Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN REITZ SERUM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


/SPO/Lab/RSU/2022 0 1/1

RSU BANGLI
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH DIREKTUR

SPO
2 Pebruari 2022 (dr. I Dewa Gede Oka Darsana, Sp. AN)
NIP. 197309072001121002
Tata cara pemeriksaan reitz serum untuk penegakan diagnosis
PENGERTIAN Morbus Hansen / Lepra

Menegakkan diagnosis Morbus Hansen/Lepra dengan mendeteksi


adanya basil tahan asam (Mycobacterium leprae) pada pasien yang
TUJUAN
terinfeksi.

1. Keputusan Direktur Nomor 050/250/SK/Penunj/2015 tentang


Kebijakan Pelayanan Laboratorium Pada Rumah Sakit Umum
Bangli
KEBIJAKAN
2. Surat Keputusan Direktur No 050/106/SK/Penunj/2015 tentang
Pelayanan Laboratorium

PROSEDUR Pengambilan Sampel :


1. Sampel diambil dari 3 lokasi tubuh pasien : cuping telinga
(kanan dan kiri) dan area makula hipopigmentasi/lesi
anestesi pada kulit
2. Pengambilan serum dari cuping telinga :
- cuping telinga dijepit dengan jari hingga pucat
- desinfeksi dengan alkohol swab
- ditusuk dengan scalpel kurang lebih 1-2 mm, jangan
terlalu dalam, sambil ditekan digores
- bila keluar serumnya langsung diusapkan ke objek gelas,
dikeringkan dan difiksasi
- lakukan hal sama pada cuping telinga lainnya
3. Pengambilan serum dari lesi kulit :
- tentukan area lesi anestesi di kulit, umumnya makula
hipopigmentasi atau ada penebalan
- kulit dijepit dengan jari hingga pucat
- desinfeksi dengan alkohol swab
- lakukan kerokan lesi di kulit dengan penekanan
- bila keluar serumnya langsung diusapkan ke objek gelas,
dikeringkan dan difiksasi
Pewarnaan Ziehl Nelseen :
1. Sediaan sputum yang telah difiksasi disimpan pada rak
pengecatan dengan jarak antar sediaan kurang lebih 1 jari.
2. Genangi seluruh permukaan sediaan dengan pewarna
carbon fuchin
3. Panasi bawah sediaan dengan nyala api hingga muncul uap
dari pewarna carbon fuchin. Jangan biarkan perwana hingga
mendidih.
4. Dinginkan pewarna selama 5 menit dengan menggunakan
penjepit, kemudian bilas dengan air mengalir kelebihan zat
pewarna hingga bersih.
5. Jika sediaan sputum sudah bersih dari sisa pewarnaan
sebelumnya maka dilanjutkan dengan penambahan larutan
asam alkohol pada sediaan hingga sisa pewarnaan hilang
sepenuhnya.
6. Kemudian ditambahkan pewarnaan methylene blue pada
sediaan tersebut dan tunggu selama 20 sampai 30 detik.
7. Bilas sediaan sputum dengan air mengalir hingga sisa
pewarnaan sebelumnya bersih, keringkan pada rak
pengering jangan menggunakan tisu

Pembacaan dan Pelaporan :


1. Letakan sediaan di atas meja mikroskop, permukaan
sediaan menghadap ke atas. Gunakan lensa objektif 10 kali
perbesaran untuk menetapkan fokus dan menemukan
lapang pandang. Periksa sediaan untuk menentukan kualitas
sediaan akan banyak ditemukan sel leukosit
2. Teteskan minyak imersi pada permukaan sediaan,
kemudian putar lensa objektif perbesaran 100 kali dengan
tidak menyentuh kaca objek.
3. Sesuaikan fokus dengan hati hati sampai lapang pandang
terlihat jelas.
4. Lakukan pengamatan sediaan apus sputum sepanjang garis
tengah dari ujung kiri ke kanan atau sebaliknya
5. Amati adanya bakteri berbentuk batang dan berwarna
merah yang dikatakan bersifat tahan asam (BTA), hitung
jumlah per lapang pandang.
6. Interpretasi hasil dilaporkan dalam 2 cara yaitu :
a. BI (Bakterial Index) : parameter yang berkaitan dengan jumlah
bakteri secara mikroskopis yang dihitung berdasarkan kriteria
skala logaritme Ridley
O = 0 BTA pada 100 Lapang Pandang (1000x)
1+ = 1-10 BTA pada 100 LP
2+ = 1-10 BTA pada 10 LP
3+ = 1-10 BTA pada tiap LP
4+ = 10-100 BTA pada tiap LP
5+ = 100-1000 BTA pada tiap LP
6+ = >1000 BTA pada tiap LP
b. MI (Morfologi Index) : persentase perbandingan jumlah BTA
yang berbentuk utuh atau solid (dianggap masih hidup) dengan
BTA yang sudah fragmented atau non solid (dianggap sudah
mati).

IPS-RS, Inst. Rawat Jalan, Rawat Inap


UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai