Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN SISTEM INTEGUMEN

Disusun oleh:

Nama : Andry Widi Saputra

Kelas : IIB

Nim :

AKADEMI KEPERAWATAN NGESTI WALUYO PARAKAN TAHUN 2019/2020


A. ANATOMI DAN FISIOLIGI KULIT

Kulit adalah lapisan tipis yang membungkus seluruh permukaan tubuh dan juga
benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena kulit merupakan bagian yang paling luar
dalam tubuh kita dan juga langsung terpapar oleh lingkungan sekitar, kulit sendiri tersusun
atas 3 lapisan utama yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis, dan juga lapisan subkutis.

a. Lapisan epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu:


1. Stratum korneum/ lapisan tanduk

Lapisan ini merupakan lapisan terluar, terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak
mengalami metabolisme, tidak berwarna, tidak memiliki inti dan juga sengat sedikit
mengandung air.

2. Stratum lusidum/ lapisan bening

Lapisan ini sering disebut juga lapisan barrier terletak dibawah lapisan tanduk, terdiri
dari protoplasma sel sel jernih yang kecil, tipis dan tembus cahaya, biasanya lapisan
ini terlihat jelas pada telapak kaki dan tangan.

3. Stratum granulosum/ lapisan berbutir

Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng dan sitoplasma berbutir kasar, terdapat
inti juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki.

4. Stratum spinosum/ prickle cell layer

Lapisan ini terdiri dari 5-8 lapisan dan lapisan yang paling trbal aalah 0,2 mm sel
berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis dalam
lapisan ini juga terdapat sel langerhans, lapisan ini juga memproduksi keratin ( keratin
merupakan protein yang tidak larut dalam air).

5. Stratum basale/ lapisan benih

Lapisan ini terdiri atas sel-sel yang berbentuk kubus dan juga sel pembentuk melanin
yang mengandung pigmen alas sel sel ini bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis
dibawahnya.

b. Lapisan dermis yaitu lpisan yang terdapat dibawah epidermis yang terdiri dari
jaringan ikat 2 lapisan yaitu:
1. Pars papilaris terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen.
2. Pars retikularis terdapat banyak pembuluh darah, limfe, dan akar rambut, sweat gland
dan juga sebaseus gland.
c. Lapisan subkutis

Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat longar berisi sel sel lemak didalamnya, lapisan sel
lemak ini disebut juga panniculus adiposus yang berfungsi sebagai cadangan makanan,
bantalan tubuh terhadap trauma, dan juga tempat penumpukan energi. Dalam lapisan ini juga
terdapat ujung syaraf tepi dan juga pembuluh darah. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama
tergantung pada lokalisasinya, diabdomen dapat mencapai ketebalan 3cm, paling tebal
terdapat pada pantat dan paling tipis terdapat pada kelopak mata.

Fungsi kulit itu sendiri adalah :

1. Sebagai proteksi terhadap benda asing yang masuk, mencegah pengeluaran cairan
secara berlebih, dan melindungi diri dari trauma yang terus menerus.
2. Sebagai pengontrol/pengatur suhu
B. STRUKTUR ACCESSORIES KULIT

Pada kulit terdapat 3 kelenjar yaitu kelenjar keringat (sweat gland), kelenjar minyak (
sebasea galnd), dan kelenjar seruminus.

a. Kelenjar keringat ( sewat gland)

Kelenjar ini terletak disebagian besar permukaan tubuh kecuali glans penis, bagian
tepi bibir, telinga luat, dan dasar kuku. Sweat gland sendiri terdiri atas:

1. Kelenjar ekrin

Kelenjar ini terdapat pada permukaan kulit, sekresi kelenjsr ekrin dipengaruhi oleh stress
emosional, faktor panas dan saraf simpatis, kelenjar ekrin lebih banyak terdapat pada
telapak tangan, kaki, dan juga wajah yang berfungsi untuk mengeluarkan keringan dan
mengatur suhu tubuh.

2. Kelenjar apokrin

Letak kelenjar apokrin lebih dalam daripada kelenjar ekrin, sekresinya lebih kental dan
mengandung lemak kelenjar ini akan aktif ketika seseorang mengalami pubertas dan
memproduksi sekret yang berbau khas, kelenjar ini bnyak terdapat pada axila, areola
mamae, pubis dan saluran telinga luar.

b. Kelenjar minyak ( sebaseus gland)

Kelenjar ini terdapat diseluruh permukaan kulit kecuali ditelapak tangan dan kaki,
terletak disamping akar rambut, bermuara pada folikel rambut berfungsi sebagai
pemberi lapisan lemak dan menahan evaporasi.

c. Kelenjar serumenosa

Merupakan kelenjar apokrin yang khusus hanya terdapat pada meatus auditorus
external dan memproduksi serumen (waxy).

