Anda di halaman 1dari 4

Hanif Shaifa Risma

P1347434119101

D3 TLM Reguler B

Pemeriksaan Feses Metode Natif

A. Sumber : https://youtu.be/-E8YYxiriQI
B. Tujuan : Mengetahui adanya telur cacing parasit pada feses yang diperiksa
C. Prinsip : Pemeberian NaCl untuk memperjelas telur cacing dan kotoran
D. Dasar Teori :

Feses adalah sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari makanan yang kita makan
yang dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna.Jumlah normal produksi 100 – 200
gram / hari. Terdiri dari air, makanan tidak tercerna, sel epitel, debris, celulosa,
bakteri dan bahan patologis, Jenis makanan serta gerak peristaltik mempengaruhi
bentuk, jumlah maupun konsistensinya dengan frekuensi defekasi normal 3x per-hari
sampai 3x per-minggu.

Pemeriksaan feses ( tinja ) adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang


telah lama dikenal untuk membantu klinisi menegakkan diagnosis suatu penyakit.
Meskipun saat ini telah berkembang berbagai pemeriksaan laboratorium yang modern
, dalam beberapa kasus pemeriksaan feses masih diperlukan dan tidak dapat
digantikan oleh pemeriksaan lain. Pengetahuan mengenai berbagai macam penyakit
yang memerlukan pemeriksaan feses , cara pengumpulan sampel yang benar serta
pemeriksan dan interpretasi yang benar akan menentukan ketepatan diagnosis yang
dilakukan oleh klinisi.

Pemeriksaan feses di maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing


ataupun larva infektif. Pemeriksaan ini juga dimaksudkan untuk mendiagnosa tingkat
infeksi cacing parasit usus pada orang yang di periksa fesesnya (Gandahusada.dkk,
2000). Pemeriksaan feses dapat dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif.
Secara kualitatif dilakukan dengan metode natif, metode apung, metode harada mori,
dan Metode kato. Metode ini digunakan untuk mengetahui jenis parasit usus,
sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan metode kato untuk menentukan jumlah
cacing yang ada di dalam usus. 
Metode natif dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untuk
infeksi berat, tetapi untuk infeksi ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara
pemeriksaan ini menggunakan larutan NaCl.atau eosin 2%. Penggunaan eosin
dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan telur-telur cacing dengan kotoran di
sekitarnya.Kelebihan metode ini adalah mudah dan cepat dalam pemeriksaan telur
cacing semua spesies, biaya yang diperlukan sedikit, serta peralatan yang digunakan
juga sedikit. Sedangkan kekurangan metode ini adalah dilakukannya hanya untuk
infeksi berat, infeksi ringan sulit dideteksi. Metode natif dilakukan dengan cara
mencampur feses dengan sedikit air dan meletakkannya di atas gelas obyek yang
ditutup dengan deckglass dan memeriksa di bawah mikroskop.

E. Alat dan Bahan :


1. Feses
2. NaCl 0,9%
3. Eosin 2%
4. Lugol 2%
5. Mikroskop
6. Objek glass
7. Deck glass
8. Pipet tetes
9. Batang pengaduk
10. Tisu
11. Stik es krim
F. Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ambil objek glass yang kering dan bersih
3. Ambil sampel feses secukupnya menggunakan stik es krim dan diletakkan atau di
ruang pada objek glass
4. Setelah itu tetesi NaCl 0,9% dengan memggunakan pipet tetes
5. Aduk memggunakan batang pengaduk
6. Setelah diaduk rata, sediaan ditutup dengan deck glass
7. Sediaan siap diamati di bawah mikroskop dengan lensa objektif perbesaran 10×
dan 40×
G. Pembahasan :
Metode natif dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untuk
infeksi berat, tetapi untuk infeksi ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara
pemeriksaan ini menggunakan larutan NaCl. Penggunaan NaCl dimaksudkan untuk
lebih jelas membedakan telur-telur cacing dengan kotoran di sekitarnya.Kelebihan
metode ini adalah mudah dan cepat dalam pemeriksaan telur cacing semua spesies,
biaya yang diperlukan sedikit, serta peralatan yang digunakan juga sedikit. Sedangkan
kekurangan metode ini adalah dilakukannya hanya untuk infeksi berat, infeksi ringan
sulit dideteksi. Metode natif dilakukan dengan cara mencampur feses dengan NaCl
dan meletakkannya di atas gelas obyek yang ditutup dengan deckglass dan memeriksa
di bawah mikroskop dengan lensa objektif perbesaran 10× dan 40×.

Dan K3 dalam video tersebut terdapat beberapa kesalahan yaitu :

1. Seharusnya lidi setelah pengambilan sampel feses diletakan ditempat aman agar
tidak mengkontaminasi sekitar
2. Seharusnya setelah mengambil NaCl langsung ditutup dan tidak dibiarkan terbuka
karena yang dikhawatirkan akan mengkontaminasi lingkungan sekitar dan
terhindar dari larutan yg berceceran
3. Lebih berhati hati dalam pengambilan sampel feses karena pada saat pengambilan
terjadi feses terjatuh pada meja sehingga dapat mengkontaminasi lingkungan
sekitar
4. Sarung tangan seharusnya dilepas ketika menggunakan mikroskop karena sudah
tercemar pada saat melakukan pemeriksaan feses
H. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari video yang telah ditonton. tersebut tidak
diperlihatkan hasil dari pengamatan secara mikroskop hanya diperlihatkan bagaimana
proses pemeriksaan feses metode natif.
Metode natif ini bertujuan untuk menemukan telur cacing parasit pada sampel.yang
diperiksa dan metode natif dilakukan dengan cara mencampur feses dengan NaCl dan
meletakkannya di atas gelas obyek yang ditutup dengan deckglass dan memeriksa di
bawah mikroskop dengan perbesaran 10× dan 40×.
I. Daftar Pustaka

https://youtu.be/-E8YYxiriQI

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/download/20696/19416
http://cinta-analis-kesehatan.blogspot.com/2015/06/laporan-praktikum-pemeriksaan-
feses.html?m=1

http://repository.unimus.ac.id/3166/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai