Anda di halaman 1dari 8

UJI EFEKTIVITAS BAHAN PENGAWET

• Bahan pengawet adalah bahan atau senyawa yang ditambahkan pada sediaan
farmasi untuk melindungi sediaan terhadap aktivitas mikroorganisme.

• Langkah-langkah uji efektivitas bahan pengawet :


1. Menyiapkan mikroba uji
Mikroba yang digunakan dalam pengujian ini adalah Candida albicans, Aspergilus niger,
Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa.

2. Menyiapkan media perbenihan


Media perbenihan yang digunakan harus diuji fertilitas dan disesuaikan dengan jenis
mikroba uji, misalnya media soybean-casein digest agar.
3. Membuat inokulum
• Mikroba uji harus dibiakkan dengan menginokulasikan mikroba dalam media agar
yang sesuai kemudian diinkubasi pada suhu 30-35oC selama 18-24 jam untuk
biakan bakteri atau pada suhu 20-25oC selama 48 jam untuk memanen Candida
albicans.
• Larutan NaCl 0,9% steril digunakan untuk memanen Candida albicans, kemudian
inokulum diencerkan hingga konsentrasi 105 sel/ml.
• Konsentrasi setiap mikroba uji yang digunakan selanjutnya ditetapkan untuk
menentukan banyaknya inokulum yang digunakan dalam pengujian.
• Jika suspensi mikroba uji tidak segera digunakan, suspensi inokulum harus
dipantau secara berkala dengan metode lempeng agar untuk menghitung kadar
inokulum.
4. Prosedur pengujian
• Jika wadah sediaan yang akan diuji dapat ditembus secara aseptis dengan jarum suntik, pengujian
dilakukan pada 5 wadah asli. Akan tetapi, jika wadah sediaan tidak dapat ditembus dengan jarum
suntik, 20 ml sampel dipindahkan secara aseptis ke dalam 5 tabung reaksi bertutup yang sesuai
dan steril.
• Selanjutnya, salah satu suspensi inokulum mikroba uji diinokulasikan ke dalam masing-masing
wadah, dengan perbandingan 0,01 ml inokulum untuk 20ml sediaan, kemudian dicampur hingga
homogen.
• Kadar mikroba uji yang diinokulasikan diatur sedemikian rupa sehingga jumlah mikroba uji
terdapat dalam sediaan setelah diinokulasi adalah 105-106 sel/ml.
• Angka awal mikroba uji ditetapkan dengan metode lempeng, kemudian mikroba uji diinkubasi
pada suhu pertumbuhan yang sesuai.
• Wadah diamati pada hari ke-7, 14, 21, dan 28 setelah inokulasi. Jumlah mikroba uji yang hidup
pada hari tersebut dengan metode lempeng.
5. Interpretasi
Pada interpretasi hasil, suatu bahan pengawet dinyatakan efektif jika:
a) Jumlah bakteri uji yang hidup pada hari ke-14 berkurang hingga lebih dari 0,1%
jumlah bakteri awal.
b) Jumlah kapang dan khamir yang hidup selama 14 hari pertama adalah tetap
atau berkurang dari jumlah awal.
c) Jumlah tiap mikroba uji yang hidup selama 28 hari pengujian adalah tetap atau
kurang dari angka pada poin (a) dan (b).
UJI KOEFISIEN FENOL
• Koefisien fenol atau angka fenol adalah angka yang menunjukkan aktivitas larutan disinfektan
dalam membunuh mikroorganisme jika dibandingkan dengan fenol sebagai standar.
• Koefisien fenol dinyatakan sebagai suatu bilangan, yang dihitung dengan cara membandingkan
aktivitas larutan bahan disinfektan dengan pengenceran tertentu dan aktivitas larutan fenol
dengan pengenceran baku.
• Bakteri yang digunakan: Staphylococcus aureus (Gram positif) & Salmonella typhi (Gram negatif)
• Cara Kerja: Kedua bakteri diinokulasikan dalam berbagai pengenceran larutan fenol murni dan
bahan disinfektan yang akan ditentukan koefisien fenolnya.

Pengenceran tertinggi bahan uji yang mematikan dalam


waktu 10 menit, tetapi tidak mematikan dalam 5 menit
Koefisien fenol =
Pengenceran tertinggi larutan fenol yang mematikan
dalam waktu 10 menit, tetapi tidak mematikan dalam 5
menit
Contoh Uji Koefisien Fenol
Pengenceran Lama Kontak
Bahan 5 menit 10 menit 15 menit
Baku fenol
1 : 50 - - -
1 : 90 + - - Koefisien fenol disinfektan uji =
200
= 2,22
1 : 100 + + - 90

Disinfektan Uji
1 : 100 - - -
1 : 150 - - -
1 : 200 + - -
1 : 250 + + +
(-) Tidak ada pertumbuhan bakteri uji
(+) Ada pertumbuhan bakteri uji
Penjelasan Hasil Uji Koefisien Fenol
• Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan faktor 20 menghasilkan
angka yang lebih kecil dari angka pengenceran yang tertera pada etiket,
pengenceran disinfektan tidak memenuhi syarat.

• Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan faktor 20 menghasilkan


angka yang sesuai dengan angka pengenceran yang tertera pada etiket,
pengenceran disinfektan tersebut memenuhi syarat

• Jika koefisien fenol yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 sampel yang di uji bukan
termasuk disinfektan.55
Referensi
• DepKes, R. I. (2014). Farmakope indonesia edisi V. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
• Radji, M. (2010). Buku ajar mikrobiologi panduan mahasiswa farmasi
dan kedokteran. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai