Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Peternakan Vol 14 No 2 September 2017 (70-79) ISSN1829 – 8729

KUALITAS SEMEN CAIR SAPI SIMENTAL MENGGUNAKAN


LARUTAN ISOTONIS KOMERSIAL PADA KONSENTRASI
DAN LAMA PENYIMPANAN BERBEDA
B. A. MARDIAN., ZUMARNI DAN A. E HARAHAP
Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jln. H. R Soebrantas KM 16 Panam – Pekanbaru
Email : bayuankemardian@gmail.com

ABSTRACT

This study aimed to examine the interaction between the concentration and duration of storage of diluent solution
isotonic different to the quality of spermatozoa bull simental. This research was conducted at the Regional Technical
Implementation Unit of Artificial Insemination Centres (UPTD BIB) Tuah Sakato, Payakumbuh. In April 2016. This study
used a randomized block design (RAK) factorial design to Factor A (Concentration LIK) ie A1 = 100 ml Tris Egg Yolk, A2 =
(60 ml) Tris Egg Yolk + (40 ml) LIK, A3 = (55 ml) Tris Egg Yolk + (45 ml) LIK, A4 = (50 ml) Tris Egg Yolk + (50 ml) LIK,
and factor B (retention) is B1 = 0 day, B2 = 1, B3 = 2 day, days, B4 = 3 days. Each treatment consists of three replicates.
Parameters measured were motility, percentage of survival, abrnormalitys, and Plasma Membrane Integrity. These results
indicate that an isotonic solution can be used as an alternative Commercial diluent with the best results on the percentage
LIK 40 ml, but the effectiveness of the efficiency of storage use was only on the first day (24 hours).

keywords : catle simental, commercial isotonic solution, motility, percentage of survival, abnormalities, plasma membran,integrity.

PENDAHULUAN pengencer semen harus mengandung


sumber nutrisi, buffer, bahan anti cold
Kemajuan bioteknologi peternakan shock, antibiotik, dan krioprotektan yang
dewasa ini diarahkan dalam bidang dapat melindungi spermatozoa selama
reproduksi salah satunya adalah pembekuan dan thawing (Solihati dan
Inseminasi Buatan (IB). Inseminasi Buatan Kune, 2009). Bahan pengencer yang
adalah teknik memasukkan spermatozoa digunakan untuk meningkatkan jumlah
atau semen jantan yang telah dicairkan semen sapi antara lain susu skim, kuning
dan diproses terlebih dahulu ke dalam telur, sitrat serta bahan yang berasal dari
saluran kelamin betina menggunakan buah-buahan dengan syarat tidak
metode dan alat khusus yang disebut beracun, berenergi, mampu mem-
insemination gun (Toelihere, 1993). pertahankan kualitas semen, bersifat
Salah satu faktor yang mendukung melindungi, memiliki keasaman yang
keberhasilan IB adalah tingginya kualitas sesuai dan isotonis terhadap spermatozoa
semen yang digunakan (Norman et al., (Hardijanto et al., 2010).
2003). Keberhasilan IB tidak hanya Pengencer kuning telur sitrat
tergantung pada kualitas dan kuantitas digunakan sebagai media hidup
semen yang diejakulasikan, tetapi spermatozoa, karena semen mengandung
tergantung juga kepada kualitas bahan asam sitrat yang merupakan penyangga
bahan pengencer yang digunakan (Solihati bersifat isotonis, berguna bagi
dan Kune, 2009). metabolisme sel, sebagai buffer dalam
Untuk menghasilkan semen beku yang mempertahankan pH dan daya hidup
berkualitas tinggi dibutuhkan bahan spermatozoa. Selanjutnya asam sitrat akan
pengencer semen yang mampu mengikat logam kalsium dan logam berat
mempertahankan kualitas spermatozoa lainya serta mengkogulasikan butir-butir
selama proses pendinginan, pembekuan, lemak pada kuning telur saat pembekuan
maupun pada saat thawing (Arifiantini berlangsung, sehingga spermatozoa
dan Yusuf, 2010). Oleh sebab itu bahan mudah diobservasi dengan baik
(Herdiawan, 2004).

70
MARDIAN DKK Jurnal Peternakan

Salah satu minuman yang antibiotik (streptomycin dan penicillin),


mengandung asam sitrat adalah Pocari gliserol, zat warna eosin dan aquabidest.
Sweat, dalam penelitian ini akan disebut
Alat-alat yang digunakan adalah
Larutan Isotonis Komersial (LIK).
vagina buatan (VB) untuk menampung
Berdasarkan penelitian Ichmy (2010),
semen, waterbath, mikroskop elektrik,
didapatkan pH LIK Kuning Telur (LIKKT)
photometer SMDS, timbangan analitik,
sebesar 6,3 (pH LIKKT hampir mendekati
spatula, gelas ukur, gelas obyek, cover
pH semen sapi simental yaitu 5,9–7,3
glass, kertas lakmus, filling dan sealing,
(Susilawati dkk., 1993). Diharapkan
kertas saring, erlemeyer, alumunium foil,
pengencer LIK dapat mempertahankan
mikropipet, dan rak tabung reaksi.
motilitas dan persentase hidup
spermatozoa sapi simmental. Salah satu Metode
unsur yang terkandung dalam LIK adalah
citrate3- 10,0 mEq/L (Pocari Sweat, 2015) Materi yang digunakan dalam
yang artinya sama dengan 1,92% dalam penelitian ini adalah semen segar sapi
100 ml sedangkan jumlah citrate yang simmental yang bernama zelook yang
digunakan dalam perlakuan kontrol ditampung langsung di Balai Inseminasi
sebanyak 2,9%. Buatan Tuah Sakato, Payakumbuh.

Pada penelitian Ichmy (2010) Penelitian ini menggunakan metode


penggunaan bahan pengencer 1:4 eksperimen dengan Rancangan Acak
(LIK+Kuning Telur) hasilnya tidak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan
memberikan pengaruh nyata terhadap 2 faktor (4 x 4) dan 3 ulangan.
motilitas spermatozoa domba, tetapi pada Faktor A konsentrasi LIK pada pengencer
perlakuan bahan pengencer 1:2:2 (kuning A1 =(100 ml) Tris Kuning Telur
telur + LIK + tris) persentase motilitas A2 =(60 ml) Tris Kuning Telur+(40 ml) LIK
A3 =(55 ml) Tris Kuning Telur+(45 ml) LIK
yang didapat adalah 51%, sedangkan tris
A4 =(50 ml) Tris Kuning Telur+(50 ml) LIK
kuning telur persentase motilitas yang
didapat adalah 51,1%, dimana kedua Faktor B adalah lama penyimpanan ;
bahan pengencer tersebut tidak berbeda B1 = 0 hari B3 = 2 hari
nyata. B2 = 1 hari B4 = 3hari.

MATERI DAN METODE Pembuatan pengencer sesuai perlakuan :


a) pembuatan perlakuan A1 :
Tempat dan Waktu diambil larutan campuran tris 74 ml
Penelitian dilakukan pada bulan April dicampur kuning telur 20 ml,
2016 di Balai Inseminasi Buatan (BIB) gliserol 6 ml setelah itu tambahkan
Tuah Sakato, Payakumbuh, Sumatera antibiotik (penisilin 0,5 ml dan 0,4
Barat. ml) sehingga menjadi 100 ml dan
dihomogenkan dengan stir
Materi magnetik.
Materi yang digunakan dalam
b) Pembuatan perlakuan A2 :
penelitian ini adalah semen segar sapi
LIK diambil 40 ml, dan ditambahkan
simental yang ditampung langsung di
larutan campuran Tris 40 ml
Balai Inseminasi Buatan Tuah Sakato,
sehingga menjadi 80 ml, selanjutnya
Payakumbuh.
dicampurkan kuning telur 20 ml,
Bahan yang digunakan dalam setelah itu tambahkan antibiotik
penelitian ini adalah larutan isotonis (penisilin 0,5 dan streptomycin 0,4)
komersial/LIK kuning telur, tris, sehingga larutan menjadi menjadi

71
Vol 14 No 2 KUALITAS SEMEN CAIR

100 ml dan dihomogenkan dengan warna. Spermatozoa yang telah mati


stir magnetik. akan rusak akan berwarna merah-
keunguan. Pengambilan data untuk
c) Pembuatan perlakuan A3 :
jumlah spermatozoa yang hidup
LIK diambil 45 ml, dan ditambahkan
dilakukan melalui pemeriksaan
larutan campuran Tris 35 ml
hidup spermatozoa dengan metode
sehingga menjadi 80 ml, selanjutnya
pewarnaan eosin negrosin setiap
dicampurkan kuning telur 20 ml,
kali melakukan percobaan. Guna
setelah itu tambahkan antibiotik
menentukan persentase sperma
(penisilin 0,5 dan streptomycin 0,4)
tozoa yang hidup menggunakan
sehingga larutan menjadi menjadi
rumus (Shukla, 2011) :
100 ml dan dihomogenkan dengan
stir magnetik.
3. Persentase Abnormalitas
d) Pembuatan perlakuan A4 : Abnormalitas spermatozoa diamati
LIK diambil 50 ml, dan ditambahkan dengan membuat preparat ulas pada
larutan campuran Tris 30 ml gelas objek dari satu tetes sperma
sehingga menjadi 80 ml, selanjutnya yang dicampur dengan satu eosin-
dicampurkan kuning telur 20 ml, Negrosin. Pengamatan dilakukan di
setelah itu tambahkan antibiotik bawah mikroskop dengan pem-
(penisilin 0,5 dan streptomycin 0,4) besaran 45x10. Spermatozoa yang
sehingga larutan menjadi menjadi normal dan abnormal dihitung 100
100 ml dan dihomogenkan dengan sampai 200 sel (Shukla, 2011).
stir magnetik.
4. Persentase Membran Plasma Utuh
Peubah yang Diukur (MPU)
1. Persentase Motilitas Dilakukan dengan menggunakan
Penentuan motilitas spermatozoa Hypoosmotic Swelling Test. Prosedur
dilakukan menurut gerakan yang digunakan mengikuti petunjuk
individual (Shukla, 2011), yaitu Jayendran et al., (1984) yaitu
dengan meneteskan semen pada menggunakan medium Hos Test
gelas objek yang bersih dan ditutup berupa NaCl hipotonik (0,031 m;
dengan gelas penutup.Kemudian terbuat dari 0,179 g NaCl yang
dilakukan pengamatan di bawah dilarutkan dengan 100 ml
mikroskop dengan pembesaran 45 x akuabides). Sebanyak 0,1 ml semen
10. Kemudian dihitung gerakan ditambah dengan 9,9 ml medium
individual spermatozoa. HOS Tes, selanjutnya diinkubasi
selama satu jam pada suhu 37
2. Persentasi Spermatozoa Hidup dalam water bath. Semen yang telah
Jumlah spermatozoa yang hidup diinkubasi dievaluasi dengan
dihiting dengan cara mengaduk menggunakan mikroskop cahaya
semen dalam tabung lalu 40 kali. Jumlah spermatozoa yang
meneteskan semen pada gelas obyek dihitung adalah 200 dengan skala
lalu dicampur dengan zat warna 0 sampai 100 persen.
eosin-Negrosin kemudian dibuat
preparat ulas, difiksasi di atas api. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan dilakukan atas
spermatozoa yang hidup pada lima Evaluasi Semen Segar
kali lapangan pandang dengan
Hasil pengamatan semen segar setelah
perbesaran 400 kali kemudian
penampungan selama penelitian dapat
dirata-rata. Pada spermatozoa yang
dilihat pada Tabel 1.
hidup tidak akan terwarnai oleh zat

72
MARDIAN DKK Jurnal Peternakan

Tabel 1.Hasil pengamatan karakteristik semen segar sapi simental


Penampungan
Karakteristik 1 2 3 Rataan
Nama sapi Zelook Zelook Zelook Zelook
Umur 7 thn 7 thn 7 thn 7 tahun
Makroskopis Semen:
Volume (ml) 8 9 8 8,33
pH 6,8 6,5 6,8 6,7
Warna Krem Krem Krem Krem
Konsistensi Kental Sedang Kental Kental
Mikroskopis Semen:
Konsentrasi (juta sel/ml) 1,800 1,700 1,800 1,767
Gerak Massa +++ ++ +++ +++
Gerak Individu 3 2 3 3
Motilitas (%) 75,00 72,00 75,00 74,00
Sel Hidup (%) 80,50 78,00 81,00 79,83
Abnormalitas (%) 7,58 8,25 7,72 7,85
MPU (%) 81,50 79,49 81,88 81,50
Sumber : Hasil Penelitian,(2016).

Pemeriksaan Secara Makroskopis dan warna lebih pekat (Souhoka dkk.,


2009).
Pemeriksaan Volume
Dari Tabel 1. dapat dilihat rataan Pemeriksaan pH
volume semen yang diperoleh pada saat
Derajat keasaman (pH) semen pada
penelitian mencapai 8,33 ml. Hal ini sesuai
tiga kali penampungan berkisar 6,5-6,8
dengan pendapat Toelihere (1993) yaitu
hasil ini masih tergolong kondisi normal
volume semen sapi bervariasi 1,0 sampai
untuk semen sapi. Hal ini sesuai pendapat
15,0 ml, tetapi lebih rendah dari hasil
Toelihere (1993) yaitu pH semen sapi
pengamatan Wiyanto et al (2014) yaitu
berkisar 6,2–7,5 dengan rata-rata 6,8.
volume semen yang dihasilkan oleh sapi
simental rata-rata 9,03±2,08. Perbedaan
Pemeriksaan Secara Mikroskopis
volume ini kemungkinan dipengaruhi
oleh faktor umur, ukuran badan,
Pemeriksaan Gerakan Massa
tingkatan makanan, frekuensi
penampungan atau ejakulat (Toelihere, Berdasarkan hasil pengamatan selama
1993). penelitian pada seekor sapi simental dari
tiga kali penampungan diperoleh satu kali
Pemeriksaan Warna penampungan semen mempunyai
Warna semen segar sapi simental gerakan massa baik (++) dan dua kali
(Zelook) yang diperoleh yaitu krem. Hal penampungan mempunyai gerakan massa
ini memenuhi syarat kelayakan semen sangat baik (+++). Pada spermatozoa yang
segar untuk diproduksi menjadi semen gerakan massanya +++ (sangat baik)
segar yaitu berwarna susu, krem dan terlihat gelombang-gelombang yang besar,
kekuning-kuningan Toelihere (1993). gelap, banyak, tebal dan aktif. Hal ini
Nursyam (2007) menyatakan semen sapi sesuai dengan pendapat Toelihere (1993)
normal berwarna putih susu atau krem bahwa spermatozoa dalam satu kelompok
keputihan dan keruh. Semen segar yang mempunyai kecendrungan untuk
memiliki jumlah spermatozoa banyak bergerak bersama-sama kesatu arah
akan mengakibatkan semen lebih kental merupakan gelombang-gelombang yang
tebal atau tipis, bergerak cepat atau

73
Vol 14 No 2 KUALITAS SEMEN CAIR

lambat tergantung dari konsentrasi penyimpanan menyebabkan berkurang-


sperma hidup didalamnya. nya motilitas spermatozoa sapi simental.
Hasil penelitian menunjukan pada
Gerakan Individu konsentrasi 40 ml LIK dengan lama
penyimpanan satu hari (24 jam) mampu
Gerakan individu hasil dari
memberikan motilitas 52,00±2,29% namun
pemeriksaan dalam penelitian ini
penurunan motilitas lebih tinggi terjadi
diperoleh hasil dengan angka penilaian
pada konsentrasi 45 ml LIK dan 50 ml LIK.
yang ketiga yaitu bergerak progresif yang
gesit dan membentuk gerakan massa Hal ini diduga disebabkan oleh pH
dengan motilitas 75%, 72% dan 75% untuk campuran LIK dan tris kuning telur yang
semen segar sapi Zelook. Hal ini sesuai berkisar 6,2-6,3 masih terlalu asam bagi
dengan pendapat Toelihere (1981) bahwa spermatozoa sedangkan pH sapi simental
penilaian kualitas semen yang ketiga yang diperoleh 6,5-6,8 sehingga semakin
sangat baik yaitu 50% sampai 80% lama waktu penyimpanan dengan
spermatozoa bergerak progresif dan konsentrasi LIK yang meningkat
menghasilkan gerakan massa. menyebabkan motilitasnya menurun. Hal
ini sesuai dengan pendapat (Sugiarti et al.,
Konsentrasi 2004) bahwa penyimpanan dalam jangka
Dalam penelitian didapatkan hasil waktu lama menyebabkan penurunan
rataan konsentrasi spermatozoa 1,767 motilitas spermatozoa akibat asam laktat
juta/ml. Hasil penelitian ini menunjukan sisa metabolisme sel yang menyebabkan
semen sapi layak untuk diproses lebih kondisi medium menjadi semakin asam
lanjut. Hal ini sesuai dengan Toelihere karena penurunan pH dan kondisi ini
(1993), bahwa konsentrasi semen sapi dapat bersifat racun terhadap sperma-
dengan konsistensi kental berwarna krem tozoa, yang akhirnya menyebabkan
mempunyai konsentrasi 1000 sampai 2000 kematian spermatozoa.
juta atau lebih sel spermatozoa per ml. Pernyataan ini didukung oleh Beraden
Konsentrasi sapi simental dalam dan Fuquay (1984) bahwa motilitas
penelitian ini lebih kecil dibandingkan spermatozoa pada semen dingin
hasil pengamatan Said et al., (2005) yang mengalami penurunan disebabkan karena
mendapatkan 1790 juta/ml spermatozoa. pada proses metabolisme yang terus
Konsentrasi spermatozoa dipengaruhi oleh menerus berjalan selama penyimpanan
besarnya testes yang dimiliki sapi jantan, akan menyebabkan energi berkurang
dalam satu gram tenunan testikuler sehingga motilitas spermatozoa semakin
menghasilkan rata-rata 9×106 per hari lama semakin menurun selain itu dengan
yaitu kira-kira 6000 sel per menit adanya metabolisme pada kondisi anaerob
(Toelihere, 1993). (fruktolisis) secara terus menerus
menimbulkan asam laktat sehingga akan
Motilitas menurunkan pH yang menyebabkan
Rataan motilitas spermatozoa sapi motilitas menurun.
simental menggunakan pengencer LIK Pada penelitian ini bahan pengencer
dan lama penyimpanan dapat dilihat pada hanya mampu mempertahankan motilitas
Tabel 2. hingga hari kesatu saja yang mana
Pada (Tabel 2.) dapat dilihat diperoleh motilitas yang tertinggi pada
konsentrasi LIK dan lama penyimpanan perlakuan pembanding yakni pada
yang berbeda memberikan interaksi konsentrasi 0 ml dengan persentase
terhadap motilitas spermatozoa, dimana motilitas 54,00±2,64%, hasil ini tidak
semakin tinggi konsentrasi LIK yang berbeda nyata dengan perlakuan 40 ml
ditambahkan dan semakin lama waktu LIK dengan persentase motilitas

74
MARDIAN DKK Jurnal Peternakan

52,00±2,29% hal ini disebabkan disebabkan semakin tinggi konsentrasi


konsentrasi kuning telur sebagai sumber LIK yang ditambahkan maka akan
energi dan campuran LIK dan Tris sitrat semakin asam sehingga menyebabkan
sebagai buffer sudah isotonis sehingga sedikitnya pergerakan spermatozoa motil.
spermatozoa dapat dengan mudah
bergerak, namun berbeda sangat nyata
(P<0,01) dengan perlakuan konsentrasi
45 ml dan 50 ml LIK yang memperoleh
hasil motilitas pada hari pertama sebesar
43,17±2,02 dan 38,00±2.59, hal ini

Tabel 2. Rataan motilitas spermatozoa (%) sapi simental menggunakan pengencer campuran LIK

