Anda di halaman 1dari 43

A.

Judul Percobaan : Viskositas Zat Cair Metode Bola Jatuh


B. Hari/Tanggal Percobaan : Jumat, 20 November 2020 pukul 14.00
C. Selesai Percobaan : Jumat, 20 November 2020 pukul 15.30
D. Tujuan Percobaan :
- Menentukan koefisien viskositas zat cair berdasarkan hukum Stokes
- Menentukan hubungan antara nilai viskositas zat cair dengan kecepatan
terminal suatu objek
E. Fenomena
Pada suatu hari Ani berbelanja ke supermarket karena persediaan
bahan makanan hampir habis. Ani membeli sirup, minyak kelapa, dan minyak
goreng. Ani ingin memindahkan ketiga bahan tersebut ke dalam wadah yang
lebih kecil agar tidak cepat habis. Ani menuangkan minyak kelapa terlebih
dahulu kemudian minyak goreng dan yang terakhir yaitu menuangkan sirup.
Waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan ketiga cairan tersebut tidak
sama. Ani membutuhkan waktu paling lama untuk menuangkan sirup ke
dalam wadah dibandingkan minyak goreng dan minyak kelapa. Berdasarkan
kejadian tersebut Ani ingin membuktikan kenapa sirup yang kental
membutuhkan waktu yang lebih lama ketika dituangkan ke dalam wadah
dibandingkan ketika menuangkan minyak goreng dan minyak kelapa?

F. Tinjauan Pustaka
1. Viskositas
Viskositas berasal dari kata visceous. Viskositas disebut juga dengan
tingkat kekentalan suatu zat cair. Viskositas merupakan suatu ukuran yang
menyatakan kekentalan suatu cairan uji [ CITATION Tis14 \l 1033 ]. Kekentalan
adalah sifat suatu zat cair (fluida) yang disebabkan adanya gesekan antara
molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi zat cair tersebut. Gesekan-
gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Semakin besar viskositas
fluida, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan
semakin sulit suatu benda bergerak dalam fluida tersebut. Besarnya
kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang
menentukan kekentalan suatu zat cair. Viskositas yang dimiliki setiap fluida
berbeda dan dinyatakan secara kuantitatif oleh koefisien viskositas (η). Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan
per satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran fluida [ CITATION Nin14 \l
1033 ].

Pada fluida gas, viskositas terjadi sebagai suatu akibat tumbukan


antara molekul gas. Sedangkan viskositas fluida cair terjadi akibat adanya
gaya kohesi antara molekul zat cair. Setiap lapisan fluida akan memberikan
tegangan lapisan geser (σ ) sebesar F/A yang seragam. Maka kecepatan geser
(γ ) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak γ dari bidang tetap dengan
tidak adanya tekanan fluida menjadi :

dv
γ=
dy

Apabila perbandingan kecepatan geser terhadap tegangan geser


tersebut tetap maka fluida tersebut merupakan Fluida Newtonian. Sedangkan
fluida yang koefisien viskositasnya sangat dipengaruhi oleh gradien
kecepatan disebut Fluida Non Newtonian.

σ = μ. y

Variabel (μ) di atas didefinisikan sebagai viskositas absolut (dinamik)


suatu fluida. Satuan viskositas absolut (dinamik) berdasarkan sistem SI
adalah sebagai berikut :

N /m 2 s kg
μ= −1 = N = s = Pa.s
ms m m

[ CITATION Put13 \l 1033 ]

Viskometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur


viskositas suatu fluida. Penentuan besarnya koefisien dari zat cair dapat
dilakukan dengan berbagai metode, antara lain dengan menggunakan hukum
Stokes dan menggunakan pipa kapiler. Metode yang digunakan pada
percobaan dengan menggunakan hukum Stokes yaitu dengan menjatuhkan
bola logam pada ketinggian yang bervariasi ke dalam tabung kaca yang berisi
air dan mencatat waktunya. Sedangkan penentuan koefisien viskositas dengan
menggunakan metode aliran pipa kapiler yaitu dengan mengatur ketinggian
zat cair di dalam beaker glass terhadap pipa kapiler, kemudian jumlah air
yang menetes melalui pipa kapiler dibagi waktu dihitung sebagai debit air
sehingga koefisien viskositas zat cair dapat diketahui [ CITATION Sul19 \l
1033 ].

2. Jenis Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalami perubahan bentuk secara
kontinu/ terus-menerus bila terkena tekanan atau gaya geser walaupun relatif
kecil, fluida mencakup zat cair dan gas. Berdasarkan viskositasnya, fluida
dibagi menjadi dua yaitu fluida Newtonian dan fluida non-Newtonian.
- Fluida Newtonian
Fluida yang memiliki kurva tegangan yang linier dan memiliki
viskositas yang bernilai konstan apabila terdapat gaya yang bekerja pada
fluida tersebut. Viskositas Newtonian tidak berubah dengan adanya
perubahan gaya gesekan antar permukaan cairan dengan dinding. Cairan
Newtonian biasanya merupakan cairan murni secara kimiawi dan
homogen secara fisikawi. Contohnya larutan gula, air, minyak, sirup,
gelatin, dan susu.
- Fluida non-Newtonian
Fluida yang memiliki kurva tegangan yang tidak linier dan
memiliki viskositas yang bernilai tidak konstan apabila terdapat gaya
yang bekerja pada fluida tersebut [ CITATION Sah16 \l 1033 ].

3. Metode Pengukuran Viskositas


Pengukuran viskositas dapat dilakukan dengan beberapa metode
seperti metode bola jatuh, pipa kapiler, dan rotasi. Diantara metode tersebut,
metode bola jatuh adalah metode yang sering digunakan karena
pengukurannya dilakukan secara sedehana. Berikut ini beberapa metode
pengukuran viskositas zat cair.
- Viskositas Bola Jatuh
Prinsip pengukuran viskometer metode bola jatuh adalah dengan
cara mengukur kecepatan bola pejal jatuh di dalam cairan uji. Dengan
terlebih dulu diketahui data jari-jari bola, massa jenis bola, massa jenis
cairan, dan percepatan gravitasi maka viskositas cairan dapat dihitung.
Kecepatan bola jatuh dapat diketahui dengan cara mencatat waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu. Syarat yang harus dipenuhi
pada saat melakukan eksperimen adalah bola di dalam cairan uji jatuh
dengan kecepatan konstan atau dikatakan percepatannya nol. Jika syarat
tersebut dipenuhi maka besarnya gaya viskos dan gaya apung yang
bekerja pada bola pejal adalah sama dengan gaya beratnya, sehingga
nilai viskositas zat cair dapat dihitung [ CITATION Sur07 \l 1033 ].
Pengukuran nilai koefisien viskositas cairan menggunakan viskometer
bola jatuh mengikuti kaidah Hukum Stokes.
Fs = kvμ

atau dapat juga dirumuskan sebagai persamaan berikut :

Fs = 6πηrv

dengan η : koefisien kekentalan


r : jari-jari bola
v : kecepatan relatif bola terhadap fluida

Hukum stokes menyatakan bahwa apabila sebuah benda bergerak


dengan kecepatan (v) dalam suatu fluida dengan nilai koefisien viskositas
tertentu, benda tersebut akan mengalami gaya gesek fluida yang disebut
gaya stokes (Fs). Nilai k merupakan konstanta yang bergantung terhadap
bentuk geometri benda. Menurut Sir George Stokes benda dengan bentuk
geometris berupa bola memiliki nilai k sebesar 6πr.

Ketika bola bergerak dalam fluida yang diam, gaya-gaya yang


bekerja pada bola adalah gaya berat (W), gaya apung (Fa), dan gaya
gesek akibat viskositas fluida yang disebut gaya stokes (Fs). Hukum
Newton I menjelaskan bahwa jika resultan gaya pada suatu benda sama
dengan nol maka benda yang mula-mula bergerak akan terus bergerak
dengan kecepatan tetap. Dengan memasukkan gaya-gaya yang bekerja
pada bola saat bergerak dengan kecepatan tetap di dalam cairan yaitu
gaya apung (Fa), gaya gesek stokes (Fs) dan gaya berat bola (W) maka
dapat dirumuskan persamaan sebagai berikut :

Fa + Fs – W = 0

Persamaan di atas masing-masing gaya dapat diuraikan menjadi,

ρ f V b g+ kμv - mg = 0

Volume bola (Vb) dapat dihitung dengan rumus


4 3
Vb = πr
3
Sehingga dengan menggabungkan kedua persamaan di atas dan konstanta
bola pada gaya gesek stokes sebesar 6πr maka persamaan menjadi,
4
ρ f ( π r 3 ) g +(6πr) μv - mg = 0
3

Persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai koefisien viskositas


cairan dengan metode bola jatuh yaitu :

4 3 2 2
π r ( ρb −ρf ) r g (ρb− ρf )
η= 3 = 9
6 πrv V

Kelemahan pengukuran viskositas dengan metode bola jatuh yaitu


kesalahan dalam pengamatan gerak bola akibat tidak lurus pandangan
pengamat, kelelahan mata pengamat, ketidakakuratan dalam mengukur
waktu tempuh bola jatuh karena tidak serempaknya pengamatan bola dan
pengamatan pencatatan waktu sehingga data kecepatan bola jatuh yang
diukur tidak akurat dan mengakibatkan nilai viskositas yang diukur juga
tidak akurat [ CITATION Sur07 \l 1033 ].

- Viskositas Pipa Kapiler


Prinsip kerja viskositas jenis pipa kapiler adalah dengan
mengukur kecepatan alir suatu fluida dengan volume tertentu dalam pipa
kapiler. Viskositas pipa kapiler bekerja dengan kecepatan alir suatu
larutan dalam suatu pipa tabung. Semakin kecil kecepatan alir larutan,
maka semakin besar nilai viskositas [ CITATION Jat15 \l 1033 ].
Viskositas (η) berhubungan dengan besarnya gaya gesekan
antarlapis zat cair dan juga antara zat cair dengan dinding pipanya.
Fluida cair yang mengalir di dalam pipa, jenis alirannya dapat berupa
aliran laminar, transisi, dan turbulen. Untuk dapat mengetahui jenis
aliran zat cair dapat dirumuskan ke dalam bilangan Reynold :
ρvD
Re =
η
dengan η: viskositas dinamik
ρ : massa jenis (kg/m3)
D : diameter (m)
v : kelajuan alir zat cair (m/s)

ketika Re kecil (<2000) maka zat cair mengalir secara laminar (setiap
bagian zat cair itu mengalir menuruti garis arusnya sendiri, dan garis arus
itu tidak pernah saling berpotongan). Bila nilai bilangan Re antara 2000-
4000 maka zat cair mengalir secara transisi, dimana aliran dapat bersifat
laminar atau turbulen tergantung pada kondisi pipa dan airan. Bila Re
besar (>4000) maka zat cair mengalir secara turbulen (terjadi arus pusar) [
CITATION Nin14 \l 1033 ].

Selain itu, pengukuran viskositas dapat dilakukan dengan


viskometer Ostwold. Prinsip kerja Viskometer Ostwold berdasarkan
selang waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah larutan tertentu untuk
mengalir melalui pipa kapiler oleh gaya yang disebabkan oleh berat
larutan itu sendiri [ CITATION Jat15 \l 1033 ].

4. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Viskositas


Besarnya nilai viskositas suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti suhu, gaya tarik antar molekul, dan ukuran serta jumlah
molekul zat telarut. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas
dari zat cair.
- Temperatur
Viskositas berbanding terbalik dengan temperatur, dimana
semakin tinggi suhu maka semakin kecil nilai viskositas sedangkan
viskositas gas naik dengan naiknya temperatur. Pemanasan zat cair
menyebabkan energi kinetiknya juga semakin meningkat sehingga dapat
menggerakkan molekul-molekul di dalam zat cair tersebut. Molekul-
molekul di dalam zat cair yang bergerak bebas menyebabkan gaya
interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas zat cair
akan semakin kecil dengan kenaikan temperatur [ CITATION Juh12 \l
1033 ].
- Konsentrasi
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi
pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat
yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut,
gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi
pula [ CITATION Lum16 \l 1033 ].
- Tekanan
Viskositas untuk zat cair naik dengan naiknya tekanan
sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. Tekanan pada
viskositas fluida akan memberikan pengaruh pada ikatan partikel-
partikel pada zat cair [ CITATION Juh12 \l 1033 ].
- Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju
aliran aliran alkohol cepat sedangkan laju larutan minyak lambat dan
kekentalannya tinggi. Larutan minyak misalnya CPO memiliki
kekentalan tinggi serta laju aliran lambat sehingga viskositasnya juga
tinggi [ CITATION Juh12 \l 1033 ].
- Kekuatan antar molekul
Semakin besar ikatan antar molekul suatu zat cair maka nilai
viskositas yang dimiliki semakin tinggi [ CITATION Juh12 \l 1033 ].
G. Rumusan Masalah
1. Berapa nilai viskositas dari setiap zat cair yang digunakan berdasarkan
hukum Stokes?
2. Bagaimana hubungan antara nilai viskositas zat cair dengan kecepatan
terminal suatu objek?

