Anda di halaman 1dari 30

Kuliah-11

Desinfektan
Pengertian Desinfektan (1)
• zat kimia yang digunakan untuk
mendesinfeksi/membunuh
mikroorganisme patogen yang dapat
menginfeksi manusia atau binatang
Pencucian vs Desinfeksi-01
Desinfeksi:
• Proses penurunan jumlah mikroorganisme
yang mampu memperbanyak diri melalui
pembasmian atau inaktivasi mikroorganisme
tersebut dengan tujuan
menahan/menghentikan suatu benda atau
ruangan agar tidak berfungsi sebagai sumber
infeksi
Pencucian vs Desinfeksi-02
Pencucian:
• Proses untuk menghilangkan pengotor
termasuk debu, senyawa kimia,
pirogen, mikroorganisme, dan bahan
organik (menggunakan air dengan
bantuan detergen atau produk
enzimatik) tanpa membunuh atau
menginaktivasi mikroorganisme
Desinfektan VS Zat Pengawet
• Desinfektan/antiseptik: aktivitas antimikroba kuat,
bekerja non selektif, mekanisme kerja: perusakan dinding
sitoplasma, denaturasi protein (termasuk sistem enzim),
toksisitas kuat!
(Mutschler, 1997, hal. 636)
• Zat pengawet: aktivitas antimikroba tidak terlalu kuat,
bekerja selektif terhadap mikroba: penyerangan terhadap
struktur yang tidak terdapat atau secara mendasar berada
dalam bentuk berbeda pada organ manusia , mekanisme
kerja: menghambat sistem enzim dalam sel mikroba,
gangguan permeabilitas membran sitoplasma, gangguan
sintesis dinding sel mikroba, toksisitas lemah
Desinfektan VS Zat Pengawet
• H2O2, Cl2, NaOCl, KMnO4: oksidator kuat,
bekerja spontan mengoksidasi struktur apa
saja yang kaya elektron, sepanjang
penjumlahan potensial ½ sel redoks positif
• As. Benzoat: bentuk utuh (lipofil) dapat
menembus dinding sel mikroba terutama
bakteri aerob (selektif), bekerja menghambat
enzim katalase dan peroksidase sehingga
terjadi akumulasi H2O2 di dalam sel bakteri
Mekanisme Kerja (1)
• Pengrusakan membran sitoplasma disebabkan
penurunan tegangan permukaan atau denaturasi
protein membran
• Penghambatan enzim disebabkan denaturasi enzim
atau blokade gugus tiol (-SH)
• Reaksi kimia dengan asam nukleat
Karakteristika Desinfektan (1)
• Efektivitas kerja desinfektan dicapai dalam waktu
singkat
• Memiliki spektrum kerja luas
• Dapat digunakan pada kulit, selaput lendir, atau luka
tanpa menimbulkan toksisitas yang berat
• Bila terjadi resorpsi tidak bekerja toksis
• Kerja desinfektan terus berlangsung dalam jangka
waktu lama
• Tidak bekerja toksis terhadap lingkungan hidup
• Tidak memiliki bau yang tidak enak
Kekuatan Desinfektan
• Kemampuan suatu desinfektan untuk membunuh
mikroorganisme dinyatakan dengan koefisien fenol,
yaitu suatu angka yang menyatakan perbandingan
angka pengenceran tertinggi suatu desinfektan
terhadap angka pengenceran tertinggi fenol yang
dapat mematikan bakteri uji dalam waktu 10
menit tetapi tidak mematikan bakteri uji tersebut
dalam waktu 5 menit
• Untuk penentuan koefisien fenol menurut metode
AOAC, dapat digunakan berbagai bakteri sebagai
metode uji, yaitu: Salmonella typhi ATCC 6539,
Staphylococcus aureus FDA 209-ATCC 6538,
Pseudomonas aeruginosa PRD 10 – ATCC 15442
Penggunaan Desinfektan
• Desinfektan benar-benar hanya digunakan
untuk tujuan mendesinfeksi kuman
patogen dan bukan untuk tujuan lain
• Penggunaan desinfektan yang tidak tepat,
justru dapat memicu terjadinya resistensi
berbagai mikroorganisme patogen
terhadap desinfektan tersebut
• Mungkin juga terjadi resistensi silang
terhadap berbagai antibiotika
Resistensi Mikroba (2)
• Dilaporkan berbagai mekanisme resistensi
bakteri, jamur, virus, protozoa, maupun
prion
• Mekanisme intrinsik, terutama
kemampuan membentuk spora, adaptasi
pseudomonad, dan efek protektif biofilm,
merupakan mekanisme resistensi yang
paling signifikan
Tepat Peruntukkan, Tepat Dosis (3)
• Peralatan/artikel yang tahan panas, dapat didesinfeksi dengan
panas
• Konsentrasi desinfektan yang efektif
• Di rumah tangga desinfektan tidak perlu digunakan, kecuali bila
terdapat sumber Salmonella atau terdapat anggota keluar yang
memiliki problem hygiene tertentu
• Di fasilitas medis atau pada bagian tertentu industri
makanan/farmasi justru diperlukan metode desinfeksi tertentu
• Penggunaan desinfektan tangan di fasilitas komersial (rumah
potong hewan, dapur restoran, dll.) sangat disarankan
• Preparat kombinasi dari sabun dan desinfektan, sering tidak
efektif membunuh kuman
• Desinfektan harus disimpan ditempat yang tidak terjangkau oleh
anak-anak
• Penambahan aroma buah-buahan dan penggunaan gambar
buah-buahan pada kemasan/etiket produk desinfektan harus
dihindari
Zat Yang Berfungsi Sebagai
Desinfektan
• Zat kimia yang berfungsi sebagai desinfektan
meliputi senyawa anorganik maupun organik.
Kelompok senyawa organik terdiri dari
oksidator, halogen, dan senyawa logam
berat. Kelompok senyawa organik terdiri dari
aldehida, alkohol, fenol, amonium kuarterner,
sabun amfolit, Klorheksidin, senyawa per
organik, dll. Contoh desinfektan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Golongan Desinfektan
No. Golongan Desinfektan Desinfektan
Anorganik Organik
1. Oksidator Ozon, hidrogenperoksida,
kaliumpermanganat, asam per
anorganik: asam monoperoksosulfat
2. Halogen Klor, hipoklorit, iodium dan kompleks
iodium
3. Senyawa Senyawa perak (perak nitrat), garam
logam berat perak sulfadiazin
4. Aldehida Formaldehid, heksametilen
tetramin, taurolidin, glutaraldehida
5. Alkohol Etanol, n-propanol, isopropanol.
6. Fenol Fenol, m-kresol, thymol, eugenol,
, triclosan, o-fenil-fenol, 2-benzil-
4-
7. Fenol triclosan, klorofenol,
terhalogenasi heksaklorofenol, tetrabromkresol
8. Amonium Benzalkoniumklorida,
kuarterner mesetroniummetil sulfat
9. Sabun amfolit Dodisin (turunan asam amino)
10. Klorheksidin Klorheksidin
11. Senyawa per Asam per asetat
organik
Desinfektan untuk Peralatan:
Zat Aktif Konsentrasi Pada Waktu Kerja (jam) Efektivitas Terhadap
Penggunaan (%) Mikroba
Formaldehida dan 1 4 A
atau aldehid lain dan 2 2 A
turunannya 3 1 AB
2 A
4 0,5 A
5 1 A
6 1 AB
7 1 A
7,5 1 AB
Senyawa Per 0,35 1 AB
(Asamperasetat)
Fenol (m-kresol) 1,5 1 A

