Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

JUDUL PERCOBAAN : DENSITAS

NAMA PRAKTIKAN : NUR ROUFIK


NIM/GRUP : 2042110705 / 01
TANGGAL PRAKTIKUM : 25 Oktober 2021
ASISTEN : DIAN PRATIWI

LABORATORIUM KIMIA-FISIKA DASAR


UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN
INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
I. Latar Belakang
Densitas atau juga kita sebut dengan densitas massa jenis merupakan
salah satu nilai yang dapat menunjukkan besarnya sebuah perbandingan
antara massa benda dengan volume dari sebuah benda. Massa jenis suatu
benda memiliki sifat tetap, atau juga disebut jika ukuran dan volume suatu
benda diubah maka massa jenisnya akan sama atau tidak berubah. Hal ini
terjadi karena kenaikan massa benda dan kenaikan volume suatu benda
diikuti dengan linier oleh kenaikan volume suatu benda atau massa benda.
Densitas atau juga dalam kimia kita sebut densitas massa jenis zat dapat
ditentukan menggunakan prinsip kerja mekanika Newto yaitu dengan
menggunakan prinsip kerja hukum Archimedes (Halliday, 1997) yang
berbunyi “apabila seluruh atau Sebagian permukaan benda dimasukkan atau
dicelupkan kedalam suatu zat cair maka benda tersebut akan mengalami
suatu gaya keatas yang sama besar dengan berat zat cair yang dipindahkan”.
Maka untuk menentukan massa bend akita dapat menimbangnya dengan
timbangan yang sesuai, seperti neraca ohaus (Halliday, 1997).
Densitas atau massa jenis adalah besaran kerapatan massa benda
yang diwujudkan pada berat benda tiap volumenya. Penerapan massa jenis
dapat menjabarkan mengapa benda yang mempunyai ukuran yang sama bisa
memiliki berat yang berbeda. Densitas juga memiliki satuan yang
standarnya internasional (SI) yaitu kg/m3. Densitas atau massa jenis secara
sistematis dapat dirumuskan:
ρ = m/V
dimana :
• ρ adalah massa jenis, yang mempunyai satuan SI kg/m3
• m adalah massa zat (kg)
• V adalah volume zat (m3)
Satuan massa jenis berdasarkan system, Internasional (SI) adalah kg/m3
1000 kg/m3 = 1g/cm3 (anonym, 2011)
Karakteristik mendasar yang dimiliki zat merupakan massa jenis
atau kerapatan. Densitas atau rapatan adalah sifat konkret dari materi.
Densitas sendiri digunakan untuk membandingkan dua zat yang memiliki
besaran ruang yang sama tetapi memiliki massa yang berbeda. Sebuah
obyek dengan massa per volume yang lebih besar lebih rapat daripada obyek
dengan massa per volume yang lebih kecil. Zat yang kurang rapat
mengapung di atas zat lebih rapat (Mariana, Z. T, 2012). Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan memiliki volume
yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis
lebih rendah (Mariana, Z. T, 2012).

II. Tujuan
Pada kesempatan praktikum kali ini tentunya ada tujuannya yaitu
mempelajari cara pengukuran dengan menggunakan neraca dan alat
volumetric, menentukan massa jenis zat padat berbagai bentuk,
membandingkan hasil pengukuran massa jenis zat padat dari dua metode
berbeda.

III. Manfaat
Pelaksanaan praktikum kali ini diharapkan praktikan dapat
memahami serta mengetahui kegunaan alat-alat dalam melakukan
eksperimen densitas atau massa jenis. Tercapainya praktikan memahami
densitas atau ,assa jenis benda serta bisa membandingkan rapatannya, dan
juga mampu menerapkan teori ralat dalam melakukan praktikum, serta
mampu menggunakan neraca Teknik untuk menentukan densitas massa
jenis dengan persamaan hukum newton.

IV. Tuliskam
I. Alat dan bahan
• Gelas ukur 10 mL dan 25 mL
• Pipet ukur 10 mL
• Thermometer
• Air destilat
• Erlenmeyer 100 mL
• Sampel zat padat
• Kerikil/ batu kecil
• Penggaris
II. Cara kerja
➢ Kalibrasi pipet ukur dan gelas ukur
• Timbanglah gelas ukur 10 mL dalam keadaan bersih,
catat berapa massa gelas ukur tersebut.
• Pipetlah dengan menggunakan pipet ukur 10 mL
aquades dan masukkan kedalam gelas ukur yang
telah ditimbang.
• Baca dan catat volume cairan didalam gelas ukur.
• Timbanglah gelas ukur dan air didalamnya seteliti
mungkin.
• Ukurlah suhu air dan catat suhunya.
• Ulang Langkah di atas dengan menggunakan alat
yang sama untuk menguji presisi data yang anda
peroleh.
• Gunakan data densitas untuk menghitung volume air
dari pipet. Bagaimana menghitung volume pipet
dengan volume tertentu untuk mengalibrasi volume
pipet dan pengukuran volume dalam gelas ukur.
Manakah yang lebih presisi untuk mengukur volume,
apakah pipet ukur atau gelas ukur?.
• Ulangi percobaan diatas untuk volume air 20 mL.
➢ Densitas cairan “unknown”
• Cairan unknown diperoleh dari asisten
• Timbanglah Erlenmeyer 100 mL dan bersih seteliti
mungkin.
• Pipet 5 atau 10 mL larutan unknown dan masukkan
kedalam Erlenmeyer
• Timbanglah Erlenmeyer dan isinya lalu catat
beratnya.
• Hitunglah massa cairan unknown dan desentitas dari
data massa dan volume.
➢ Densitas zat padat dengan bentuk tertentu
• Sampel zat padat dengan bentuk tertentu diperoleh
dari asisten, catat dan lakukan identifikasi.
• Timbanglah sampel secara akurat dan catat beratnya.
• Ukurlah dimensinzat padat tersebut dengan
penggaris dan hitunglah volume dari obyek dalam
cm3. Catat hanya ukuran dimensi objek.
• Hitung densitas objek.
• Kedalam gelas ukur 25 mL masukkan 10 mL air dan
bacalah volume dengan teliti, catat berapa
volumenya.
• Miringkan gelas ukur dan masukkan zat perlahan-
lahan ke dalam air (zat padat harus terendam di air).
• Bacalah total volume zat cair dan zat padat dan catat
volumenya.
• Hitunglah volume objek dan bandingkan dengan
volume yang dihitung pada pengukuran sebelumnya.
➢ Densitas zat padat tidak berbentuk
• Sampel zat tidak berbentuk diperoleh dari asisten.
• Ulangi tahapan pada pengukuran zat padat dengan
bentuk tertentu, catat data yang diperoleh dan
hitunglah volume objek.
• Hitunglah densitas objek yang tidak berbentuk dari
data volume dan data massa.

V. Pertanyaan Subbab
I. Penjelasan densitas
Densitas adalah sifat insentif suatu zat. Sifat insentif adalah
sifat tetap yang dimiliki suatu cuplikan zat seperti titik leleh, titik
didih, kesadahan dan lain sebagainya. Densitas didefinisikan
sebagai massa per satuan volume. Sifat insentif tergantung pada
jumlah atau banyaknya cuplikan, sedangkan massa dan volume
adalah sifat ekstensif. Dalam percobaan ini dilakukan kalibrasi pipet
dan gelas ukur, penentuan densitas zat cair dan zat padat dengan
bentuk tidak tertentu. Semua pengukuran dicatat dan dilakukan
koreksi untuk penentuan ketelitian pengukuran. (Vivien F, 2017)
II. Penjelasan gravitasi spesifik
Gravitasi spesifik adalah rasio lepadatan suatu zat terhadap
kerapatan air. Gravitasi spesifik (specific gravity) sebuah bahan
adalah perbandingan densitasnya dengan densitas air pada suhu
4,0oC, 1000 kg/m3: ini adalah bilangan tanpa satuan. Sebagai contoh
gravitasi spesifik alumunium adalah 2,7 “gravitasi spesifik”
merupakan istilah yang kurang tepat, karena tidak ada hubungannya
dengan gravitasi “densitas relative” mungkin bisa jadi merupakan
istilah ;lebih baik. (Fisika Universitas, Erlangga)
III. Penjelasan wujud zat
Zat memiliki 3 jenis wujud diantaranya
Zat padat: merupakan zat yang memiliki bentuk dan volume yang
tetap karena susunan partikel-partikelnya berjarak sangat rapat dan
tidak bergerak bebas, contoh:kayu.
Zat cair: jarak antar partikelnya agak renggang sehingga dapat
berubah sesuai bentuk wadahnya. Contoh: air.
Zat gas: jarak antar partikelnya sangat berjauhan, gaya Tarik antar
partikelnya sangat lemah dan susunannya tidak teratur. Gaya
partikel gas sangat bebas. (Bayu, 2019)

IV. Pengukuran massa dan berat


Massa benda adalah dengan mengukur beratnya, seringkali
membandingkannya sebuah standar. Berdasarkan persamaannya
dua benda yang beratnya berbeda bisa dikatakan memiliki massa
yang sama. Pengukuran massa sampel dilakukan dengan
menggunakan neraca dengan berapa digit yang digunakan dalam
neraca harus dijelaskan. Bila neraca yang digunakan dengan system
digital, hasil pengukuran dapat langsng dicatat dari neraca yang
digunakan.
V. Pengukuran volume
Volume suatu sampel dapat ditentukan umumnya dengan
menggunakan pengukuran dimensi Panjang , lebar dan tinggi
dengan menggunakan penggaris. Volume zat padat dengan bentuk
tidak beraturan ditentukan dengan menggunakan perpindahan air
yaitu perbedaan antara volume air (V1) dan volume objek dengan
air gelas ukur (V2). Selisih nilai antara keduanya menunjukkan
volume objek. Kemudian bacalah koreksi dari alat ukur yang
digunakan.
Pengukuran zat cair dapat dilakukan dengan menggunakan
pipet ukur dan gelas ukur. Pipet volume merupakan suatu alat
dengan volume tertentu dan suhu yang telah tercantum di gelas
tersebut. Gelas ukur umumnya digunakan untuk mengukur volume
nol hingga volume maksimum yang dikalibrasi. Gelas ukur pada
umumnya dapat digunakan untuk menentukan volume, namun
kurang akurat atau presisi bila dibandingkan dengan menggunakan
pipet ukur dengan volume tertentu. (Fatimah, Is, 2015 )
VI. Prinsip kerja pipet ukur
Setiap alat-alat laboratorium tentunya memiliki prinsip
kerjanya sendiri, termasuk pipet ukur ini sebagai salah satu alat
laboratorium. Untuk prinsip kerja dari pipet ukur adalah memipet
cairan atau larutan secara kurang teliti, serta tidak masuk dalam
perhitungan pada penepatan kadar. (Modul praktikum fisika dan
kimia dasar, TIN UISI)

VI. Daftar Pustaka


Mariana, Z.T.2012. penuntun praktikum fisika pertanian_Fakultas
Pertanian.
Soedojo, P . 1999. Fisika Dasar. PT Ganecca Exact. Yogyakarta
Fisika Universitas, Erlangga
Modul praktikum fisika dan kimia dasar, TIN UISI
Vivien Fathuroya, 2017. Fisika Dasar untuk Ilmu Pangan, UB Press
Bayu Sapta H, 2019, Mengenal Sifat Kimia dan Fisika Zat, Penerbit Duta

VII. Tabel Pengamatan


a. Kalibrasi pipet ukur 5 mL dan gelas ukur 10 mL
Berikut data hasil perlakuan dan pengamatan praktikum kalibrasi
pipet ukur 5 mL dan gelas ukur 10 mL.
Tabel 1 Perlakuan dan pengamatan kalibrasi pipet ukur 5 mL dan gelas
ukur10 mL
Perlakuan Pengamatan
Ditimbang dan dicatat massa gelas Massa gelas ukur 10 mL= 29.1922 g
ukur 10 mL

Pipet 5 mL aquades dengan pipet Diperhatikan secara teliti batas 5 mL di


ukur pipet ukur

Ditimbang gelas ukur yang telah Massa gelas ukur 10 mL dan aquades 5
diisi dengan aquades mL = 34.0632 g

b. Densitas cairan “unknown”


Berikut table hasil perlakuan dan pengamatan densitas cairan
“unknown”.
Tabel 2 perlakuan dan pengamatan densitas cairan “unknown”
Perlakuan Pengamatan
Ditimbang dan dicatat massa Massa Erlenmeyer 100 mL = 72.6919 g
Erlenmeyer 100 mL

Di pipet 5 mL cairan unknown Cairan unknown tepat digaris 5 mL


menggunakan pipet ukur dan
dimasukkan kedalam erlenmeyer

Ditimbang Erlenmeyer yang telah Massa Erlenmeyer 100 mL = 76.7291 g


diisi dengan cairan unknown

c. Densitas zat padat tidak berbentuk


Berikut table perlakuan dan pengamatan zat padat tidak berbentuk
Table 3 perlakuan dan pengamatan densitas zat tidak berbentuk
Perlakuan Pengamatan
Zat padat ditimbang dan dicatat Zat padat memiliki bentuk tidak
massanya beraturan massa = 4.5139 g

Dimasukkan air 20 mL kedalam gelas Sampel dimasukkan kedalam gelas


ukur 50 mL ukur volume air = 23 mL
VIII. Hasil Pengamatan
Pengolahan data
Berdasarkan percobaan densitas yang sudah dilakukan didapatkan
perhitungan sebagai berikut :
Percobaan : Kalibrasi Gelas Ukur dan Pipet Ukur

Dengan gelas ukur

Percobaan 1 :

1. Massa gelas ukur kosong : 29.1922 gram


2. Volume aquades : 5 mL
3. Massa gelas ukur + aquades : 46,8618 gram
4. Massa aquades : (Massa gelas ukur + aquades) –
Massa gelas ukur kosong : 46,8618 – 29,1922
: 17,6696
𝑚
5. Mencari densitas :𝜌= 𝑣

: 17,6696 / 5
: 3,53392 g/ml
Percobaan 2 :
1. Massa gelas ukur kosong : 36,9533 gram
2. Volume aquades : 5,5 mL
3. Massa gelas ukur + aquades : 46,8671 gram
4. Massa aquades : (Massa gelas ukur + aquades) – Massa gelas ukur
kosong : 46,8671 – 36,9533
: 9,9138
𝑚
5. Mencari densitas : 𝜌= 𝑣
: 9,9138 / 5,5
: 1,8025090909 g/ml

Dengan pipet ukur

Percobaan 1 :

1. Massa gelas ukur kosong : 36,9536 gram


2. Volume aquades : 5 mL
3. Massa gelas ukur + aquades : 46,8618 gram
4. Massa aquades : (Massa gelas ukur + aquades) –
Massa gelas ukur kosong : 46,8618 – 36,9536
: 9,9082
𝑚
5. Mencari densitas :𝜌= 𝑣

: 9,9082 / 5
: 1,98164 g/ml

Percobaaan 2 :
1. Massa gelas ukur kosong : 36,9533 gram
2. Volume aquades : 5 mL
3. Massa gelas ukur + aquades : 46,8617 gram
4. Massa aquades : (Massa gelas ukur + aquades) –
Massa gelas ukur kosong :46,8617 – 36,9533
: 9,9082 gram
𝑚
5. Mencari densitas :𝜌= 𝑣

: 9,9802 / 5
: 1,98164 g/ml

Mencari densitas melalui suhu


1. Suhu aquades : 30oC
2. Apabila suhu 30oC maka berapakah densitasnya? 0,9957
Percobaan : Densitas cairan “unknown”
1. Massa Erlenmeyer kosong : 36,9536 gram
2. Volume cairan unknown : 10 mL
3. Massa Erlenmeyer + cairan unknown : 44,8450 gram
4. Massa cairan unknown : (Massa Erlenmeyer + cairan) – (Massa
Erlenmeyer kosong) : 44,8450 – 36,9536
: 7,8914 gram
𝑚
5. Densitas cairan unknown :𝜌= 𝑣

: 7,8914 gram / 10 mL
: 0,78914 g/ml

Percobaan : Densitas zat padat tidak beraturan


1. Massa sampel zat : 4,2162 gram
2. Volume gelas ukur sebelum ditambah zat padat : 10 mL
3. Volume gelas ukur setelah ditambah zat padat :13 mL
4. Volume sampel zat padat : (Volume gelas ukur setelah ditambah
zat padat) – (Volume gelas ukur sebelum ditambah zat padat)
: 13 – 10
:3
𝑚
5. Mencari densitas :𝜌= 𝑣

: 4,2162 / 3
: 1,4054 g/ml

IX. Pembahasan
Adapun pembahasan yang dapat diambil dari percobaan densitas
adalah sebagai berikut :
1. Kalibrasi pipet ukur dan gelas ukur
Tujuan diadakannya praktikum kalibrasi dan verifikasi alat ukur
yaitu untuk memahami prinsip kerja yang digunakan pada kalibrasi
gelas ukur dan diharapkan dapat melakukan kalibrasi gelas ukur.
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume tetapi tingkat
ketelitiannya rendah. Kapasitas gelas ukur bermacam-macam yaitu
10, 50, 100, 250, 500, 1000 dan 2000.
Kebanyakan pipet bukan hanya berfungsi untuk mengukur
volume namunjuga bergunauntuk memindahkan cairan dari wadah
satu ke wadah yang lain. Jenis pipet yang satu ini mempunyai ukuran
graduasi volume yang lebih presisi. Pipet ukur tersedia dengan
berbagai jenis ukuran yaitu 1, 2, 5, 10 iknemug 25 ml.
Hal pertama yang perlu dilakukan pada praktikum kalibrasi
gelas ukur yaitu menyiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
dan digunakan dalam praktikum harus dalam kondisi kering dan
bersih. Amati spesifikasi pada gelas ukur dan dicatat. Timbang gelas
ukur yang bersih dan kering sebagai berat kosong. Isilah gelas ukur
dengan aquades sampai volume 5 ml. baca dan catat volume cairan
dalam gelas ukur. Timbanglah gelas ukurdan air didalamnya seteliti
mungkin. Diukur suhu air dan dicatat. Gunakan data densitas untuk
menghitung volume air dari pipet. (Mahfudhoh, 2020)
2. Densitas Cairan “unknown”
Tujuan praktikum densitas cairan “unknown” adalah untuk
mengetahui densitas suatu cairan yang tidak kita ketahui. Cairan
unknown diperoleh dari asisten laboratorium. Ditimbang
Erlenmeyer 100 mL dan dibaca dicatat seteliti mungkin. Pipet 5 atau
10 ml larutan unknown dan dimasukan kedalam Erlenmeyer.
Ditimbang berat Erlenmeyer beserta isinya dan dicatat massanya.
Hitung massa dan volumenya.
3. Densitas Cairan bentuk tidak teratur

X. Kesimpulan
Pada percobaan densitas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
hasil pengamatan kalibrasi yaitu kalibrasi gelas ukur didapatkan hasil
3,53392 g/ml dan 1,8025090909 g/ml, sedangkan yang menggunakan pipet
ukur hasilnya adalah ,98164 g/ml dan 1,98164 g/ml. mencari densitas
menggunakan suhu air didapatkan suhu air 30o dan densitasnya adalah
0,9957. Sedangkan densitas cairan unknown diperoleh hasil 0,78914 g/ml
dan densitas dari cairan dengan bentuk tidak teratur diperoleh hasil 1,4054
g/ml. praktikum densitas bertujuan untuk mengetahui serta memahami
materi kimia khususnya materi densitas.

XI. Saran
Dalam melaksanakan praktikum, untuk alat-alatnya bisa dilengkapi lagi
agar pada saat praktikum praktikan melakukan pengamatan tidak ada
halangan.
Daftar Pustaka
Mariana, Z.T.2012. penuntun praktikum fisika pertanian_Fakultas
Pertanian.
Soedojo, P . 1999. Fisika Dasar. PT Ganecca Exact. Yogyakarta
Fisika Universitas, Erlangga
Modul praktikum fisika dan kimia dasar, TIN UISI
Vivien Fathuroya, 2017. Fisika Dasar untuk Ilmu Pangan, UB Press
Bayu Sapta H, 2019, Mengenal Sifat Kimia dan Fisika Zat, Penerbit Duta

Anda mungkin juga menyukai