1. Sejarah
Mycobacterium leprae adalah bakteri tahan asam yang dapat menyebabkan penyakit
kusta. Penyakit kusta sudah sejak zaman purbakala, berabad-abad sebelum perhitungan
masehi. Pada zaman dahulu penyakit kustaini belum diketahui penyebabnya, orang sangat
takut terhadap penderita kusta. Oleh karena itu mereka diasingkan. Menurut catatan sejarah di
Eropa pada abad pertengahan terdapat banyak rumah sakit kusta (lepraseie) yang secara
perlahan-lahan berkurang/ditutup hingga ada pertengahan abad 20. Hal ini disebabkan oleh
karena penderita makin berkurang dan tidak timbul penberita baru.
Pada tahun 1873 dokter Armour Hansen (Denmark) telah menemukan dan
membuktikan adanya kuman kusta dengan memeriksa jaringan kulit penderita kusta
dilaboratoriumnya di Bergen Norwegia. Di Indonesia penderita kusta sudahditampung di
perkampungan. Pertumbuhan bakteri berhasil dilakukan oleh Shepard pada tahun 1960
sehingga memungkinkan untuk menentukan bakteri hidup atau mati danjuga untuk
menetukan resistensi terhadap obat anti kusta seperti Diamino Diphenyl Sulfon (DDS),
Clofazimin (lamprene),Rifamicine.
Pada tahun 1928 dr.J.B. Sintanala telah merintis usaha-usaha pemberantasan penyakit
kusta dengan memperhatikan 2 segi yaitu :
1. Perawatan penderita kusta
2. Mencegah penularan
2. Sifat-sifat penyakit kusta
2.1. Menular.
Karena ditemukannya kuman kusta (basil Hansen) berpindah ke orang lain secara
langsung dari kulit penderita ke kulit orang lain atau mungkin dapat berpindah melalui
barang-barang bekas penderita juga akhir-akhir ini menurut ada kemungkinan dapat melalui
nafas penderita (air born infection).
Perpindahan kuman ini dipengaruhi oleh beberapa factor :
a
Faktor penderita
2.2. Menahun
Sifat penyakit kusta menahun disebabkan karena untuk timbulnya tanda pertama
penyakit memerlukan waktu bertahun-tahun. Masa inkubasinya menurut beberapa ahli 2-5
tahun. Masa pengobatan juga lama, bahkan ada beberapa type lepramatous dianjurkan makan
obat seumur hidup.
2.3 Menyerang kulit dan syaraf
Kelainan pada kulit dapat dilihat dengan mudah, dengan bantuan sinar matahari.
Kelainan pada syaraf-syaraf tepi, pada siku pada lipat paha (dibagian belakang sendi lutut
sebelah luar).
Penyakit kusta dianggap istimewa karena:
1. Tumbuh lambat dan masa inkubasinya lama
2. Belum dapat tumbuh pada media aretifisial
3. Kuman berprediksi pada jaringan syaraf
4. Infeksi baru dan lama tidak dapat dibedakan karena gejala klinis tidak jelas
5. Hanya terdapat pada manusia
6. Spectrum immunologinya bervariasi dari 0-3+ yang bahkan bersifat
merusak karena hipersensitivitas
7. Stigma atau phobi terhadap penyakit kusta
3. Diagnosa Penyakit kusta
Untuk menegakan diagnosa penyakit kusta perlu :
1. Pemeriksaan klinik
2. Pemeriksaan mikroskopis (BTA)
3.1.Pemeriksaan Klinik
Satu-satunya dasar untuk dapat membuat diagnosa yang tepat adalah pemeriksaan
yang teliti dan lengkap dari seluruh tubuh. Seseorang dinyatakan menderita kusta bilamana
selama pemeriksaan ditemukan 2 dari tanda-tanda dibawah ini dan bila ada tanda-tanda
tersendiri:
a. Perubahan figmentasi kulit
b. Anesthesia
c. Penebalan syaraf
d. Adanya (BTA) didalam sediaan
o Jari kaki
o Muka
o Tungkai bawah
o Bokong
o Lengan Punggun
1. Bagian yang akan diambil lebih dahulu dilakukan tindakan aseptic ( dengan kapas
alcohol 70 %
2. Bagian tersebut dijepit diantara jari telunjuk dengan ibu jari tangan kiri demikian
kuat sehingga tampak jaringan seperti menjadi pucat agar kemungkinan terjadinya
pendarahan sedikit sekali
3. Kemudian dengan scalpel steril dibuat sayatan 0,5- 1 cm sampai dermis (2 mm)
4. Bila terjadi pendarahan sebaiknya dihapus bersih dan scalpel dngan arah yang
melintang 90 ditarik ke atas atau didorong ke bawah sambil menekan untuk
mengerok sisi dan dasar luka sehingga didapat semacam bubur jaringan dari
bawah epidermis .