H. Hipotesis
1. Massa jenis zat cair berpengaruh terhadap nilai viskositas yang
dihasilkan
2. Semakin besar nilai viskositas zat cair maka semakin kecil kecepatan
terminal suatu objek
I. Variabel Percobaan
1. Variabel manipualasi : Jenis zat cair
2. Variabel kontrol : suhu, volume zat cair, diameter kelereng
3. Variabel respon : waktu (s), nilai viskositas setiap jenis zat cair
J. Menyusun eksperimen
a. Alat dan Bahan
- Alat
1. Kelereng 1 buah
2. Stopwatch 1 buah
3. Timbangan digital 1 buah
4. Gelas ukur 50 mL 1 buah
5. Gelas kimia 50 mL 1 buah
6. Pipet tetes 1 buah
- Bahan
1. Minyak kelapa 50 mL
2. Minyak goreng 50 mL
3. Sirup 50 mL
b. Rangkaian Alat Percobaan

Kelereng
2 cm

Jarak jatuh
kelereng Zat cair

12 cm

4 cm
c. Alur Percobaan
1. Pengukuran massa jenis kelereng

Kelereng

Ditimbang massa kelereng


Diukur diameter kelereng
Dihitung Volume kelereng
Dihitung massa jenis kelereng

Massa Jenis Kelereng

2. Pengukuran massa jenis zat cair

50 mL Minyak Kelapa 50 mL Minyak Goreng

Dimasukkan ke dalam wadah Dimasukkan ke dalam wadah


Ditimbang massa wadah Ditimbang massa wadah
Ditimbang massa minyak kelapa Ditimbang massa minyak goreng
Dihitung massa jenis minyak kelapa Dihitung massa jenis minyak goreng

Massa Jenis Minyak Massa Jenis Minyak


Kelapa Goreng

50 mL Sirup

Dimasukkan ke dalam wadah


Ditimbang massa wadah
Ditimbang massa sirup
Dihitung massa jenis sirup

Massa Jenis Sirup


3. Pengukuran viskositas zat cair

50 mL Minyak Kelapa

Dimasukkan ke dalam gelas ukur 50 mL


Ditandai gelas ukur dengan jarak 2 cm dari atas dan 4 cm dari bawah
Dijatuhkan kelereng ke dalam minyak kelapa tanpa kecepatan awal
Dihitung waktu yang diperlukan kelereng untuk menempuh jarak yang
sudah ditentukan dengan menggunakan stopwatch
Dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali
Dicatat hasil yang diperoleh

Waktu

50 mL Minyak Goreng

Dimasukkan ke dalam gelas ukur 50 mL


Ditandai gelas ukur dengan jarak 2 cm dari atas dan 4 cm dari bawah
Dijatuhkan kelereng ke dalam minyak kelapa tanpa kecepatan awal
Dihitung waktu yang diperlukan kelereng untuk menempuh jarak yang
sudah ditentukan dengan menggunakan stopwatch
Dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali
Dicatat hasil yang diperoleh

Waktu
50 mL Sirup

Dimasukkan ke dalam gelas ukur 50 mL


Ditandai gelas ukur dengan jarak 2 cm dari atas dan 4 cm dari bawah
Dijatuhkan kelereng ke dalam minyak kelapa tanpa kecepatan awal
Dihitung waktu yang diperlukan kelereng untuk menempuh jarak yang
sudah ditentukan dengan menggunakan stopwatch
Dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali
Dicatat hasil yang diperoleh

Waktu
K. Hasil Pengamatan
a. Tabel Hasil Pengamatan
No Hasil Pengamatan
Prosedur Percobaan Dugaan/ Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
1. Pengukuran Massa Jenis Kelereng  Kelereng  Massa kelereng : Rumus mencari Massa jenis kelereng
merupakan 0,2 gram massa jenis : yang dihasilkan yaitu
bola pejal  Diameter m sebesar 77,821 kg/m3
ρ=
v
kelereng : 0,017
keterangan :
m
ρ : massa jenis
 Volume kelereng
m : massa
: 2,57 x 10-6 m3
v : volume
 Massa jenis
kelereng : 77,821
kg/m3

Massa jenis minyak


2. Pengukuran Massa Jenis Fluida  Minyak  Massa Wadah : kelapa yang
kelapa tidak 3,3 gr dihasilkan yaitu
berwarna  Massa minyak sebesar 0,032 gr/mL
kelapa : 1,6 gr
 Volume minyak
kelapa : 50 mL
 Massa jenis
minyak kelapa :
0,032 gr/mL
Massa jenis minyak

 Massa Wadah : goreng yang


 Minyak
3,3 gram dihasilkan yaitu
goreng
 Massa minyak sebesar 0,032 gr/mL
berwarna
kuning goreng : 1,6 gr
 Volume minyak
goreng : 50 mL
 Massa jenis
minyak goreng :
0,032 gr/mL
Massa jenis sirup
 Massa Wadah : yang dihasilkan yaitu
3,3 gram sebesar 0,046 gr/mL
 Massa sirup +
wadah : 5,6 gram
 Massa sirup : 2,3
gram
 Volume sirup :
50 mL
 Massa jenis sirup
: 0,046 gr/mL

Rata-rata waktu
tempuh kelereng
3. Pengukuran Viskositas Zat Cair  Waktu yang Rumus mencari nilai pada minyak kelapa
ditempuh viskositas yaitu 0,51 s dan rata-
kelereng dengan berdasarkan hukum rata nilai viskositas
pengulangan Stokes yaitu : yang dihasilkan dari
sebanyak 5 kali: percobaan yaitu
2 2
t1 : 0,48 s r g( ρb−ρ f ) 0,0629 Pa.s
9
η=
t2 : 0,47 s v
t3 : 0,49 s keterangan :
t4 : 0,57 s r : jari-jari bola (m)
t5 : 0,55 s g : gravitasi (m/s2)
 Nilai viskositas ρb : massa jenis
yang diperoleh: benda (kg/m3)
η1 : 0,0589 Pa.s ρ f : massa jenis
η2 : 0,0575 Pa.s fluida (kg/m3)
η3 : 0,0603 Pa.s v : kecepatan
η 4 : 0,0701 Pa.s terminal (m/s)
η5 : 0,0675 Pa.s [ CITATION Sur07 \l
1033 ].
Rata-rata waktu
tempuh kelereng
 Waktu yang pada minyak goreng
ditempuh Semakin besar nilai yaitu 0,61 s dan rata-
kelereng dengan viskositas zat cair rata nilai viskositas
pengulangan maka semakin kecil yang dihasilkan dari
sebanyak 5 kali: kecepatan terminal percobaan yaitu
t1 : 0,6 s benda [ CITATION 0,0746 Pa.s
t2 : 0,57 s Set171 \l 1033 ]

t3 : 0,68 s
t4 : 0,53 s
t5 : 0,66 s
 Nilai viskositas
yang diperoleh:
η1: 0,0736 Pa.s
η2: 0,0701 Pa.s
η3 : 0,0836 Pa.s
η 4: 0,0651 Pa.s
η5 : 0,0808 Pa.s

 Rata-rata waktu
tempuh kelereng
 Waktu yang pada sirup yaitu
ditempuh 3,20 s dan rata-
kelereng dengan rata nilai
pengulangan viskositas yang
sebanyak 5 kali: dihasilkan dari
t1 : 3,35 s percobaan yaitu
t2 : 3,15 s 0,3928 Pa.s
t3 : 3,17 s  Urutan nilai
t4 : 3,23 s viskositas zat cair
t5 : 3,11 s yaitu minyak
 Nilai viskositas kelapa < minyak
yang diperoleh: goreng < sirup
η1: 0,4109 Pa.s  Berdasarkan
η2: 0,3872 Pa.s percobaan yang
η3 : 0,3892 Pa.s telah dilakukan
η 4: 0,3955 Pa.s dapat disimpulkan

η5 : 0,3812 Pa.s semakin besar


nilai viskositas zat
cair maka semakin
besar waktu yang
dihasilkan
b. Dokumentasi
No Alur Percobaan Gambar Keterangan
.
1. Alat : gelas ukur,
gelas kimia, pipet
tetes, stopwatch,
Menyiapkan alat dan timbangan digital,
bahan kelereng
Bahan : minyak
kelapa, minyak
goreng, sirup
2.

Dihasilkan massa
Ditimbang massa
kelereng yaitu 0,2
kelereng
gram

3.

Ditimbang massa
gelas ukur yang Dihasilkan massa
digunakan sebagai gelas ukur yaitu 3,3
wadah untuk gram
menimbang zat cair

4.
Dihasilkan massa
minyak kelapa + gelas
Ditimbang massa ukur yaitu 4,9 gram
minyak kelapa sehingga didapatkan
massa minyak kelapa
yaitu 1,6 gram
5.
Dihasilkan massa
minyak goreng +
Ditimbang massa gelas ukur yaitu 4,9 gr
minyak goreng sehingga didapatkan
massa minyak goreng
yaitu 1,6 gram
6.
Dihasilkan massa
sirup + gelas ukur
Ditimbang massa yaitu 5,6 gram
sirup sehingga didapatkan
massa sirup yaitu 2,3
gram
7.

Dimasukkan minyak
Minyak kelapa tidak
kelapa ke dalam gelas
berwarna (bening)
kimia

8.

Dimasukkan minyak
Minyak goreng
goreng ke dalam gelas
berwana kuning
kimia

9.

Dimasukkan sirup ke
Sirup berwarna merah
dalam gelas kimia
10.
Diukur minyak
kelapa, minyak
goreng, dan sirup
sebanyak 50 mL
menggunakan gelas
ukur
11. Dimasukkan kelereng
ke dalam tabung
berisi minyak kelapa
yang telah diberi tanda
untuk menghitung
waktu tempuh
kelereng
12. Dihitung waktu yang
diperlukan untuk
kelereng sampai pada Waktu yang
jarak yang telah dihasilkan yaitu 0,48
ditentukan yaitu 0,006 s; 0,47 s; 0,49 s; 0,57
m dan dilakukan s; 0,55 s
pengulangan sebanyak
5 kali
13. Dimasukkan kelereng
ke dalam tabung berisi
minyak goreng yang
telah diberi tanda
untuk menghitung
waktu tempuh
kelereng
14. Dihitung waktu yang
diperlukan untuk
kelereng sampai pada Waktu yang
jarak yang telah dihasilkan yaitu 0,6 s;
ditentukan yaitu 0,006 0,57 s; 0,68 s; 0,53 s;
m dan dilakukan 0,66 s
pengulangan sebanyak
5 kali
15.
Dimasukkan kelereng
ke dalam tabung
berisi sirup yang telah
diberi tanda untuk
menghitung waktu
tempuh kelereng
16. Dihitung waktu yang
diperlukan untuk
kelereng sampai pada Waktu yang
jarak yang telah dihasilkan yaitu 3,35
ditentukan yaitu 0,006 s; 3,15 s; 3,17 s; 3,23
m dan dilakukan s; 3,11 s
pengulangan sebanyak
5 kali

L. Analisis Data
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu menghitung
massa jenis zat cair. Zat cair yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
minyak kelapa, minyak goreng, dan sirup. Langkah selanjutnya yaitu
menentukan waktu tempuh kelereng ke dalam zat cair dengan jarak tempuh
kelereng yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 0,06 m. Pada percobaan ini
dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali. Data yang dihasilkan dari percobaan
dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Waktu tempuh kelereng dalam zat cair


Waktu (s)
Perc. ke-
Minyak Kelapa Minyak Goreng Sirup
1 0,48 s 0,6 s 3,35 s
2 0,47 s 0,57 s 3,15 s
3 0,49 s 0,68 s 3,17 s
4 0,57 s 0,53 s 3,23 s
5 0,55 s 0,66 s 3,11 s
Rata-rata 0,51 s 0,61 s 3,2 s
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa waktu yang paling sedikit
dibutuhkan kelereng untuk mencapai batas tanda tabung yaitu ketika
dijatuhkan dalam minyak kelapa dengan 0,51 s sedangkan waktu yang paling
lama yaitu ketika kelereng dijatuhkan dalam sirup yaitu 3,2 s.

Waktu yang dihasilkan pada percobaan digunakan untuk menghitung


kecepatan terminal suatu objek. Di sini objek yang dimaksud yaitu kelereng.
Kecepatan terminal merupakan kecepatan maksimum yang dapat dicapai oleh
suatu objek saat dijatuhkan ke dalam zat cair dengan kecepatan konstan.
Kecepatan terminal dapat ditentukan dengan tinggi jatuh kelereng dibagi
dengan waktu tempuh kelereng pada zat cair. Dari kecepatan terminal maka
akan dapat dihitung nilai viskositas zat cair dengan jari-jari kelereng, massa
jenis kelereng, massa jenis cairan, dan percepatan gravitasi yang telah
diketahui sebelumnya. Berdasarkan perhitungan, kecepatan terminal kelereng
dan nilai viskositas zat cair dapat disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3. Kecepatan terminal dan nilai viskositas minyak kelapa
Perc. ke- t (s) v (m/s) η (Pa.s)
1 0,48 s 0,125 m/s 0,0589 Pa.s
2 0,47 s 0,128 m/s 0,0575 Pa.s
3 0,49 s 0,122 m/s 0,0603 Pa.s
4 0,57 s 0,105 m/s 0,0701 Pa.s
5 0,55 s 0,109 m/s 0,0675 Pa.s
Rata-rata 0,51 s 0,118 m/s 0,0629 Pa.s
Berdasarkan data di atas, dapat disajikan dalam bentuk kurva antara nilai
viskositas minyak kelapa terhadap waktu tempuh kelereng yang dihasilkan
dari percobaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh antara nilai viskositas zat cair dengan waktu yang dihasilkan.
Berikut kurva hubungan antara nilai viskositas minyak kelapa terhadap
waktu tempuh kelereng.

Hubungan Nilai Viskositas Terhadap Waktu


0.07
0.07 f(x) = 0.12 x − 0
R² = 1
0.07
Viskositas (Pa.s)

0.06
0.06
0.06
0.06
0.06
0.45 0.47 0.49 0.51 0.53 0.55 0.57 0.59
Waktu (s)

Grafik 1. Hubungan antara nilai viskositas minyak kelapa terhadap waktu


tempuh kelereng

Dari kurva di atas dihasilkan kurva yang linear, sehingga dapat disimpulkan
nilai viskositas zat cair berbanding lurus terhadap waktu yang dihasilkan. Jadi
semakin besar nilai viskositas suatu zat cair maka waktu yang dihasilkan
kelereng juga akan semakin besar.
Tabel 4. Kecepatan terminal dan nilai viskositas minyak goreng
Perc. ke- t (s) v (m/s) η (Pa.s)
1 0,6 s 0,1 m/s 0,0736 Pa.s
2 0,57 s 0,105 m/s 0,0701 Pa.s
3 0,68 s 0,088 m/s 0,0836 Pa.s
4 0,53 s 0,113 m/s 0,0651 Pa.s
5 0,66 s 0,091 m/s 0,0808 Pa.s
Rata-rata 0,61 s 0,099 m/s 0,0746 Pa.s
Berdasarkan data di atas, dapat disajikan dalam bentuk kurva antara nilai
viskositas minyak goreng terhadap kecepatan terminal kelereng yang
dihasilkan dari percobaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh antara nilai viskositas zat cair dengan kecepatan
terminalnya. Berikut kurva hubungan antara nilai viskositas minyak kelapa
terhadap kecepatan terminal kelereng.

Grafik 2. Hubungan antara nilai viskositas minyak goreng terhadap


kecepatan terminal kelereng

Hubungan Nilai Viskositas Terhadap Kecepatan Terminal


Kelereng
0.12
0.11
0.1
Viskositas (Pa.s)

0.09
0.08 f(x) = − 0.74 x + 0.15
0.07 R² = 1
0.06
0.05
0.04
0.09 0.09 0.1 0.1 0.11 0.11 0.12
v (m/s)
Dari kurva di atas dihasilkan kurva yang linear, sehingga dapat
disimpulkan nilai viskositas zat cair berbanding terbalik terhadap
kecepatan terminal kelereng. Jadi semakin besar nilai viskositas suatu zat
cair maka kecepatan terminal kelereng pada suatu zat cair akan semakin
kecil.
Tabel 5. Kecepatan terminal dan nilai viskositas sirup
Perc. ke- t (s) v (m/s) η (Pa.s)
1 3,35 s 0,0179 m/s 0,4109 Pa.s
2 3,15 s 0,019 m/s 0,3872 Pa.s
3 3,17 s 0,0189 m/s 0,3892 Pa.s
4 3,23 s 0,0186 m/s 0,3955 Pa.s
5 3,11 s 0,0193 m/s 0,3812 Pa.s
Rata-rata 3,2 s 0,019 m/s 0,3928 Pa.s

Berdasarkan data di atas, berikut ini perhitungan untuk mencari massa


jenis kelereng, massa jenis zat cair, kecepatan terminal, serta nilai viskositas
zat zair.
 Pengukuran koefisien viskositas (η) minyak kelapa
1. Menghitung massa jenis kelereng
Diketahui : Massa kelereng = 0,0002 kg
Diameter kelereng : 0,017 m
r = 0,0085 m
4 3
V kelereng = πr
3
4
= x 3,14 x 0,0085 m x 0,0085m x 0,0085 m
3
0,00000771341 3
= m
3
= 2,57 x 10-6 m3
Ditanya : ρ kelereng ?
m
Jawab : ρ =
V
0,0002kg
ρ=
2,57 x 10−6 m 3
ρ = 77,821 kg/m3

2. Menghitung massa jenis minyak kelapa


Diketahui : V minyak kelapa = 50 mL
Massa minyak kelapa = massa awal – massa akhir
= 4,9 gram – 3,3 gram
= 1,6 gr
Ditanya : ρ minyak kelapa?
1,6 gram
Jawab : ρ =
50 mL
ρ = 0,032 gr/mL

ρ = 32 kg/m3
3. Menghitung V alir minyak kelapa
Diketahui : Tinggi jatuh kelereng (h) = 0,06 m
Ditanya : v alir minyak kelapa?
Jawab :
- Percobaan ke-1 (t = 0,48 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
0,48 s
= 0,125 m/s
- Percobaan ke-2 (t = 0,47 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
0,47 s
= 0,128 m/s
- Percobaan ke-3 (t=0,49 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
0,49 s
= 0,122 m/s
- Percobaan ke-4 (t=0,57 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
0,57 s
= 0,105 m/s
- Percobaan ke-5 (t=0,55 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
0,55 s
= 0,109 m/s
4. Menghitung nilai viskositas minyak kelapa
Diketahui : g = 10 m/s2
r = 0,0085 m
ρ b = 77,821 kg/m3
ρ f = 32 kg/m3
Ditanya : η?
Jawab :
 Percobaan 1
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,125 m/s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,125 m/s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,125 m
s
η=¿ 0,0589 Pa.s
 Percobaan 2
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,128 m/s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,128 m/s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,128 m
s

η=¿ 0,0575 Pa.s


 Percobaan 3
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,122 m/ s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,122 m/s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,122 m
s

η=¿ 0,0603 Pa.s


 Percobaan 4
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,105 m/s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,105 m/s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,105 m
s

η=¿ 0,0701 Pa.s


 Percobaan 5
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,109 m/s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,109 m/s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,109 m
s

η=¿ 0,0675 Pa.s

 Pengukuran koefisien viskositas (η) minyak goreng


1. Menghitung massa jenis kelereng
Diketahui : Massa kelereng = 0,0002 kg
Diameter kelereng : 0,017 m
r = 0,0085 m
4 3
V kelereng = πr
3
4
= x 3,14 x 0,0085 m x 0,0085m x 0,0085 m
3
0,00000771341 3
= m
3
= 2,57 x 10-6 m3
Ditanya : ρ kelereng ?
m
Jawab : ρ =
V
0,0002kg
ρ=
2,57 x 10−6 m 3
ρ = 77,821 kg/m3

2. Menghitung massa jenis minyak goreng


Diketahui : V minyak goreng = 50 mL
Massa minyak goreng = massa awal – massa akhir
= 4,9 gram – 3,3 gram
= 1,6 gr
Ditanya : ρ minyak goreng?
1,6 gram
Jawab : ρ =
50 mL
ρ = 0,032 gr/mL

ρ = 32 kg/m3
3. Menghitung V alir minyak goreng
Diketahui : Tinggi jatuh kelereng (h) = 0,06 m
Ditanya : v alir minyak goreng?
Jawab :
- Percobaan ke-1 (t = 0,6 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
0,6 s
= 0,1 m/s
- Percobaan ke-2 (t = 0,57 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
0,57 s
= 0,105 m/s
- Percobaan ke-3 (t=0,68 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
0,68 s
= 0,088 m/s
- Percobaan ke-4 (t=0,53 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
0,53 s
= 0,113 m/s
- Percobaan ke-5 (t=0,66 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
0,66 s
= 0,091 m/s
4. Menghitung nilai viskositas minyak goreng
Diketahui : g = 10 m/s2
r = 0,0085 m
ρ b = 77,821 kg/m3
ρ f = 32 kg/m3
Ditanya : η?
Jawab :
- Percobaan 1
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,1 m/ s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,1 m/s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,1 m
s

η=¿ 0,0736 Pa.s


- Percobaan 2
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,105 m/s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,105 m/s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,105 m
s
η=¿ 0,0701 Pa.s
- Percobaan 3
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,088 m/s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,088 m/s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,088 m
s

η=¿ 0,0836 Pa.s


- Percobaan 4
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,113 m/ s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,113 m/s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,113 m
s

η=¿ 0,0651 Pa.s


- Percobaan 5
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,091 m/ s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,091 m/s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,091 m
s

η=¿ 0,0808 Pa.s


 Pengukuran koefisien viskositas (η) sirup
1. Menghitung massa jenis kelereng
Diketahui : Massa kelereng = 0,0002 kg
Diameter kelereng = 0,017 m
r = 0,0085 m
4 3
V kelereng = πr
3
4
= x 3,14 x 0,0085 m x 0,0085m x 0,0085 m
3
0,00000771341 3
= m
3
= 2,57 x 10-6 m3
Ditanya : ρ kelereng ?
m
Jawab : ρ =
V
0,0002kg
ρ=
2,57 x 10−6 m 3
ρ = 77,821 kg/m3

2. Menghitung massa jenis sirup


Diketahui : V sirup = 50 mL
Massa sirup = massa awal – massa akhir
= 5,6 gram – 3,3 gram
= 2,3 gr
Ditanya : ρ sirup?
2,3 gram
Jawab : ρ =
50 mL
ρ = 0,046 gr/mL

ρ = 46 kg/m3
3. Menghitung V alir sirup
Diketahui : Tinggi jatuh kelereng (h) = 0,06 m
Ditanya : v alir sirup?
Jawab :
- Percobaan ke-1 (t = 3,35 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
3,35 s
= 0,0179 m/s
- Percobaan ke-2 (t =3,15 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
3,15 s
= 0,019 m/s
- Percobaan ke-3 (t=3,17 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
3,17 s
= 0,0189 m/s
- Percobaan ke-4 (t=3,23 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
3,23 s
= 0,0186 m/s
- Percobaan ke-5 (t=3,11 s)
h
v=
t
0,06 m
v=
3,11 s
= 0,0193 m/s
4. Menghitung nilai viskositas sirup
Diketahui : g = 10 m/s2
r = 0,0085 m
ρ b = 77,821 kg/m3
ρ f = 32 kg/m3
Ditanya : η?
Jawab :
- Percobaan 1
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,0179 m/s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,0179 m/ s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,0179 m
s

η=¿ 0,4109 Pa.s


- Percobaan 2
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,019 m/s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,019 m/s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,019 m
s

η=¿ 0,3872 Pa.s


- Percobaan 3
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,0189 m/s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,0189 m/ s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,0189 m
s

η=¿ 0,3892 Pa.s


- Percobaan 4
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,0186 m/s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,0186 m/ s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,0186 m
s

η=¿ 0,3955 Pa.s


- Percobaan 5
2 2
r g (ρb− ρf )
η=¿ 9
V
2
x (0,0085 m)2 x 10 m/s2 (77,821 kg /m3 −32 kg/m3)
η=¿ 9
0,0193 m/s
0,0001605555555m 3 / s2 x 45,821 kg /m3
η=¿
0,0193 m/ s
0,0073568161111 kg
η=¿
0,0193 m
s

η=¿ 0,3812 Pa.s

M. Pembahasan
Pada praktikum ini telah dilakukan percobaan viskositas zat cair
metode bola jatuh. Tujuan pada percobaan ini yaitu untuk menentukan
koefisien viskositas zat cair berdasarkan hukum Stokes dan menentukan
hubungan antara nilai viskositas zat cair dengan kecepatan terminal suatu
objek.

Viskositas merupakan suatu ukuran yang menyatakan kekentalan


suatu cairan uji [ CITATION Tis14 \l 1033 ]. Besarnya kekentalan zat cair
(viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan
suatu zat cair. Viskositas yang dimiliki setiap fluida berbeda dan dinyatakan
secara kuantitatif oleh koefisien viskositas (η) [ CITATION Nin14 \l 1033 ].
Semakin besar nilai viskositas zat cair maka semakin kecil kecepatan terminal
benda [ CITATION Set171 \l 1033 ]. Salah satu metode yang dapat digunakan
untuk mengukur koefisien viskositas zat cair yaitu dengan metode bola jatuh.
Prinsip pengukuran viskometer metode bola jatuh adalah dengan cara
mengukur kecepatan bola pejal jatuh di dalam cairan uji. Dengan terlebih
dulu diketahui data jari-jari bola, massa jenis bola, massa jenis cairan, dan
percepatan gravitasi maka viskositas cairan dapat dihitung. Kecepatan bola
jatuh dapat diketahui dengan cara mencatat waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh jarak tertentu. Pengukuran nilai koefisien viskositas cairan
menggunakan viskometer bola jatuh mengikuti kaidah Hukum Stokes
[ CITATION Sur07 \l 1033 ].

Pada percobaan ini dilakukan pengukuran viskositas zat cair dengan


menggunakan 3 jenis zat cair yaitu minyak kelapa, minyak goreng, dan sirup.
Sebelum melakukan percobaan, disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan pada percobaan. Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini
yaitu gelas ukur 50 mL, gelas kimia, pipet tetes, stopwatch, kelereng, dan
timbangan digital.

Langkah pertama pada percobaan ini yaitu menimbang massa dan


diameter kelereng. Dihasilkan massa kelereng yaitu 0,0002 kg dan diameter
kelereng yaitu 0,017 m. Diameter kelereng yang dihasilkan kemudian
digunakan untuk mencari volume kelereng sehingga dihasilkan volume
kelereng yaitu 2,57 x 10-6 m3. Massa dan volume kelereng yang dihasilkan
dari percobaan kemudian digunakan untuk menghitung massa jenis kelereng,
sehingga didapatkan massa jenis kelereng yaitu sebesar 77,821 kg/m3.

Langkah selanjutnya mengukur minyak kelapa, minyak goreng, dan


sirup sebanyak 50 mL dengan menggunakan gelas ukur kemudian
menimbang massa minyak goreng, minyak kelapa, dan sirup dengan
menggunakan timbangan digital. Dihasilkan massa minyak kelapa yaitu 1,6
gram, minyak goreng yaitu 1,6 gram, dan sirup yaitu 2,3 gram. Massa yang
dihasilkan digunakan untuk menghitung massa jenis minyak kelapa, minyak
goreng, dan sirup dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

m
ρ=
v

dengan menggunakan rumus di atas, dihasilkan massa jenis minyak kelapa,


minyak goreng, dan sirup yaitu masing-masing sebesar 0,032 gr/mL; 0,032
gr/mL; dan 0,046 gr/mL. Langkah selanjutnya menentukan waktu bola jatuh
pada minyak kelapa, minyak goreng, dan sirup dengan jarak jatuh bola yang
sudah ditentukan sebelumnya yaitu 0,06 m. Jenis bola yang digunakan pada
percobaan ini yaitu kelereng. Pemilihan kelereng dalam percobaan ini karena
dalam pengukuran viskositas berdasarkan hukum Stokes dilakukan peluncuran
bola pejal dalam suatu fluida yang ditempatkan dalam tabung. Dihitung waktu
yang dibutuhkan kelereng untuk menempuh jarak yang sudah ditentukan
dengan menggunakan stopwatch. Dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali
kemudian waktu yang dihasilkan pada percobaan dirata-rata. Dari percobaan
yang telah dilakukan diperoleh waktu tempuh kelereng pada minyak kelapa
yaitu 0,48 s; 0,47 s; 0,49 s; 0,57 s; 0,55 s dihasilkan rata-ratanya yaitu 0,51 s.
Untuk waktu tempuh kelereng pada minyak goreng yaitu 0,6 s; 0,57 s; 0,68 s;
0,53 s; 0,66 s dihasilkan rata-ratanya yaitu 0,61 s. Sedangkan waktu tempuh
kelereng pada sirup yaitu 3,35 s; 3,15 s; 3,17 s; 3,23 s; 3,11 s dihasilkan rata-
ratanya yaitu 3,20 s. Kemudian menentukan kecepatan terminal kelereng yaitu
dengan cara tinggi jatuh kelereng dibagi dengan waktu tempuh kelereng pada
zat cair yang dihasilkan pada percobaan, dapat dirumuskan sebagai berikut :

h
v=
t

dengan menggunakan rumus di atas, dihasilkan kecepatan terminal kelereng


pada minyak kelapa yaitu 0,125 m/s; 0,128 m/s; 0,122 m/s; 0,105 m/s; 0,109
m/s dihasilkan rata-ratanya yaitu 0,118 m/s, kecepatan terminal kelereng pada
minyak goreng yaitu 0,1 m/s; 0,105 m/s; 0,088 m/s; 0,113 m/s; 0,091 m/s
dihasilkan rata-ratanya yaitu 0,099 m/s, dan kecepatan terminal kelereng pada
sirup yaitu 0,0179 m/s; 0,019 m/s; 0,0189 m/s; 0,0186 m/s; 0,0193 m/s
dihasilkan rata-ratanya yaitu 0,019 m/s.
Dari data yang dihasilkan pada percobaan dapat ditentukan nilai
viskositas zat cair dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
2 2
r g (ρb− ρf )
η= 9
v

keterangan :
r : jari-jari bola (m)
g : gravitasi (m/s2)
ρb : massa jenis benda (kg/m3)
ρ f : massa jenis fluida (kg/m3)

v : kecepatan terminal (m/s)

dengan menggunakan persamaan di atas, dihasilkan nilai viskositas minyak


kelapa, minyak goreng dan sirup yaitu sebagai berikut :

η minyak kelapa η minyak goreng η sirup


Perc ke-
(Pa.s) (Pa.s) (Pa.s)
1 0,0589 Pa.s 0,0736 Pa.s 0,4109 Pa.s

2 0,0575 Pa.s 0,0701 Pa.s 0,3872 Pa.s


3 0,0603 Pa.s 0,0836 Pa.s 0,3892 Pa.s
4 0,0701 Pa.s 0,0651 Pa.s 0,3955 Pa.s
5 0,0675 Pa.s 0,0808 Pa.s 0,3812 Pa.s
Rata-rata 0,0629 Pa.s 0,0746 Pa.s 0,3928 Pa.s
Dari data nilai viskositas zat cair di atas, urutan nilai viskositas zat cair yaitu
minyak kelapa < minyak goreng < sirup. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa percobaan ini sesuai dengan teori bahwa
semakin besar nilai viskositas zat cair maka semakin kecil kecepatan terminal
benda [ CITATION Set171 \l 1033 ] karena semakin besar nilai viskositas zat cair,
maka semakin sulit suatu benda bergerak dalam zat cair tersebut. Hal ini dapat
ditunjukkan dari hasil percobaan yang dilakukan, nilai viskositas minyak
kelapa yaitu 0,0629 Pa.s dengan kecepatan terminal kelereng yaitu 0,118 m/s.
Pada minyak goreng nilai viskositasnya yaitu 0,0746 Pa.s dengan kecepatan
terminal kelereng yaitu sebesar 0,099 m/s sedangkan pada sirup nilai
viskositasnya yaitu 0,3928 Pa.s dengan kecepatan terminal kelereng yaitu
0,019 m/s.

N. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Diperoleh nilai viskositas zat cair berdasarkan hukum Stokes yaitu pada
minyak kelapa sebesar 0,0629 Pa.s, minyak kelapa yaitu 0,0746 Pa.s, dan
sirup yaitu 0,3928 Pa.s sehingga urutan nilai viskositas dari ketiga zat cair
tersebut yaitu minyak kelapa < minyak goreng < sirup.
2. Semakin besar nilai viskositas zat cair maka kecepatan terminal suatu
objek akan semakin kecil. Hal ini dibuktikan dari percobaan yaitu minyak
kelapa memiliki nilai viskositas terkecil yaitu 0,0629 namun kecepatan
terminal yang dihasilkan paling besar yaitu 0,118 m/s sedangkan sirup
memiliki nilai viskositas yang paling besar yaitu 0,3928 Pa.s namun
kecepatan terminal yang dihasilkan paling kecil yaitu 0,019 m/s.

O. Daftar Pustaka
Anam, C. (2010). Ekstraksi Oleoresin Jahe (Zingiber officinale) Kajian dari
Ukuran Bahan, Pelarut, Waktu dan Suhu. Jurnal Pertanian MAPETA,
12(2), 72-144.

Hidayanto, E., Rofiq, A., & Sugito, H. (2010). Aplikasi Portable Brix Meter
untuk Pengukuran Indeks Bias. Berkala Fisika, 13(4), 113-118.

Jati, B. M., & Rizkiana, A. P. (2015). Studi Penentuan Viskositas Darah


Ayam dengan Metode Aliran Fluida di Dalam Pipa Kapiler Berbasis
Hukum Poisson. Jurnal Fisika Indonesia, 19(57), 43-47.

Juhantoro, N., Ariana, I. M., & Sanuri, S. (2012). Penentuan Properties Bahan
Bakar Batubara Cair untuk Bahan Bakar Marine Diesel Engine.
Jurnal Teknik ITS, 1(1), 271-275.
Lumbantoruan, P., & Yulianti, E. (2016). Pengaruh Suhu Terhadap
Viskositas Minyak Pelumas (Oli). Sainmatika, 13(2), 26-34.

Ningrum, S. K., & Toifur, M. (2014). Penentuan Viskositas Larutan Gula


menggunakan Metode Vessel Tehubung Viscosimeter Berbasis Video
Based Laboratorydengan Software Tracker. JRKPF UAD, 1(2), 57-62.

Putri, B. M., Putri, S. O., Muchtadi, F., & Faqihza, M. (2013). Pembuatan
Prototipe Viskometer Bola Jatuh menggunakan Sensor Magnet dan
Bola Magnet. Jurnal Oto.Ktrl.Inst, 5(2), 101-111.

Rukmana. (2000). Usaha Tani Jahe. Yogyakarta: Kanisius.

Sahaya, R., Widodo, B., & Imron, C. (2016). Aliran Fluida


Magnetohidrodinamik Viskoelatis Tersuspensi yang Melewati Pelat
Datar. Jurna Sains dan Seni ITS, 5(2), 78-82.

Setiawati, D., & Radiyono, Y. (2017). Analisis Hubungan Kecepatan


Terminal dengan Viskositas Zat Cair Menggunakan Software Tracker.
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika, 7(2), 1-6.

Soleh, M. (2012). Uji Performasi Alat Pengering Tipe Rak dan Pengaruh
Perlakuan Awal terhadap Mutu Jahe Kering (Zingiber officinale
Rosc.). Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Sulistyaningsih, D., Ishafit, Mahmudah, I. R., & Sujarwanto, E. (2019).


Penentuan Koefisien Viskositas Air dengan Aliran Kapiler.
DIFFRACTION, 1(1), 44-47.

Surtono, A., & Susanto, E. (2007). Aplikasi Sensor Fotodioda pada


Viskometer Metode Bola Jatuh Berbantukan Komputer. Jurnal Sains
Mipa, 13(3), 251-256.

Tissos, N. P., Yulkifli, & Kamus, Z. (2014). Pembuatan Sistem Pengukuran


Viskositas Fluida secara Digital menggunakan Sensor Efek Hall
UGN3503 Berbasis Arduino UNO328. Jurnal Sainstek, 6(1), 71-83.
Surabaya, 29 November 2020
Mengetahui, Praktikan,
Dosen / asisten pembimbing

(Bertha Yonata, S.Pd., M.Pd.) (Indah


Tri Wahyuni)

Anda mungkin juga menyukai