Anda di halaman 1dari 37

PEMERIKSAAN

LABORATORIUM
SEDERHANA
Dermatology and Venerology
Table of Contents

Pemeriksaan Pengecatan Pemeriksaan


01 KOH 02 Gram 03 Ziehl Neelsen

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Dark


04 Tzank Smear 05 Scrap Test 06 Field Microscopy
1. Pemeriksaan KOH
1. Pemeriksaan KOH
Tujuan : untuk mendiagnosis infeksi jamur pada infeksi dermatofitosis (tinea)
dan non dermatofitosis

Alat dan Bahan :


1. Lampu periksa 4. Larutan KOH 10-20%
2. Gelas obyek dan cover glass 5. Larutan alcohol
3. Scalpel no. 13-15 atau selotip 6. Lampu bunsen
plastik
1. Pemeriksaan KOH
Prosedur Pemeriksaan
1. Bersihkan tepi lesi yang aktif/eritem menggunakan kapas alkohol 70%.
2. Ambil sampel kerokan dari skuama pada tepi lesi yang aktif/eritem dengan menggunakan
scalpel.
3. Letakkan sampel pada gelas objek atau bisa juga menggunakan selotip plastik yang ditempel
pada tepi lesi aktif.
4. Teteskan larutan KOH 10-20% sebanyak 1-2 tetes pada gelas obyek kemudian fiksasi
menggunakan cover glass.
5. Tunggu selama 15 menit atau dapat dihangatkan di atas nyala api selama beberapa detik.
6. Amati hasil di bawah mikroskop, dimulai dari pembesaran 100x sampai 400x
1. Pemeriksaan KOH
Interpretasi Hasil
Infeksi
Kandida
Ditemukan Pseudohifa dan budding spora yang
berbentuk seperti benang panjang, lurus atau
berkelok dan tidak dipisahkan oleh sekat (tidak
bersepta) dan terdapat bentukan sel bulat atau
oval (budding).
1. Pemeriksaan KOH
Interpretasi Hasil

Infeksi Dermatofita
Ditemukan Hifa dan Spora yang berbentuk
seperti benang panjang lurus terbagi oleh
sekat atau berlekuk dan seringkali bercabang
bentuk uniform serta warna terang dengan
tepian gelap.
1. Pemeriksaan KOH
Interpretasi Hasil
Infeksi Pitiriasis
versicolor
Ditemukan gambaran seperti sphagetti and meat
ball yang berbentu seperti benang-benang pendek
dan panjang disertai dengan spora yang
berkelompok dengan ukuran yang sama.
2. Pengecatan Gram
2. Pengecatan Gram
Tujuan : untuk mendiagnosis infeksi bakteri Gram positif dan Gram negatif
pada kelainan kulit (Pioderma) dan infeksi menular seksual (Gonore).

Alat dan Bahan :


1. Lampu periksa 5. Larutan lugol
2. Gelas obyek dan cover glass 6. Larutan alkohol
3. Lidi kapas steril 7. Larutan Counterstain Safranin
4. Larutan Kristal violet 8. Lampu Bunsen
2. Pengecatan Gram
Prosedur Pemeriksaan
1. Bersihkan lesi menggunakan NaCl 0,9%.
2. Ambil sampel dengan lidi kapas steril pada dasar luka.
3. Oleskan sampel pada gelas objek secara satu arah.
4. Fiksasi menggunakan cover glass dan lakukan pemanasan menggunakan lampu Bunsen.
5. Tuang larutan Kristal Violet secara merata pada preparat dan tunggu selama 1 menit kemudian
bilas dengan air mengalir.
6. Tuang larutan Lugol secara merata pada preparate dan tunggu selama 1 menit kemudian bilas
kembali dengan air mengalir.
2. Pengecatan Gram
Prosedur Pemeriksaan
7. Lakukan dekolorisasi dengan cara meneteskan alkohol sedikit demi sedikit pada preparat hingga
tidak ada zat warna yang mengalir keluar dari preparate, kemudian bilas dengan air mengalir.
8. Teteskan larutan Counterstain Safranin dan tunggu selama 30 detik, kemudian bilas dengan air
mengalir lalu keringkan.
9. Setelah kering, periksa preparat di bawah mikroskop dimulai dengan pembesaran 100x sampai
400x.
2. Pengecatan Gram
Interpretasi Hasil

