Lesi purulen/ulkus/krusta
- Bersihkan luka dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan NaCI fisiologis
sebanyak tiga kali untuk menghilangkan kotoran dan lapisan eksudat yang
mengering. Bila lesi dilapisi krusta, diangkat lebih dahulu kemudian spesimen
diambil dari dasar krusta.
- Tanpa menyentuh bagian kapas buka kapas lidi dari pembungkus kemudian
usapkan bagian kapas pada luka/dasar ulkus tanpa menyentuh bagian tepi.
Lakukan sebanyak dua kali dengan menggunakan dua kapas lidi.
- Kapas lidi dapat langsung diinokulasikan pada agar, atau dapat dimasukkan
ke dalam tabung media transport.
- Patahkan tangkai lidi yang berada di luar tabung.
- Tutup tabung dengan erat.
- Cantumkan identitas dengan jelas pada tabung.
Lesi pustule/abses
- Lakukan tindakan desinfeksi dengan povidon iodine 10% di atas lesi.
Bersihkan sisa povidon iodine dengan kapas alkohol 70%.
- Tusukkan jarum dan hisap dengan semprit steril cairan eksudat atau pus.
- Cabut jarum, dan tutup bekas tusukan dengan kasa steril.
- Teteskan cairan aspirasi eksudat/pus pada lidi kapas steril.
- Kapas lidi dapat langsung diinokulasikan pada agar, atau dapat dimasukkan
ke dalam tabung media transport.
- Sisa eksudat/pus dapat dimasukkan dalam wadah steril.
Prosedur pemeriksaan pulasan Gram:
1.Preparat yang sudah dibuat dan didiamkan beberapa saat di udara
terbuka dipanaskan sebentar dan didinginkan.
2. Taruh preparat dalam posisi horizontal, tuangi dengan larutan karbol
gentian violet 2% sampai objek tersebut tergenang. Diamkan ½ sampai 1
menit. Pegang objek dan letakkan secara vertikal, lalu cuci dengan air
mengalir sampai tidak ada lagi warna yang lepas. Guna penambahan
karbol violet adalah untuk memberikan warna violet atau biru terhadap
jaringan atau sel yang bersifat Gram positif.
3. Taruh kembali preparat dalam posisi horizontal kemudian tuangi
dengna larutan lugol 1% sampai tergenang. Biarkan selama ½ sampai
1 menit, kemudian cuci lagi dengan air mengalir. Guna untuk
memperkuat ikatan karbol gentian violet oleh mikroorganisme Gram
positif.
4. Letakkan objek dalam posisi tegak lurus, tuangi alkohol absolut
90% sampai cairan yang terbuang tak berwarna. Guna alkhol absolut:
dekolorisasi yaitu melepas, melarutkan, dan membuang zat warna
kedua reagen terdahulu dari preparat yang tidak diikat oleh
mikroorganisme.
5. Letakkan objek dalam posisi mendatar, tuangi safranin sampai
tergenang, biarkan selama 10 detik. Guna sebagai outer staining
dimana mikroorganisme atau sel bersifat Gram negatif akan mengikat
zat warna ini yaitu warna merah.
6. Setelah didiamkan selama 10 detik, cuci dengan air mengalir.
7. Letakkan preparat kering, periksa di bawah mikroskop dengan
minyak emersi dengan pembesaran 1000 kali.
8. Hasil: di bawah mikroskop yang akan terlihat
Gram positif: violet/biru: Stafilococcus, Streptococcus, Candida,
basil fusiformis
Gram negatif: merah: N. Gonorrhoeae, Haemophilus ducreyi, sel
PMN, sel epitel, clue cells, Campylobacter.
Pemeriksaan mikroskopik langsung tidak dapat menbedakan antara
Staphylococcus aureus atau spesies Staphylococcus yang lain, untuk itu
perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan guna menentukan identifikasi
Staphylococcus.
A B
47. Gambaran khas pemeriksaan fisik candida dan sebutkan 2 nama lain
istilahnya!
Lesi satelit
Hen and chicken
Corimbiformis
48. Gambaran khas pemeriksaan fisik dermatofitosis dan bagaimana proses
terjadinya?
Polisiklik dan central healing
Central healing : hal ini terjadi karena dermatofita memakan keratin, sehingga
bagian tengah tidak ada jamur dan terjadi proses penyembuhan.
49. Nama lain tinea yang tidak khas lagi gambarannya karena pemberian
kortikosteroid ataupun HIV?
Tinea incognito
50. Apa beda Hifa, miselium, pseudohifa, konidia/blastospora?
hifa Bentuk benang-benang dengan kontur ganda
terdapat inti dan sekat
miselium Kumpulan dari hifa
Pseudohifa Bentuk panjang, tidak khas dan tidak bersekat
Konidia/blastospora Anak sel yang dibentuk dari suatu sel/induk
umumnya pada ragi
51. Pada pembesaran 10X apa saja yang ditemukan pada pemeriksaan KOH?
miselium
52. Bagaimana cara kerja golongan Azol dan terbinafin?
Azol : bersifat fungistatis bekerja dengan cara mengahambat dari lanosterol
14alfa-demethylase, yang berfungsi mengubah lanosterol ke ergosterol.
Pengurangan jumlah ergosterol menyebabkan instabilitas dari membrane dan
hipermeabilitas.
Terbinafin: fungisidal bekerja dengan cara menghambat squalene epoxidase,di
sel membrane jamur, enzim yang mengkonvers squalene ke squalene oxide.
Termasuk fungisidal karena terdapat akumulasi dari intraselullar squalene
yang mengarahkan secara langsung ke kematian sel.
53. Bagaimana cara kerja griseofulvin?
Griseofulvin: fungistatik, dengan cara menganggu pembentukan mitosis
spindle microtubule, yang mana menyebabkan tertahannya mitosis pada fase
metaphase.