Anda di halaman 1dari 17

PEMERIKSAAN PENUNJANG

PENYAKIT KULIT
Ricky Irvan A
G0013200
Bagian proses membangun diagnosis penyakit
kulit selain temuan berupa UKK
Mempunyai cakupan meliputi penyakit kulit /
UKK karena parasit dan fungus
Tujuan pembelajaran
• Mampu melakukan persiapan pemeriksaan penunjang
penyakit kulit
• Mampu melakukan teknik pengambilan spesimen
kulit: kerokan kulit, untuk pemeriksaan penunjang
penyakit kulit
• Mampu melakukan pembuatan sediaan dari spesimen
kulit: hasil kerokan, untuk pemeriksaan penunjang
penyakit kulit
• Mampu melakukan pemeriksaan dan identifikasi
parasit maupun elemen fungus secara mikroskopis
dalam sediaan dari spesimen kulit (hasil kerokan)
1. Pemeriksaan darah
2. Swab
3. Lampu Wood
4. Kerokan kulit / guntingan kuku
5. Biopsi kulit
6. Tes tempel (Patch test)
Untuk menegakkan diagnosis adanya kecurigaan infeksi
fungus (jamur) atau parasit (scabies)
Alat & Bahan
• APD (Masker, Jas Lab, Handscoen)
• Scalpel dengan Blade
• Lidi
• Larutan alkohol 70%
• Kapas
• Larutan media pemerikssan  KOH 10%
• Gelas objek
• Gelas penutup
• Kaca penutup
• Mikroskop
• Cawan petri
• Kertas bersih
• Label dan Alat tulis
• Spesimen
Zat / media
• Pemeriksaan dengan larutan KOH
• Pemeriksaan dengan larutan KOH + Tinta Parker
• Pemeriksaan dengan Larutan Lactophenol Cotton
Blue
• Pemeriksaan dengan pewarnaan Gram

PELAJARI ISI LARUTAN-LARUTAN TERSEBUT!


Apa gunanya?
Mengangkat kotoran; seperti
sel keratin yang terlepas,
ALKOHOL krusta, sisa obat topikal, sisa
70% kosmetik serta membunuh
organisme lain, agar tidak
terjadi kontaminasi

Larutan ‘clearing’ yang akan

KOH
melarutkan protein, lipid dan
melisiskan epitel.

Elemen fungus/jamur bertahan


karena adanya chitine dan
glycoprotein
Teknik pemeriksaan
1. Menggunakan APD, yaitu jas lab,
masker, dan handscoen dengan benar.
2. Membaca permintaan pemeriksaan
dari form rujukan untuk dilakukan
pemeriksaan kerokan kulit dengan
KOH
3. Melakukan labelling: mengambil satu
form laporan hasil identifikasi,
menuliskan identitas dan keterangan
pasien. Lalu mengambil satu gelas
objek baru dan menuliskan identitas
penderita pada gelas objek
4. Mempersiapkan penampung
spesimen, yaitu cawan petri yang
dibuka, di atas dasar cawan petri
ditaruh alas berupa kertas bersih
berbentuk lingkaran
Teknik pemeriksaan
5. Mempersiapkan alat, yaitu
scalpel dan blade yang sudah
terpasang, diambil dari
cawan, dibersihkan dengan
alkohol 70%
6. Mempersiapkan area
kerokan dengan melakukan
desinfeksi area (di daerah
UKK yang masih aktif)
dengan alkohol 70%
7. Melakukan kerokan dengan
posisi scalpel tegak lurus
permukaan kulit, dilakukan
searah dan mengambil
secukupnya
Teknik pemeriksaan

8. Menampung kerokan pada


penampung yang sudah
dipersiapkan sebelumnya
(cawan petri)
9. Menetesi gelas objek
dengan KOH 10% secukupnya
10.Membasahi ujung lidi dengan
KOH yang diteteskan pada
gelas objek tadi
11.Mengambil spesimen dengan
ujung lidi yang basah
secukupnya
Teknik pemeriksaan
12. Menaruh spesimen dengan cara
memasukkan kembali ujung lidi dengan
spesimen ke atas gelas objek, aduk dan
ratakan sedikit
13. Tunggu 2-5 menit, tutup dengan kaca
penutup dan dipastikan bahwa preparat
layak diamati dengan mengeluarkan
gelembung di bawah kaca penutup
14. Memeriksa sediaan di bawah mikroskop
yang pertama meletakkan gelas objek
secara benar, lensa pengamatan adalah
lensa objektif perbesaran 10kali, ujung
lensa berada di salah satu sudut kaca
penutup
• **pada poin memeriksa sediaan ini
praktikan mempersilahkan dosen untuk
memeriksa terlebih dulu
Teknik pemeriksaan
15.Melakukan pengamatan secara zig-zag sehingga seluruh
area pengamatan tidak ada yang tertinggal untuk diamati.
Apabila sudah menemukan maka mengganti lensa objektif
ke perbesaran 40kali
16.Mengidentifikasi hasil pemeriksaan dengan menyebutkan
apa (bila perlu diagnosis apa) yang terlihat pada
pengamatan, dan mempersilahkan dosen untuk memeriksa
17.Mencatat hasil pemeriksaan pada form
18.Membuang gelas objek pada tempat sampah medis dan
menjaga kebersihan meja pemeriksaan
N.B. Kulit yang akan dikerok adalah kulit praktikan masing-
masing, area bebas, terutama daerah yang sering
berkeringat (eg. Axilla, sela Interphalangeal jari kaki, dll).
Hasil
• Elemen fungus / jamur
Dermatofit
• Candida
• Malazessia furfur
• Infeksi fungus / jamur
pada rambut
• Artefak
Pemeriksaan biakan
Media yang digunakan
• Agar Sabouraud
• Modifikasi Agar Sabouraud
Modifikasi 1 : Kloramfenikol + Sikloheksamid
Modifikasi 2 : Kloramfenikol
• Media DTM
Daftar Pustaka
Haryati S, Sari Y, Setyawan S. 2016. Buku Petunjuk
Praktikum ‘Fungus dan Parasit pada Kulit’. Surakarta: FK
UNS

Hunter JAA, Savin JA, Dahl MV. 2003. Clinical Dermatology. 3rd
Edition. United Kingdom: Blackwell Publishing

Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi


Dokter Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Konsil Kedokteran
Indonesia

Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. 2007. Fitzpatrick’s Color


Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 5th Edition. US:
McGraw-Hill Companies
Whatever you do, do it well. Do it so well that when people see you do it they
will want to come back and see you do it again and they will want to bring
others and show them how well you do what you do. (Walt Disney)

Anda mungkin juga menyukai