Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB VI
PENGUJIAN STERILITAS

DISUSUN OLEH :

TRI SUBEKTI

1192111

2 REGULER C

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI NUSAPUTERA


SEMARANG
PRODI DIII FARMASI
2019 / 2020
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
BAB VI
PENGUJIAN STERILITAS

I. TUJUAN
Mengetahui cara pengujian sterilitas dari berbagai produk farmasi yang telah
memenuhi syarat sterilitas.

II. DASAR TEORI


Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan
mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat berupa
pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi, atau filtrasi (Gruendemann dan Fernsebner,
2006).
Menurut Farmakope edisi IV (1995), uji sterilitas digunakan untuk menetapkan
apakah suatu bahan/sediaan farmasi yang diharuskan steril memenuhi syarat sesuai
dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada masing - masing monografi, dimana
untuk penggunaannya sesuai dengan prosedur pengujian sterilitas sebagai bagian dari
pengawasan mutu pabrik, seperti yang tertera dalam sterilisasi dan jaminan sterilitas
bahan.
Uji sterilitas dilakukan terhadap produk dan bahan yang sebelumnya telah
mengalami proses pensterilan yang telah diberlakukan. Hasilnya membuktikan
bahwa prosedur sterilisasi dapat diulang secara efektif. Tetapi umumnya disetujui
bahwa kontrol yang dilaksanakan selama proses validasi memberikan jaminan lebih
efektifnya proses sterilisasi. Uji ini dilakukan terhadap sampel yang dipilih untuk
mewakili keseluruhan lot bahan tersebut. Sampel bisa diambil dari kemasan atau
wadah akhir suatu produk, atau sebagai bagian dari tangki bulk cairan atau daribahan
bulk lainnya (Lachman dkk., 1994)

III. ALAT & BAHAN


Alat : Tabung Reaksi, Pipet Ukur, Inkubator, Bunsen, Laminar Air Flow cabinet
Bahan : Fluid Thioglicolate Medium ( FTM ), Tryptic Soy Broth ( TSB ), Sampel uji,
Alkohol.
IV. SKEMA KERJA

Sucihamakan ruang kerja / LAF dengan alkohol 70%

rendam sampel dengan alkohol 70%.

Pipet 1 ml sampell, masukkan ke dalam 15 ml media FTM. dan pipet 1ml sampel, masukkan ke
dalam 15 ml media TSB

Buat Kontrol Bacillus subtilis pada media FTM dan Candida albicans pada media TSB.

Buatlah kontrol negatif yaitu dengan menginkubasikan media tanpa penambahan apapun.

Inkubasikan Media FTM pada suhu 37o C dan media TSV pada suhu 20o C.

Amati kekeruhan media setiap hari selama 14 hari.

V. HASIL PERCOBAAN

Volume (ml) Pengamatan hari ke-


Medi
No Medi
Sample a 1 3 5 7 10 14
a
15 FTM Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih
1 Tetes Mata
15 TSB Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih
15 FTM Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih
2 Salep Mata
15 TSB Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih
Ada Keruh Keruh Keruh Keruh
15 FTM Jernih
kekeruhan gelap gelap gelap gelap
Ada Banya
sedikit k
Water Pro Ada
3 butiran butiran
Injection sedikit
15 TSB Jernih Jernih Jernih hitam hitam
butiran
dan dan
hitam
sedikit serabut
serabut putih,
putih Cairan
keruh
Ada Keruh Keruh Keruh
NaCl 15 FTM Jernih Jernih
4 kekeruhan gelap gelap gelap
infuse
15 TSB Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih
Ranitidin 15 FTM Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih
5
Injection 15 TSB Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih
15 FTM Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih
Blanko
15 TSB Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih
Ada Keruh Keruh Keruh Keruh Keruh
B. subtilis 15 FTM
kekeruhan gelap gelap gelap gelap gelap
Banya
Ada
k
Kon sedikit
butiran
trol Ada butiran
hitam
Posi C. sedikit hitam
15 TSB Jernih Jernih Jernih dan
tif albicans butiran dan
serabut
hitam sedikit
putih,
serabut
cairan
putih
keruh

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini digunakan sampel tetes mata, salep mata, water pro
injection, NaCl infuse, Ranitidine Injection dengan media FTM dan TSB. Hasil yang
di dapat setelah dilakukan inkubasi media yang telah di tambahkan sampel yaitu pada
salep mata, tetes mata, ranitidine injection tidak menunjukkan adanya cemaran
bakteri dan tidak menunjukkan adanya cemaran jamur yang tumbuh pada media FTM
dan TSB. Dan pada sampel water pro injection pada hari ke – 7 menunjukkan
adanaya sedikit butiran hitam yang berarti pada water pro injection dalam media TSB
terdapat pencemaran jamur dan pada media FTM pada hari ke – 3 sudah
menunjukkan adanya bakteri yang tumbuh pada media tersebut yang ditandai dengan
kekeruhan pada media. Pada sampel NaCl infuse pada hari ke 5 menunjukkan adanya
kekeruhan pada media FTM sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat cemaran
bakteri yang tumbuh pada media tersebut, sedangkan pada media TSB tidak
menunjukkan adanya perubahan dan media tetap jernih hingga hari ke – 14. Pada
praktikum kali ini, juga digunakan blanko dan control positif yang berfungsi sebagai
pembanding.

VII. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa :
a) Obat tetes mata, salep mata, dan ranitidine injection dinyatakan steril ( bebas
dari bakteri ) sehingga obat tetes mata, salep mata. Dan ranitidine injection
tersebut layak untuk digunakan oleh masyarakat.
b) Media FTM digunakan untuk menunjukkan / mengecek adanya Pencemaran
bakteri dengan suhu inkubasi 37oC. Sedangkan media TSB digunakan untuk
mengecek adanya pencemaran jamur dengan suhu inkubasi 20oC.
c) Percobaan dilakukan secara aseptis di dalam LAF.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV
Genarro, A.R, et al. Remingtons Pharmaceutical Science. 18th Edition.Pensylvania:
Marck Publishing Company.
Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL.Teori dan Praktek Farmasi Industri.
EdisiKetiga. Vol III. DiterjemahkanolehSitiSuyatmi. Jakarta: UI Press; 1994.

IX. TUGAS
1. Apa fungi alcohol yang digunakan pada praktikum ini?
2. Jelaskan tentang control positif dan control negative beserta fungsinya!
3. Buatlah skema penggunaan LAF yang ada di LAF yang ada di laboratorium
Akfar Nusaputera!

JAWAB :

1) Untuk menunjang sterilisasi ruang uji / LAF.


2) Kontrol positif bertujuan untuk membandingkan pola hambatan dan
kemampuan aktivitas antibakteri dari asap cair dalam menghambat bakteri
uji. Kontrol negatif yaitu menggunakan aquadest yang bertujuan untuk
membuktikan bahwa aquadest tidak memiliki zat antibakteri.
Nyalan sinar UV selama 30 menit, letakkan bunsen di dalam LAF dengan
kondisi menyala selama 10 menit.

siapkan alat - alat yang akan digunakan dalam keadaan steril.

semprot alat alat tersebut dengan alkohol 70% atau spiritus sebelum
dimasukkan ke dalam LAF

Semprot juga dinding dan meja LAF, hidupkan blower LAF untuk
menjalankan airflow.

Nyalakan lampu LAF, setelah itu LAF siap digunakan.


3)

Anda mungkin juga menyukai