Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI & PARASITOLOGI

TES DESINFEKTAN SECARA KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Dosen Pengampu : apt Lilih Riniwasih Kadiwijati, M. Farm

Disusun Oleh :

Kelompok 3 Grup A

Ezra Alvira Setiawan 2243080024

Petra Agita 2243080036

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI ILMU FARMASI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Capaian Pembelajaran
Mampu meningkatkan keterampilan dasar mahasiswa dalam penggunaan
alat dan bahan yang digunakan dalam menyelidiki mikroorganisme tahap lebih
lanjut.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk membandingkan daya bunuh desintektan dengan daya bunuh fenol
terhadap bahan uji yang sama
2. Memahami tes desinfektan secara kualitatif dan kuantitatif
3. Untuk mengetahui cara pembuatan larutan desinfektan
4. Untuk mengetahui apakah desinfektan yang digunakan mampu untuk
membunuh bakteri
C. Dasar Teori
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari biologi yang khsusu
mempelajari jasad jasad renik. Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia
atau pengaruh fisikayang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran jasadrenik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau
menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan,
antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau
membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada
jaringanhidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi
tangan,lantai, ruangan, peralatan dan pakaian.
ada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yangdigunakan sebagai
antiseptik dan desinfektan. tetapi tidak semua bahandesinfektan adalah bahan
antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. &ntiseptik
tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat
keras. terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu
cara dalam prosessterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. tetapi pada
kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan
dalam prosessterilisasi. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab
penyakitdengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat
mengurangikemungkinan terjadi infeksi dengan membunuh mikroorganisme
patogen.Disenfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat
digunakandan bahan ini dinamakan antiseptik. antiseptik adalah alat yang dapat
menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup,sedang
desinfeksi digunakan pada benda mati. Disinfektan dapat puladigunakan sebagai
antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
BAB II

METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


1. Tes Desinfektan secara kuantitatif :
a. Alat
- Tabung steril kosong 10 buah
- Pipet mat steril (1 ml, 2 ml, 5 ml, 10 ml masing masing 2)
b. Bahan
- TSB (dalam tabung kecil 24 @ 3 ml)
- Fenol murni 1 gram
- Aquadest steril
- Desinfektan dengan bahan aktif Pine Oil 2,5 %
- Bakteri : - Staphylococcus aureus dan Salmonella typhii
2. Tes Desinfektan secara kualitatif :
a. Alat dan Bahan
- Tabung steril kosong 10 buah
- Pipet mat steril (1 ml, 2 ml, 5 ml, 10 ml masing masing 2)
b. Bahan
- Disinfektan : Dettol, antis, betadine, alkohol 70%
- Kaldu pepton
- Lempeng atau plat agar
- Kapas steril
B. Prosedur Pelaksanaan
1. Tes Desinfektan secara kualitatif
a. Bagian bawah lempeng dibagi menjadi 5 sektor
b. Cuci tangan dengan bersih
c. Tempelkan ujung 5 jari pada 5 sektor yang telah ditandai :
- Ibu jari tanpa desinfektan tempelkan pada sector 1 (blank)
- Jari telunjuk dengan Dettol tempelkan pada sector 2
- Jari tengah dengan alcohol 70% tempelkan pada sector 3
- Jari manis dengan antis tempelkan pada sector 4
- Jari kelingking dengan betadine tempelkan pada sector 5
- Eramkan pada 37 derajat celcius selama 16 – 24 jam
2. Tes desinfektan secara kuantitatif
a. Pembuatan larutan fenol
Timbang 1 gram fenol dan dilarutkan dalam 19,9 ml aquadest steril dalam
tabung besar steril dan campur dengan cara mengusap pipet berulang
sampai tercampur rata
b. Pembuatan larutan desinfektan
Pipet 1 ml desinfektan dilarutkan dalam 9 ml aquadest steril dalam tabung
reaksi besar, campur rata dengan mat pipet berulang ulang hingga
tercampur rata
3. Cara kerja :
a. Siapkan 8 tabung kosong, isi dengan aquadest steril sesuai dengan
pengenceran 4 tabung untuk fenol dan 4 tabung lagi untuk desinfektan
b. Buat larutan fenol 1 gram / 19,9 ml , larutan harus jernih, bila tidak jernih
berarti salah dalam penimbangan
c. Pipet larutan fenol dan buat pengenceran untuk memasukkan ke 4 tabung
d. Setelah siap semua dengan tepat waktu tiap ½ menit masukan ½ cc
suspense bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi ke tabung
tabung pengenceran fenol maupun desinfektan
e. Lanjutkan dengan mengambil dengan ose dari tiap pengenceran tadi dalam
tempo ½ menit ke semua tabung TSB
f. Eramkan di incubator 1 hari, kemudian liat kekeruhan yang terjadi
g. Buat table hasil pengamatan dan hitung fenol koofisiennya.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Test Disinfektas Kuantitatif