Lama Perlakuan Larutan Isotonis Komersial


Rataan
Penyimpanan 0 ml 40 ml 45 ml 50 ml
0 hari 67.33Dd±2.56 65.17Dbc±2.75 62.00Dc±3.46 56.67Da±1.52 62.79±4.76
1 hari 54.00Cd±2.64 52.00Cc±2.29 43.17Cb±2.02 38.00Ca±2.59 46.79±7.10
2 hari 43.00 ±2.50
Bc 41.67Bbc±1.75 31.10 ±1.85
Ba 29.33Ba±2.08 36.27±6.61
3 hari 32.00 ±2.29
Acd 32.33Ad±2.25 26.00 ±2.50
Ab 20.17Aa±1.89 27.62±5.55
Rataan 49.08±13.84 47.79±12.89 40.56±14.63 36.04±14.18
Ket : Superskrip yang berbeda pada kolom (huruf kapital) dan baris (huruf kecil) yang sama
menunjukkan berbeda nyata (P<0,01).

Persentase Spermatozoa Hidup LIK yakni 50,50±1,50 hal ini disebabkan


Rataan spermatozoa hidup sapi konsentrasi kuning telur sebagai sumber
simental menggunakan pengencer LIK energi dan campuran LIK dan Tris sitrat
dan lama penyimpanan dapat dilihat pada sebagai buffer sudah isotonis, namun
Tabel 3. berbeda nyata dengan (P<0,01) perlakuan
konsentrasi 45 ml dan 50 ml LIK dengan
Pada (Tabel 3.) dapat dilihat persentase 41,17±1,25 dan 39,17±1,25, dari
konsentrasi LIK dan lama penyimpanan hasil penelitian ini dapat dilihat
yang berbeda memberikan interaksi konsentrasi LIK yang meningkat dan
terhadap persentase hidup spermatozoa, waktu penyimpanan yang berbeda
Hasil penelitian menunjukan pada hari menyebabkan menurunnya persentase
ketiga persentase hidup spermatozoa hidup spermatozoa sapi simmental.
tertinggi didapatkan pada konsentrasi
40 ml LIK yaitu 51,33±2,08% hasil ini tidak
berbeda nyata dengan konsentrasi 0 ml

Tabel 3. Rataan spermatozoa hidup (%) sapi simmental menggunakan pengencer LIK
Lama Perlakuan Larutan Isotonis Komersial
Rataan
Penyimpanan 0 ml 40 ml 45 ml 50 ml
0 hari 77.50Dd±2.29 76.83Dcd±2.46 75.83Dbc±2.92 73.83Da±2.92 76.00±2.69
1 hari 71.17Cc±1.04 70.50Cc±1.80 66.00Cb±2.00 60.83Ca±1.60 67.125±4.4
2 hari 60.83 ±1.75 61.67 ±1.75
Bd Bc 49.67Bb±1.52 45.00Ba±3.50 54.29±7.72
3 hari 50.50 ±1.50 51.33 ±2.08 41.17Ab±1.25 39.17Aa±1.25 45.54±5.82
Ad Ac

Rataan 65.00±10.82 65.08±10.17 58.17± 14.26 54.70±14.35


Ket : Superskrip yang berbeda pada kolom (huruf kapital) dan baris (huruf kecil) yang sama
menunjukkan berbeda nyata (P<0,01).

75
Vol 14 No 2 KUALITAS SEMEN CAIR

Keadaan ini menunjukkan selama jika dalam kadar yang tinggi, misalnya
proses pengolahan dan penyimpanan magnesium dan potasium. Selain itu juga
terjadi perubahan fisik dan biokimia dari terdapat Lactate dalam LIK, dimana laktat
spermatozoa yang digunakan. Menurut merupakan hasil metabolisme sperma-
Maxwell dan Watson (1996) pada proses tozoa yang bersifat racun bagi
pengolahan semen, masalah yang sering spermatozoa bila kadarnya cukup tinggi
timbul biasanya rusaknya membran dalam semen (Hardijanto dkk., 2010)
plasma akibat terbentuknya peroksidasi penimbunan asam laktat akan
lipid. Rusaknya membran plasma akan menyebabkan pH semakin asam. Menurut
menyebabkan penurunan motilitas Aurich (1987) dalam susunan asam
spermatozoa dan akhirnya dapat konsentrasi H+ meningkat semakin tinggi
berpengaruh terhadap persentase hidup sehingga menyebabkan gangguan
spermatozoa. metabolisme sel sehingga energi yang
dihasilkan tidak optimal dan menurunkan
Hal lain yang menyebabkan rendahnya
daya hidup spermatozoa itu sendiri.
persentase hidup pada spermatozoa
karena di dalam LIK terdapat kandungan Meskipun ada perlindungan dari
elektrolit sodium (Na+), citrate3-, calium lipoprotein yang terdapat dalam kuning
(Ca2+), kalsium (K+), dan chloride (CI) yang telur namun semakin lama mediapun
merupakan zat-zat anorganik berperan semakin menurun fungsi perlindunganya
penting dalam metabolisme semen dan terhadap spermatozoa melawan dingin.
sangat mempengaruhi keseimbangan Rendahnya perlindungan ini menyebab-
osmosis semen. Zat anorganik seperti kan semakin banyak spermatozoa yang
Na+,Ca2+, K+ dan Mg+ dalam plasma mati
semen menpunyai peranan penting dalam
metabolisme semen dan sangat Persentase Abnormalitas
mempengaruhi keseimbangan osmosis Rataan abnormalitas spermatozoa sapi
semen (Kaya, 2000). simental menggunakan pengencer LIK
Selain mengandung ion-ion LIK juga dan lama penyimpanan dapat bisa pada
mengandung bahan lain yang dapat Tabel 4.
berpengaruh buruk terhadap spermatozoa

