Anda di halaman 1dari 2

Titrasi adalah suatu metode penentuan kadar (konsentrasi) suatularutan dengan larutan lain yang telah

diketahui konsentrasinya.Larutan yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai analit dan biasanya
diletakkan didalam erlenmeyer, sedangkan larutan yang telahdiketahui konsentrasinya disebut sebagai
larutan sintesis atau titran dandiletakkan didalam buret. Titrasi asam basa melibatkan asam maupun
basa sebagai analit ataupun titran. Kadar larutan asam ditentukandengan menggunakan larutan basa
atau sebaliknya. Titran ditambahkantetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekivalen (artinya
secarastoikiometri titran dan analit tepat habis bereaksi) yang biasanyaditandai dengan berubahnya
warna indikator. Keadaan ini disebut

sebagai “titik ekivalen” yaitu titik dimana konsentrasi asam samadengan konsentrasi basa atau titik
dimana jumlah basa yangditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan [H] =[OH-].
Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat

perubahan warna indikator disebut “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi

ini mendekati titik ekivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewatititik ekivalen. Oleh karena itu, titik
akhir titrasi sering disebut jugasebagai titik ekivalen. Pada saat titik ekivalen, maka proses
titrasidihentikan, kemudian dicatat volume titran yang diperlukan untukmencapai keadaan tersebut
(Viana, 2014).Pada percobaan titrasi asam basa ini mula-mula dibuat larutanstandar dengan cara
menimbang kristal asam oksalat pada neracaanalitik. Selanjutnya diilarutkan asam oksalat tersebut
mula-muladengan 25 mL akuades dalam sebuah gelas piala 50 mL. Dituangkanlarutan tersebut dalam
labu volumetri 100 mL. Ditambahkan akuadessambil gelas piala dibilas sampai mendekati tanda batas.
Ditambahkanakuades dengan pipet tetes sampai tanda batas dan tutup labu volumetri.Lalu larutan
dikocok sambil dijungkirbalikkan agar larutan homogen.Kemudian dihitung normalitas asam oksalat
sebagai larutan standar.Hasil yang diperoleh berupa larutan asam oksalat yang kemudianmenjadi
larutan standar untuk proses titrasi.Percobaan selanjutnya adalah titrasi asam basa. Percobaan
titrasiasam basa menggunakan 10 mL larutan asam oksalat 0,1 N yang bersifat asam lemah sebagai
larutan standar yang akan dititrasi denganlarutan NaOH yang bersifat basa kuat dan belum
diketahuinormalitasnya. Pertama-tama dimasukkan larutan NaOH ke dalam gelas piala yang kemudian
dimasukkan ke dalam buret. Larutan asamoksalat yang telah dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
diberi 2-3tetes indikator phenolphthaelein (pp) untuk menentukan titik akhirtitrasi. Indikator ini
digunakan dalam percobaan asam basa karenadigunakan sebagai larutan standarnya dan asam
digunakan sebagailarutan yang dititrasi. Jadi, ketika larutan yang dititrasi masih bersifatasam dan netral,
maka tidak akan terjadi perubahan warna. Ketikalarutan sudah mencapai titik akhir titrasi akan
memberikan warnamerah muda. Phenolphtalen akan berubah warna jika larutan mencapai pH 8 atau
lebih (Khopkar, 1990). NaOH berfungsi sebagai larutanstandar sekunder dimana sudah diketahui volume
dan tidak diketahuikonsentrasi tepatnya. Asam oksalat berfungsi sebagai larutan standar primer yang
volume dan kosentrasinya diketahui. Setelah larutantersebut berubah warna, dilihat volume NaOH yang
digunakan untuktitrasi asam oksalat dan kemudian hitung konsentrasi larutan NaOH.Perlakuan yang
sama untuk percobaan titrasi HCl, hanya saja dalam proses tersebut asam oksalat diganti dengan HCl.
Hasil akhir dari proses titrasi asam oksalat dengan NaOH adalahdidapatkan larutan berubah menjadi
ungu dan volume NaOH yangdigunakan sebanyak 3,5 mL. Setelah itu dihitung konsentrasi larutan NaOH
menggunakan rumus V

NaOH

dan didapatkonsentrasi NaOH sebesar 0,286 N. Persamaan reaksinya yaitu:2NaOH

Evandiari, 2007).Sedangkan hasil akhir dari proses titrasi HCl dengan NaOH adalahdidapatkan larutan
berubah menjadi ungu dan volume NaOH yangdigunakan sebanyak 5,1 mL. Setelah itu dihitung
konsentrasi larutan NaOH dengan rumus V

NaOH

O(Khopkar, 1990).Penurunan larutan standar sekunder (NaOH) dilakukan secara perlahan atau tetes
demi tetes agar titik akhir titrasi tidak terlampaui dandemi keakuratan data. Larutan yang dititrasi
dikocok atau digoyangkan perlahan pada erlenmeyer agar NaOH cepat bercampur dan bereaksidengan
asam oksalat ataupun HCl atau larutan menjadi homogen(Khopkar, 1990). Selama proses titrasi, tangan
kiri digunakan untukmemegang dan mengendalikan kran buret, sementara tangan kanandigunakan
untuk menggoyang-goyangkan erlenmeyer.

Anda mungkin juga menyukai