DISINFEKTAN DAN ANTISEPTIK

ARINA SWASTIKA MAULITA

DEFINISI
DISINFEKTAN :
SUATU BAHAN KIMIA YANG MAMPU MEMBUNUH MIKROORGANISME
TETAPI TIDAK MEMBUNUH SPORA BAKTERI.
DISINFEKTAN TIDAK MEMBINASAKAN SELURUH MIKROORGANISME
TETAPI MENGURANGI JUMLAH MIKRORGANISME SAMPAI BATAS
YANG TIDAK MEMBAHAYAKAN BAGI KESEHATAN

ANTISEPTIK :
BAHAN KIMIA YANG DAPAT MEMBUNUH ATAU MENGHAMBAT
PERTUMBUHAN MIKROORGANISME YANG TERDAPAT PADA
JARINGAN HIDUP DENGAN TUJUAN UNTUK MEMBATASI ATAU
MENCEGAH INFEKSI YANG MEMBAHAYAKAN

DISINFEKTAN YANG IDEAL :

MEMBUNUH SEMUA JENIS MIKROORGANISME
AKSI KERJANYA CEPAT
WAKTU KERJA PANJANG
STABILITAS BAIK
SEDIKIT ATAU TIDAK TOKSIK
MURAH DAN MUDAH DIGUNAKAN

PENGGOLONGAN
DISINFEKTAN /ANTISEPTIK
BERDASARKAN STRUKTUR KIMIA

Alkohol
Aldehida
Halogen
Logam berat
Zat pengoksidasi

Fenol
Surfaktan kationik
Biguanida
Ethylene oxide
Miscellaneous

1. ALKOHOL
Alkohol alifatis bersifat antimikroba dengan
mekanisme denaturasi protein & merusak

membran
Etanol ; isopropanol; digunakan pada konsentrasi

70 95%, (>95% aktivitas menurun)

Membunuh sel vegetatif bakteri dan jamur tetapi
tidak membunuh spora
Daya penetrasi rendah sehingga hanya
digunakan untuk desinfeksi permukaan,
antiseptik tangan.

2. ALDEHIDA
Formaldehida dan glutaraldehida digunakan

dalam bentuk larutan dan uap sebagai

desinfektan maupun sterilan
Berikatan secara kimia dengan protein dan asam
nukleat sehingga dapat menginaktivasi bakteri ,
jamur dan beberapa virus
Lar. Formaldehida 34-38% dalam metanol
digunakan sebagai desinfektan permukaan
Lar. Glutaraldehida dalam air mempunyai
aktivitas optimum pada pH 7,5-8,5
Kekurangan : iritan, bau menyengat,
karsinogenik

3. HALOGEN
Bersifat sebagai oksidator : mengoksidasi protein

dan komponen sel yang lain.

Senyawa klor : klorin dan hipoklorit bersifat
sebagai bakterisid dan fungisid
Potensi senyawa klor berdasar pada
pembentukan ion Cl dari reaksi berikut :
Cl2 + H2O HOCl + H+ + ClNaOCl + H2O HOCl + NaOH

Senyawa klor banyak digunakan untuk desinfeksi

air dan permukaan.

Senyawa klor organik seperti kloramin dan
natrium isoklorosianurat bersifat lebih stabil serta
tidak terlalu toksik atau iritan.
Senyawa Iod
Bersifat bakterisid dan sporisid yang poten, tetapi
memiliki kekurangan efek iritasi serta
meninggalkan noda (staining)
Iodofor merupakan kompleks iod dengan
surfaktan yang berperan dalam meningkatkan
stabilitas iod
Contoh : Povidon-iodine

4. LOGAM BERAT

Senyawa logam merkuri, perak , seng dan

tembaga dapat digunakan sebagai desinfektan.

Membentuk presipitat dengan protein sel
Contoh bahan-bahan yang digunakan antara
lain : CuSO4, Ag nitrat, silver sulfadiazin, merkuri
nitrat

5. Zat Pengoksidasi
Ozon
H2 O2
: 3 % untuk pembersih luka dan
pembalut
KMnO4 : 1 : 1000 1 : 1500 mencuci luka
dan mukosa

6. Fenol
Denaturasi protein dan merusak membran

Fenol

: 0,2 1,0 % bersifat bakterisid, 3,0 %

nekrosis

Timol : 30 x lebih kuat daripada fenol, bersifat

fungisid.Berbau enak sehingga digunakan
untuk obat kumurdan pasta gigi. Larutan
5% dalam alkohol digunakan untuk disinfeksi kulit.

Eugenol : bakterisid dan anestesi lokal

Berbau menyengat dan iritan

7. Surfaktan kationik
Senyawa surfaktan kationik yang berfungsi

sebagai desinfektan adalah golongan amonium

kuartener
Denaturasi protein dan mengganggu membran
Digunakan sebagai desinfektan dan antiseptik
tangan
aktivitas maks suasana netral sampai

sedikit basa, diinaktivasi oleh protein, serum,

nanah
Contoh : setil piridinium klorida, dan

benzalkonium klorida

7. Biguanida
Contoh : klorheksidin (kelarutan dalam air rendah)
Diabsorbsi oleh membran sel sehingga

menyebabkan kerusakan molekul dan presipitasi

sitoplasma
Toksisitas rendah dan kerjanya cepat
Desinfeksi alat, tangan, untuk mencegah infeksi
rongga mulut dan tenggorokan.

PENGGUNAAN DISINFEKTAN
PENGGUNAAN :
DISINFEKTAN : DIGUNAKAN PADA ALAT/INSTRUMEN, LANTAI
ANTISEPTIK

: DIGUNAKAN PADA JARINGAN, MUKOSA (TOPIKAL)

RUMAH SAKIT
DISINFEKSI KULIT DAN MEMBRAN MUKOSA
Disinfeksi tangan : klorheksidin glukonat, etanol
70% ,
povidon iodin
Disinfeksi tangan pre-operasi : disinfeksi yang
bekerja cepat. Klorheksidin 0,5 %, Iodin I % dalam
etanol 70 %, povidon iodin, bensalkonium
klorida.
Disinfeksi membran mukosa : larutan iodine

 DISINFEKSI PERMUKAAN
Lantai, dinding, perabotan
Kamar mandi, wc
dapur dan peralatannya (hipoklorit,
surfaktan
kationik)
DISINFEKSI PERALATAN
Peralatan non medis
Peralatan medikal dan operasi
DISINFEKSI AIR
DISINFEKSI UDARA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

TERHADAP EFISIENSI DISINFEKSI :
1. SUHU
KECEPATAN DISINFEKSI MENINGKAT DENGAN MENINGKATNYA
SUHU, BESAR PENINGKATAN BERBEDA-BEDA TERGANTUNG
JENIS DISINFEKTAN YANG DIGUNAKAN.
KOEFISIEN SUHU (TIAP KENAIKAN 100C ) DIRUMUSKAN DGN :
WAKTU BUNUH PADA X0C
WAKTU BUNUH PADA X + 10 0C

2. KONSENTRASI
KECEPATAN DISINFEKSI BERBANDING LURUS
DENGAN KONSENTRASI DISINFEKTAN
n log C + log t = K
n = koefisien pengenceran
C = konsentrasi
t = waktu pembinasaan

KEMAMPUAN DESINFEKTAN DENGAN ANGKA

PENGENCERAN TINGGI AKAN MENURUN
SENYAWA FENOLIK MEMPUNYAI NILAI n = 4-10
DISINFEKTAN DENGAN NILAI n RENDAH, DAYA
DISINFEKSINYA TETAP , MISALNYA SURFAKTAN
KATIONIK (n=0,8-2,5)

3. WAKTU KONTAK
WAKTU KONTAK ANTARA DISINFEKTAN DENGAN INOKULUM
DIPENGARUHI OLEH SUHU DAN KONSENTRASI

4.pH
PENGARUH pH TERHADAP AKTIVITAS DISINFEKTAN
BERSIFAT KOMPLEKS.
PADA UMUMNYA MIKROORGANISME TUMBUH PADA pH 6-8
DISINFEKTAN YANG AKTIF DALAM BENTUK TAK
TERDISOSIASI AKAN TURUN AKTIVITASNYA APABILA pH
BERUBAH KEARAH PEMBENTUKAN ION.
DISINFEKTAN KATIONIK : pH NAIK, AKTIVITAS MENINGKAT

5. JENIS MIKROORGANISME DAN LUAS AREA

TERKONTAMINASI
DISINFEKTAN AKAN BEKERJA EFEKTIF BILA DIGUNAKAN
SESUAI DENGAN SPEKTRUM AKTIVITASNYA.

