Disusun Oleh:
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
﷽
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.Oleh karena
itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca
yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehingga membawa bangsa Arab dari masa keterbelakangan, bodoh dan lainnya
menjadi bangsa yang maju dan terkenal sampai sekarang ini. Pada masa
tahapan pemerintahan yang ada, Islam mengalami kemajuan dan juga mengalami
kemunduran. Akan tetapi hal ini tidak menyurutkan Islam berkembang dan dianut
oleh banyak manusia di muka bumi ini. Setelah Nabi wafat maka dakwah Islamiyah
pengarahan terhadap dakwah Islam. Yang pada kenyataannya inilah nanti, akan
meneruskan dakwah Rasulullah untuk menyebarkan agama fitrah ini dan selanjutnya
yang memegang amanah dakwah Islamiyah.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
c. Bagaimana kontribusi peradaban Islam pada masa pemerintahan Utsman bin Affan?
c. Mengetahui kontribusi peradaban Islam pada masa pemerintahan Utsman bin Affan.
d. Mengetahui faktor terbunuhnya Utsman bin Affan.
BAB II
PEMBAHASAN
Nama lengkap beliau adalah Usman bin Affan bin Abi al-’Ash bin Umayyah
bin Abdi asy-Syams bin Abdi Manaf bin Qushayyi bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab
bin Luayyi bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah
bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin ‘Adnan. Beliau
menisbatkan dirinya kepada bani Umayyah, salah satu kabilah Quraisy. Ayahnya
‘Affan adalah seorang saudagar yang kaya raya dari suku Quraisy-Umayyah. Nasab
Usman melalui garis ibunya bertemu dengan nasab nabi Muhammad pada Abdi
Manaf bin Qushayyi. Kalau Usman bersambung melalui Abdul Muthalib bin Hasyim
bin Abdi Manaf. Baik suku Umayyah maupun suku Hasyim sejak sebelum Islam
sudah mengadakan persaingan dan permusuhan yang sangat keras. Setelah Islam
datang, Nabi Muhammad berusaha mendamaikan kedua suku maupun suku-suku lain
di Mekah. Beliau lahir pada tahun 567 M, yakni enam tahun setelah tahun gajah,
beliau lebih muda dari Rosul selisih enam tahun. Ibu beliau bernama Arwa binti
Kuraiz bin Robi’ah bin Hubaib bin ‘Abdi syams bin ‘Abdi Manaf . Beliau tumbuh di
atas akhlak yang mulia dan perangai yang baik. Beliau sangat pemalu, bersih jiwa dan
suci lisannya, sangat sopan santun, pendiam dan tidak pernah menyakiti orang lain.
Beliau suka ketenangan dan tidak suka keramaian, kegaduhan, perselisihan, teriakan
keras. Beliau rela mengorbankan nyawanya demi untuk menjauhi hal-hal tersebut.
Sebelum memeluk Islam, ia sudah dikenal sebagai seorang pedagang yang kaya raya.
Ia juga mempunyai sifat-sifat mulia lainnya, seperti sederhana, jujur, cerdas, shaleh
dan dermawan. Usman bin Affan masuk Islam pada usia 34 tahun. Berawal dari
kedekatannya dengan Abu Bakar, beliau dengan sepenuh hati masuk Islam bersama
dari pamannya yang bernama Hakim, ia tetap pada pendiriannya. Karena pilihan
agamanya tersebut, Hakim sempat menyiksa Usman bin Affan dengan siksaan yang
pedih. selain dikenal sebagai salah seorang sahabat terdekat Nabi, ia juga dikenal
sebagai seorang penulis wahyu. Ia selalu bersama Rasulullah saw., dan selalu
memerintahkan Usman untuk menunggui istrinya, Ruqoyyah, yang saat itu sedang
sakit keras. Dan karena kebaikan akhlak dan mu’amalahnya, beliau dicintai oleh
Quraisy, Nama panggilannya Abu Abdullah dan diberi gelar Dzunnurrain (yang
mempunyai dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena beliau menikahi dua
putri Rasulullah yaitu: Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat,
Rasulullah mengatakan bahwa sekiranya beliau punya anak perempuan yang ketiga,
niscaya akan dinikahkan dengan Usman juga. Dari pernikahannya dengan Ruqoyyah
lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai tumbuh besar, anaknya meninggal ketika
Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Uban, Said dan Abdul Muluk dan 6 anak
perempuan. Utsman bin Affan hidup di tengah orang-orang musyrikin Quraisy yang
dinamisme serta adat istiadat yang kotor. Beliau menjauhi segala bentuk kotoran
jahiliyah yang mereka lakukan, beliau tidak pernah berzina, membunuh, ataupun
membela Islam tidak hanya dengan hartanya saja. Tapi juga raga dan nyawanya.
Beliau sangat senang mengeluarkan hartanya demi kepentingan Islam. Hingga pernah
Rasulullah pun berkata; “Apa yang diperbuat pada hari ini, Utsman tidak akan
merugi (di akhirat)” (HR.Tirmidzi). Pada waktu orang-orang membutuhkan air untuk
keperluan dirinya dan hewan ternaknya, Usman membeli sumber mata air dari
Raumah yaitu seorang Yahudi, untuk diwakafkan kepada umum seharga 20.000,-
dirham. Mengenai kedermawannya, Abu Hurairah berkata: “Usman bin Affan sudah
membeli surga dari Rasulullah dua kali; pertama ketika mendermakan hartanya untuk
mengirimkan pasukan ke medan perang. Kedua ketika membeli sumber air (dari
Raumah)” (HR. Tirmidzi). Beliau wafat pada tahun 35 Hijriah berumur 82 tahun.
Utsman dalam proses menjadi khalifah melalui tahap yang cukup panjang.
Utsman dipilih atas kesepakatan dewan syura yang dibentuk oleh Umar. Hal ini
dikarenakan tidak ada yang lebih diunggulkan antara sahabat yang lain. Pada awalnya
Umar akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Abu Bakar
yakni dengan menunjuk salah satu sahabat untuk menjadi penggantinya, namun
sahabat tersebut terlebih dahulu wafat sebelum menjadi khalifah. Seperti yang
dituturkan oleh Amr bin Maimun bahwa ketika umar terjangkit wabah penyakit,
Umar ditanya: “Ya amirul mukminin, adakah kau telah memilih penggantimu? lantas
siapakah itu?” Umar menjawab: “Kalau saja Abu Ubaidah masih hidup, maka aku
yang paling terpercaya di antara umatku”. Jika masih ada Salim budak dari Abu
Hudzaifah, maka aku akan memilihnya. Apabila tuhan menanyakan hal ini, maka aku
anaknya sendiri yakni Abdullah bin Umar menjadi penggantinya sebagai khalifah,
maka Umar pun marah dan mencukupkan dirinya saja dari kalangan keluarganya
kekhawatiran akan muncul kembali konflik yang pernah terjadi pada proses
pengangkatan Abu Bakar. Maka para sahabat mendesak Umar agar segera
menentukan penggantinya. Umar pun tidak bisa mengelak desakan tersebut. Hanya
saja Umar tidak menunjuk secara langsung penggantinya, akan tetapi Umar membuat
tim formatur atau dikenal dengan dewan syuro. Mereka adalah terdiri dari enam
sahabat, yakni: Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair
bin ‘Awwam, Sa’ad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin ‘Auf dan Abdullah bin
tersebut: bila lima atau empat orang bersepakat memilih satu orang dan satu atau dua
orang tersebut membangkang, maka bunuhlah mereka yang membangkang. Jika suara
oleh Abdurrahman. Tapi jika masih juga tidak disetujui, maka penggal saja mereka
yang membangkang. Umar bin Khattab mengambil tindakan ini sebagaimana yang
telah dilakukan oleh para pendahulunya yakni Abu Bakar dan Rasulullah. Namun
Dari keenam tokoh tersebut semuanya adalah kaum Muhajirin dan tidak ada
satupun dari kaum Anshor. Hal ini didasarkan bahwa keenam sahabat tersebut adalah
sahabat terbaik dari sahabat yang lainnya. Keputusan ini diterima secara lapang dada
oleh kaum Anshor dan kaum Arab lainnya. Kepercayaan mereka terhadap Umar
membuat mereka tetap patuh dan taat atas apapun keputusan yang Umar lakukan,
Zuhri menuturkan bahwa setelah Umar bin Khattab wafat, para ahli syura
berkumpul, maka Abdurrahman bin ‘Auf berkata kepada hadirin: “Jika kalian
bersedia maka akan saya pilihkan untuk kalian dari golongan kalian, maka aku
Abdurrahman, demi Allah tidak ada satupun dari golongan Muhajirin dan Anshor,
Pada saat itu, Thalhah sedang tidak ada di Madinah, maka Abdurrahman
menyarankan untuk salah satunya mundur dari pencalonan, agar jumlah menjadi
ganjil. Namun mereka tetap bersikukuh dan tidak mau mengalah. Perdebatan ini
dipicu oleh ambisi ingin menguasai kekuatan Islam. Karena sepeninggalan Umar,
Islam telah mencapai kegemilangannya dengan wilayah yang sangat luas dan
kekayaan Islam yang sangat melimpah ruah. Selain dari pada itu, persoalan fanatisme
kesukuan muncul kembali. Persaingan antara kabilah Bani Hasyim dan Bani Umayah
diikuti oleh Zubair dan Sa’ad. Sehingga hanya tersisa Ali dan Utsman saja.
Abdurrahman menanyakan kepada Utsman tentang siapa yang pantas untuk dijadikan
khalifah, kemudian ia menjawab Ali. Pertanyaan yang sama juga diajukan kepada
Ali, Zubair dan Sa’ad secara terpisah, kemudian mereka menjawab Utsman. Maka
suara Utsman lebih unggul daripada Ali. Setelah itu, Abdurrahman mengumpulkan
Dewan Syura bersepakat memilih Utsman pada tanggal 3 Muharram 24 H dan dibait
setelah shalat zhuhur dan Utsman menjadi imam pertama adalah Shalat Ashar.
Setelah disepakati bersama saat pembaiatan telah selesai, Utsman berpidato di depan
kaum muslimin yang berbunyi: “Sesungguhnya engkau sekalian hidup di negeri yang
fana dan berada dalam pemerintahan yang tidak kekal. Karena itu, segeralah berbuat
sesungguhnya dunia ini hanyalah kesenangan yang penuh tipu daya. Jangan kalian
terseret olehnya. Jangan tipu daya itu melalaikan kalian dari Allah. Ambillah
sungguhlah dan jangan kalian lalai. Sesungguhnya Allah tidak pernah lengah
terhadap kalian. Adakah orang-orang yang tinggal dan menikmati kehidupan di dunia
ini yang kekal abadi? jauhkanlah dunia ini, sebagaimana diperintahkan-nya, raihlah
18:45) yang mengumpamkan kehidupan dunia seperti air hujan yang turun dari langit.
1. Pembukuan Al-qur’an
Setelah kaum muslim bersepakat membaiat Usman bin Affan sebagai khalifah
ketiga setelah Abu Bakar al-shiddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. ketika
ditinggalkan oleh Umar bin Khattab, umat islam berada dalam keadaan yang makmur
dan bahagia. Kawasan dunia muslim pun telah bertambah luas. Khalifah Umar
Banyak hal baru yang harus diantisipasi oleh penguasa muslim untuk
menyatukan umat, yang terdiri atas berbagai suku dan bangsa. Salah satu hal yang
muncul akibat perluasan wilayah islam adalah munculnya berbagai perbedaan qira’ah
Al-qur’an. Itu karena setiap daerah memiliki dialeg bahasa tersendiri, dan setiap
diketahui ada beberapa orang sahabat yang menjadi kiblat atau rujukan bagi kaum
muslim mengenai bacaan Al-qur’an. Dimasa Rosulullah dan dua khalifah sebelumnya
keadaan itu tidak menimbulkan permasalahan karena para sahabat bisa mencari
rujukan yang pasti mengenai bacaan yang benar dan diterima. Namun seiring
perubahan zaman dan perbedaan latar belakang sosial budaya masyarakat islam,
persoalan itu semakin meruncing dan berujung pada persoalan aqidah. Sebagian
kelompok umat menyalahkan kelompok lain karena perbedaan gaya dan qiraah Al-
lalu empat orang diantara mereka menyusun mushaf yang akan menjadi rujukan umat
Islam. Keempat kodifikasi panitia itu adalah para penghafal al-Qur’an yang telah
dikenal baik yaitu Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said ibn al-Ash dan
Abdurrahman ibn al-Harist ibn Hisyam. Panitia kodifikasi itu bekerja sangat cermat
dan hati-hati.mereka menghimpun berbagai qiraah yang ada ditengah umat kemudian
memilih salah satunya yang dianggap paling dipercaya. Mereka langsung menuliskan
dalam satu mushaf lafal atau bacaan yang disepakati bersama. Yang tersusun rapi
dan sistematis. Panitia kodifikasi Al-qur’an bekerja dengan cermat, teliti, dan hati-
hati sehingga menghasilkan sebuah mushaf. Sebetulnya karya itu bukan murni
dilakukan khalifah Usman, karena gagasan itu telah dirintis sejak kepemimpinan Abu
Bakar dan diteruskan khalifah Umar. Mushaf usman itupun tuntas disusun dan
mushaf-mushaf lain yang berbeda dari mushaf utama itu diperintahkan untuk
dibakar.
2. Masa Pemerintahan
periode, yaitu pada periode kemajuan dan periode kemunduran sampai ia terbunuh.
Periode I, pemerintahan Usman membawa kemajuan luar biasa berkat jasa panglima
yang ahli dan berkualitas dimana peta Islam sangat luas dan bendera Islam berkibar
dari perbatasan Aljazair (Barqah Tripoli, Syprus di front al-maghrib bahkan ada
dan sebagian Asia kecil, di Timur laut sampai ke Ma wara al-Nahar –Transoxiana,
wilayah Pakistan), serta Kabul dan Ghazni. Selain itu ia juga berhasil membentuk
armada laut dengan kapalnya yang kokoh dan menghalau serangan-serangan di laut
tengah yang dilancarkan oleh tentara Bizantium dengan kemenangan pertama kali
kemunduran dengan huruhara dan kekacauan yang luar biasa sampai ia wafat.
sanak saudaranya dalam jabatan-jabatan strategis yang paling besar dan paling
tindakan Usman tersebut. Para pejabat dan para panglima era Umar hampir semuanya
dipecat oleh Usman, kemudian mengangkat dari keluarga sendiri yang tidak mampu
dan tidak cakap sebagai pengganti mereka. Adapun para pejabat Usman yang berasal
dari famili dan keluarga dekat, diantaranya Muawiyah bin Abi sofyan, Gubernur
Syam, satu suku dan keluarga dekat Usman. Oleh karena itu, Usman diklaim bahwa
Usman, dengan berbagai alasan yang dapat dicatat atau digaris bawahi bahwa usman
a. Para gubernur yang diangkat oleh Usman tidak semuanya family usman. Ada
yang saudara atau anak asuh, ada yang saudara susuan, ada pula saudara tiri.
melatarbelakanginya.
semuanya punya reputasi yang tinggi dan memiliki kemampuan. Hanya saja
mereka. Situasi ini dimanfaatkan oleh orang oportunis menyebarkan isu sebagai
kinerja mereka dilapangan. Akan tetapi memang pada masa akhir kepemimpinan
dalam bidang ekonomi. Mereka diluar kontrol usman yang memang sudah berusia
lanjut sehingga rakyat menganggap hal tersebut sebagai kegagalan usman, sampai
Banyak penduduk yang mengeluhkan pejabat-pejabat dan para petinggi kota itu.
Mereka marah kepada Sa’ad bin Abi Waqqas, dan mereka menuduh Walid bin
Uqbah meminum khamar. Kemudian Utsman mengangkat Sa’id bin alAs. Ketika
sudah berada di Kufah, ia berkata kepada penduduk dalam sebuah Khutbah, bahwa ia
memperlihatkan sosoknya.
