Anda di halaman 1dari 15

FLEBOTOMI

PEMERIKSAAN KEROKAN, APUSAN MUKOSA, KULIT DAN


JARINGAN

DISUSUN OLEH :
JULIAN JASA PRATAMA
OKTAVIA MAESAHARANI
PUTRI WULANDARI

JURUSAN REGULER KARYAWAN TINGKAT 1


KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN BANTEN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Infeksi jamur dapat superfisial, subkutan atau sistemik tergantung karakteristik organisme dan
host. Insidensi mikosis superfisialis cukup tinggi di Indonesia karena menyerang masyarakat luas.
Sebaliknya mikosis profunda jarang ditemukan. Diagnosis klinis infeksi jamur dapat dipastikan
dengan evaluasi mikroskopik atau kultur. Pemeriksaan mikologik untuk membenatu menegakkan
diagnosis terdiri atas pemeriksaan langsung sediaan badah dan biakan. Pemeriksaan lain, misalnya
pemeriksaan histopatologik, percobaan binatang, dan imunologik tidak diperlukan.
Pada pemeriksaan mikologik untuk mendapatkan jamur diperlukan bahan klinis, yang dapat
berupa kerokan kulit, rambut, dan kuku. Bahan untuk pemeriksaan mikologi diambil dan dikumpulkan
sebagai berikut: terlebih dahulu tempa kelainan dibersihkan dengan spiritus 70% kemudian untuk:

a. Kulit tidak berambut (glabrous skin): dari bagian tepi kelainan sampai dengan bagian
sedikit di luar kelaian sisik kulit dan kulit dikerok dengan pisau tumpul streril.
b. Kulit berambut: rambut dicabut pada bagian kulit yang mengalami kelainan; kulit didaerah
tersebut dikerok untuk mengumpulkan sisik kulit, pemeriksaan dengan lampu Wood
dilakukan sebelum pengumpulan bahan untuk menengetahui lebih jelas daerah yang
terkena infeksi dengan kemungkinan adanya fluoresensi pada kasus-kasus tinea kapitis
tertentu.
c. Kuku: bahan diambil dari permukaan kuku ynag sakit dan dipotong sedalam-dalamnya
sehingga mengenai seluruh tebaal kuku, bahan di bawah kuku diambil pula

Sitohistoteknologi berasal dari kata  kata  Sito/cyto/cyt/se : molekul-molekul sel ; Histo :


jaringan ; Teknis      : cara ; Logos   : Ilmu. Jadi sitohistoteknologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang cara-cara membuat preparat jaringan tubuh manusia.
Kata Histologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Histo yang berarti jaringan dan Logos yang
berarti ilmu. Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel dan matriks ekstraseluler dari
jaringan.
Jaringan dibentuk oleh dua komponen yang saling berinteraksi yaitu sel dan matriks ekstrasel.
Matriks ekstrasel terdiri atas banyak jenis molekul, dan kebanyakan diantaranya sangat rumit dan
membentuk struktur kompleks, seperti serabut dan membran basal. Fungsi matriks ekstrasel ini adalah
sebagai penunjang mekanis bagi sel- sel, mengangkut nutrien ke sel- sel, dan membawa katabolit dan
produk sekresi. Walaupun menghasilkan matriks ekstrasel, sel tersebut dipengaruhi dan kadang diatur
oleh molekul- molekul matriks. Sehingga terdapat semacam interaksi intensif antara sel- sel dan
matriks.
Setiap jaringan dibentuk oleh beberapa jenis sel dan secara khas oleh asosiasi sel dan matriks
ekstrasel yang spesifik. Asosiasi yang khas ini akan mempermudah pengenalan sejumlah besar subtipe
jaringan. Kebanyakan organ dibentuk oleh kombinasi beberapa jenis jaringan, kecuali susunan saraf
pusat, yang hampir seluruhnya terdiri atas jaringan saraf. Kombinasi yang tepat dari jaringan- jaringan
tersebut memungkinkan berfungsinya setiap organ dan organisme secara keseluruhan.
Histologi mempelajari jaringan penyusun tubuh, kimia jaringan dan sel dipelajari dengan metode
analitik mikroskopik dan kimia. Zat- zat kimia di dalam jaringan dan sel dapat dikenali dengan reaksi
kimia yang menghasilkan senyawa berwarna tak dapat larut, diamati dengan mikroskop cahaya atau
penghamburan elektron oleh presipitat yang dapat diamati menggunakan mikroskop elektron.
Disamping reaksi kimia yang terjadi dalam jaringan, metode lain misalnya metode fisis sering
digunakan, misalnya mikroskop interferensi yang memungkinkan penentuan massa sel atau jaringan
dan mikroskop spektrofotometri yang memungkinkan penentuan jumlah DNA dan RNA di dalam sel.
Jaringan adalah kumpulan dari sel- sel sejenis atau berlainan jenis termasuk matriks antar selnya
yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Meskipun sangat kompleks tubuh mamalia hanya
tersusun oleh 4 jenis jaringan yaitu jaringan : epitel, penyambung/ pengikat, otot dan saraf. Dalam
tubuh jaringan ini tidak terdapat dalam satuan-satuan yang tersendiri tetapi saling bersambungan satu
dengan yang lain dalam perbandingan yang berbeda- beda menyusun suatu organ dan sistem tubuh.
Jaringan penyambung ditandai banyaknya bahan intersel yang dihasilkan oleh sel- selnya; jaringan
otot terdiri dari sel- sel panjang yang mempunyai fungsi khusus yaitu kontraksi dan jaringan saraf
terdiri dari sel- sel dengan prosedur panjang yang menonjol dari bahan sel dan mempunyai fungsi
khusus yaitu menerima, membangkitkan dan menhantarkan impuls saraf.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PEMERIKSAAN KEROKAN
Adalah tindakan mengambil sample menggunakan pisau kerokan jamur  dengan cara mengikis
sebagian dari daerah kulit yang terinfeksi untuk diperiksa dan dipastikan di laboratorium apakah benar
mengandung jamur atau tidak

a. JENIS-JENIS SAMPLE KEROKAN


1) Kerokan Rambut
2) Kerokan Kulit
3) Kerokan Kuku

b. PRINSIP PEMERIKSAAN
Larutan KOH 10% atau 20% akan melisiskan kulit, kuku dan rambut sehingga bila
mengandung jamur, dibawah mikroskop akan terlihat hypha atau spora.

c. TUJUAN PEMERIKSAAN
Menemukan adanya hypha atau spora pada kulit, kuku dan rambut.

d. PERSIAPAN PASIEN
Tidak butuh persiapan khusus apapun

e. ALAT
1) Skalpel
2) Pinset
3) Alkohol Swab
4) Kertas/wadah yg bersih
5) Kaca objek
6) Kaca penutup
7) Lampu spirtus atau api bunsen
8) Pinset
9) Mikroskop

f. BAHAN
1) Larutan KOH 10 % untuk kulit dan kuku.
2) Larutan KOH 20% untuk rambut

g. LOKASI PENGAMBILAN
1) Kulit : Bagian tepi kelainan
2) Kuku : kuku yang mengalami penebalan
3) Rambut :
 Rambut rapuh dan berwarna agak pucat
 Pada rambut terdapat benjolan
 Daerah sekitar rambut menunjukkan kelainan kulit. Misalnya bersisik,Botak dan
lain lain.

f. CARA PENGAMBILAN
1) Kerokan Kulit
- Bagian tepi kelainan kulit
- Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas alkohol untuk menghilangkan
lemak,dedu dan kotoran lainnya.
- Keroklah bagian yang aktif dengan skalpel dengan arah dari atas kebawah (cara
memegang skalpel harus miring membentuk sudut 45o ke atas).
- Letakkan hasil kerokan kuliat pada kertas atau wadah yang bersih.
2) Kerokan/guntingan kuku
- Kuku yang mengarami penebalan
- Bersihkan kuku yang sakit dengan kapas alkohol untuk menghilangkan
lemak,dedu dan kotoran lainnya.
- Keroklah bagian kuku yang sakit pada bagian permukaan dan bagian bawah kuku
yang sakit, bila perlu kuku tersebut digunting.
- Letakkan kuku tersebut pada kertas atau wadah yang bersih.

3) Rambut
- Daerah sekitar rambut menunjukan kelainan kulit, misalnya bersisik, botak dan
lain-lain.
- Rambut yang sakit dicabut dengan pinset.
- Letakkan rambut tersebut pada kertas atau wadah yang bersih.

g. CARA KERJA
1) Sediaan langsung
- Teteskan KOH 20% 1 tetes, pada bagian tepi gelas penutup dan biarkan cairan
KOH menyebar ke seluruh permukaan sampel yang ditutup.
- Tunggu 5-10 menit (kulit), 15-30 menit (rambut), 1-2 hari (kuku)
- Lihat di bawah mikroskop, apakah tampak hifa, atau spora dengan psedohifa
- Periksa sediaan dibawah mikroskop. Mula-mula dengan perbesaran objektif 10 X
kemudian dengan pembesaran 40 X untuk mencari adanya hypha atau spora.

2) Pemeriksaan BTA dengan pengecatan Ziehl-Nelson


Sampel : kerokan kulit dengan irisan, diambil dari daerah cuping telinga kanan dan
kiri, dan dari lesi kulit yang mengalami anestesi.
Cara pengambilan sampel :
- Bersihkan dengan kapas alkohol
- Pencet dengan ibu jari dan jari telunjuk sampai pucat, agar tidak keluar darah,
- Dilakukan irisan/sayat dengan skalpel sepanjang 2-3 mm, dalam 1-2mm, dan
buat kerokan memutar 3600 hingga terbawa cairan dan sedikit jaringan.
- Oleskan ke gelas obyek
- Pengecatan dengan larutan Ziehl Neelsen
- BTA terlihat sebagai batang, merah (solid/utuh, fragmen/terpecah menjadi
beberapa bagian, granuler/ butiran)

h. INTERPRETASI HASIL
- Positif = ditemukan adanya hypha atau spora.
- Negatif = tidak ditemukan adanya hypha atau spora.

i. CARA PENGIRIMAN
1) Bungkus specimen yang telah diletakkan pada kertas/wadah yang bersih dan kering
2) Kemudian masukkan kedalam amplop
3) Tulis identitas pasien diatasnya : nama dan umur pasien, tanggal pengambilan
4) Kemudian mesukkan lagi kedalam amplop yang lebih besar dan tebal. Lalu rekatkan
5) Spesimen siap dikirim

j. CARA PENYIMPANAN
Kaca obyek lainnya dimusnahkan dg didesinfeksi. Kaca obyek tidak boleh digunakan
ulang untuk apusan kulit lain

2. PEMERIKSAAN JARINGAN
Teknik pengambilan sampel jaringan atau yang biasa disebut biopsi adalah pengambilan
sejumlah kecil jaringan dari tubuh manusia untuk pemeriksaan patologis mikroskopik. Dari bahasa
latin bios berarti hidup dan opsi berarti tampilan. Jadi, secara umum biopsi adalah pengangkatan
sejumlah jaringan tubuh yang kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. Jaringan yang
akan diambil untuk biopsi dapat berasal dari bagian tubuh manapun, di antaranya kulit, perut, ginjal,
hati, dan paru-paru.

a. TUJUAN PEMERIKSAAN
Untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan yang terdapat dalam jaringan. Dengan
pereaksi spesifik, zat – zat kandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik sehingga
mudah dideteksi.
b. PERSIAPAN
1) Persiapan alat dan bahan/cairan
Perangkat peralatan yang harus dipersiapkan untuk melakukan isolasi atau
pengambilan jaringan tubuh terdiri atas peralatan bedah minor (gunting, pinset, scalpel,
klem, pemegang jaringan, kassa, dll), meja operasi, lampu, peralatan anestesi (disposible
syringe, sungkup/masker anestesi) dan obat anestesi (eter, ketalar, phenobarbital dll) serta
perangkat pengawetan jaringan (fiksasi jaringan) seperti wadah untuk fiksasi emersi,
cairan fiksasi (Formol salin, Muller, Bouin, Zenker dll), peristaltik pump/syringe pump
untuk fiksasi supravital dan lain-lain

2) Persiapan sampel
Untuk jaringan yang diambil dari kadaver atau manusia, jaringan segera diambil dan
dimasukkan kedalam caian fiksasi.

3) Persiapan pasien
a) Lakukan pemeriksaan penunjang terlebih dulu seperti X-ray, CT Scan ataupun
ultrasound untuk mengalokasikan area biopsi.
b) Siapkan dokumen seperti : marking site (tindakan pemberian tanda identifikasi
khusus untuk penandaan sisi kanan atau kiri pada pasien yang akan dilakukan
tindakan operasi dengan prosedur yang tepat dan benar.), inform consent
(persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas dasar informasi dan
penjelasan mengenai tindakan medis)

c. ALAT DAN BAHAN


- ALAT : Objek Glass, Jarum Spinal No 22/21, Guns (Corazor uromed) , Spuit
- BAHAN : Campuran Alkohol Dan Betadine, Kain Oprasi Bolong, Lidocain
(Anastesi), Formalin
d. JENIS-JENIS PENGAMBILAN SAMPLE
1) Biopsi insisional
Biopsi insisional adalah teknik pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan dengan
pisau bedah. Ini adalah biopsi yang dilakukan dalam proses operasi. Biasanya cara ini
dipakai agar hasilnya bisa segera diketahui, bahkan saat dokter masih dalam proses
operasi, sehingga terapi selanjutnya bisa segera ditentukan. Benjolan tidak normal yang
ditemukan selama operasi, biasanya dapat langsung diangkat. Biopsi bedah juga dapat
dilakukan ketika metode biopsi lain sulit menjangkau daerah yang hendak diperiksa.
Risiko yang dapat terjadi akibat prosedur biopsi bedah yaitu perdarahan atau infeksi.
2) Biopsi eksisional
Biopsi eksisional adalah teknik pengambilan seluruh massa yang dicurigai untuk kemudian
diperiksa di bawah mikroskop.
Teknik ini digunakan untuk mengangkat jaringan yang luas, misalnya benjolan abnormal.
Pasien akan diberikan pembiusan (anestesi) agar tidak merasa sakit, dan jenis pembiusan
disesuaikan dengan lokasi jaringan yang akan diangkat.
3) Biopsi jarum
Biopsi jarum adalah teknik pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara disedot
melalui jarum.
Salah satu teknik biopsi yang banyak dikerjakan adalah pengambilan jaringan tubuh yang
abnormal dengan jarum. Jika dokter mengambil sampel jaringan yang berada di bawah
permukaan kulit, jenis biopsi jarum yang digunakan yaitu biopsi aspirasi jarum halus
(Fine-Needle Aspiration/FNA). Jika sampel yang diambil besar, dokter akan memakai
teknik biopsi jarum inti (Core Needle Biopsy/CNB). CT scan atau USG kerap dipakai
sebagai alat untuk membantu dokter mengarahkan jarum ke lokasi yang tepat. Rasa seperti
cubitan kecil mungkin Anda rasakan di lokasi biopsi. Namun jika menjalani CNB,
biasanya pasien akan diberikan obat bius lokal untuk membuat area tersebut mati rasa.
4) Biopsi jarum dengan bantuan endoskopi
Biopsi jarum dengan bantuan endoskopi adalah teknik pengambilan sampel jaringan
dengan aspirasi jarum, hanya saja metode ini menggunakan endoskopi sebagai
panduannya.
Sebuah selang tipis fleksibel yang dilengkapi lampu dan kamera dimasukkan ke dalam
tubuh. Alat ini juga dilengkapi alat pemotong di ujung selang, guna memudahkan dokter
untuk mengambil sampel jaringan.
Selain lewat sayatan kecil pada kulit, selang dapat dimasukkan melalui hidung, mulut, atau
anus, tergantung lokasi yang akan diperiksa. Biopsi jenis ini biasanya dikerjakan pada saat
dilakukan pemeriksaan endoskopi.
5) Biopsi kapsul
Biopsi kapsul adalah teknik pengambilan sampel jaringan dari lapisan usus.
6) Biopsi dengan alat untuk membuat lubang (punch biopsy)
Biopsi dengan alat untuk membuat lubang (punch biopsy) adalah teknik pengambilan
jaringan yang digunakan untuk mengetahui kondisi kulit.

Teknik pengambilan jaringan dengan cara biopsi memiliki resiko. Resiko tersebut dapat
disebabkan karena kesalahan proses biopsi. Resiko yang dapat terjadi adalah infeksi dan pendarahan.

INDIKASI BIOPSI

Setelah dilakukan pemeriksaan awal yang menunjukkan kelainan jaringan atau sel yang
mencurigakan, seorang ahli penyakit dalam atau spesialis organ tubuh adalah orang yang paling tepat
untuk mengetahui apakah pasien membutuhkan biopsi. Sebagai contoh, seorang wanita yang telah
menjalani mammogram yang menunjukkan bahwa ada pertumbuhan tumor kemungkinan akan diminta
untuk melakukan biopsi payudara untuk mengetahui penyakit yang diderita atau penyebab
pertumbuhan tumor.

Biopsi juga dapat dilakukan untuk memeriksa keberadaan penyakit lain, seperti sirosis hati,
yaitu suatu kondisi yang ditandai dengan hati yang terluka parah. Perubahan pada jaringan dapat
dideteksi dengan biopsi. Sedangkan biopsi ginjal adalah prosedur standar untuk memeriksa apakah
ginjal yang akan ditransplantasi membawa penyakit tertentu. Biopsi ginjal adalah prosedur standar
untuk memastikan bahwa penerima ginjal akan mendapatkan ginjal yang sehat dan dapat berfungsi
dengan baik.

Biopsi juga dapat dilakukan untuk mengetahui perkembangan penyakit. Selain itu, biopsi
adalah proses standar dalam tes genetik, di mana bahan kimia atau jenis agen lainnya dapat
dimasukkan ke jaringan sebelum sampel jaringan diambil.
Hasil biopsi biasanya akan diberikan setelah beberapa minggu. Namun, ada juga kasus di mana
biopsi dilakukan saat operasi. Sampel jaringan dapat diambil sebelum atau saat operasi. Kemudian,
sampel akan segera dikirim ke laboratorium, di mana dokter spesialis akan menganalisis sampel dan
memberikan diagnosis atau laporan awal. Setelah itu, dokter bedah dapat menggunakan data tersebut
untuk merencanakan operasi dengan baik. Biopsi yang lebih menyeluruh akan dilakukan beberapa hari
atau beberapa minggu setelah operasi.

Biopsi juga dapat bersifat invasif. Biopsi yang invasif akan membutuhkan waktu pemulihan
yang lebih lama. Dokter dapat memberikan obat-obatan tertentu untuk mempercepat proses
penyembuhan atau mencegah sebanyak mungkin risiko dan komplikasi.

2.3 PROSEDUR BIOPSI


c) Pembiusan
Untuk membius hewan yang akan diambil jaringan tubuhnya dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu
- Pembiusan inhalasi dengan menggunakan eter dan sungkup muka
- Pembiusan dengan menyuntikkan zat anestesi seperti chloralhydrate, ketalar,
phenobarbital, dan sebagainya.
- Campuran yaitu pembiusan inhalasi yang diikuti dengan pembiusan lewat
suntikan

d) Pembedahan dan isolasi jaringan tubuh


Setelah terbius sempurna, proses selanjutnya adalah melakukan operasi dan
pengambilan jaringan tubuh yang diinginkan. Jaringan tubuh lalu dipotong-potong
didalam cairan fisiologis (NaCl 0.9%) untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil.
Hal ini perlu dilakukan agar cairan fiksasi dapat masuk kedalam jaringan dengan
mudah dan baik. Potongan jaringan kemudian dimasukkan kedalam wadah-wadah
kecil yang telah diberikan label/keterangan. Wadah berisi cairan fiksasi dan jaringan
kemudian disimpan ditempat yang sesuai hingga saat pemerosesan jaringan
selanjutnya
e) Fiksasi Sajian Histologi
Dasar dari pembuatan sajian histologi yang baik adalah melakukan fiksasi yang
benar.Kesalahan yang dilakukan pada tahap fiksasi tidak akan pernah dapat diperbaiki
lagi pada tahapan selanjutnya. Jadi hasil akhir sajian histologi yang baik sangat
tergantung pada cara melakukan fiksasi dengan baik.
1) Tujuan dari fiksasi adalah untuk
- Mengawetkan jaringan.
Fiksasi bertujuan untuk mempertahankan susunan jaringan agar
mendekati kondisi seperti sewaktu hidup.
- Mengeraskan jaringan
Fiksasi bertujuan untuk mengeraskan jaringan terutama jaringan lunak
agar memudahkan pembuatan irisan tipis.

2) Efek fiksasi terhadap jaringan yang diproses adalah


- Menghambat proses pembusukan dan autolisis
Fiksasi akan menghambat terjadinya pembusukan yang disebabkan oleh
kuman-kuman pembusuk yang berasal dari luar tubuh. Waktu pembusukan
untuk setiap jaringan atau organ berbeda-beda tergantung kepada konsistensi
dan kandungan unsur-unsur penyusun jaringan tersebut. Jaringan usus dan
otak sangat rentan terhadap proses pembusukan dibandingkan jaringan tubuh
lainnya. Pembusukan seringkali disertai oleh pembentukan gas yang berbau.
Autolisis adalah proses perusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh
ensim-ensim proteolitik yang terdapat pada jaringan tersebut. Proses
proteolitik ini akan lebih cepat terjadi pada suhu tropik (24-36C). Proses
proteolitik lebih mudah terjadi di Jakarta dibandingkan dengan negeri-negeri
dingin.
Untuk menghindari proses pembusukan dan autolisis, jaringan harus
segera dimasukkan kedalam cairan fiksasi segera setelah kematian atau
segera setelah diambil dari tubuh. Bila keadaan ini tidak memungkinkan
jaringan dapat disimpan sementara di dalam ruangan dengan temperatur yang
sangat dingin (Freezer).

- Pengawetan
Sel-sel dan jaringan diawetkan mendekati kondisinya seperti sewaktu hidup

- Pengerasan
Efek pengerasan akan mempermudah penangan jaringan lunak, misalnya otak

- Pemadatan koloid
Fiksasi akan mengubah konsistensi sel yang setengah cair (Sol) menjadi lebih
padat (Gel)

- Differensiasi optik
Fiksasi akan mengubah indeks refraksi berbagai unsur sel dan jaringan
sehingga unsur-unsur yang belum diwarnai dapat dilihat dengan lebih mudah
dibandingkan dengan jaringan yang belum difiksasi.

- Pengaruh terhadap pewarnaan


Sebagian besar cairan fiksasi yang ada mempengaruhi reaksi histokimia
karena mengikat bagian reaktif jaringan.

2.4 SETELAH BIOPSI

Dua risiko atau komplikasi biopsi yang paling umum adalah infeksi dan pendarahan. Biopsi
biasanya akan menyebabkan sedikit pendarahan, terutama apabila biopsi membutuhkan sayatan.
Namun, setelah sayatan dijahit, pendarahan juga akan langsung berhenti. Bahaya yang lebih besar
adalah pendarahan serius, yang dapat terjadi apabila alat yang digunakan untuk mengambil sampel
atau memberikan panduan bagi alat pengambil sampel melukai atau merusak pembuluh darah. Apabila
pasien mengalami mual, muntah, demam tinggi, dan nyeri yang tidak normal atau sangat menyakitkan
pada bagian tubuh di mana biopsi dilakukan, maka ia harus segera menghubungi penyedia layanan
kesehatan.
Infeksi juga dapat terjadi karena sayatan yang dibuat saat biopsi. Infeksi dapat dicegah dengan
pemberian obat-obatan
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Darnetty. 2006. Pengantar Mikologi. Padang: Andalas Universiti Press.


Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobilogi. Jakarta: Djambatan.
Hidayat, Nur dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Andi.
Lay, Bibiana W. 1994. Analisis Mikroba Dilaboratorium. Jakarta: Raja Gratindo Persada.Lucas,
Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta: Andi.
Perlczar, Michael. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.
Pratiwi, Sylvia T. 2004. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.
Risda. 2007. Potato Dextrose Agar. Online, http://www.mikrobiologidasar.com. . Diakses

Anda mungkin juga menyukai