Tabel 4. Rataan abnormalitas spermatozoa (%) sapi simental menggunakan pengencer LIK
Lama Perlakuan Larutan Isotonis Komersial
Rataan
Penyimpanan 0 ml 40 ml 45 ml 50 ml
0 hari 9.66Aa±0.28 11.33Aa±0.76 15.17Ab±1.04 18.33Ac±0.76 13.62±3.58
1 hari 10.5Aa±0.5 12.83ABa±0.76 20.67Bb±0.76 24.50Bc±0.86 17.12±5.97
2 hari 11.17 ±0.28 13.67BCb±0.76 26.50Cc±0.50 38.66Cd±0.76
Aa 22.50±11.49
3 hari 12.67ABa±0.28 15.50Cb±1.00 33.67Dc±3.78 40.83Dd±1.04 25.66±12.54
Rataan 11.00±1.18 13.33±1.72 24.00±7.37 30.58±9.90
Ket : Superskrip yang berbeda pada kolom (huruf kapital) dan baris (huruf kecil) yang sama
menunjukkan berbeda nyata (P<0,01).

Pada (Tabel 4.) dapat dilihat penelitian menunjukan pada konsentrasi


konsentrasi LIK dan lama penyimpanan 40 ml LIK dengan lama penyimpanan tiga
yang berbeda memberikan interaksi hari mampu mempertahankan
terhadap abnormalitas spermatozoa, abnormalitas 15,50±1,00% hal ini masih
dimana konsentrasi LIK yang meningkat dalam batas normal selama abnormalitas
dan semakin lama waktu penyimpanan belum mencapai 20%, namun hasil
menyebabkan peningkatan abnormalitas menunjukan berbeda nyata (P<0,01) pada
spermatozoa sapi simental. Hasil konsentrasi 45 ml LIK dan 50 ml LIK

76
MARDIAN DKK Jurnal Peternakan

dengan persentase 33,67±3,78% dan LIK dan 50 ml LIK dengan persentase


40,83±1,04%. 42,33±2,08 dan 37,00±3,46.
Diduga meningkatnya persentase Penurunan nilai MPU semakin rendah
abnormalitas dipengaruhi oleh lipoprotein sesuai lama waktu penyimpanan hal ini
yang terdapat dalam kuning telur yang disebabkan kuning telur yang
semakin lama mediapun semakin mengandung lipoprotein dan lesitin untuk
menurun fungsi perlindunganya terhadap melindungi membran plasma sperma-
spermatozoa melawan dingin. Selain tozoa ternyata tidak cukup mampu
meningkatnya persentase abnormalitas mempertahankan keutuhan membran
spermatozoa diduga dipengaruhi oleh plasma selain itu menurunnya membran
keadaan osmotik disekitarnya tidak sesuai plasma utuh saat ekuilibrasi disebabkan
(Damayanti, 1991). Hal ini sesuai dengan pada pengencer LIK bersifat asam tidak
pendapat Kamal et al. (2005) dan dapat mempertahankan keutuhan
Arifiantini et al. (2005) terjadinya membran plasma setelah beberapa hari
peningkatan abnormalitas spermatozoa penyimpanan. Hal ini sesuai pendapat
disebabkan oleh efek cekaman dingin (cold Beiley et al. (2000) perlakuan pendinginan
shock) dan ketidakseimbangan nutrisi. dapat mengakibatkan membran plasma
Toelihere (1981) menyatakan penambahan spermatozoa menjadi lebih permeabel
waktu penyimpanan menyebabkan sehingga mudah kehilangan enzim-enzim
derajat keasaman (pH) semen menurun. dan komponen-komponen yang terdapat
Bentuk abnormal dari spermatozoa pada dalam kepala sel. Sinha et al., (1996)
penelitian ini kebanyakan adalah menambahkan tingginya nilai integritas
abnormalitas sekunder seperti ekor membran yang diperoleh pada plasma
bergulung, leher patah, kepala dan leher semen sapi disebabkan karena
putus. Abnormalitas sekunder disebabkan kemampuannya dalam melindungi
perlakuan ketika pembuatan preparat ulas membran plasma lebih baik sehingga
(Solihati dan Kune, 2009). Selain itu, juga hanya sedikit fosfolipid membran plasma
ditemui bentuk abnormalitas primer sperma yang mengalami peroksidasi.
seperti kepala kecil (microchepalic) dan
Akibat dari peroksidasi akan terbentuk
ekor berganda.
peroksida lipid, yang bereaksi dengan
radikal bebas dan merangsang terjadinya
Persentase Membran Plasma Utuh
reaksi otokatilik yang menyebabkan
(MPU)
rusaknya membran plasma. Pengencer
Rataan MPU spermatozoa sapi LIK yang terbaik pada perlakuan 40 ml dan
simental menggunakan pengencer LIK 45 ml dengan persentase membran plasma
dan lama penyimpanan dapat dilihat pada utuh 66,33% dan 63,50% persentase ini
Tabel 5. diperoleh pada waktu penyimpanan
0 hari, lebih kecil dibandingkan Bardan
Pada Tabel 5 dapat dilihat konsentrasi et al,. (2009) yang memperoleh persentase
LIK dan lama penyimpanan yang berbeda membran plasma utuh yaitu 74,31%. Hal
memberikan interaksi terhadap MPU ini sesuai dengan Jayendran dan zeneveld
spermatozoa, dimana dengan konsentrasi (1986) jika dengan metode Hos-Tes
LIK yang meningkat lama waktu diperoleh lebih 60% sperma yang
penyimpanan menyebabkan menurunnya menggembung maka dikatakan normal
MPU spermatozoa sapi simental. Hasil sedangkan 50-60% berarti tidak normal.
penelitian menunjukan pada hari pertama
(24 jam) dengan konsentrasi 40 ml LIK
masih mampu mempertahankan MPU
52,83±2,25%, namun penurunan MPU
lebih tinggi terjadi pada konsentrasi 45 ml