Stafilokokus Gram Streptokokus Gram


Positif Positif
Stafilokokus : berbentuk bulat bergerombol Streptokokus : berbentuk bulat berbaris
seperti buah anggur seperti rantai
Gram positif : berwarna biru/ungu Gram positif : berwarna biru/ungu
2. Pengecatan Gram
Interpretasi Hasil
Diplokokus Gram
Negatif
Diplokokus : berbentuk bulat bergandengan
Gram negatif : berwarna merah
3. Pemeriksaan Ziehl Nieelsen
3. Pemeriksaan Ziehl
Neelsen
Tujuan :
1. Membedakan penyebab penyakit antara bakteri tahan asam (BTA) dengan
bakteri tidak tahan asam.
2. Mengidentifikasi keberadaan Mycobacterium lepra, Mycobacterium
Pengambilan sampel pada lepra dapat dilakukan pada:
tuberculosis
a. Kedua cuping telinga
b. Lesi aktif hipopigmentasi
3. Pemeriksaan Ziehl Neelsen

Alat dan Bahan :


1. Lampu bunsen 5. Lampu periksa
2. Gelas objek dan cover glass 6. Larutan alkohol / kapas alkohol
3. Scalpel no. 11 7. Larutan Ziehl Neelsen carbolfucin
4. Sarung tangan 8. Larutan Methylene blue
3. Pemeriksaan Ziehl Neelsen
Prosedur Pemeriksaan
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
2. Tulis identitas pasien di bagian bawah gelas objek yang bertekstur kasar
3. Panaskan gelas objek di atas api bunsen secara perlahan untuk membersihkan dari kotoran dan
lemak, hindari menggunakan tisu.
4. Bersihkan area yang akan dikerok (cuping telinga kanan dan kiri, 2 lesi aktif) menggunakan kapas
alkohol dan biarkan mengering.
5. Cubit area yang akan dikerok sampai tampak pucat untuk meminimalkan perdarahan.
6. Lakukan insisi menggunakan ujung scalpel dengan ukuran 5 mm dan kedalaman 2-3 mm
7. Kerok bagian dasar dan tepi luka (untuk mendapat eksudat dan sedikit jaringan)
3. Pemeriksaan Ziehl Neelsen
Prosedur Pemeriksaan
5. Oleskan hasil kerokan pada gelas objek dengan tipis dan ketebalan yang sama dan diameter 5-8
mm
6. Teteskan larutan carbolfuchsin 0,3 % pada slide dan biarkan selama 20 menit atau panaskan di
atas api selama 5 menit
7. Teteskan larutan alkohol 2-5 detik, kemudian bilas dengan air mengalir
8. Teteskan larutan methylene blue selama 2 menit, kemudian bilas kembali dengan air dan
keringkan
9. Periksa di bawah mikroskop dimulai dengan pembesaran 100x sampai 400x
3. Pemeriksaan Ziehl Neelsen
Hasil Pewarnaan

• BTA positif : tampak gambaran batang, warna merah, bentuk solid,


fragmen, granuler
• Susunan : terpisah, seperti sapu lidi, bergerombol (globus)
3. Pemeriksaan Ziehl Neelsen
Interpretasi Hasil

*Clumps : beberapa bentuk granuler seperti titik-titik tersusun garis lurus atau
berkelompok membentuk pulau-pulau tersendiri
3. Pemeriksaan Ziehl Neelsen
Interpretasi Hasil

Indeks morfologi

Indeks morfologi berfungsi untuk mengetahui penularan bakteri, menilai


respon terhadap terapi, dan menilai adanya resistensi terhadap obat .
4. Pemeriksaan Tzanck Smear
4. Pemeriksaan Tzanck
Smear
Tujuan : Pemeriksaan virus atau autoimun untuk melihat adanya sel akantolitik
pada pemphigus atau multinucleated giant cell pada varicela dan
herpes
Alat dan Bahan :
1. Gelas objek dan cover glass 5. Sclapel no. 13-15
2. Sarung tangan 6. Lampu bunsen
3. Lampu periksa 7. Kassa steril
4. Gunting kecil berujung runcing 8. Larutan Giemsa atau Wright atau
Toluidin blue
4. Pemeriksaan Tzanck Smear
Prosedur Pemeriksaan
1. Pilih vesikel atau bula baru dan utuh. Apabila tidak ada gunakan daerah erosi yang bersih atau
membuat lesi baru dengan menggosok epidermis.
2. Lakukan sterilisasi pada vesikel atau bula yang akan diambil sampelnya.
3. Pecahkan bula dengan menggunakan ujung gunting yang sudah disterilkan, kemudian bersihkan
isi bula (air/serum).
4. Buka kapsul bula kemudian kerok dengan lembut pada dasar bula menggunakan scalpel.
5. Buat hapusan pada gelas objek.
6. Fiksasi hapusan dengan pemanasan pada lampu bunsen selama 10 detik.
7. Teteskan larutan Giemsa atau Wright atau Toluidin blue pada gelas objek, lalu diamkan selama
20-30 menit, kemudian bilas dengan air mengalir dan biarkan hingga kering
8. Periksa hapusan di bawah mikroskop dimulai dengan pembesaran 100x hingga 400 kali.
4. Pemeriksaan Tzanck Smear
Interpretasi Hasil
Multinucleated Giant
Cell
Sel tampak lebih besar daripada sel epidermis
dan memiliki banyak inti sel. Dijumpai pada
infeksi virus (VZV dan HSV)
4. Pemeriksaan Tzanck Smear
Interpretasi Hasil

Acantholytic Cell
Sel epidermis berbentuk bulat dengan inti
hiperkromatik dan halo perinukleus.
Biasanya soliter, inti gelap dibagian tepi dan
intinya relatif berukuran besar dibandingkan
sitoplasma
5. Pemeriksaan Scrap Test
(Tes Kerok)
5. Pemeriksaan Scrap Test
Tujuan : tes kerokan kulit (ektoparasit) sebagai penunjang diagnosis kelainan
kulit yang disebabkan infeksi parasit (skabies).

Alat dan Bahan :


1. Lampu periksa 5. Pinset
2. Gelas obyek dan cover glass 6. Kaca pembesar (lup)
3. Gunting kecil berujung runcing 7. Minyak immersi
4. Scalpel no. 13-15
5. Pemeriksaan Scrap Test
Prosedur Pemeriksaan
1. Tentukan lesi yang akan kita ambil sampelnya, yaitu lesi berupa burrow/track,
vesikel atau papul yang  utuh tanpa ekskoriasi (parasit tidak akan ditemukan
pada papul yang bernanah atau ekskoriasi). Kutu atau skabies umumnya banyak
dijumpai didaerah akral, maka pilihlah lesi yang  terdapat di tangan, jari tangan,
pergelangan tangan, kaki dan penis.
2. Teteskan setetes minyak immersi pada lesi atau scalpel agar sampel tetap
menempel pada scalpel.
3. Kerok seluruh lesi dengan scalpel hingga timbul titiik pendarahan.
5. Pemeriksaan Scrap Test
Alternatif lain
1. Buka burrow dengan menggunakan jarum, kemudian cari kutu berupa
bitnik hitam di akhir burrow menggunakan kaca pembesar.
2. Letakkan dan atau buat hapusan spesimen di gelas objek
3. Fiksasi dengan menggunakan cover glass dan periksa di bawah mikroskop
dengan  pembesaran obyektif 10 kali
6. Pemeriksaan Dark Field
Microscope
6. Pemeriksaan Dark Field
Microscope
Tujuan : sebagai pemeriksaan penunjang untuk infeksi Treponema pallidum
(sifilis stadium I pada ulkus durum dan sifilis II pada kondiloma lata)

Alat dan Bahan :


1. Lampu periksa
2. Gelas obyek dan cover glass
3. Larutan NaCl 0,9%
4. Ose / lidi kapas steril, kain kasa
5. Mikroskop lapangan gelap
6. Pemeriksaan Dark Field Microscope
Prosedur Pemeriksaan
1. Bersihkan ulkus menggunakan kasa yang sudah dibasahi dengan NaCl 0.9%.
2. Tekan ulkus sampai keluar cairan serum, lalu ambil serum menggunakan ose
kemudian buat hapusan pada gelas objek secara searah dan fiksasi
menggunakan cover glass.
3. Lakukan pemeriksaan menggunakan mikroskop lapangan gelap.
6. Pemeriksaan Dark Field Microscope
Interpretasi Hasil

Treponema pallidum Ulkus durum


bentuk spiral
Pemeriksaan Serologi Sifilis
VDRL TPHA

• Kuantitatif dan kualitatif • Mendeteksi antibodi yang


• Kuantitatif umumnya digunakan bersifat spesifik terhadap
untuk follow up pengobatan treponema
yang dilakukan pada bulan
1,3,6,12 setelah penyuntikan
terakhir
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai