Anda di halaman 1dari 12

VISKOSITAS

I. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan:
Dapat menentukan angka kental (viskositas) relatif suatu zat cair dengan
menggunakan air sebagai pembanding
Dapat menentukan pengaruh temperatur terhadap viskositas cairan
Dapat menggunakan alat viskositas

II. Alat dan bahan
1. Alat yang digunakan
a. Alat viskometer
b. Bola dengan bermacam-macam diameter
c. Gelas kimia
d. Stopwacth
e. Jangka sorong
2. Bahan yang digunakan
a. Aquadest
b. Paraffin
c. Etanol

III. Dasar teori
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan alir cairan.
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk
silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik
untuk cairan dan gas. Beberapa cairan dapat mengalir lebih mudah dari yang lain. Sifat
tersebut merupakan karakteristik bagi cairan untuk melawan aliran yang dinamakan
viskositas. Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir dari pada gas.
Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur, sedangkan viskositas cairan turun
dengan naiknya temperatur. Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak
tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan. Viskositas pada zat cair
maupun gas, dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang berisikan
fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat,
viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul. Pada viskositas muncul dari
tumbukan oleh molekul.
Persamaan Navier-Stokes (dari Claude-Louis Navier dan George Gabriel Stokes)
adalah serangkaian persamaan yang menjelaskan pergerakan dari suatu fluida seperti cairan
dan gas. Persamaan-persamaan ini menyatakan bahwa perubahan dalam momentum
(percepatan) partikel-partikel fluida bergantung hanya kepada gaya viskos internal (mirip
dengan gaya friksi) dan gaya viskos tekanan eksternal yang bekerja pada fluida. Oleh karena
itu, persamaan Navier-Stokes menjelaskan kesetimbangan gaya-gaya yang bekerja pada
fluida.
Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk
mengalir, dimana makin tinggi kekentalan maka makin besar hambatannya. Kekentalan
didefenisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan
suatu permukaan datar melewati permukaan datar lain dalam kondisi mapan tertentu bila
ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya.
Satuan dasar yang digunakan adalah poise. Kekentalan disebabkan karena kohesi antara
patikel zat cair. Zat cair ideal tidak mempunyai kekentalan. Zat cair mempunyai beberapa
sifat sebagai berikut:
a. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan
bebas horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
b. Mempunyai rapat masa dan berat jenis.
c. Dapat dianggap tidak termampatkan.
d. Mempunyai viskositas (kekentalan).
e. Mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan.

Menurut hukum Polsscuille, jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per
satuan waktu dirumuskan dengan persamaan :




Dimana : = Viskositas Cairan
V = Volume total cairan
t = Waktu yang dibutuhkan cairan dengan V mengalir melalui
viscometer
P = Tekanan yang bekerja pada cairan
R = Jari-jari tabung
L = Tengang pipa
(catatan: Persamaan ini juga berlaku untuk fluida gas)

Ada beberapa viskometer yang digunakan untuk menentukan viskositas suatu larutan
yaitu :
Viskometer Oswald : Untuk menentukan laju aliran kuat kapiler
Viskometer Hoppler : Untuk menentukan laju bola dalam cairan
Viskometer silinder putar : Untuk menentukan satu dari dua selinder yang
konsentris pada kecepatan sudut tertentu.

Viskometer Oswald

Pada viskometer Oswald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat
cairan itu sendiri. Pengukuran viskositas ini digunakan pembanding air. Hal ini dimasukkan
untuk mengurangi kesalahan pengukuran nilai. Dengan menggunakan persamaan :

=





Sehingga :



Dimana : P = Densitas x Konstanta





Viskometer Hoppler

Pada viskometer Hoppler yang diukur waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola untuk
melewati cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Karena adanya gravitasi benda yang jatuh
melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai
kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan dicapai bila gaya gravitasi (g) sama
dengan gaya tahan (friksi) untuk benda yang berbentuk bola oleh stokes dirumuskan :

f = 6 r V

Dimana : f = Friksi
= Viskositas
r = Jari-jari bola
V = Kecepatan

Pada kesetimbangan gaya kebawah (m-

)g sehingga:

6 r V = (m-

)g

=




Dimana: m = Massa bola logam

= Massa cairan yang dipindahkan oleh bola logam


g = Gravitasi


IV. Langkah Kerja
1. Menentukan viskositas beberapa cairan
a) Menentukan massa jenis bola dengan mengukur massa dan volume bola yang
akan digunakan pada penentuan viskositas zat cair ini
b) Memasukkan aquadest ke dalam viskometer hopler yang akan digunakan
c) Memasukkan bola kedalam viskometer hopler lalu tutup viskomerer hopler
hingga tidak ada gelembung udara yang terlihat
d) Memutar tabung viskometer hopler hingga bola berada pada bagian atas tabung
lalu mengamati bola yang perlahan turun kedasar tabung
e) Mencatat waktu yang digunakan, yaitu gerakan bola dari tanda bagian atas
sampai tanda bagian bawah.
f) Melakukan pengamatan yang sama beberapa kali untuk mengambil rata rata
waktu yang dihasilkan
g) Mengulangi percobaan ini untuk zat cair lain.


Tabel 1. Seleksi bola, diameter bagian dalam bola mendekati 15,94 mm
No.
Bola
Bahan Densitas
gr/cm3
Diameter
Bola
mm
Tetapan,Km
Pacm3/gr.s
Untuk
Pengukuran
mPa,s(cp)
1 Gelas Boron Silika 2,2 15,81 0,01 0,007 0,5-10
2 Gelas Boron Silika 2.2 15,3 0,05 0,09 9-100
3 Campuran Ni-Fe 8,1 15,6 0,05 0,09 40-700
4 Campuran Ni-Fe 8,1 15,2 1 0,7 150-5000
5 Campuran Ni-Fe 8,1 14,0 0,5 7 1500-50000
6 Campuran Ni-Fe 8,1 11,0 1 35 >7500
7 Gelas Boron Silika 2,2 15,91 0,02 - Gas
8 Gelas Boron Silika 2,2 15,30 0,4 20-200
9 Gelas Boron Silika 7,7 14,40 3,5 150-1500


V. DATA PENGAMATAN
Bola besi
Diameter bola : 1,530 cm
Jari-jari bola : 0,76 cm
Berat bola : 15,1691 gram
Volume bola : 1,874 cm
3

bola : 8,094 gr/cm
3

Bola silika
Diameter bola : 1,560 cm
Jari-jari bola : 0,78 cm
Berat bola : 4,4180 gram
Volume bola : 1,9867 cm
3

bola : 2,223 gr/cm
3



Menggunakan Viskometer Hoppler
Sampel
Bola Besi
( t = sekon )
Bola Silika
( t = sekon )
Temperature
Parafin



2,62
2,62
2,71
2,66
59,08
55,74
56,61
54,95

26
o
C
Rata-rata 2,6525 56,595

Sampel
Bola Besi
( t = sekon )
Bola Silika
( t = sekon )
Temperature
Etanol



1,28
1,24
1,18
1,19
4,24
4,38
4,44
4,33

26
o
C
Rata-rata 1.2225 4,3475


Sampel
Bola Besi
( t = sekon )
Bola Silika
( t = sekon )
Temperature
Aquadest



1,21
1,14
1,19
1,27
6,17
6,07
6,23
6,14

26
o
C
Rata-rata 1,2025 6,1525


VI. PERHITUNGAN
Viskositas Aquadest
a. Bola besi


........ (viskositas dinamik)


........ (viskositas kinematik)




b. Bola silika


........ (viskositas dinamik)


........ (viskositas kinematik)




Viskositas Paraffin
a. Bola besi


........ (viskositas dinamik)


........ (viskositas kinematik)




b. Bola silika


........ (viskositas dinamik)


........ (viskositas kinematik)




Viskositas Etanol
a. Bola besi


........ (viskositas dinamik)


........ (viskositas kinematik)




b. Bola silika


........ (viskositas dinamik)


........ (viskositas kinematik)





