Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN TELUR CACING METODE LANGSUNG

A. Pendahuluan Guna menegakkan diagnosa pasti penyakit kecacingan, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sehingga kepastian akan penyakit yang diderita pasien dapat diyakinini kebenarannya. Salah satu metode pemeriksaan telur cacing yang paling sederhana dan paling mudah dilakukan adalah pemeriksaan dengan teknik langsung. Teknik ini dapat dikerjakan menggunakan kaca penutup maupun tanpa kaca penutup. Prinsip dasar pembuatan sediaan dengan cara langsung yaitu, membuat sediaan setipis mungkin yang tidak ada gelembung udara di dalamnya. Pemeriksaan cara langsung ini hanya dapat memberikan hasil secara kualitatif dengan hasil positif atau negative saja. B. Tujuan a. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat membedakan berbagai jenis parasit yang berhubungan dengan bidang kesehatan dan mengenal berbagai teknik pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa infeksi parasit. b. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa dapat membuat sediaan telur cacing dengan cara langsung dengan kaca penutup. C. Alat dan Bahan Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah mikroskup, obyek glass, deck glass, aplikator/lidi, pipet tetes, larutan pewarna (lugol, eosin, sudan III), buku kerja dan pensil warna. Sedangkan bahan praktikum berupa faeces. D. Prosedur Kerja 1. Disiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum. 2. Obyek glass diletakkan dalam posisi mendatar, kemudian diambil faeces kurang lebih sebanyak 1 gram ( sebesar penthol korek api). 3. Teteskan larutan pewarna kurang lebih 2 3 tetes disebelahnya. 4. Campurkan faeces dengan larutan pewarna, buang bagian faeces yang keras. 5. Tutup dengan deck glass, upayakan tidak terbentuk gelembung udara. 6. Sediaan awetan dipasang pada mikroskup dengan perbesaran lemah ( 5 x atau 10 x) 7. Dilakukan pengamatan pada seluruh lapangan pandang pada sediaan. 8. Hasil pengamatan morfologi umum digambar pada buku kerja. 9. Bila belum jelas lensa obyektif diubah pada perbesaran sedang (40 x atau 45 x) E. Hasil Pengamatan Pada sampel faeces biasanya dilakukan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan makroskopis

dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap sampel yang akan diperiksa. Biasanya pemeriksaan makroskopis meliputi : Warna, bau, konsistensi dan keterangan tambahan lainnya. Pada pemeriksaan mikroskopis, hasil pembacaan sediaan telur cacing ini hanya dapat dilaporkan secara kualitatif saja. Apabila ditemukan telur cacing dilaporkan positif dan sebaliknya apabila tidak ditemukan telur cacing dilaporkan negatif . Untuk melihat sisa makanan yang berasal dari bahan karbohidrat, dapat dilakukan pewarnaan dengan lugol yang akan memberikan warna biru pada sediaan. Sedangkan Sudan III digunakan untuk mendeteksi adanya sisa makanan dari bahan lemak yang akan menghasilkan warna merah jingga (orange). F. Kesimpulan Sediaan langsung yang baik adalah sediaan yang tipis, tidak terlalu tebal sehingga akan memberi kemudahan untuk menemukan telur cacing saat pembacaan mikroskopis. Apabila sediaan terlalu tebal, telur dapat tertutup oleh kotoran dan sisa makanan sehingga menyulitkan untuk dapat ditemukan. Gelembung udara dalam sediaan akan mengurangi volume yang seharusnya dibaca sehingga akan mengurangi peluang ditemukannya telur cacing. Disamping itu dari sisi sediaan yang berlobang merupakan cerminan bahwa teknisi laboratorium terkesan asal-asalan dalam membuat sediaan dan hal ini mencerminkan tingkat ketrampilan yang kurang baik.

PEMERIKSAAN TELUR CACING METODE TAK LANGSUNG


A. Pendahuluan Salah satu metode pemeriksaan telur cacing adalah metode tak langsung. Dalam metode ini telur cacing tidak langsung dibuat sediaan tetapi sebelum dibuat sediaan sample diperlakukan sedemikian rupa sehingga telur cacing diharapkan dapat terkumpul. Teknik konsentrasi merupakan teknik yang sering dikerjakan karena cukup murah dan mudah mengerjakannya. Pada teknik konsentrasi ini dapat dibedakan menjadi 2 cara, yaitu : sedimentasi (pengendapan) dan flotasi (pengapungan). Dalam praktikum ini akan dibahas cara sedimentasi dengan sentrifugasi dan cara flotasi dengan larutan NaCl jenuh. B. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat membedakan berbagai jenis parasit yang berhubungan dengan bidang kesehatan dan mengenal berbagai teknik pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa infeksi parasit. 2. Tujuan Instruksional Khusus

Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan telur cacing cara sedimentasi dan flotasi. C. Alat dan Bahan Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah mikroskup, centrifuge, tabung centrifuge, obyek glass, deck glass, aplikator/lidi, pipet tetes, larutan NaCl jenuh, NaCl fisiologis. Sedangkan sample pemeriksaan berupa faeces. D. Prosedur Kerja 1. Cara sedimentasi dengan centrifugasi. Sampel faeces diaduk menggunakan aplikator/lidi supaya homogen. Diambil faeces kurang lebih 2 3 gram lalu dimasukkan ke dalam tabung centrifuge. Tambahkan larutan NaCl fisiologis sampai 1/3 volume tabung, lalu aduklah pelan-pelan. Apabila didapatkan kotoran dari sisa makanan yang mengapung di permukaan larutan, hendaknya diambil dan dibuang. Setelah bersih, tambahkan larutan NaCl fisiologis ke dalam tabung sampai volume 2/3 tabung dan aduklah kembali supaya homogen. Lakukan pemusingan dengan kecepatan 2500 rpm selama kurang lebih 10 menit. Setelah pemusingan berakhir, ambil tabung reaksi lalu buanglah bagian supernatannya. Campurkan endapan dengan sisa larutan supernatant tersebut lalu gunakan untuk membuat sediaan secara langsung (dapat digunakan pewarna atau tanpa pewarna). Lakukan pengamatan di bawah mikroskup. 2. Cara flotasi NaCl jenuh Sampel faeces diaduk menggunakan aplikator/lidi supaya homogen. Diambil faeces kurang lebih 2 3 gram lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi ukuran 16 x 150 mm. Tambahkan larutan NaCl jenuh sampai 1/3 volume tabung, lalu aduklah pelan-pelan. Apabila didapatkan kotoran dari sisa makanan yang mengapung di permukaan larutan, hendaknya diambil dan dibuang. Setelah bersih, tambahkan larutan NaCl jenuh ke dalam tabung sampai volume 2/3 tabung dan aduklah kembali supaya homogen. Taruhlah tabung reaksi tersebut pada rak tabung reaksi, tambahkan lrutan NaCl jenuh sampai penuh (permukaan larutan mencembung di bibir tabung) lalu tutuplah dengan deck glass. Diamkan selama 45 menit. Setelah cukup waktu, angkatlah deck glass secara hati-hati lalu tempelkan pada obyek glass sebagaimana membuat sediaan secara langsung. Lakukan pengamatan di bawah mikroskup. E. Hasil Pengamatan Pengamatan pada pemeriksaan ini diawali dengan pengamatan makroskopis lalu dilanjutkan dengan pengamatan mikroskopis. Pengamatan mikroskopis dilakukan pada seluruh lapangan pandang dari sediaan yang dibuat. Hasil pembacaan sediaan telur cacing ini juga hanya dapat dilaporkan secara kualitatif saja sebagaimana pada pemeriksaan metoda langsung, yaitu apabila ditemukan telur cacing dilaporkan positif

dan sebaliknya apabila tidak ditemukan telur cacing dilaporkan negatif . F. Kesimpulan Ketepatan waktu flotasi merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi sebab didasarkan atas berbagai penelitian, pembacaan sediaan dengan waktu flotasi yang terlalu lama akan menyebabkan telur cacing mengendap kembali sehingga hasil yang terbaca kurang maksimal atau dapat terjadi hasil false negative

Anda mungkin juga menyukai