TSB
Standar
5 10 15
1 : 80 + - -
1 : 90 - + +
1 : 100 + + +
1 : 110 + + +

TSB
Disinfektan
5 10 15
1 : 40 + + +
1 : 60' + + +
1 : 80 + + +
1 : 100 + + +

2. Test Disinfektan Kualitatif

Disinfektan
Bakteri Blank Alkohol
Dettol Antis Betadine
70%
Staphylococcus
+ - + + +
aureus
Escherichia
+ - + + +
coli

B. Pembahasan
Desinfektan adalah zat yang digunakan untuk mencegah infeksi dengan
mematikan mikroba misalnya sterilisasi alat kedokteran.Sterilisasi ditujukan
untuk membunuh semua mikroorganisme.Untuk menganalisa kadar desinfektan
dan antiseptik ini maka perlu diadakan uji kuantitatif untuk mengetahui daya
hambat suatu desinfektan terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Uji ini selain
berdasarkan uji konsentrasi penghambatan terkecil juga dapat distandarisasi
dengan uji fenol. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah suatu uji koefisien
fenol, untuk menguji daya hambat suatu mikroba atau bakteri uji dengan
membandingkannya dengan daya hambat fenol terhadap bakteri. Fenol digunakan
sebagai standarisasi dikarenakan bakteri bersifat sensitif atau rentan terhadap
fenol, sehingga fenol efektif membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Berdasarkan data yang sudah kami dapat, kami menyimpulkan bahwa
fenol mampu membunuh sebagian kuman saja. Karena kuman tumbuh pada
sediaan fenol pada perbandingan pengenceran 1:90,1:100, dan 1: 110. Selanjutnya
fenol akan digunakan sebagai standarisasi bagi sampel desinfektan yang akan
diuji.
Pada praktikum yang telah dilakukan, kelompok kami mengambil sampel
wipol sebagai salah satu contoh desinfektan yang akan diuji dan bakteri
Staphylococcus aureus sebagai bakteri yang akan diuji coba. Berdasarkan data
yang sudah kami dapat, kami menyimpulkan bahwa desinfektan wipol tidak
mampu membunuh kuman karena kuman tumbuh pada sediaan desinfektan.
Kesalahan dalam penanaman yaitu kontaminasi dari lingkungan sekitar juga
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas desinfektan.
Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas desinfektan yang
digunakan untuk membunuh jasad renik adalah ukuran dan komposisi populasi
jasad renik, konsentrasi zat antimikroba, lama paparan, temperatur, dan
lingkungan sekitar.
Berdasarkan percobaan uji desinfektan yang kami lakukan pada
perbandingan 1 : 40, 1 : 60, 1 : 80, dan 1 :100 mendapati hasil yang positif. Oleh
sebab itu wipol merupakan desinfektan yang kurang cocok untuk membunuh
bakteri secara efektif.
Kemudian pada uji disinfektan secara kulitatif didapatakan hasil bahwa
cawan petri yang diberikan dettol tidak ditumbuhi bakteri, sedangkan cawan petri
yang diberikan alkohol 70%, betadine, dan antis ditumbuhi dengan bakteri. Dari
hasil pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa disinfektan dettol mampu
membunuh bakteri dan sesuai dengan klaimnya yang dapat membunuh kuman
sampai 99%.
C. Kesimpulan
Berdasarkan data yang sudah kami dapat, kami menyimpulkan bahwa
desinfektan wipol tidak mampu membunuh kuman karena kuman tumbuh pada
sediaan desinfektan. Kesalahan dalam penanaman yaitu kontaminasi dari
lingkungan sekitar juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
aktivitas desinfektan. Selain itu pada uji disinfektas secara kulitatif didapatakan
hasil bahwa cawan petri yang diberikan dettol tidak ditumbuhi bakteri, sedangkan
cawan petri yang diberikan alkohol 70%, betadine, dan antis ditumbuhi dengan
bakteri. Dari hasil pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa disinfektan dettol
mampu membunuh bakteri dan sesuai dengan klaimnya yang dapat membunuh
kuman sampai 99%.
DAFTAR PUSTAKA

Black, J.G.1999. Microbiology Principles and Explanation.Prentice Hall International,


Inc. New Jersey

Betsy, Tom dan Keogh, Jim. 2005. Microbiology Demystifed. McGraw-Hill Publisher.
USA

Burrow, W.1959. Textbook of Microbiology. W.B. Saunders Company. Philadelphia

Koes Irianto.2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. Bandung : CV


Yrama Widya

Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta

Postlethwait dan Hopson. 2006. Modern Biology. Holt, Rinehart and Winston. Texas

Purves dan Sadava. 2003. Life The Science of Biology 7th Edition. Sinauer Associates
Inc. New York

Sarles W.B, W.C Frazier, J.B. Wilson, and S.G. Knight. 1956.Microbiology.
Harper&Brother. New York

Talaro K.P. and A. Talaro, 1999.Foundation in Microbiology Third Edition. McGraw


Hill Company. Boston

Anda mungkin juga menyukai