi dengan menggunkan teknik

microinjection. Selanjutnya zigot dikultur selama 6 atau 7 hari dengan

menggunakan media sintetik yang menyerupai cairan oviduk. Setelah itu akan

tumbuh menjadi embrio dan ditransfer ke rahim lembu untuk proses kehamilan

(Eyestone, 1999).

2.3. AquAdvantage Salmon

Ikan salmon AquAdvantage dikembangkan pada tahun 1989 dengan

penambahan satu salinan konstruksi opAFP-GHc2, yang mengarahkan produksi

protein hormon pertumbuhan menggunakan urutan pengkodean dari salmon

Chinook. Ekspresi berkelanjutan dari transgen ini memungkinkan ikan untuk


tumbuh sepanjang tahun, bukan hanya selama musim semi dan musim panas.

Stabilitas konstruksi DNA baru telah diuji, menunjukkan tidak ada efek mutasi

tambahan selama penyisipan selain dari dua gen yang diinginkan. Ikan GM ini

disilangkan kembali (protokol pemuliaan dua generasi yang dimulai dengan

menghasilkan keturunan hibrida antara dua galur bawaan, salah satunya

membawa mutasi yang diinginkan) ke salmon Atlantik tipe liar, dan urutan gen

EO-1ɑ yang dimodifikasi secara genetik identik pada generasi kedua hingga

keempat, menunjukkan bahwa penyisipan stabil. Sementara salmon Atlantik liar

(Salmo salar) memiliki dua set kromosom, salmon AquaAdvantage yang

dibesarkan memiliki tiga set (yaitu triploid). Induksi triploidi dengan perlakuan

telur membuat ikan menjadi steril, mengurangi risiko kawin silang dengan ikan

tipe liar jika salah satu ikan hasil rekayasa genetika dimasukkan ke alam liar.
III. PEMBAHASAN

Genetically modified organism (GMO) merupakan organisme yang gen-

gennya telah diubah dengan menggunakan teknik rekayasa genetika.

Perkembangan produk GMO semakin lama semakin meningkat karena kebutuhan

dan permintaannya yang tinggi

Semangka partenokarpi merupakan produk GMO yang menciptakan

semangka tanpa biji, sehingga hanya daging buah yang kita peroleh dalam buah

semangka. Adanya semangka tanpa biji yang berbeda dengan semangka

kebanyakan juga merupakan bagian dari rekayasa genetika. Dalam proses

menanamnya, bijinya diinduksi dengan persilangan serta zat kolkisin sehingga

kromosomnya menjadi 3n. Dengan demikian, bisa dihasilkan semangka tanpa biji

hasil rekayasa genetika.

Lembu transgenik penghasil protein susu merupakan hasil GMO pada

hewan ternak. Lembu jenisi ini disisipi gen penghasil α-lactalbumin yang berasal

dari manusia yang diinjeksi pada zigote dengan teknik microinjection. Selanjutnya

zigot dikultur selama 6 atau 7 hari dengan menggunakan media sintetik yang

menyerupai cairan oviduk. Setelah itu akan tumbuh menjadi embrio dan ditransfer

ke rahim lembu untuk proses kehamilan.

AquAdvantage salmon merupakan produk GMO yang membuat spesies

salmon bisa tumbuh sepanjang tahun dan berukuran lebih besar dibanding spesies

salmon lain. salmon AquaAdvantage yang dibesarkan memiliki tiga set (yaitu

triploid). Induksi triploidi dengan perlakuan telur membuat ikan menjadi steril,
mengurangi risiko kawin silang dengan ikan tipe liar jika salah satu ikan hasil

rekayasa genetika dimasukkan ke alam liar.


IV. KESIMPULAN

Genetically modified organism (GMO) merupakan organisme yang gen-

gennya telah diubah dengan menggunakan teknik rekayasa genetika. Pada

praktikum ini dirangkum 3 jenis produk GMO yang dijumpai di Indonesia, seperti

semangka tanpa biji (partenokarpi) merupakan produk GMO yang menghasilkan

buah semangka dengan rasa manis dan tentunya tidak memiliki biji. Disebut juga

tanaman tetraploiid (3n), lembu transgenik penghasil protein susu yang diberi gen

penghasil α-lactalbumin dari manusia serta AquAdvantage salmon yang mampu

berukuran besar dalam waktu yang lebih singkat dibanding salmon jenis lain.

Anda mungkin juga menyukai