C. RAMBUT

Terdiri dari akar rambut dan batang dan untuk menutupi hampir seluruh permukaan tubuh
yang diproduksi oleh folikel rambut. Siklus pertumbuhan rambut:

a. Fase Anagen/pertumbuhan : 2-6 tahun dengan kecepataan tumbuh


0,35mm/hari

b. Fase Telogen/istirahat : beberapa bulan

c. Fase Katogen :fase diantara kedua fase

D. KUKU

Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal dengan struktur yaitu akar
kuku (bagian yang terbenam kulit jari), badan kuku (bagian di atas jaringan lunak ujung
jari), pertumbuhan kuku dalam setiap mingguntya adalah 1mm, fugsi kuku antara lain
melindungi falang distal, ujung jari, dan jaringan lunak disekitarnya dari cidera.

a. Matriks kuku adalah daerah sel terminal yang merupakan tempat tumbuhnya
akar kuku

b. Bantalan kuku dibawah: lapisan epidermis tipis

c. Pulpa dibawah bantalan kuku dibentuk oleh jaringan ikat vaskular longgar.
E. PENGKAJIAN SISTEM INTEGUMEN
a. RPS
1. Biografi
2. Keluhan utama, including: perubahan pada kulit, rambut dan kuku yang berhubungan
dengan keluhan utama
3. Analisa gejala: problem, onset, location, duration, evolution of the lesion, typical
rash, aggravating and relieving factors, medical intervention, self treatment,
compliance, sexual history.
b. RPD
1. Penyakit sistemik
2. Status imunisasi
3. Trauma dan pembedahan
4. Medikasi sensitivity to antibiotics or other drugs, corticosteroids
5. Alergi: obat, makanan, tekstil, logam, dll.
c. Riwayat kesehatan keluarga

Predisposisi genetik, gaya hidup dan lingkungan rumah

d. Riwayat psikososial
1. Life-style & self-image
2. Sexual history, socioeconomic factors
3. Occupation & travel
4. Habits
e. Pengkajian data subyektif
1. Tipe ketidaknyamanan (nyeri, gatal, kaku, terbakar atau perih)
2. Gunakan konsep PQRST
3. Durasi episode : apakah menetap, tanyakan waktu kejadian
4. Episode sebelum terjadinya ketidaknyamanan
5. Faktor pencetus (precipitating factor)
6. Faktor-faktor apa yang memperparah (aggravating factor)
7. Faktor yang dapat mengurangi (alleviating factor)
8. Obat/medikasi apa yang pernah dicoba dan bagaimana hasilnya
9. Apakah gangguan tersebut mempengaruhi ADL
10. Adakah riwayat keluarga dgn gangguan kulit
11. Apakah pasien dan keluarga pernah mengalami alergi.
f. Pengkajian data obyektif
1. Kaji pasien dari kepala sampai kaki (cephalo-caudal/ head to toe)
2. Catat waktu pengisian kapiler (vaskularisasi)
3. Amati sudut kuku normal, bila terdapat clubbing mengidentifikasi ketidakadekuatan
sirkulasi.
4. Kaji ada tidaknya lesi kulit
g. Pemeriksaan fisik normal
1. Inspeksi

Kulit: warna kulit rata, lebih gelap pada area yang terpapar matahari, lebih terang
pada badan dan punggung. Tidak ada bekas luka dan striae

Rambut & kulit kepala: terdistribusi rata di seluruh kepala. Bersih tidak ada telur
atau tinea capitis, tidak ada ketombe dan lesi. Rambut pubis: terdistribusi membentuk
segitiga dari sympisis pubis ke perineum ( ); dari bawah umbilikus ke perineum ( )

Kuku: Teratur, halus, bentuk oval. Dasar kuku pink. Sudut 160 derajat

2. Palpasi

Kulit: hangat, hidrasi baik, lembut, elastis, tidak tegang, tidak ada lesi, massa

Rambut & kulit kepala: rambut tidak berminyak, tekstur lembut dan resilient. Kulit
kepala rata, intact

Kuku: rata, kuat, CRT 1-3 detik

h. Pemeriksaan diagnostik
1. Biopsi

Pengambilan sampel kulit dengan scalpel biasanya berukuran 3-8 mm. Jika pasien
memiliki infeksi jamur/virus, sel mungkin diambil dengan menekankan glass side
dengan kuat ke luka (touch preparation)

2. Scabies Scraping

Pengerokan kulit sampai ke dermis dengan scalpel, untuk mengetahui ada tidaknya
infeksi jamur dibawah mikroskop.
3. Wood’s Light Examination

Sinar merkuri dengan tekanan tinggi yang mentransmisikan long wave uv. Digunakan
secara langsung untuk memvisualisasi kulit pada ruang gelap.

4. Immunofluorescence (IF)

Untuk mengidentifikasi lokasi suatu reaksi imun. Pemeriksaan IF mengkombinasikan


antigen atau antibodi dengan zat warna fluorokrom (antibodi dapat dibuat berpendar
dengan mengikatkannya pada zat warna).

5. Patch test

untuk mengenali substansi yang menimbulkan alergi pada pasien; aplikasi alergen
yang dicurigai pada kulit normal dibawah plester khusus (occlusive patcher). Jika terjadi
dermatitis, gejala kemerahan tonjolan halus/ gatal dianggap sebagai reaksi positif lemah.
Blister yang halus, gatal-gatal hebat menunjukkan reaksi positif sedang, blister, nyeri
serta ulserasi menunjukkan reaksi positif kuat.

6. Tzankc Smear

memeriksa sel kulit/cairan dari vesikel atau bula (herpes dan varisela). Sekret dari lesi
dioleskan pada slide kaca

Anda mungkin juga menyukai