SULFAT
( PERMANGANOMETRI KODE A )
DOSEN PENGAMPU :
PRA PANCA BAYU CHANDRA,S.Farm,Apt.
DISUSUN OLEH :
ICHWATUNNIDA ( 3422119140)
NORMA ELITA ( 3422119210)
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha, karena berkat dan rahmat- Nyalah
penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas Laporan Kimia Dasar ini dengan baik dan tepat
waktu.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai mata kuliah Kimia Dasar untuk memenuhi tugas
UAS tentang pengukuran “PENETAPAN KADAR FERRO SULFAT SECARA
PERMANGOMETRI” Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah banyak membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Demikianlah makalah ini disusun, semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan
dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Penulis berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca khususnya Mahasiswa
Jurusan farmasi IKIFA.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB IPENDAHULUAN
1.2 TEORI...................................................................................................................2
3.1 HASIL..................................................................................................................23
3.2 PEMBAHASAN....................................................................................................27
3.3 KESIMPULAN......................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................30
LAMPIRAN
A. ALT BAKTERI...........................................................................................................31
UJI MPN 33
BAB I
PENDAHULUAN
Oksidasi adalah kehilangan satu atau lebih elektron yang dialami oleh suatu atom,
molekul, atau ion. Sementara reduksi adalah perolehan elektron. Tidak ada elektron
bebas dalam sistem kimiawi yang biasa dan kehilangan elektron yang dialami oleh
suatu spesies kimiawi selalu disertai oleh perolehan elektron pada bagian yang
lainnya. Istilah reaksi transfer elektron terkadang dipergunakan untuk reaksi-reaksi
redoks.
A. Maksud Percobaan
B. Tujuan Percobaan
b) Menentukan volume yang diambil untuk LBP (Asam Oksalat) , apabila akan
dibuat menjadi 0,1 N sebanyak 100 ml
c) Menentukan volume yang diambil untuk Sampe (Ferro Sulfat)l, apabila akan
dibuat menjadi 0,1 N sebanyak 100 ml
2. A TEORI UMUM
Titrasi redoks adalah penetapan kadar reduktor berdasarkan atas reaksi reduksi
dan oksidasi dimana reduktor akan teroksidasi, sedangkan oksidator akan tereduksi
dan dalam suasana penetapan asam atau basa lemah akan terbentuk endapan coklat
MnO2 yang mengganggu.
( Haeria, 2011 : 11 )
Reaksi yang paling umum diterapkan dalam laboratorium adalah reaksi yang
terjadi di dalam larutan-larutan yang bersifat amat asam, 0,1 N atau lebih.
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi atau penggunaan
sebuah katalis untuk mempercepat reaksi.
Kalium permanganat secara luas dipergunakan sebagai larutan standar
oksidimetri, ia dapat berlaku sebagai indikatornya sendiri. KMnO4 0,1 N adalah suatu
larutan yang setiap liternya mengandung 1/5 gram mol KmnO 4 jika dipergunakan
dalam lingkungan asam. Perlu diketahui bahwa KmnO 4 ini sebelum dipergunakan
dalam proses permanganometri, harus distandarisasi terlebih dahulu. Untuk
menstandarisasi larutan KMnO4 ini, dapat digunakan zat reduktor seperti asam oksalat
( H2C2O4 ), natrium oksalat ( Na2C2O4 ), dan lain-lain.( Harjadi, 1993 : 21-25 )
Selama lebih dari satu abad, kalium permanganat telah digunakan sebagai alat
pengoksidasi yang penting dalam reaksi redoks. Dalam suasana asam reaksi paro
kalium permanganat sebagai berikut:
Kalium permanganat jika digunakan sebagai oksidator dalam larutan alkalis kuat,
maka ada dua kemungkinan bagian reaksi, yaitu pertama reaksi yang berjalan relatif
cepat :
MnO4- + e MnO42-
Potensial standar reaksi yang pertama adalah Eo = 0,56 volt. Sedangkan pada
reaksi yang kedua sebesar E0 = 0,06 volt. Dengan mengatur suasana sebaik- baiknya
( misalnya menambahkan ion barium yang dapat berjalan dengan baik sekali ).
Dari uraian di atas maka untuk membuat larutan baku kalium permanganat harus
di jaga. Faktor – faaktor yang dapat menyebabkan penurunan yang besar dari
kekuatan larutan baku tersebut, aantara lain dengan pemanasan daan penyaringan
untuk menghilangkan zat-zat yang mudah dioksidasi.
( prof.Dr.Ibnu Gholib Gandjar, 2007,155-156).
(Ungu) ( # berwarna )
Larutan dalam air tidak stabil dan air teroksidasi dengan cara :
Penguraiannya dikatalis oleh cahaya panas asam basa, ion Mn ( II ) dan MnO 2.
MnO2 biasanya terbentuk dari dekomposisinya sendiri dan bersifat auto katalitik.
Untuk mempersiapkan larutan standar KMnO4, harus dihindarkan adanya MnO2.
KMnO4 dapat distandarkan terhadap Na2C2O4 : 2MnO4- + 5H2C2O4 + 6H+
2Mn2+ + OCO2 + 8H2O. Hal ini digunakan untuk analisis Fe (II), H 2C2O4, Ca dan
banyak senyawa lain.
BrO3- adalah standar dari primer dan sifatnya stabil. Methyl orange or red
digunakan sebagai indikator tetapi tidak sebaliknya –nafta flavon, quinoline
yellow. kalium bromat banyak digunakan dalam kimia organik misalnya, titrasi
dengan oksin.
e) Kalium iodat, banyak dipakai dalam kimia analitik IO3- + 5I- + 6H+ 3I2 + 3H2O
dan reaksi dalam titrasi Andrew’s :
Titrasi Andrew dilakukan pada suasana asam HCl 6M dalam CCl4. Titrasi akhir
ditetapkan pada saat warna ungu menghilang. Untuk mendapatkan warna titik
akhir yang tepat perlu dilakukan pengocokan. ( Khopkar , 1990 : 52-53 )
Titrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan efekti, karena reaksi
ini tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah
berfungsi sebagai indikator, Yaitu ion MnO4- berwarna ungu, setelah direduksi
menjadi ion Mn- tidak berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator
1) Larutan peniter KMnO4- pada buret, apabila percobaan dilakukan dalam waktu
yang lama, maka larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai
menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh presipitat coklat
yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa,
2) Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah
ditambahkan dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4-
dengan Mn2+ , MnO4- , + 3Mn2+ + 2H2O 5 MnO2 + 4H+.
b. Lalu masukkan ke dalam labu ukur 1000 ml dan larutkan dengan air suling.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Buret
Pipet Volume
Labu Ukur
Pipet Tetes
Botol Semprot
BAB IV
JURNAL PENGERJAAN
Perhitungan
Diketahui : Asam Oksalat (BM: 126 g/mol) yang ada di Lab 25,25 g/L
Ditanya : Volume yang diambil untuk LBP, apabila akan dibuat menjadi 0,1 N
sebanyak 100 ml?
BE X BM ½ x 126 63
V1 = 10
0,4008
V1 = 24,95 ml
V1 X N1 = V2 X N2
V1 X 0,4008 N = V2 X N sesungguhnya
Nsesungguhnya = 0,1002 N
Prosedur :
1. Pertama bersihkan alat alat yang akan dipakai, dan bilas dengan air Suling
Kelarutan Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air mendidih.
Perhitungan
Ditanya : Volume yang diambil untuk LBS, apabila akan dibuat menjadi 0,1 N
sebanyak 250 ml?
V1 = 25
V1 = 12.50 ml
Prosedur :
1. Pertama bersihkan alat alat yang akan dipakai, dan bilas dengan air Suling
C. REAKSI PEMBAKUAN
D. PEMBAKUAN LBS
Prosedur :
1. Pertama bersihkan alat alat yang akan dipakai, dan bilas dengan air Suling
E. NORMALITAS LBS
Perhitungan :
N= Mg atau NLBS x VLBS = NLBP x VLBP
VLBS
Titasi Ke … Perhitungan
1 NLBS x VLBS = NLBP x VLBP
N1 X 24,70 ml = 0,1002 N x 25 ml
N1 X 24,80 ml = 0,1002 N x 25 ml
N1 X 25,10 ml = 0,1002 N x 25 ml
F. PERSIAPAN SAMPEL
Perhitungan
Ditanya : Volume yang diambil untuk Sampel, apabila akan dibuat menjadi
0,1 N sebanyak 100 ml?
Jawab : Sampel Fe2SO4 15,75 % b/v artinya (15,75 gr dalam 100 ml) BE=1
BE X BM 1 x 151,90 151,90
V 1 = 10
0,1037
V1 = 96,43 ml
V1 X N1 = V2 X N2
V1 X 0,1037 N = V2 X N sesungguhnya
Nsesungguhnya = 0,1037 N
BE FeSO4 = 10 / 10 = 1
Indikator : Autoindikator
Prosedur :
1. Pertama bersihkan alat alat yang akan dipakai, dan bilas dengan air Suling
I. KADAR SAMPEL
Perhitungan
mg = N x V x BE x BM
3
= 1,196 gr
Baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk
membakukan
Baku sekunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh baku
primer, dan kemudian digunakan untuk membakukan larutan standar