Anda di halaman 1dari 15

PROSEDUR/TEKNIK NEKROPSI PADA UNGGAS

Disusun oleh:
Melani Violin
(1902101020042)

LABORATORIUM PATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2020
Keperluan Nekropsi Dasar :

1. Flat yang permukaannya keras dalam area yang pencahayaannya bagus


2. Ketersediaannya air dan handuk
3. Pisau dan gunting
4. Perlu dipertimbangkan sarung tangan dan masker jika anda mencurigai potensi terhadap
penyakit zoonosis (menular ke manusia) sebagai penyebab dari sakit atau kematian.

Melakukan Nekropsi :

1.kadaver dibasahi dengan air terlebih dahulu untuk menghindari bulu tidak beterbangan , karena
hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran.

2.Tempatkan kadaver dengan posisi terlentang dan kakinya menghadap ke arah operator..

3.Pegang kedua kaki dan tekan kemudian jauhkan dari pelvis untuk melonggarkan tulang sendi
4.Berdirikan bulu-bulu di atas abdomen dan potong dengan gunting atau pisau.

5.Hilangkan kulit penutup abdomen dan dada (dari leher sampai kloaka).

6.Periksa otot dada terhadap penurunan massa otot atau kepucatan (anemia), atau memar.

7. Bangkai dibaringkan pada bagian dorsal dan dibuat suatu irisan pada kulit di bagian medial
paha dan abdomen pada kedua sisi tubuh. Paha ditarik ke bagian lateral dan diteruskan irisan
dengan pisau sampai persendian coxo femoralis. Irislah kulit pada bagian medial dari kaki / paha
dan periksa otot dan persendian pada daerah tersebut
8. Pegang dan tarik tulang dekat dengan abdomen dan menarik ke atas untuk membuka organ
internal dan rongga dada.

9.Periksa hati dan terhadap perubahan pada ukuran atau perubahan warna, noda-noda putih atau
kuning, abses atau tumor. meriksaan jantung terhadap keadaan perikardium, ukuran, warna dan
apek cordis. Jantung diperiksa dengan membuat irisan longitudinal melalui atrium dan ventrikel
kiri dan kanan atau irisan melintang di daerah ventrikel.
10.Periksa kantung udara terhadap peningkatan ketebalan dan perubahan warna menjadi
gelap/suram. Permukaan kantung udara yang normal terlihat seperti gelembung sabun atau
lapisan kaca yang tipis yang bersih. Serta memeriksa letak berbagai organ di dalam cavum
thorax dan abdominalis sesuai posisinya tanpa menyentuh organ tersebut.
11.Potong traktus gastrointestinal (GI) diantara oesophagus dan proventrikulus. Berikut adalah
gambar crop dan oesophagus yang dibuka

12..Membuat irisan secara longitudinal pada proventrikulus, ventrikulus, intestinum tenue,


coecum, colon dan cloaka. Periksa terhadap kemungkinan adanya lesi dan penyakit. Pankreas
juga akan diperiksa. Pankreas agak merah muda menggantung disekitar duodenum (bagian dari
usus kecil). Proventriculus, gizzard, dan usus dibuka untuk pemeriksaan permukaan internal.
Diperiksa dengan cermat permukaan mukosa proventrikulus apakah terjadi perdarahan
(Newcastle Desease, avian influenza, penyakit bursal infeksi)
(Proventrikulus dan gizzard)

13.Potong segala jenis perlekatan yang terdapat pada usus kecil dan kesampingkan terlebih
dahulu organ gastrointestinal (GI). Pada akhir nekropsi, organ-organ ini dapat di buka dan
diperiksa terhadap parasit internal.

14.Selanjutnya, amati hati dan limpa. Perubahan warna hijau dari hati dekat kantung empedu
normal ditemukan. Limpa kemerah-merahan mengelilingi organ yang berlokasi pada pertemuan
proventrikulus dan gizzard.
15.kemudian amati organ-organ yang berlokasi dekat tulang belakang karkas.

16.Periksa ginjal yang merupakan organ dengan bentuknya yang memanjang, berlobus, dan
melekat pada tulang belakang burung. Dan ovarium/oviduct bagian kiri (atau sepasang testis jika
burung berkelamin jantan) yang terletak tepat di atas ginjal.

17.Paru-paru yang letaknya melekat pada tulang rusuk, dapat dengan lembut dikeluarkan dari
rongga rusuk atau pemeriksaan lebih lanjut. Paru-paru Nampak kehitaman mengindikasikan infeksi
pernafasan.

18.Keadaan permukaan organ jantung juga harus diperiksa untuk melihat kemungkinan
terjadinya perubahan warna menjadi lebih suram ataupun terjadinya penebalan organ yang dapat
mengacu pada terjadinya perikarditis. Juga perlu diperhatikan adanya cairan berlebih yang
mungkin terdapat di antara jantung dan pericardium (membrane yang melapisi jantung).

19.Selanjutnya, balikkan posisi burung hingga menghadap kea rah operator lalu potong sudut
paruh burung.
20.Luaskan daerah pemotongan hingga menembus tenggorokan dan akhirnya turun hingga
mencapai jantung. Paruh dipotong bagian atas secara melintang di daerah dekat mata sehingga
cavum nasi dan sinus infraorbitalis dapat diperiksa terhadap adanya cairan. Memperhatikan
kemungkinan terhadap adanya cairan, eksudat, transudat darah di dalam rongga perut dan
rongga dada.
21.Periksa permukaan bagian dalam oesophagus dan lalu ambil. Lihat dengan teliti apabila masih
tedapat sisa makanan atau parasit (cacing). Apabila permukaan bagian dalam oesophagus terlihat
menyerupai handuk, hal itu kemungkinan merupakan indikasi adanya infeksi jamur yang disebut
“crop mycosis”.

22.Selanjutnya potong larynx, trachea, dan syirinx. Pastikan permukaan bagian dalamnya bebas
dari mucus yang berlebihan. Bagian longitudinal dari trakea ke laring dapat dilakukan
pemeriksaan mukosa dengan melihat pengumpulan dengan cara swabbing (untuk biakan bakteri
atau untuk PCR) untuk mengevaluasi patogen pernapasan seperti Avian Influenza, Newcastle
Desease, Infectious Bronchitis Desease, virus Laryngotracheitis, Virus Rhinotracheitis Turki,
Mycoplasma gallisepticum, dan Avibacterium paragallinarum.

23.Balikkan kembali kadaver seperti posisi semula yaitu kaki burung menghadap ke arah
operator.

24.Nervus sciatic yang terletak bagian dalam paha atas (terletak tepat dibawah otot) haruslah
disingkap dengan kedua kaki. Kedua nervus ini haruslah memiliki ukuran yang sama tanpa
adanya pembengkakan. Apabila terjadi pembesaran pada nervus ini, dapat merupakan indikasi
terjadinya penyakit marek’s.
25.Dengan pisau yang tajam, potong persendian lutut dan tumit untuk melihat adanya nanah/pus
berwarna kuning/putih, darah ataupun adanya cairan berlebih. Persendian seharusnya terlihat
megkilap dan putih dengan hanya sedikit cairan bening dan lengket di dalamnya. Diperiksa
proporsi berbagai komponen pertumbuhan epifisis yaitu zona proliferasi, pra-hipertrofi dan
hipertrofi, untuk melihat penyakit tulang metabolik

- Kelebihan kalsium dan defisiensi fosfor (pelebaran zona hipertrofi).


- Defisiensi kalsium (pelebaran zona proliferasi).
- Kekurangan vitamin D (zona kartilago hipertrofi yang panjangnya bervariasi)

Diperiksa sumsum tulang untuk melihat adanya anemia yang mengindikasikan adanya Chicken
Anaemia Virus (CAV).

26.Untuk menemukan bursa fabricius, potong kloaka dan lihat adanya bentukan seperti anggur
yang mengarah pada bagian pantat unggas. Semakin tua usia burung, ukuran bursa akan semakin
kecil. Ukuran bursa akan semakin berkurang sejalan dengan tercapainya dewasa kelamin burung
tersebut. Hemoragi pada caecal tonsil adalah indikator penting untuk penyakit Newcastle
Desease dan Avian Influenza
27.Potong bursa menjadi 2 bagian, dan anda akan menemukan kerutan-kerutan tersusun paralel
satu sama lain pada perumukaan bursa dan akan terlihat warna cream. Catat apabila terdapat
perubahan warna ataupun terjadi kebengkakan.

28.Sekarang kembali pada traktus gastrointestinal, dan mulai dengan proventrikulus lalu
dipotong menurut panjangnya. Dinding dalam organ tidaklah rata dan merupakan hal yang
normal pada setiap glandula pencernaan.

29.Potong ventrikulus, intestinal, dan caeca. Perhatikan tampilan dinding mukosa bagian dalam
dan keberadaan parasit (cacing), darah, ataupun terjadinya penebalan atau perubahan warna
permukaan.

30.Potong rongga kepala dan keuarkan otaknya

31.Tempatkan karkas dengan baik dan desinfeksi peralatan dan tempat dilakukannya nekropsi.
Gambar patologi anatomi yang digunakan sebagai pedoman pemeriksaan :

N Nama Penyakit Perubahan Patologi Anatomi


O
1 Newcastle disease -Perdarahan pada proventrikulus, ventrikulus,
dan usus halus serta seka tonsil
- Limpa ,e,besar dan kongesti
- Hati membesar dan bengkak
- Paru-paru meradang, kantung udara menebal
dan suram.
2 Infectious bursal disease - Otot dada , paha,dan tungkai tampak pucat
dan kering,disertai perdarahan ptekie dan
ekimose.
-Bursa fabrisius mengalami perubhan
-Ginjal membesar,terutama lobus anteriornya.
3 Infectious bronchitis -Ginjal membesar dan warnanya pucat
4 Fowl pox -Adanya bungkul-bungkul cacar
-Pada mukosa mulut terdapat material
difteritik berwarna putih keabu-abuan sampai
kekuningan seperti keju.
5 Infectious laryngotracheitis -Selaput lender trakea dan laring mengalami
nekrosa dan perdarahan.
6 Chicken anemia syndrome (CAS) -Bursa fabrisius dan limpa mengalami atrofi.
-Perdarahan dibawah kulit , otot dan
proventrikulus
- Hati membengkak dan pucat
7 Leukosit limfoid -Adanya tumor pada hati, limpa, dan bursa
fabrisius
8 Swollen head syndrome (SHS) Mukosa pada rongga hidung, katup palatine
dan saliran pernafasan bagian atas mengalami
pembendungan, titik-titik kemerahan dan
luka-luka kematian jaringan.
9 Penyakit marek -Flexus ischiadicus dan branchialis terlihat
lebih besar daripada truncusnya
-Hati sedikit mengalami pembengkakan dan
pada bidang sayatan terdapat bercak-bercak
putih
10 Avian influenza Terjadi radang pada proventrikulus
-Pada daerah dekat perbatasan dengan
ventriculus
-Pancreas berwarna merah dan kuning muda
-sinusitis
-Trakea terdapat lender serous sampai kaseus
Sumber :

Abdul-Aziz T, Fletcher O.J. & Barnes H.J. 2016. Avian Histopathology. 4th edition.American
Association of Avian Pathologists, Florida.

Damayanti,Y. Winaya, I.B.O. dan Rudyanto. M.D. 2012. Evaluasi Penyakit Virus pada Kadaver
Broiler Berdasarkan Pengamatan Patologi Anatomi di Rumah Potong Unggas. Jurnal Indonesia
Medicus Veterinus. 1(3):417-427.

https://mydokterhewan.blogspot.com/2015/02/dasar-dasar-nekropsi-unggas.html (Diakses : 8 juli 2020,


jam 17.25 wib)

http://yudhiestar.blogspot.com/2010/01/prosedur-nekropsi-unggas.html (Diakses : 8 juli 2020)

Anda mungkin juga menyukai