5. Dari bahan yang dipeoleh dibuat sediaan apus yang rata dengan kaca objek berupa
lingkaran dengan diameter 1 cm.
6. Luka sayatan ditekan dengan kapas steril yang kering scalpel dibersihkan dengan
kapas alcohol diatas nyala api untuk siap digunakan kembali
7. Sediaan dibiarkan kering kemudian dengan nyala api sampai panas atau diuapkan
dengan formalin/formaldehid 40 % . Diuapkan dalam eksikator.
8. Sediaan siap untuk diwarnai.
4. Cara Perwanaan untuk BTA
Ada beberapa cara pewarnaan yang dapat digunakan antara lain :
1. Ziehls Neelsen
2. Tan Thiam Hok
3. Tin Shwe
Dalam hal ini cukup kita gunakan perwanaan dengan Ziehls Neelsen
5. Reagen
a. Carbol fuhsin
- Kristal Fenol yang dilelehkan
2,5 cc
- Alkohol absolute
5,0 cc
- Basic fuchsin
- Aquades
0,5gr
50 cc
b. Alkohol Asam 1 %
- HCL pekat
1cc
- Alkohol 70 %
99 cc
- Methylene Blue
0,5gr
0,5 gr
- Air keran
100 cc
Pengambilan zat warna tidak merata (Terkecuali yang ditengah masih dianggap
utuh).
o Beberapa (50-200) basil lepra (bentuk utuh atau pragmented mengadakan ikatanikatan)
o
e. Bentuk clamp
o Beberapa bentuk granuler membentuk gerombolan-gerombolan tersendiri (lebih
dari 500 buah)
Penilaian Menurut Ridly Sistem yaitu :
o 6 (+)
o 5 (+)
o 4 (+)
o 3 (+)
o 2 (+)
o 1 (+)
o (-)
o 2+
o 3+
o 4+
o 5+
o 6+
Morfologi index(MI) adalah jumlah Mycobacterium leprae yang berbentuk utuh atau
solid per 100 Mycobacterium leprae
pengobatan atau penilaian efektifitas obat-obat anti lepra dan juga untuk menentukan
resistensi terhadap obat-obat.
4. Lepromin test
Merupakan ekstrak leproma yagn dibuat dengan cara menggerus leprom sampai jadi
seperti pasta kemudian disterilisasi dalam autoclave lalu disaring dan ditambahkan larutan
phenol 0,5%. Test lepromin dilakukan dengan menyuntikkan secara subcutis sebanyak 0,1 ml
digunakan untuk melihat ada atau tidaknya kekebalan.
Pembacaan hasil :
72 jam untuk reaksi Fernandez
3-4 minggu untuk reaksi Mitsuda
+
++
+++
= ulkus
Arti :
Fernandez (+) : baru kena infeksi
Mitsuda (+)
5. Mycobacterium fortuitum-chelonae
Ditemukan dalam air dan tanah tumbuh cepat (3-6 hari) dan tidak membentuk pigmen
6. Mycobacterium fortuitum
Dapat mengkontaminasi katub
babi
yang
pada