mereka ke mana saja mereka tinggal di negeri Arab. Penduduk Madinah menyambut
baik tawaran itu dengan mengatakan: bagaimana kami memindahkan tanah yang
sudah kami peroleh? “mereka yang di Hijaz, Yaman, dan di tempat lainnya dengan
cara menjualkannya kalau mau”. Mereka tampak gembira, Allah telah membukakan
kebencian dalam hati orang di kota-kota itu, di antaranya apa yang telah yang di
lakukan Abdullah bin Saba‟ seorang Yahudi dari San‟a di Yaman pada masa
Utsman kemudian masuk Islam. Yang mengunjungi sejumlah kota dalam kawasan
orang awan terpengaruh oleh seruan itu. Sesudah hal itu diketahui oleh Abdullah bin
Amir, ia dikeluarkan dari kota. Setelah itu ia pergi ke Kufah menyebarkan seruan
yang sama. Setelah dari Kufah ia juga kemudian diusir, ia pergi ke Syam, tetapi
Kota-kota lain juga telah mengikuti jejak Kufah dalam menyatakan ketidak
senangannya terhadap kebijakan Utsman dan para pejabatnya. Dalam bulan Rajab
tahun 35 H sebuah delegasi besar terdiri dari orang-orang Arab di Mesir datang ke
Madinah. Mereka sudah menyurati pengikut-pengikut mereka di beberapa kota
supaya datang ke Madinah. Para degelasi yang memberontak itu berpura-pura akan
bahwa barang siapa mengangkat tangan akan dijamin aman. Penduduk pun tak ada
Tak lama kemudian para pemberontak itu maju menyerang rumah Utsman.
melawan dengan gigih. Mereka itu adalah Hasan bin Ali, Abdullah bin Zubair,
Muhammad bin Thallahah, Marwan bin Hakam, Sa‟id Ibnu Ash, dan masih ada
beberapa lagi yang ikut membela Utsman. Akan tetapi, Utsman sendiri yang
menyeru mereka dengan didahului kalimat Allah SWT, “ darah kalian halal karena
Lantas ketika kedua anak Utsman masuk untuk membelanya, dia malah
melarang agar tidak melakukan apapun. Bahkan, ia mengatakan bahwa orang yang
lepas tangan dari para pemberontakan itu terbebas. Dengan tegas dan berkali-kali
Utsman berkata, “ Aku memutuskan agar setiap orang yang masih menganggapku
sebagai Khalifah dan taat kepadaku untuk menyarungkan kembali senjatanya.” Oleh
karena itu, ia tidak ingin terjadi pertumpahan darah dan bencana yang lebih parah
Quraisy cedera. Mereka itu adalah Hasan bin Ali, Abdullah bin Zubair, Muhammad
bin Hathib, dan marwan bin Hakam. Ada juga para pembela Utsman yang terbunuh.
Mereka itu adalah Mughirah bin Akhnas, Niyar bin Abdullah alIslami, dan Ziyad al-
fahri. Namun, Utsman tetap mampu memenangkan para pembelanya dan berhasil
membujuk mereka keluar rumah, sehingga di dalam rumah hanya ada keluarga
Setelah orang-orang yang membelanya keluar dari rumah, Utsman yang hari
itu puasa, membuka mushaf dan membacanya. Di tengah ia sedang membaca, tiba-
tiba ada seorang lelaki yang ikut mengepung rumahnya namun tidak dikenal berhasil
lelaki itu berkata, “antara aku dan engkau terhalang Al-Qur’an.” Lantas dia keluar
meninggalkan Utsman.
Akan tetapi, tak lama kemudian ada seorang lelaki dari Bani Sadus yang
dijuluki al-Mautul Aswad (Kematian Hitam), berhasil masuk, mencekik leher, dan
membunuhnya dengan pedang. Kemudian lelaki itu berkata, “ demi Allah, aku tidak
pernah melihat leher yang selembut lehernya. Aku mencekiknya hingga seolah aku
melihat nafasnya seperti jin yang mengalir di tubuhnya. Lantas, aku mengayunkan
putus. Kemudian Utsman berkata, “ demi Allah, tangan inilah yang pertama kalu
mencatat firman Allah langsung dari mulut Rasulullah SAW”. Selanjutnya Utsman
terbunuh di depan mushaf Al-Qur‟an. Bahkan, darah dari tangan yang terpotong itu
mengalir ke mushaf di depannya, dan terjatuh tepat pada firman Allah surat Al-
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpuan pada makalah ini yaitu, tentang kelahiran Utsman bin Affan r.a,
diangkatnya menjadi Khalifah yang ketiga setelah Khalifah Umar bin Khattab r.a,
serta masa-masa kejayaan dalam pemerintahannya seperti perluasan wilayah
armada laut yang pertama dalam sejarah umar Islam, dan sampai akhir hayatnya
B. Saran
Kita harus mempelajari tentang masalah sejarah Islam, dimana kita harun
mengetahui kepemimpinan setelah Rasulullah, agar ilmu kita akan bertambah. Jika
ada salah dalam penulisan kami mohon maaf, saran dan kritik sangat kami perlukan.