77
Vol 14 No 2 KUALITAS SEMEN CAIR

Tabel 5. Rataan persentase membran plasma utuh semen sapi simental.


Lama Perlakuan Larutan Isotonis Komersial
Rataan
Penyimpanan 0 ml 40 ml 45 ml 50 ml
0 hari 70.66Dd±1.52 66.33Dc±2.88 63.50Db±2.08 55.00Da±1.00 63.87±6.33
1 hari 57.33Cd±3.05 52.83Cc±2.25 42.33Cb±2.08 37.00Ca±3.46 47.30±8.77
2 hari 49.67Bd±1.52 44.00Bc±200 30.17Bb±1.04 28.33Ba±2.08 38.04±9.55
3 hari 41.17Ad±1.75 30.83Ac±1.04 25.33Ab±2.08 17.67Aa±2.51 28.75±9.08
Rataan 54.70±11.46 48.50±13.63 40.30±15.52 34.50±14.43
Ket : Superskrip yang berbeda pada kolom (huruf kapital) dan baris (huruf kecil) yang sama
menunjukkan berbeda nyata (P<0,01).

KESIMPULAN dan SARAN dengan Kuning Telur sebagai Pengencer


Semen Sapi Bali. JurnalPeternakan, 6: 36-43.
Kesimpulan
Bearden, H. J, and J. W Fuquay. 1984. Applied
Penambahan Larutan Isotonis Animal Reproduction. 2nd edition.Reston
Komersial dalam pengencer kuning telur Publishing Company, Inc. Virginia.
dapat dilakukan sebanyak 40% dengan
waktu penyimpanan selama 24 hari pada Damayanti, Y. 1991. Pengaruh Kadar Fruktosa
pengenceran sperma sapi simental dengan dalam Pengencer Air Kelapa Muda, Aiar
nilai motilitas 54%, spermatozoa hidup Siwalan dan Kombinasinya dengan Kuning
hidup 74%, abnormalitas 10%, dan Telur terhadap Kualitas Air Mani Ayam
membran plasma utuh sebesar 57%. Buras. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga Surabaya. Hal: 33-35.
Saran
Hardijantono, S., Suslowatii, T. Sardjito, T.
Larutan Isotonis Komersial dapat Hernawati, dan T.W. Suprayogi. 2010.
digunakan sebagai alternatif pengencer Inseminasi Buatan. Fakultas Kedokteran
dengan hasil yang terbaik pada persentase Hewan. Airlangga University Press.
LIK 40 ml. Surabaya.

Herdiawan, I. 2004. Pengaruh Laju Penurunan


DAFTAR PUSTAKA
Suhu dan Jenis Pengencer terhadap
Kualitas Semen Beku Domba Priangan.
Arifiantini, R. I dan T.L. Yusuf.2010.
Balai Penelitian Ternak.Bogor. JITV. 9(2):98-
Keberhasilan Penggunaan Tiga Pengencer
107.
dalam Dua Jenis Kemasan pada Proses
Pembekuan Semen Sapi Frisien
Ichmy, C. 2010. Uji Persentase Motilitas dan
Holstein.http://cari-pdf.com/download.
Daya Hidup Spermatozoa Domba dengan
Diakses pada tanggal 3 Desember 2015.
Pengencer Campuran Larutan Isotonis
Komersial dan Kuning Telur. Skripsi.
Aurich, J. E., U. Schoneher. H. Hoppe and C.
Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas
Aurich. 1997. Effect of Antioxidands on
Airlangga. Surabaya.
Motility and Membrane Integrity of
Chilled-Stored Stallition Semen.
Jayendran, R. S., Van der Van., M. P. Pelaes., B.
Theriogenology. 48: 185-192.
G. Crabo and L. J. D. Zaneveld. 1984.
Development of an Assy to Assess the
Bailey, J. M., Dunne, M. P., and Martin, N. G.
Functional Integrity of the Human Sperm
(2000). The distribution, correlates and
Membrane and its Relationship on Other
determinants of sexual orientation in an
Semen Characteristic. J. Reprod. Fertil, 70:
Australian twin sample. J. Pers. Soc.
219-228.
Psychol. 78:524–536.
Kamal, A. Gubartallah, A. Ahmed, Amel,
Bardan, Feradis dan T. Adelina. 2009.
Bakhiet, dan A. Babiker. 2005. Comparative
Penggunaan Air Tebu yang Dikombinasi
Studies on Reproductive Performance of

