1. Prinsip
Larutan KOH 10% atau 20% akan melisiskan kulit, kuku dan rambut sehingga bila
mengandung jamur, dibawah mikroskop akan terlihat hyphadan atau spora.
2. Tujuan
Menemukan adanya hypha dan atau spora pada kulit, kuku dan rambut
3. Persiapan pasien
Tidak diperlukan
A. Pengambilan specimen
1) Alat
a. Skalpel
b. Pinset
c. Alkohol 70%
d. Kapas
e. Kertas/wadah yang bersih
2) Lokasi
Rambut
a. Rambut yang sakit dicabut dengan pinset.
b. Letakkan rambut tersebut pada kertas/ wadah yang bersih.
B. Pembuatan sediaan
1) Alat
a. Kaca objek
b. Kaca penutup
c. Lampu spiritus
d. Pinset
2) Reagen
a. Larutan KOH 10% untuk kulit dan kuku
b. Larutan KOH 20% untuk rambut
3) Cara pembuatan sediaan
a. Teteskan 1-2 tetes larutan KOH 10% pada kaca objek.
b. Letakkan bahan yang akan diperiksa pada tetesan tersebut dengan
menggunakan pinset yang sebelumnya dibasahi dahulu dengan larutan
KOH tersebut. Kemudian tutup dengan kaca penutup.
c. Biarkan ±15 menit atau dihangatkan diatas nyala api selama beberapa
detik untuk mempercepat proses lisis.
C. Pengiriman specimen
1) Wadah
Amplop yang bersih.
2) Cara pengiriman
a. Bungkus spesimen yang telah diletakkan pada kertas/wadahyang bersih
dan kering.
b. Kemudian masukkan kedalam amplop.
c. Tulis identitas pasien diatasnya : nama dan umur pasien,tanggal
pengambilan.
d. Kemudian masukkan lagi kedalam amplop yang lebih besardan tebal.
Lalu rekatkan.
e. Spesimen siap dikirim.
5. Cara pemeriksaan
1) Alat
Mikroskop
2) Cara
Periksa sediaan dibawah mikroskop. Mula-mula dengan perbesaran objektif 10 X
kemudian dengan pembesaran 40 X untuk mencari adanya hypha dan atau spora.
6. Hasil
Positif : bila ditemukan adanya hypha dan atau spora
Negatif : bila tidak ditemukan adanya hypha dan atau spora
7. Catatan
Untuk pengiriman spesimen, jangan pakai wadah berupa botol bertutupkaret karena
spesimen didalamnya akan tetap basah sehingga bakteri serta jamur saprofit akan tumbuh
lebih cepat dan menutupi jamur yang akan diperiksa.
1. Botol injeksi
2. Lampu spirtus
3. Korek api
4. Ose bulat
5. Oven
6. Spidol permanent
7. Masker hanscund
8. Tissue
9. Scapel
10. Lidi
Media : SGA
Cara kerja :
1. Pembuatan media SGA
2. NON DERMATOFITOSIS
1. DERMATOFITOSIS
Penyakit yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofit, jamur ini
dapat mencerna keratin kulit ( keratinofilik ), sehingga jamur ini dapat
menyerang lapisan kulit mulai dari stratum korneum sampaim stratum
basalis.
Penyebabnya adalah genus: Trichophyton, Epidermophyton, Microsporum
Penularan penyakit ini melalui : Kontak langsung , kontak
tak langsung ( alat-alat ) dari penderita ( manusia /
Antropofilik). Berdasarkan daerah infeksi ada beberapa istilah yaitu :
GENUS TRICHOPHYTON
NON DERMATOFITOSIS
DIAGNOSA
c. Kultur
Jamur Malazzezia furfur belum dapat dibiakkan pada media
buatan.
TERAPI
DIAGNOSA
KULTUR
3) PIEDRA
DIAGNOSA
KULTUR
a) PIEDRA PUTIH
DIAGNOSA
Bahan pemeriksaan berasal dari rambut yang
terinfeksi dilakukan pemeriksaan langsung dengan
menggunakan KOH 10 %. Tampak anyaman hifa yang padat tidak
berwarna atau putih kekuningan, ditemukan arthrospora pada ujung
hifa.
KULTUR
I. KATA PENGANTAR
A. GENUS TRICHOPYTON
B. GENUS MICROOPORUM
C. GENUS WPYDERMOPHYTON
2. NON DERMATOFITOSIS
A. PITIRIASIS VERSICOLOR
C. PIEDRA
a. Piedra Hitam
b. Piedra Putih
DAFTAR PUSTAKA
MODUL PRAKTIKUM
INTEGUMENT DIAGNOSA
DISUSUN :
SUGIONO,SST, M.KES.
SITI MARDIYAH
BAGIAN LABORATORIUM
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, mengiringi terselesainya menyusun Modul Praktikum
Integument Diagnosa bagi mahasiswa Program Fisioterapi Fakultas
Materi yang disajikan dalam modul ini adalah pemeriksaan jamur pada manusia.
Modul praktikum ini masih jauh dari sempurna, untuk itu evaluasi dan
penyesuaian agar “up to date” akan selalu dilakukan. Untuk itu kritik ,saran dan
masukan yang membangun di perlukan dalam memperbaiki modul ini.
Penyusun