Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB VII
UJI KOEFISIEN FENOL

DISUSUN OLEH :

TRI SUBEKTI

1192111

2 REGULER C

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI NUSAPUTERA


SEMARANG
PRODI DIII FARMASI
2019 / 2020
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
BAB VII
UJI KOEFISIEN FENOL

I. TUJUAN
Mengetahui cara menentukan koefisien fenol dari suatu desinfektan.

II. DASAR TEORI


Fenol ( asam karbol ) memiliki daya bunuh pada konsentrasi rendah (2-4%), karena
mampu mempresipitasikan protein secara aktif, selain itu juga merusak membran sel
dengan cara menurunkan tegangan permukaannya. Fenol merupakan standar pembanding
untuk menentukan aktivitas atau khasiat suatu desinfektan. Desinfektan adalah bahan yang
digunakan untuk melaksanakan disinfeksi, terutama untuk benda-benda mati. Kata ini
sinonim dengan zat antiseptik, namun digunakan untuk mikroorganisme yang kontak
dengan tubuh tanpa mengakibatkan kerusakan besar pada jaringan (Waluyo,2004).
Desinfeksi adalah suatu proses untuk membunuh mikroorganisme yang bersifat patogen
yang bersifat patogen yang sering digunakan adalah dengan cara kimia atau fisik, cara ini
ditujukan untuk pemakaian pada benda mati. Semua disinfekstansia efektif terhadap sel
vegetatif, tetapi tidak selalu efektif terhadap sporanya (Djide, 2008). Desinfeksi
merupakan proses yang mematikan semua mikroorganisme patogen dengan cara kimiawi
atau fisik. Desinfeksi mempunyai daya kerja terhadap bentuk vegetatif dari
mikroorganisme, tetapi belum tentu mematikan sporanya (Hastowo, 1992).
Kefektifan suatu desinfektan yang dapat larut dalam air dan terdiri dari turunan
(golongan) senyawaan fenol dapat diuji dengan penentuan koefisien fenol. Pengujian ini
tidak dilakukan berdasarkakn pembandingan dengan fenol murni dalam keadaan yang
sama (Irianto, 2006).
Keefektian mematikan mikroorganisme dari suatu disinfektan dapat ditentukan dengan
penyampuran biakan mikroorganisme apasaja yang harus dimusnahkan, kemudian
menentukan waktu yang diperlukan oleh disinfektan untuk mematikan organisme tersebut.
Hal ini dapat dilakukan dalam keadaan yang telah dibakukan secara teliti, yaitu dengan
medium pembiakan yang susunannya sudah ditetapkan, suhu dan jumlah bakteri yang
suah diketahui dengan resistensi yang konstan, sehingga diperoleh hasil yang tepat dan
dapat diulang kembali (reproducible) (Irianto, 2006).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat : Tabung Reaksi dan Rak tabung, Labu Takar, Jarum Ose, Stop watch, Inkubator.
Bahan : Larutan NaCl fisiologis, Nutrient Agar, Larutan fenol, Sampel desinfektan,
Aquadest Steril, Salmonella Typhosa.

IV. SKEMA KERJA


a. Pembuatan media.

Timbang sejumlah media sesuai dengan takarannya. larutkan dengan aquadest didalam
erlenmeyer,

homogenkan dan panaskan hingga mendidih sambil di aduk.

Pipet 15 ml media, masukkan kedalam tabung reaksi sejumlah 18 tabung reaksi

sterilisasi basah dengan autoclave dalam suhu 121o C pada tekanan 1 atm.

b. Pembuatan NaCl Fisiologis.

NaCl (p.a) ditimbang sebanyak 0,85 gram, masukkan kedalam erlenmeyer.

larutkan dengan aquadest steril ad 100 ml.

sterilisasikan dengan autoclave dalam suhu 121o C pada tekanan 1 atm.


c. Pembuatan inoculum Salmonella typhosa.

Siapkan bakteri uji Salmonella typhosa dengan membiakkannya pada media, lalu
inkubasi selama 24 jam pada suhu 37o C.

Tambahkan 1 sengkelit biakan, masukkan kedalam 10 ml larutan NaCl fisiologis,


homogenkan, inkubasikan pada suhu 35 - 37o C selama 48 jam.

Remajakan bakteri dari nutrient broth 3x berturut - turut.


biakan yang digunakan untuk pengujian adalah yang berasal dari nutrient broth
peremajaan ke 3.

d. Pembuatan larutan fenol.

Kristal fenol ditimbang 5% sesuai kadar dengan 100 ml aquadest steril, kocok
ad homogen.

buat pengenceran 1 : 80, 1 : 100 dan 1 : 120 dari larutan baku 5%.

larutan pengenceran yang dibutuhkan sebanyak 5 ml dalam tabung reaksi.


e. Pembuatan larutan desinfektan.

buat desinfektan baku 5% dalam aquadest steril 100 ml.

Buat pengenceran 1 : 80, 1 : 100, 1 : 150, 1 : 200 dari larutan baku 5%.

larutan pengenceran yang dibutuhkan sebanyak 5 ml dalam tabung reaksi

f. Uji koefisien fenol.

Siapkan 9 cawan petri yang telah diisi media NA yang sudah


memadat. bagi menjadi 3 bagian tiap cawan petri untuk waktu 5', 10',
15'.

pipet 0,5 ml masing - masing inokulum masukkan kedalam 5ml


larutan fenol dan larutan desinfektan. tunggu selama 5 menit, ambil 1
ose dari campuran dan goreskan pada cawan petri yang terisi media
NA.

tunggu selama 10 menit, ambil 1 ose dari campuran dan goreskan pada
cawan petri yang sama tetapi pada bagian yang berbeda.

tunggu selama 15 menit, ambil 1 ose dari campuran dan goreskan pada
cawan petri yang sama tetapi pada bagian yang berbeda

inkubasi cawan petri yang telah selesai digores pada suhu 37o C
selama 24 - 48 jam. setelah itu amati ada tidaknya bakteri pada setiap
cawan petri.
V. HASIL PERCOBAAN

Hasil Koefisien
No Lampiran Pengenceran
5’ 10’ 15’
1:20 - - -
1:80 - - - 1/80 : 1/80
1 Fenol 1:100 + - - =1
1:150 + + -
1:200 + + +
1:20 - - -
1:80 + - -
1/80 : 1/80
2 Dettol 1:100 + + -
=1
1:150 + + +
1:200 + + +

VI. PEMBAHASAN
Data percobaan menunjukkan bahwa larutan fenol 5% (b/v) pada pengenceran 100 kali
dapat membunuh bakteri dengan waktu kontak 10 menit dan tidak membunuh bakteri pada
waktu kontak 5 menit, begitupun dengan dettol pada pengenceran 80 kali dapat
membunuh bakteri dengan waktu kontak 10 menit dan tidak membunuh bakteri pada
waktu kontak 5 menit. Dapat dilihat bahwa produk dettot tersebut memiliki koefisien 1 ,
sehingga yang artinya produk-produk tersebut memiliki daya antibakteri yang sama
efektifnya dengan fenol yang diujikan ke Salmonella thyposa.

VII. KESIMPULAN
Uji koefisien fenol dan Dettol terhadap Salmonella thyposa terbukti memiliki daya
antibakteri aktivitas sama kuatnya dengan fenol yang ditunjukkan dengan koefisien fenol
yang sama dengan fenol yaitu 1 = 1.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Koes, irianto. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Yrama Widya;
Bandung.
Maksum, Radji 2011. Buku Ajar Mikrobiolog kedokterani. EGC; Jakarta.
Djide, Natsir. 1979.Mikrobiologi farmasi dasar.Unhas : Makassar
IX. TUGAS
1. Bagaimana mekanisme aksi senyawa fenol dalam aktivitasnya sebagai antibakteri?
2. Sebutkan contoh produk yang mengandung senyawa fenol!

JAWAB :

1. Merusak dinding sel dan merusak enzim-enzim pada bakteri.


2. Wipol, Dettol.

Anda mungkin juga menyukai