78
MARDIAN DKK Jurnal Peternakan

Nubian and Saanen Buck Under the Solihati, N. dan P.Kune.2009. Pengaruh Jenis
Climatic Conditions of Khaortum. Journal of Pengencer Terhadap Motilitas dan Daya
Animal and Veterinary Advances. 4(11):942- Hidup Spermatozoa Semen Cair Sapi
944 Simental. Universitas Nusa Candana.
Kupang.http://pustaka.unpad.ac.id/. Diakses
Kaya A, N. Baspinar, C. Yilidiz, F. Kurtoglu, 1 Desember 2015.
M.B. Atman and S. Haliloglu. 2000.
Influence of the Seminal Plasma and Plasma Solihati, N., R. Idi, S.D. Rasad, M. Rizal dan M.
Testosteron Levels in Rams. Revue Medicine Fitriati. 2008. Kualitas spermatozoa cauda
Veteriner. Turkey. 151(12): 1143-1146 epididymis sapi peranakan ongol (PO)
dalam pengencer susu, tris dan sitrat
Maxwell, W.M.C and P.F. Watson, 1996.Resent kuning telur pada penyimpanan 4-5 o C. J.
progress in the preservation of ram semen. Anim. Prod. 10 (1) : 22-29
J. Amin. Reprod. Sci. 42:55-65.
Souhoka D. F., M. J. Matatula., W. Marlene
Norman, H.D., R.L. Powel, J.R. Wrigh and Mesang-Nalley dan M. Rizal. 2009. Laktosa
CG.Sittler. 2003. Timeliness and Mempertahankan Daya Hidup
effectiveness of progeny Testing Thorght Spermatozoa Kambing Peranakan Etawah
Artificial Insemination. yang Dipreservasi dengan Plasma Semen
http:/jds.fas.org/cgi/content/abstract/86/4/1513. Domba Priangan. Fakultas Peternakan,
Diakses 18 November 2015. Universitas Nusa Cendana, Nusa Tenggara
Timur. Jurnal Veteriner. 10(3):135-142
Nursyam. 2007. Perkembangan Iptek Bidang
Reproduksi Ternak Untuk Meningkatkan Sugiarti, T., E. Triwulanningsih, P.
Produktifitas Ternak. http://www. Situmorang, R. G. Sianturi, dan D. A.
scribd.com/doc/ 141993004/ IPTEK- Kusumaningrum. 2004. Penggunaan
REPRODUKSI-TERNAK.Diakses Katalase dalam Produksi semen dingin
30 November 2015. sapi. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Vateriner, Bogor. Hal: 215-220.
Pocari Sweat, 2015. Komposisi Pocari
Sweat.http://www.pocarisweat.com.ph.html Susilawati, T., Suyadi, Nuryadi, Isnaini, N, dan
Diakses 1 Desember 2015. Wahyuningsih, S. 1993.Kualitas Semen Sapi
Fries Holland dan Sapi Bali Pada Berbagai
Said. S, Gunawan M, Kaiin EM, Tappa B. 2005. Umur dan Berat Badan.Laporan Penelitian.
Daya Tahan Sperma Cair Sapi Simental Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
yang Disimpan Dalam Straw pada Malang.
Tempertaur 50C. Pusat Penelitian
Bioteknologi. LIPI. Buletin peternakan 16: Toelihere, M.R. 1981. Fisiologi Reproduksi Pada
8-73. Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung. 327
hal.
Shukla, M.K. 2011.App Lied Veterinary
Andrologiy and Frozen Semen Technology New Toelihere, M.R. 1993. Inseminasi Buatan Pada
India Pubsling Ageney. Pitam Pura, New Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung. 292
Delhi. hal.

Sinha, S., B.C. Deka, M.K. Tamulu, and B.N. Wiyanto, A., I.K.Y. Mas, dan B. Sutiyono. 2014.
Borgohain. 1996. Effect of Equilibration Period Pengaruh umur terhadap ukuran testis,
and Glicerol Level In Tris Extender of Quality volume semen, dan abnormalitas
of Frozen Goat Semen. Indian Vet. J. 69 : spermatozoa pada Sapi Simental di Balai
1107-1110. Inseminasi Buatan Unggaran. Animal
Agriculture Journal, 3(2):292-299.

79

Anda mungkin juga menyukai