Anda di halaman 1dari 15

SISTEM

SENSORIK
NAMA : AGUSTINA SYAPUTRI
KELAS : 1B KEPERAWATAN
NIM : PO72201211741
Pengertian
Sistem sensorik adalah sistem
penghantaran rangsangan dari
reseptor ke pusat otak. Sistem ini
merupakan bagian dari sitem
saraf yang menerima rangsangan
dari lingkungan internal maupun
eksternal. Sistem sensorik
menyalurkan informasi ke
bagian otak yang bertugas
mengolah informasi melalui
stimulus.
Macam-macam Organ Sensorik

1.Sistem penglihatan 2. Sistem pendengaran 3. Sistem penciuman

5. Sistem sentuhan 4. Sistem perasa


Organ Sensorik Dan Fungsi
1.Sistem Penglihatan (Mata)

Mata adalah organ sensorik utama yang memberi


reaksi pada cahaya dan mengirimkan informasi
visual ke otak.
Fungsi dari mata yaitu berperan dalam menerima
rangsang cahaya.
Adapun bagian-bagian mata, yaitu: Kornea, Iris, Pupil,
Lensa, Sklera, Koroid, Retina, Saraf optik, dan Bintik
buta.
2. Sistem Pendengaran (Telinga)
Telinga adalah organ indera yang
bertanggung jawab untuk pendengaran.
Setiap bagian telinga memiliki peran
penting dalam menyediakan informasi ke
otak.
Fungsi telinga yaitu mendengarkan suara
atau bunyi.
Adapun bagian dari telinga: Telinga luar,
Telinga tengah, dan Telinga dalam.
3. Sistem Penciuman (Hidung)
Hidung adalah alat indra manusia yang
menanggapi rangsang berupa bau atau zat
kimia yang berupa gas.
Fungsi Hidung adalah sebagai alat
pernapasan manusia dan penyaringan
udara.
Adapun bagian Hidung, yaitu: Selaput lendir,
tulang rawan hidung, serabut saraf
pembau(olfaktori), serabut saraf ke otak, dan
silia.
4. Sistem Perasa (Lidah)

Lidah adalah kumpulan otot rangka


pada bagian lantai mulut yang
dapat membantu pencernaan
makanan dengan mengunyah dan
menelan.
Fungsi dari lidah yaitu untuk
mengecap rasa.
Adapun bagian dari lidah yaitu:
Pengcap rasa manis, Pengecap rasa
asin, Pengecap rasa asam,
Pengecap rasa pahit.
5. Sistem Sentuhan (Kulit)
Kulit adalah organ tubuh terbesar
yang menutupi seluruh
permukaannya.
Fungsi dari kulit yaitu sebagai
pelindung tubuh dari cedera dan
patogen.
Adapun bagian dari kulit yang dibagi
dalam tiga lapisan yaitu epidermis,
dermis, dan subkutis.
Proses Akomodasi
Akomodasi adalah perubahan dinamis dari kekuatan dioptri optik mata
melalui perubahan kurvatur dan ketebalan lensa. Proses akomodasi
dapat terjadi karena adanya kontraksi otot siliaris, relaksasi otot zonular
di ekuator lensa, penurunan diameter lensa serta penebalan lensa
kristalin. Akomodasi memungkinkan adanya perpindahan titik fokus ke
mata dari objek yang jauh ke objek yang dekat. Apabila seseorang
mengalami gangguan akomodasi, maka kinerja seseorang dalam
melakukan pekerjaan yang membutuhkan penglihatan dekat akan
terganggu.
Proses mendengar
Proses mendengar diawali dengan suara yang ada di sekitar,
berupa getaran atau gelombang, ditangkap oleh telinga bagian
luar. Kemudian getaran diteruskan ke saluran telinga sehingga
memberi tekanan atau pukulan pada gendang telinga (membran
timpani). Ketika gendang telinga bergetar, maka getarannya akan
diteruskan ke tulang pendengaran. Tulang pendengaran akan
memperkuat getaran ini dan mengirimkannya ke telinga bagian
dalam. Saat mencapai telinga bagian dalam, getaran akan diubah
menjadi impuls listrik dan dikirim ke saraf pendengaran otak.
Otak lalu akan menerjemahkan impuls ini sebagai suara.
Penilaian Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan/Visus
1. Tujuan
Untuk mengetahui ketajaman penglihatan seseorang dan memberi penilaian
menurut ukuran baku yang ada.

2. Alat dan bahan


a. Kartu Snellen
b. Kursi (bila diperlukan)
c. Kertas untuk menutup mata (bila diperlukan).

3. Cara pemeriksaan
a. Pemeriksaan dilakukan didalam rungan
b. Klien duduk dengan jarak 6 m dari kartu snellen dengan mata ditutup sebelah.
c. Klien diminta membaca/menyebutkan huruf yang ditunjuk oleh pemeriksa mulai
dari atas sampai ke bawah dan tentukan pada baris terakhir yang dapat dibaca.
Lanjutan
4. Penilaian
a. Bila huruf yang terbaca pada baris dengan tanda 6 maka disimpulkan tajam penglihatan klien
tersebut 6/6.
b. Ketajaman penglihatan digambarkan sebagai 6/x dimana jarak antara klien dan kartu snellen
adalah 6 m, dan hasil pemeriksaan terhadap klien adalah x.
c. Jika x = 6 maka ketajaman penglihatan klien tersebut adalah 6/6. Artinya klien dapat membaca
pada jarak 6 m seperti orang lain yang rata-rata jaraknya 6 m dan dapat dikatan klien tersebut normal.
d. Jika x = 12 maka klien hanya dapat membaca pada jarak 6 m sedangkan rata-rata orang normal
pada jarak 12 m.
e. Jika x = 5 maka klien hanya dapat membaca pada jarak 5 m sedangkan rata-rata orang normal pada
jarak 6 m.
JARAK ANTARA PENDERITA DENGAN HURUF OPTOTIPE SNELLEN / JARAK YANG
TERTERA PADA KARTU SNELLEN, YANG MENYATAKAN JARAK SEHARUSNYA UNTUK
MELIHAT GAMBAR TERSEBUT.
Penilaian Fungsi Pendengaran
Tes pendengaran untuk mengetahui seseorang mengalami gangguan pendengaran maka
perlu dilakukan tes pendengaran dengan menggunakan tes berbisik, tes garputala.

1.Tes Berisik
Pemeriksaan ini bersifat semi kuantitatif yakni menentukan derajat ketulian secara kasar
dengan hasil tes berupa jarak pendengaran (jarak antara pemeriksa dengan pasien). Hal
yang perlu diperhatikan dalam tes berbisik ini adalah ruangan yang cukup tenang dengan
panjang minimal 6 meter. Seseorang yang mampu mendengar dengan jarak 6 sampai
dengan 8 meter dikatagorikan normal, kurang dari 6 sampai dengan empat meter
dikatagorikan tuli ringan, kurang dari empat sampai dengan satu meter dikatagorikan tuli
sedang, kurang dari satu meter sampai dengan 25 cm dikatagorikan tuli berat dan kurang
dari 25 cm dikatagorikan sebagai tuli total
Lanjutan

2.Tes Garputala
Pemeriksaan menggunakan garputala atau tes penala
merupakan pemeriksaan secara kualitatif. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk mengetahui jenis gangguan pendengaran.
Terdapat berbagai macam tes garputala seperti tes Rinne, tes
Weber dan tes Schwabach.

https://youtu.be/TNfEc17p1-4
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai