Anda di halaman 1dari 11

PANGKALAN TNI AU ATANG SENDJAJA

RSAU dr. M. HASSAN TOTO

LAPORAN PASIEN ODHA DENGAN FAKTOR RISIKO IO


DI RSAU DR. M. HASSAN TOTO

TAHUN 2022
PENATALAKSANAAN INFEKSI OPORTUNISTIK (IO) PADA
PENDERITA HIV / AIDS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
SPO/PN3.123/XII/2021 1
RSAU DR. M. 1 dari 5
HASSAN TOTO
JL. SARJIO NO 1
SEMPLAK
BOGOR

Ditetapkan Oleh,
STANDAR
Tanggal terbit

PROSEDUR 27-12-2021

OPERASIONAL

1. Penyebab infeksi Pneumocystis Pneumonia (PCP) adalah


pneumocystis jirovedi, diklasifikasikan sebagai jamur tetapi
mempunyai karakteristik biologi yang sama dengan protozoa.

2. Pneumonia bakteri adalah Infeksi pada paru yang dapat ditemukan


pada semua stadium penderita dengan infeksi HIV dan dengan
jumlah CD4 berapapun.
Tingginya angka Pneumonia bakteri pada penderita HIV
disebabkan oleh banyak faktor antara lain karena defek sel B.
Penyebab tersering pneumonia bakteri:
PENGERTIAN a. Streptococus pneumonia
b. Haemophilus influenza
c. Legionella pneumophila
d. Pseudomonas aeruginosa
e. Mycoplasma pneumonia

3. Mycobacterium Avium Complex (MAC)


a. Transmisi melalui inhalasi, tertelan atau inokulasi melalui traktus
respiratorius/gastrointestinal
b. Penyebab: Mikobakterium avium
c. Sering ditemukan pada penderita dengan CD4<50 sel/µl dan
HIV-RNA > 100.000 copies/ml.
PENATALAKSANAAN INFEKSI OPORTUNISTIK (IO) PADA PENDERITA
HIV / AIDS

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
SPO/PN3.123/XII/2021 1
RSAU DR. M. 2 dari 5
HASSAN TOTO JL.
SARJIO NO 1
SEMPLAK
BOGOR

A. Pneumocystis Pneumonia ( PCP )


1. Manifestasi klinis PCP berupa:
a. Onset subakut
b. Sesak nafas
c. Panas badan
d. Batuk non produktif
e. Nyeri dada
a. Pemeriksaan fisik ditemukan:
• Takipneu, takikardi, sianosis
• Ronkhi kering kadang-kadang ditemukan
b. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan :
• Hipoksemia (p02 <70)
• Peningkatan LOH > 500 mg/dl, tetapi tidak spesifik
c. Pemeriksaan thoraks foto:
• Difus, bilateral, infiitiat interstitiai simetris, keluar dari hilus seperti
kupu-kupu
• Pada awal penyakit, gambaran thoraks foto dapat normal
• Gambaran thoraks foto yang atipikal:
- Nodul, bieb, kista
PROSEDUR - Asimetris, dengan lokasi pada lobus atas
- Pneumothoraks

Penatalaksanaan:
a. Suportif:
• Oksigenasi adekuat
• Maintenance cairan dan elektrolit
• Nutrisi

b. Obat:
Pilihan I:
1. TMP-SMX 15/kgBB/hari selama 21 hari:
a. BB <40kg: 3 x 160/800mg (2SS) /hari
b. BB 40 - 50kg : 4 x 160/800mg (2SS) /hari
c. BB >50kg: 4 x 240/1200mg (3SS) /hari
Keterangan : 1 single strength (SS) = 80 TMP+400 SMX

Pilihan alternatif:
1. Clindamisin 600 mg/8jam rv atau 300-400 mg/6jam po + Primakuin
15-30 mg/hari selama 21 hari
PENATALAKSANAAN INFEKSI OPORTUNISTIK (IO) PADA PENDERITA
HIV / AIDS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSAU DR. M.
1
HASSAN TOTO SPO/PN3.123/XII/2021 3 dari 5
JL. SARJIO NO 1
SEMPLAK
BOGOR

3. Tambahkan steroid segera dalam 72 jam setelah awai terap PCP


(Metilprednisolon 75% dosis prednisone dapat digunakan bila perlu
pemberian iv)
4. Bila dalam 7-10 hari tidak ada respon terapi maka pikirkan infeksi
sekunder.
Prednison:
a. Hari 1-5 : 40mg (2x/hari)
b. Hari 6-10 : 40mg (1x/hari)
c. Hari 11-21 : 20mg (1x/hari)
Konsultasi: Sub Bagian Infeksi, Sub Bagian Pulmo.
5. Perawatan rumah sakit: diperlukan bila ditemukan gejala/tanda-tanda:
a. Sesak nafas yang berat
b. Hipoksia
c. Gangguan kesadaran
6. Ijin tindakan: pengambilan darah dan pemeriksaan thoraks foto
7. Lama perawatan: 7-10 hari, tergantung berat ringannya penyakit
8. Profilaksis:
a. Profilaksis sekunder diberikan setelah pengobatan PCP, TMP-
ROSEDUR SMX dosis Double Strengh (DS) /hari (1x960mg) hingga CD4>200
dengan 2x pemeriksaan berturut - turut
b. Profilaksis primer diberikan pada seseorang penderita HIV/AIDS
dengan CD4<200 dengan dosis TMP-SMX 1x960mg hingga CD4
>200 (± 1 tahun setelah ARV atau CD4>200 dengan 2x
pemeriksaan berturut – turut

B. Pneumonia bakteri
1. Manifestasi klinik pneumonia bakteri pada penderita HIV, sama
dengan penderita tanpa HIV yaitu:
a. Onset akut 3-5 hari
b. Panas badan menggigil
c. Batuk produktif dengan sputum purulen
d. Sesak nafas
e. Nyeri dada
f. Pada pemeriksaan fisik:
- Febris
- Takikardi
- Hipotensi
- Takipneu
Bila saturasi 02 arterial menurun menunjukkan pneumonia
yang sedang hingga berat.
PENATALAKSANAAN INFEKSI OPORTUNISTIK (IO) PADA PENDERITA
HIV / AIDS

No. Revisi
RSAU DR. M. No. Dokumen
1 Halaman
HASSAN TOTO
JL. SARJIO NO 1 SPO/PN3.123/XII/2021 3 dari 5
SEMPLAK
BOGOR

b. Thoraks foto:

• Konsolidasi lokal/segmental
• Infiltrat retikulonodular difus
• Bila ada thoraks foto sebelumnya dapat dibandingkan
c. Laboratorium:

• Lekositosis
• Mikrobiologi/kultur darah
• Pemeriksaan Sputum:
- BTA 3x dan kuitur
- Gram positif diplococus disebabkan pneumonia
- Gram negatif bacilli disebabkan H influenza
3. Penatalaksanaan, seperti pada penderita non HIV:

a. Untuk penderita rawat jalan :

1. ß Laktam:

PROSEDUR - Amoksilin-Clavulanat 500/125mg (po) tiap 8jam atau


- Cefuroxime 500mg (po) tiap 12jam, atau
2. Macroiide :

- Azitromisin 500mg/24jam (hari I) kemudian 250mg/24jam atau


- Claritromisin 500mg/12jam atau
- Doksisiklrn 100-200mg/12jam, atau
3. Bila alergi penisilin atau telah mendapat & laktam dalam 3 bulan
terakhir diberikan atau Levofloksasin 750mg/24jam). Hati-hati
penderita dengan suspek TB karena obat tersebut aktif melawan
Mikobakterium tuberkulosis.

b. Untuk penderita rawat inap, non ICU:

1. ß laktam iv

- Ceftriaxone 1-2g/24jam atau


- Cefuroxime 1,5g/8jam atau
- Ampisilin Sulbaktam 1r5-3g/6jam+ macrolide
PENATALAKSANAAN INFEKSI OPORTUNISTIK (IO) PADA PENDERITA
HIV / AIDS

RSAU DR. M. No. Revisi


No. Dokumen
HASSAN TOTO 1 Halaman
JL. SARJIO NO 1 SPO/PN3.123/XII/2021 4 dari 5
SEMPLAK
BOGOR

2. Bila pasien alergi Penisilin atau telah mendapat ß Laktam dalam 3


bulan terakhir diberikan Aztreonam 2g/8jam -f- Moxiftoksasin 40
mg/24jam atau Levofloksasin 750mg/24jam
d. Terapi empirik untuk Pseudomeonas aeruginosa:
1. Antipneumococai antipseudomonal B laktam
- Piperacillin Tazobactam 3,375mg/6jam
- Cefepime 2g/12jam
- Imipenem 500mg-1g/6jam
- Meropenem 1g/8jam + Ciprofioksasin 400mg/12jam atau
Levofloksasin 750mg/24jam, atau
2. Antipneumococai antipseudomonal ft laktam + Aminoglikosida
15mg/kgBB + Azitromisin 500mg/24jam (Hari I) kemudian
250mg/24jam
3. Antipneumococai antipseudomonal & laktam + Aminoglikosida +
Antipneumococai Fluoroquinolon 4. Bila alergi penisilin atau
penggunaan B laktam dalam 3 bulan terakhir, maka diberikan
Aztreonam
e. Terapi empirik untuk Stafilokokus aureus:
PROSEDUR
1. Vancomisin 1 mg/12jam, atau
2. Linezolid 600mg/12jam
4. Konsultasi: Sub Bagian Infeksi, Sub Bagian Pulmo
5. Perawatan rumah sakit: Bila sakit sedang dan berat
6. ijin tindakan: pengambilan darah, sputum dan pemeriksaan thoraks
foto
7. Lama perawatan: 7-14 tergantung berat ringannya
Penyakit.
C. Mycobacterium Avium Complex ( MAC )

1. Manifestasi klinis MAC:


a. infeksi mutti organ diseminata
b. Panas badan, keringat malam, penurunan berat badan, lemah,
diare dan nyeri perut
c. Sindrom yang terlokalisir meliputi:
• Limfadenrtis mesenterikus, servikal
• Pneumonitis
• Perikarditis
• Osteomielitis
PENATALAKSANAAN INFEKSI OPORTUNISTIK (IO) PADA
PENDERITA HIV / AIDS

No. Dokumen No. Revisi


RSAU DR. M. Halaman
1
HASSAN TOTO SPO/PN3.123/XII/2021 5 dari 5
JL. SARJIO NO 1
SEMPLAK
BOGOR
d. Pada pemeriksaan fisik:
• Hepatomegali
• Spienomegali
• Umfedenopati
e. Pemeriksaan laboratorium:
• Anemia
• Alkali fbsfatase
2. Diagnosis ditegakkan dengan:
PROSEDUR
a. Klinis: menyerupai infeksi Mikobakterium .tuberkulosis yang
lebih menyeluruh mengenai berbagai organ.
b. Pemeriksaan laboratorium : peningkatan alkali fosfatase.
c. Pemeriksaan BTA dan kultur MAC dari Jaringan
d. Thoraks foto, USG abdoment, CT scan.
3. Penatalaksanaan, pemberian obat kombinasi:
a. Claritromisin 500mg/12jam atau Azitromisin 500mg/24jam +
Etambutol 15 mg/kg BB/hari.
1. Radiologi
2. Laboratorium
3. Klinik Cempaka
UNIT TERKAIT 4. IGD
5. Rawat Inap
6. Instalasi Farmasi
PANGKALAN TNI AU ATANG SENDJAJA
RSAU dr. HASSAN TOTO

LAPORAN PELAKSANAAN ODHA DENGAN FAKTOR RISIKO IO


RSAU DR. M. HASSAN TOTO TAHUN 2022

PENDAHULUAN

1. Umum

Acquired Immuno Deficiency syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala


penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang mudah
menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan
akibat turunnya/hilangnya daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terjangkit dan meninggal
karena penyakit infeksi, kanker dan lain-lain.

Infeksi Oportunistik adalah infeksi yang terjadi akibat adanya penurunan sistem
kekebalan tubuh. Infeksi tersebut umumnya tidak menyebabkan penyakit pada orang
dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, namun dapat berakibat fatal pada orang
dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti pada penderita HIV/AIDS

TNI AU khususnya Anggota RSAU dr. M. Hassan Toto merupakan salah satu bagian
masyarakat yang memiliki resiko tinggi terhadap terjangkitnya virus tersebut akibat usia
muda, tekanan pekerjaan yang tinggi serta terpaparnya inveksi dari nosokomial,
Berdasarkan hal diaatas diperlukan pengelolaan yang berdaya guna dan berhasil guna. Tim
HIVs RSAU Dr. M. Hassan Toto merupakan Tim yang berperan dalam Penanggulangan
HIV/AIDS di RSAU Dr. M. Hassan Toto dalam usaha untuk mengurangi angka kesakitan
HIV di wilayah Kabupaten Bogor dan sekitarnya.

2. Dasar Pelaksanaan

Dasar penyusunan laporan ini antara lain adalah sebagai berikut:

a. Peraturan Presiden (Perpres) No.75 tahun 2006 tentang Komisi Penanggulanan


AIDS Nasional
b. Permenkes RI No.21 tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV

c. Permenkes No. 74 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan


Testing HIV

d. Kepmenkes no 481/MENKES/SK/XII/2013 tentang RS rujukan HIV

3. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari laporan ini adalah dalam rangka penerapan Permenkes no 79
tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan HIV/AIDS di Rumah Sakit dan
penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit mulai
Januari 2019 serta bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan HIV/AIDS di RSAU dr.
Hassan Toto dan memberikan masukan sebagai bahan pimpinan dalam mengambil
keputusan.

PELAKSANAAN KEGIATAN

4. Perencanaan. Kegiatan Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan.

5. Persiapan Sanana dan prasarana Logistik RSAU dr. M. Hassan Toto

6. Pelaksanaan pelaksanaan dilaksanakan setiap hari untuk melakukan Pencatatan dan


pelaporan pasien HIV dan Infeksi Opportunis (IO) pada ODHA di poliklinik

a. Dokter Konsulen HIV RSAU dr. M. Hassan Toto.


1. PNS dr. Agus Suwanto, Sp. PD.
2. PNS dr. Anton Prio Wahyudi, Sp. PD.

b. Dokter Umum
1. PNS dr. Arnold Sianipar
c. Petugas poliklinik
1. Mayor Kes Picha Dayani
2. PNS Ni Nyoman Monica

7. Kendala. Pelaporan untuk pasien yang berkunjung tidak tepat waktu.

HASIL YANG DICAPAI.

8. Laporan jumlah pasien ODHA dengan factor risiko Infeksi Oportunistik (IO) :

Jumlah pasien ODHIV dengan Infeksi Opportuni (IO) pada tahun 2022 triwulan I
berjumlah : 0, pada triwulan II berjumlah : 0, dan pada triwulan III berjumlah : 0

9. Grafik jumlah pasien ODHA dengan factor risiko Infeksi Oportunistik (IO)

Grafik Jumlah pasien ODHA dengan factor risiko IO

1
0,8
0,6
0,4
0,2
0

Pasien ODHA dengan factor risiko IO

KESIMPULAN DAN SARAN

10. Kesimpulan. Dari rangkaian kegiatan Pencatatan pelaporan ODHIV dengan IO


sebagai berikut:

Pelaksanaan kegiatan di poliklinik Cempaka berjalan lancar dan aman, pasien ODHA
dengan factor risiko Infeksi Oportunistik (IO) positif belum ditemukan di RSAU dr. M.
Hassan Toto.
11. Saran.

Sarana dan prasarana di ruang Poliklinik Cempaka agar di tingkatkan guna


menunjang keberlangsungan Poliklinik.

PENUTUP

12. Penutup. Demikian laporan kegiatan poliklinik Cempaka RSAU dr. M. Hassan
Toto selama 2022 dibuat sebagai bahan masukan pimpinan dalam pengambilan keputusan
lebih lanjut.

Mengetahui Bogor, 10 Oktober 2022


Ka Tim Penanggulangan HIV/AIDS

dr. Arnold Sianipar


Pembina IV A NIP 196306011996031002

Anda mungkin juga menyukai