6. BAHAN ORGANIK
EFISIENSI DISINFEKTAN AKAN MENURUN DENGAN
ADANYA BAHAN ORGANIK MISALNYA, MAKANAN, CAIRAN
TUBUH, PLASTIK, DLL.
BAHAN ORGANIK DAPAT MEMBENTUK LAPISAN
PELINDUNG DI PERMUKAAN MIKROORGANISME

7. FORMULASI
BAHAN-BAHAN PENYUSUN FORMULA DAPAT
MEMPENGARUHI KERJA DISINFEKTAN :
PELARUT ORGANIK AKAN MENURUNKAN AKTIVITAS
DISINFEKTAN YANG LARUT LEMAK
AKTIVITAS DISINFEKTAN KATIONIK LEBIH BESAR
PADA PELARUT ALKOHOL DARIPADA PELARUT AIR
PENAMBAHAN ASAM AKAN MENAMBAH SIFAT
SPORISIDAL
SABUN DAN SURFAKTAN DAPAT MENINGKATKAN
EFEK ANTIBAKTERI KARENA AKAN MENURUNKAN
TEGANGAN PERMUKAAN DAN MENINGKATKAN
PERMEABILITAS MEMBRAN SEL MIKROBA.
AKTIVITAS SENYAWA KATIONIK BERSIFAT
ANTAGONIS DENGAN SURFAKTAN ANIONIK ATAU
NONIONIK.

METODE UJI DISINFEKTAN / ANTISEPTIK

TERDAPAT BERMACAM-MACAM METODE YANG

DIKELUARKAN OLEH BEBERAPA ORGANISASI : BSI, AFNOR,
AOAC, DGHM.
TIDAK ADA METODE TUNGGAL YANG DAPAT MENENTUKAN
SECARA KESELURUHAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA, HARUS
DILAKUKAN DENGAN BEBERAPA METODE.

1. BAKTERIOSTATIC TEST
A. SERIAL DILUTION TEST (KUANTITATIF)
DILAKUKAN PENGENCERAN TERHADAP
LARUTAN DISINFEKTAN SAMPAI
DIDAPATKAN SATU SERI PENGENCERAN.
KEMUDIAN LARUTAN ENCER DIMASUKKAN
KE DALAM MEDIA YANG TELAH
DITAMBAHKAN KUMAN UJI. PADA LARUTAN
YANG TIDAK TERDAPAT PERTUMBUHAN
MIKROORGANISME, MAKA KONSENTRASI
TERSEBUT ADALAH MINIMUM INHIBITORY
CONCENTRATION (MIC) ATAU
KONSENTRASI BAKTERIOSTATIK.
B. AGAR DIFUSSION TEST (KUALITATIF)

2. BACTERICIDAL TEST
MENGUKUR KEMEMPUAN DISINFEKTAN
MEMBUNUH KUMAN.
- PHENOL COEFFICIENT TEST
METODE RIDEAL WALKER, MENGGUNAKAN
FENOL SEBAGAI PEMBANDING UNTUK
MENENTUKAN PENGENCERAN TERTINGGI
(KONSENTRASI TERENDAH) DARI
DISINFEKTAN YANG MAMPU MEMBINASAKAN
KUMAN UJI DALAM SATU SERI INTERVAL
WAKTU TERTENTU, PADA KONDISI TERTENTU.
MIKROBA UJI YANG DIGUNAKAN ;
SALMONELLA TYPHII ATCC6539,
STAPHYLOCOCCUS AUREUS FDA 209-

CARA PENETAPAN :
1. LAR. STOK DISINFEKTAN 1% DIBUAT PENGENCERAN
BEBERAPA KONSENTRASI
2. MASUKKAN 5 ML DISINFEKTAN DAN LAR. FENOL KE
DALAM TABUNG, KEMUDIAN TABUNG DILETAKKAN PADA
PENANGAS AIR 200 C SELAMA 5 MENIT.
3. SELANJUTNYA MASUKKAN KUMAN UJI KE DALAM
MASING-MASING TABUNG, BIARKAN KONTAK SELAMA 5
MENIT.
4. DILAKUKAN TRANSFER I SETELAH 5 MNT, TRANSFER II (10
MNT), TRANSFER III (15 MNT)
5. INKUBASIKAN 370 C SELAMA 48 JAM
PERHITUNGAN KOEFISIEN FENOL
KOEFISIEN FENOL : PENGENCERAN TERTINGGI YANG DAPAT
MEMBINASAKAN KUMAN UJI DALAM WAKTU 7,5-10 MENIT,
TETAPI TIDAK DALAM 2,5-5 MENIT.

SKEMA FENOL KOEFISIEN TEST