Keterangan:
A: Efektif membunuh bakteri vegetatif, termasuk mikobakteria, kapang dan spora
kapang
B: Cocok untuk menginaktivasi Virus
K: Konsentrasi dalam %
T: Waktu kerja (jam)
Desinfektan untuk Pakaian,
Permukaan, Kotoran
Zat Aktif Pakaian Permukaan Kotoran Efektivitas
Muntahan Feses Urin Thd.
K T K T K T K T K T Mikroba
Fenol 1 12 3 2 A
m-Kresol 1 12 5 4 A
Arnocid 1 12 5 6 5 4 5 6 5 2 A
Klor organik atau klor
anorganik dengan klor
aktif
Kloramin T

1,5 12 2,5 2 5 4 AB
Formalin 1,5 12 3 4 AB
Amphotensid (Franko- 2 12
DES, Tensodur 103)
Basa: 20 6
Kalsium hidroksida (1
Bag Ca(OH)2 + 3 Bag.
Air)
Desinfektan tangan
Zat Aktif Waktu Kerja (Menit) Efektivitas Thd. Mikroba
Ethanol 80% v/v 0,5 A
Isopropanol 70% v/v 0,5 A
n-Propanol 60% v/v 0,5 A
Kloramin T 1% 2 AB
Kloramin T 2% 1 AB

Keterangan:
A: Efektif membunuh bakteri vegetatif, termasuk mikobakteria, kapang
dan spora kapang
B: Cocok untuk menginaktivasi Virus
K: Konsentrasi dalam %
T: Waktu kerja (jam)

Sumber:
Liste der vom Robert Koch-Institut geprüften und anerkannten Desinfektionsmittel
und -verfahren1 Stand vom 31.5.2002 (14. Ausgabe), Bundesgesundheitsblatt,
Gesundheitsforsch -Gesundheitsschutz 2003 46:72–95, DOI 10.1007/s00103-002-
0524-4
Aldehid
Fenol/Alkilfenol
Fenol Terklorinasi
Tur. 8-Hidroksikinolin (Seny. N)
Seny. N Heterosiklik
Ammonium Kuarterner
Tur. Piridin Kuarterner
Gol. Lain-Lain
Higiene Rumah Tangga (5)
• Pencucian menggunakan bahan pencuci
biasa
• Sering mengganti lap pel
• Pembersihan lemari es secara teratur
• Pengosongan wadah sampah secara teratur
• Kamar mandi, dapur, WC dijaga tetap
kering
• Cuci tangan
Pustaka
1. Mutschler, E., Arzneimittelwirkungen, 7. Auflage, Wissenschaftliche
Verlagsgesellschaft, Stuttgart, 1977, s. 635-643
2. GERALD MCDONNELL AND A. DENVER RUSSELL, Antiseptics and
Disinfectants: Activity, Action, and Resistance, CLINICAL
MICROBIOLOGY REVIEWS, Vol. 12, No. 1, Jan. 1999, p. 147–179
3. Bräunig, J., Verbrauchertipps zu Lebensmittelhygiene, Reinigung und
Desinfektion, Bundesinstitut für Risikobewertung, Berlin, 2005, s. 1-4.
4. Desinfektionsmittel nur mit Vorsicht einsetzen, Gemeinsame
Presseerklärung des Bundesinstituts für Risikobewertung (BfR) und der
nationalen österreichischen Umweltbundesamt GmbH Wien,
http://www.bfr.bund.de/cms5w/sixcms/detail.php/2336, 24/2003,
13.11.2003
5. Liste der vom Robert Koch-Institut geprüften und anerkannten
Desinfektionsmittel und -verfahren1 Stand vom 31.5.2002 (14.
Ausgabe), Bundesgesundheitsblatt, Gesundheitsforsch
-Gesundheitsschutz 2003 46:72–95, DOI 10.1007/s00103-002-0524-4

Anda mungkin juga menyukai