VII. Analisis Data
Dari hasil percobaan diketahui bahwa semakin besar massa bola maka
semakin besar kecepatan bola untuk sampai pada garis atau batas yang ditentukan
yaitu dari garis 1 ke garis 3, sehingga nilai koefisien viskositas zat cair
berpengaruh. Dan juga diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan massa
jenis zat. Semakin tinggi suhu maka semakin kecil massa jenis zatnya. Hal ini
disebabkan karena ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan meregang
dan massa jenis akan semakin kecil
Pada saat zat cair dimasukkan dalam viskometer, diharapkan agar tidak ada
gelembung dalam viskometer. Hal ini bertujuan agar aliran cairan tidak terganggu
oleh adanya gelembung yang akan mengakibatkan waktu yang diperoleh tidak
sesuai dengan waktu yang seharusnya.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan ke dalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh pada
saat memasukkan bola kecil ke daam zat cair, terlihat mula mula bola tersebut
turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair.
Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perambatan hingga
mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya
suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah.
Mula mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan bertnya tetapi dengan
sifat kekentalan cairan maka besar kecepatannya akan semakin berkurang dan
akhirnya nol. Pada saat bola tersebut tetap, hambatan hambatannya dinamakan
viskositas. Akibat viskositas yang berbeda antara setiap zat cair yang diujikan
inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara bola kecil yang diujikan
Dari percobaan yang telah dilakukan, kita dapat mengetahui kecepatan bola
bola didalam tabung viskometer berisi aquadest lebih cepat daripada yang berisi
paraffin. Hal ini menunjukkan bahwa viskositas paraffin lebih besar daripada
aquadest. Dengan kata lain waktu yang dibutuhkan zat cair untuk mengalir
berbanding lurus dengan viskositasnya.
Banyaknya faktor yang mempengaruhi besarnya viskositas diantaranya adalah
temperatur, tekanan, konsentrasi, dan berat molekul. Penyebab besarnya viskositas
paraffin lebih besar dari aquadest adalah karena gaya kohesi air yang lebih
renggang dari pada paraffin. Ada juga faktor lain seperti tekanan dan suhu.
Semakin besar suhu, maka semakin kecil viskositasnya dengan naiknya suhu,
maka gaya kohesi (gaya tarik antarmolekul) akan berkurang dan viskositasnya
mengecil.
Pada percobaan ini didapat nilai viskositas yang berbeda beda walaupun pada
zat yang sama misalnya aquades. Pada bola besi viskositas yang terukur adalah

sedangkan pada bola silika

. Hal ini
dikarenakan tiap bola memiliki range pengukuran viskositas yang berbeda beda
sesuai pada tabel seleksi bola yang digunakan untuk menentukan koefisien bola
berdasarkan diameter bola yang didapat dan pada percobaan ini digunakan bola
dengan nomor seleksi 1 untuk bola silika dan 5 untuk bola besi sesuai dengan
tabel seleksi yang ada pada teori.






VIII. Kesimpulan

Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu caian atau fluida.
Perbedaan nilai viskosits pada tiap bola dengan zatcair yag berbeda adalah karena tiap
bola memang memiliki range pengukuran viskositas yang berbeda beda.
Massa jenis zat cair mempengaruhi viskositasnya dimana terdapat kondisi saat massa
jenis dapat berubah ubah sesuai dengan perubahan suhu.
Saat bola dimasukkan ke dalam zat cair, terjadi gesekan antara bola dengan zat cair
yang merupakan gaya tekan yang hasilnya dapt memperlambat turunnya bola sesuai
dengan viskositas zat cair
















Gambar Alat

Viskometer Hoppler Gelas kimia

Bola besi Bola kaca



Jangka sorong Aquadest



XI. Daftara pustaka

Jobsheet Praktikum Instrumentasi dan Teknik Pengukuran, Viskositas; 2014,
Politeknik Negeri Sriwijaya
http://jamalkimia.blogspot.com/2012/03/viskositas.html
http://wenimandasari.blogspot.com/p/laporan-termokimia.html
http://zuryzoe.blogspot.com/2011/06/laporan-viskositas.html

Anda mungkin juga menyukai