Anda di halaman 1dari 16

“Makalah”

Diajukan Untuk Tugas Mata Kuliah

“Sejarah peredaban islam”

Dosen Pengampu :

Dr .AFRIDAWATI ,M.Ag

Di susun oleh :

Haryani tusyadiah (2010102064)

Havivah Sepia Hardini (2010102004)

MAHASISWA JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS MUAMALAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

T.A 2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan. Atas
rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya mengalir
pada kita kelak.

Makalah dengan judul “USMAN BIN AFFAN” untuk memenuhi tugas mata kuliahPENGANTAR
STUDI ISLAM.Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian makalah ini. Besar harapan penulis agar makalah ini bisa dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik yang
terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian kata
pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan
dan membaca makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb

KERINCI , 15 MARET 2021

KELOMPOK 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………….……..II

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………III

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………….……………..IV

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………………..IV

B. Rumusan MasalaH……………………………………………………………………………….………………..IV

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….……………………………………………………V

A. awal usman bin affan menjadi khalifah………………………………..………V


B..awal pindahnya ke agama islam ……………………………………………………………….…….VII
C. Pemberontakan bersenjata terhadap Utsman………………………………………………………XII

D.kematian dan pemakaman usman bin affaN. …………………………………….…………………XIII.

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………………XVI

KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………..…………….XVI

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….………………….XVI

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Usman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibunya adalah
Arwa binti Kuriz bin Rabiah. ia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan As-
Sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam).
Setelah Rasulullah SAW wafat di Madinah pada tahun 11 H / 632 M, empat di antara para
sahabatmya yang dekat, baik melalui darah maupun melalui perkawinan menggatikannya
sebagai pemimpin umat Islam dan mereka menyandang gelar khalifah.

Abu Bakar adalah ayah istri Muhammad yang bernama Aisyah, dan juga salah seorang
pendukungnya yang paling tua dan terpercaya. Umar bin Khattab mempunyai seorang putri yang
menikah dengan Nabi, dan Umar pula yang memakai gelar Amirul Mu’minim yang
menyiratkanelemen spritualdan politis murni dalam kepemimpinannya. Utsman yang menjadi
topik pembahasan makalah ini adalah menantu Nabi Muhammad SAW.

Utsman bin Affan berasal dari keturunan Bani Umayyah salah satu suku Quraisy yang banyak
mewarnai sejarag perjalanan bangsa Arab di samping Bani Hasyim, baik sebelum kedatangan
Islam maupun sesudah Rasulullah SAW diutus
.
2.RUMUSAN MASALAH
1.awal usman bin affan menjadi khalifah
2 Awal pindahnya ke agama Islam

. 3. Pemberontakan bersenjata terhadap Utsman


4.kematian dan pemakaman usman bin affan

iv
BAB II

PEMBAHASAN
A.USMAN BIN AFFAN

'Utsman bin Affan (bahasa Arab: ‫ع ان ب ه ع ثمان‬, 579 – 17 Juni 656 M/12 Dzulhijjah 35
H)[5] adalah khalifah ketiga yang berkuasa pada tahun 644 sampai 656 dan merupakan
Khulafaur Rasyidin dengan masa kekuasaan terlama. Sama seperti dua pendahulunya, 'Utsman
termasuk salah satu sahabat utama Nabi Muhammad. Pernikahannya berturut-turut dengan dua
putri Nabi Muhammad membuatnya mendapat julukan Dzun Nurrain (pemilik dua
cahaya).Terlahir dari keluarga saudagar yang sejahtera, 'Utsman dikenal sebagai pribadi yang
lembut dan murah hati. Sumbangsihnya yang paling menonjol dan sangat melekat padanya
adalah kedermawanan dalam memberikan harta. 'Utsman pernah membeli sumur seorang Yahudi
dengan harga sangat mahal saat kemarau dan mempersilakan penduduk mengambil air dari sana
dengan cuma-cuma. Saat Perang Tabuk meletus, 'Utsman turut serta menyumbangkan ratusan
unta dan kuda selain uang sejumlah ribuan dirham.

Sepeninggal 'Umar, 'Utsman menggantikannya sebagai khalifah pada saat usianya sudah
menginjak sekitar 64 atau 65 tahun, menjadikannya sebagai salah satu khalifah tertua saat
berkuasa. Berbeda dengan 'Umar yang memusatkan segala urusan negara dalam kendali kuat
khalifah, 'Utsman cenderung memberikan hak otonomi yang lebih longgar pada bawahannya.
Hal ini menjadikan perluasan wilayah kekhalifahan dapat dilangsungkan secara lebih mandiri,
sehingga dapat mencapai wilayah yang lebih jauh. Pada masanya, kekhalifahan sudah mencapai
Khorasan Raya (kawasan Asia Tengah) di batas timur. Di masanya, masyarakat Muslim dan
non-Muslim menjadi lebih makmur dalam masalah ekonomi dan menikmati kebebasan yang
lebih besar di bidang politik.Terlepas dari segala capaian dan sumbangsih yang telah dilakukan,
'Utsman dikritik keras atas beberapa kebijakannya, yang utama terkait keluarga besarnya yang
dipandang lebih dikedepankan untuk menempati berbagai kedudukan penting. Kelonggaran yang
diberikan 'Utsman juga menjadi jalan bagi pihak oposisi untuk melakukan demonstrasi besar
hingga berujung pada upaya pemberontakan dan pengepungan kediamannya pada tahun 656.
Meski demikian, 'Utsman yang tidak mau menjadi penyebab perang saudara menolak bantuan
militer dari sanak saudaranya atau pihak lain, menjadikannya terbunuh pada akhir pengepungan.

Biografi:

Utsman dilahirkan dari seorang yang ayah yang bernama Affan bin Abi al-'As , dari suku bani
Umayyah, dan ibu yang bernama Arwa binti Kurayz , dari Abdshams , kedua suku kaya dan
terpandang Quraish di Mekah . Utsman memiliki satu saudara perempuan, Amina. Utsman
terlahir di Ta'if. Ia tercatat sebagai salah satu dari 22 orang Mekah yang tahu cara menulis.

v
Ayahnya, Affan, meninggal di usia muda saat bepergian ke luar negeri, meninggalkan Utsman
dengan warisan besar. Ia menjadi pedagang seperti ayahnya, dan bisnisnya berkembang,
membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di antara orang Quraiys.

Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin.
Beliau dikenal sebagai pedagang yang kaya raya dan handal dalam bidang ekonomi namun
sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di awal
dakwah Islam. Ia mendapat julukan Dzun Nurain yang berarti yang memiliki dua cahaya.
Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah yaitu
Ruqayyah dan Ummu Kultsum.

Usman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibunya adalah
Arwa binti Kuriz bin Rabiah. ia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan As-
Sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam). Rasulullah sendiri
menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati di antara
kaum muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah
"Abu Bakar masuk tetapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar
masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman
masuk engkau terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?" Rasullullah menjawab,
“Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”

Pada saat Perang Dzatirriqa dan Perang Ghatfahan berkecamuk, dimana Rasullullah memimpin
perang, Utsman dipercaya menjabat wali kota Madinah. Saat Perang Tabuk, Utsman
mendermakan 950 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk
perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya perang tersebut. Utsman bin Affan juga
menunjukkan kedermawanannya tatkala membeli mata air yang bernama Rumah dari seorang
lelaki suku Ghifar seharga 35.000 dirham. Mata air itu ia wakafkan untuk kepentingan rakyat
umum. Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga pernah memberikan gandum yang
diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.

Ia adalah khalifah kali pertama yang melakukan perluasan Masjid al-Haram Mekkah dan Masjid
Nabawi Madinah karena semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji).
Ia mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya; membuat bangunan khusus untuk
mahkamah dan mengadili perkara yang sebelumnya dilakukan di masjid; membangun pertanian,
menaklukan beberapa daerah kecil yang berada disekitar perbatasan seperti Syiria, Afrika Utara,
Persia, Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga membentuk angkatan laut yang kuat.
Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan untuk mengumpulkan Al-Quran
dalam satu mushaf.

Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang tidak cocok atau
kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang lebih kredibel. Namun hal ini

vi
banyak membuat sakit hati pejabat yang diturunkan sehingga mereka bersekongkol untuk
membunuh khalifah.

Dimasa nabi Muhammad

B.Awal pindahnya ke agama Islam

Sekembalinya dari perjalanan bisnis ke Suriah pada tahun 611, Utsman mengetahui
tentang misi yang dinyatakan Nabi Muhammad. Setelah berdiskusi dengan temannya, Abu Bakar
, Utsmmemutuskanuntuk masuk Islam, dan Abu Bakar membawanya kepada Nabi Muhammad
untuk menyatakan imannya. Utsman menjadi salah satu orang yang paling awal masuk Islam,
mengikuti Ali , Zaid , Abu Bakar dan beberapa lainnya. Masuknya ia ke dalam agama Islam
membuat marah sukunya, Bani Ummayyah, yang sangat menentang ajaran Nabi Muhammad.

 Hijrah ke Habbasyiah

Utsman dan istrinya, Ruqayyah, bermigrasi ke Habbasyiah (Etiopia pada saat sekarang) pada
bulan April 615, bersama dengan sepuluh pria Muslim dan tiga wanita. Sejumlah Muslim
bergabung dengan mereka kemudian. Karena Utsman sudah memiliki beberapa kontak bisnis di
Abyssinia, ia terus mempraktekkan profesinya sebagai pedagang dan ia terus berkembang.

Pada saat seruan hijrah pertama oleh Rasullullah ke Habbasyiah karena meningkatnya tekanan
kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman bersama istri dan kaum muslimin lainnya memenuhi
seruan tersebut dan hijrah ke Habasyiah hingga tekanan dari kaum Quraisy reda. Tak lama
tinggal di Mekah, Utsman mengikuti Nabi Muhammad untuk hijrah ke Madinah. Pada peristiwa
Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman
diperintahkan nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di
Ka'bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.

Setelah empat tahun, berita menyebar di kalangan Muslim di Habbasyiah bahwa orang-orang
Quraisy di Mekkah telah menerima Islam, dan penerimaan ini membujuk Utsman, Ruqayyah dan
39 Muslim lainnya untuk kembali. Namun, ketika mereka sampai di Mekah, mereka menemukan
bahwa berita tentang penerimaan Quraish terhadap Islam adalah salah. Namun demikian,
Utsman dan Ruqayyah kembali menetap di Mekkah.

 Hijrah ke Madinah

Pada 622, Utsman dan istrinya, Ruqayyah, berada di antara kelompok ketiga Muslim untuk
bermigrasi ke Madinah. Setelah sampai, Utsman tinggal bersama Abu Talha bin Thabit sebelum
pindah ke rumah yang ia beli beberapa waktu setelahnya. Utsman adalah salah satu pedagang
terkaya di Mekkah, tanpa membutuhkan bantuan keuangan dari saudara-saudara Ansari , karena
ia telah membawa kekayaan yang sangat besar yang telah ia kumpulkan dengannya ke Madinah.
Sebagian besar Muslim Madinah adalah petani dengan sedikit minat dalam perdagangan, dan
orang Yahudi telah melakukan sebagian besar perdagangan di kota. Utsman menyadari ada

vii
peluang komersial yang besar untuk mempromosikan perdagangan di kalangan umat Islam dan
segera memantapkan dirinya sebagai pedagang di Madinah. Dengan kerja keras dan kejujuran,
bisnisnya berkembang pesat, membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di Madinah.

 Kehidupan di Madinah

Ketika Ali menikahi Fatimah , Utsman membeli tameng Ali seharga lima ratus dirham. Empat
ratus disisihkan sebagai mahar untuk pernikahan Fatimah, meninggalkan seratus untuk semua
pengeluaran lainnya. Kemudian, Utsman mempersembahkan baju besi kembali ke Ali sebagai
hadiah pernikahan.

 Khalifah Abu Bakar (632-634)

Utsman memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Abu Bakar, karena itu karena dia yang
telah pindah ke Islam Uthman. Ketika Abu Bakar terpilih sebagai khalifah, Utsman adalah orang
pertama setelah Umar menawarkan kesetiaannya. Selama perang Ridda Utsman tetap di
Madinah, bertindak sebagai penasihat Abu Bakar. Di ranjang kematiannya, Abu Bakar
mendiktekan keinginannya kepada Utsman, mengatakan bahwa penggantinya adalah Umar.

Pemilihan Utsman

Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua, diadakanlah musyawarah
untuk memilih khalifah selanjutnya. Ada enam orang kandidat khalifah yang diusulkan yaitu Ali
bin Abi Thalib, Utsman bin Affan , Abdurrahman bin Auf, Sa`ad bin Abi Waqqas, Zubair bin
Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah. Selanjutnya Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas,
Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri hingga hanya Utsman dan
Ali yang tertinggal. Suara masyarakat pada saat itu cenderung memilih Utsman menjadi khalifah
ketiga. Maka diangkatlah Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang
tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram
23 H. Utsman menjadi khalifah di saat pemerintah Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur.

Utsman adalah seorang saudagar kaya yang menggunakan kekayaannya untuk mendukung Islam
namun tidak pernah sebelum kekhalifahannya menunjukkan kualitas kepemimpinan atau benar-
benar memimpin pasukan. Tetapi meskipun demikian, menurut Wilferd Madelung , ia dipilih
oleh para pemilih sebagai satu-satunya calon kontra yang kuat untuk Ali karena ia sendiri dapat
sampai batas tertentu menyaingi hubungan kekerabatan dekat Ali dengan Nabi.

RVC Bodley percaya bahwa setelah pembunuhan Umar, Ali menolak khalifah karena ia tidak
setuju dengan mengatur sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Abu Bakar dan Umar, dan
bahwa Utsman menerima ketentuan-ketentuan dan ia gagal untuk administrasi selama sepuluh
tahun kekhalifahannya

Berkuasa sebagai Khalifah (644–656)

viii
Administrasi ekonomi dan sosial

Utsman adalah seorang pengusaha cerdas dan seorang pedagang yang sukses dari masa
mudanya, yang berkontribusi besar pada Kekaisaran Rashidun. Umar telah menetapkan
tunjangan orang-orang dan dengan asumsi kantor, Uthman meningkatkannya sekitar 25%. Umar
telah menempatkan larangan penjualan tanah dan pembelian lahan pertanian di wilayah yang
ditaklukkan. Utsman mencabut pembatasan ini, mengingat fakta bahwa perdagangan tidak bisa
berkembang. Utsman juga mengizinkan orang untuk menarik pinjaman dari perbendaharaan
publik. Di bawah Umar, telah ditetapkan sebagai kebijakan bahwa tanah di wilayah yang
ditaklukkan tidak boleh didistribusikan di antara para petempur, tetapi tetap menjadi milik dari
pemilik sebelumnya. Tentara merasa tidak puas dengan keputusan ini,tetapi Umar menekan
oposisi dengan tangan yang kuat. Utsman mengikuti kebijakan yang dibuat oleh Umar dan ada
lebih banyak penaklukan, dan pendapatan dari tanah meningkat secara signifikan.Umar,
pendahulu Utsman, sangat ketat dalam penggunaan uang dari perbendaharaan publik. Terlepas
dari tunjangan kecil yang telah disetujui untuknya, Umar tidak mengambil uang dari
perbendaharaan. Dia tidak menerima hadiah apa pun, dia juga tidak mengizinkan anggota
keluarganya untuk menerima hadiah apa pun dari setiap kuartal. Selama waktu Utsman, ada
beberapa relaksasi dalam ketegasan seperti itu. Utsman tidak menarik tunjangan apa pun dari
perbendaharaan untuk keperluan pribadinya, juga tidak menerima gaji , ia adalah orang kaya
dengan sumber daya yang cukup, tetapi tidak seperti Umar, Utsman menerima hadiah dan
mengizinkan anggota keluarganya untuk menerima hadiah dari tertentu. kamar. Utsman secara
jujur menyatakan bahwa ia memiliki hak untuk memanfaatkan dana publik sesuai dengan
penilaian terbaiknya, dan tidak ada yang mengkritiknya untuk itu. Reformasi ekonomi yang
diperkenalkan oleh Utsman telah mencapai efek yang jauh; Muslim maupun non-Muslim dari
Kekaisaran Rashidun menikmati kehidupan yang sejahtera secara ekonomi selama masa
pemerintahannya.

Ekspansi militer

Selama pemerintahannya, gaya militer Utsman lebih bersifat otonom karena ia


mendelegasikan begitu banyak wewenang militer kepada orang-orang yang dipercayanya seperti
Abdullah bin Amir, Mu'awiyah dan Abdullah bin Sa'ad, tidak seperti masa jabatan Umar di mana
militer ekspansi pada umumnya terpusat pada otoritas Umar. Konsekuensinya, ekspansi yang
lebih independen ini memungkinkan ekspansi yang lebih menyeluruh sampai Sindh, Pakistan ,
yang tidak tersentuh selama masa pemerintahan Umar.

Muawiyah ditunjuk sebagai gubernur Suriah oleh Umar pada tahun 639 untuk menghentikan
Bizantium dari laut selama Perang Arab-Bizantium. Penunjukan ini terjadi setelah kakak laki-
lakinya Yazid bin Abu Sufyan (gubernur Suriah) meninggal dalam wabah, bersama dengan Abu
Ubaidah bin al-Jarrah, gubernur di hadapannya dan 25.000 orang lainnya. Sekarang, di bawah
kekuasaan Utsman pada tahun 649, Muawiyah diizinkan untuk mendirikan angkatan laut,
diawaki oleh orang - orang Kristen Monofisit , Koptik , dan para pelaut Kristen Suriah dan

ix
Pasukan Suriah . Hal ini mengakibatkan kekalahan angkatan laut Bizantium pada Pertempuran di
Tengah-Tengah pada tahun 655.

Dalam Hijriah tahun 31 atau sekitar 651 M, Khalifah Utsman mengirim Abdullah bin
Zubair dan Abdullah bin Sa'ad untuk memimpin ekspedisi rekonsiliasi ke Maghreb di mana ia
bertemu tentara Gregory the Patrician , Exarch of Africa dan kerabat Heraclius yang mencatat
angka antara 120.000 dan 200.000 tentara, Meskipun perkiraan lain dicatat, pasukan Gregory
dimasukkan ke dalam 20.000. Pasukan oposisi bentrok di Sabuthilag (secara bergantian disebut
Sufetula), yang menjadi nama pertempuran ini. Catatan dari al-Bidayah wal Nihayah
menyatakan bahwa pasukan Abdullah sepenuhnya dikelilingi oleh pasukan Gregory dengan cara
melingkar dan situasinya sangat mengerikan bagi tentara Muslim karena mereka diancam dengan
peleburan. Namun, Abdullah bin Zubair melihat Gregory di kereta dan segera dia meminta
Abdullah bin Sa'ad untuk memimpin detasemen kecil untuk mencegatnya. Interupsi berhasil, dan
Gregory dibunuh oleh pihak penyergapan Zubayr. Akibatnya, moral tentara Bizantium mulai
runtuh dan segera mereka dialihkan.

Beberapa sumber Muslim mengklaim bahwa setelah penaklukan Afrika utara selesai oleh
Muhammad ibn Jarir al-Tabari , Abdullah bin Sa'ad melanjutkan penaklukan ke Spanyol .
Spanyol pertama kali diserang sekitar enam puluh tahun sebelumnya selama kekhalifahan
Utsman. Sejarawan Muslim terkemuka lainnya seperti, Ibn Kathir , juga mengutip narasi yang
sama. Dalam deskripsi kampanye ini, di mana Afrika Utara ditaklukkan oleh Abdullah bin Sa'ad,
dua jenderalnya, Abdullah ibn Nafiah ibn Husain, dan Abdullah ibn Nafi 'ibn Abdul Qais,
ditugaskan untuk menyerbu daerah pesisir Spanyol dengan bantuan laut. oleh kekuatan Berber.
Mereka berhasil menaklukkan daerah pesisir Al-Andalus. Tidak diketahui di mana pasukan
Muslim mendarat, perlawanan apa yang mereka temui, dan bagian Spanyol apa yang sebenarnya
mereka taklukkan. Namun, jelas bahwa umat Islam menaklukkan beberapa bagian dari Spanyol
selama kekhalifahan Utsman, mungkin membangun koloni di pantai. Pada kesempatan ini,
Utsman dilaporkan telah mengirim surat kepada pasukan penyerang:

“ Konstantinopel akan ditaklukkan dari sisi Al-Andalus . Jadi, jika Anda menaklukkannya,
Anda akan mendapat kehormatan mengambil langkah pertama menuju penaklukan
Konstantinopel. Anda akan mendapat imbalan Anda atas nama ini baik di dunia ini dan di
akhirat. ”

Meskipun penggerebekan oleh Berber dan Muslim dilakukan terhadap Kerajaan Visigothic di
Spanyol selama akhir abad ke-7, tidak ada bukti bahwa Spanyol diserang atau bahwa bagian dari
itu ditaklukkan atau diselesaikan oleh Muslim sebelum kampanye 711 oleh Tariq.

Abdullah bin Saad juga melanjutkan kesuksesannya dalam pertempuran Angkatan Laut Khalifah
pertama melawan Kekaisaran Bizantium dalam Pertempuran di Mestan yang digambarkan
sebagai konflik pertama yang menentukan Islam di kedalaman Byzantine di lepas pantai.

Khilafah Rashidun pada puncaknya di bawah Utsman (654)

x
Di timur Ahnaf ibn Qais , kepala Banu Tamim dan seorang komandan veteran yang
menaklukkan Shustar sebelumnya. Sekarang di rezim Utsman, Ahnaf meluncurkan serangkaian
ekspansi militer lebih lanjut yang sukses dengan menganiaya lebih lanjut Yazdegerd III dekat
Sungai Oxus di Turkmenistan dan kemudian menghancurkan koalisi militer loyalis kekaisaran
Sassanid dan Kerajaan Hephthalite dalam Pengepungan Herat . Kemudian gubernur Basra ,
Abdullah ibn Aamir juga memimpin berbagai kampanye yang sukses yang berkisar dari
penghukuman re-hukuman dari penduduk yang memberontak Fars, Kerman, Sistan, Khorasan
sampai pembukaan front penaklukan baru di Transoxiana dan Afghanistan .

Pada tahun berikutnya 652 AD, terjemahan catatan dari Futh Al-Buldan dari Baladhuri menulis
bahwa Balochistan ditaklukkan kembali selama kampanye melawan pemberontakan di Kermān,
di bawah komando Majasha ibn Mas'ud. Ini adalah pertama kalinya bahwa Balochistan barat
datang langsung di bawah Hukum Kekhalifahan dan itu membayar penghargaan pertanian.

Kampanye militer di bawah kekuasaan Utsman pada umumnya berhasil, kecuali beberapa
kampanye di kerajaan Nubia di Nil bagian bawah.Penentangan publik terhadap kebijakan
Utsman

Alasan oposisi

Situasi menjadi tegang dan administrasi Utsman harus menyelidiki asal-usul dan
perluasan propaganda anti-pemerintah dan tujuan-tujuannya. Beberapa waktu sekitar 654,
Utsman memanggil semua gubernur dari 12 provinsinya ke Madinah untuk membahas masalah
itu. Dalam Dewan Gubernur ini, Utsman mengarahkan para gubernur agar mereka mengadopsi
semua saran yang mereka sarankan, sesuai dengan keadaan setempat. Kemudian, di Majlis al
Shurah (dewan kementerian), disarankan kepada Utsman bahwa agen yang dapat dipercaya harus
dikirim ke berbagai provinsi untuk menyelidiki masalah ini dan melaporkan tentang sumber-
sumber desas-desus tersebut. Utsman kemudian mengirim agen-agennya ke provinsi-provinsi
utama, Muhammad ibn Maslamah dikirim ke Kufah; Usama ibn Zayd dikirim ke Basra; Ammar
ibn Yasir dikirim ke Mesir, sementara; Abdullah ibn Umar dikirim ke Suriah. Para utusan yang
telah dikirim ke Kufah, Basra dan Suriah menyerahkan laporan mereka kepada Utsman, bahwa
semuanya baik-baik saja di Kufah, Basra dan Suriah. Orang-orang puas dengan administrasi, dan
mereka tidak memiliki keluhan yang sah terhadapnya. Beberapa individu di berbagai lokasi
memiliki beberapa keluhan pribadi karakter minor, dengan mana orang-orang pada umumnya
tidak peduli. Ammar bin Yasir, utusan ke Mesir, bagaimanapun, tidak kembali ke Madinah. Para
pemberontak meneruskan propaganda mereka demi mendukung Khilafah Ali. Ammar ibn Yasir
telah berafiliasi dengan Ali; dia meninggalkan Utsman, dan malah bergabung dengan oposisi di
Mesir. Abdullah ibn Saad, gubernur Mesir, melaporkan tentang kegiatan oposisi di Mesir. Dia
ingin mengambil tindakan terhadap Muhammad ibn Abi Bakr ( anak angkat Ali ), Muhammad
bin Abi Hudhaifa ( anak angkat Usman ) dan Ammar ibn Yasir.

xi
Upaya Utsman untuk menenangkan para pembangkang

Pada tahun 655, Utsman mengarahkan orang-orang yang memiliki keluhan terhadap
administrasi untuk berkumpul di Mekkah untuk Haji. Dia berjanji kepada mereka bahwa semua
keluhan mereka yang sah akan diperbaiki. Dia mengarahkan para gubernur dan "Amil" ke
seluruh kekaisaran untuk datang ke Mekkah pada saat haji. Menanggapi panggilan Utsman,
oposisi datang dalam delegasi besar dari berbagai kota untuk menyampaikan keluhan mereka
sebelum pertemuan.

Para pemberontak menyadari bahwa orang-orang di Mekah mendukung pembelaan yang


ditawarkan oleh Utsman dan tidak berminat untuk mendengarkan mereka. Itu adalah
kemenangan psikologis yang besar bagi Utsman. Dikatakan, menurut catatan Sunni Muslim,
bahwa sebelum kembali ke Suriah, gubernur Muawiyah , sepupu Utsman, menyarankan bahwa
Utsman harus datang bersamanya ke Suriah karena suasana di sana damai. Utsman menolak
tawarannya, mengatakan bahwa dia tidak ingin meninggalkan kota Muhammad (mengacu pada
Madinah). Muawiyah kemudian menyarankan agar dia diizinkan mengirim pasukan yang kuat
dari Suriah ke Madinah untuk menjaga Utsman terhadap kemungkinan upaya pemberontak untuk
mencelakainya. Utsman juga menolaknya, mengatakan bahwa pasukan Suriah di Madinah akan
menjadi hasutan untuk perang saudara , dan dia tidak bisa menjadi pihak yang bergerak seperti
itu.

C.Pemberontakan bersenjata terhadap Utsman

Politik Mesir memainkan peran utama dalam perang propaganda melawan kekhalifahan,
sehingga Utsman memanggil Abdullah ibn Saad, gubernur Mesir, ke Medina untuk berkonsultasi
dengannya mengenai tindakan yang harus diadopsi. Abdullah bin Saad datang ke Madinah,
meninggalkan urusan Mesir kepada wakilnya, dan dalam ketidakhadirannya, Muhammad bin
Abi Hudhaifa melakukan kudeta dan mengambil alih kekuasaan. Saat mendengar pemberontakan
di Mesir, Abdullah bergegas kembali, tetapi Utsman tidak dalam posisi untuk menawarkan
bantuan militer kepadanya dan, karenanya, Abdullah bin Saad gagal merebut kembali
kekuasaannya karena Kekuatan Islamnya yang Besar datang dari Timur.

Beberapa ulama Sunni seperti Ibn Qutaybah , Ali bin Burhanuddin al-Halabi, Ibne Abi-al-
Hadeed dan Ibne Manzur melaporkan bahwa ada beberapa Sahabat terkemuka bersama mereka
yang secara terbuka menentang dan meminta Utsman untuk mundur karena alasan-alasan seperti
nepotisme dan boros gaya hidup. Talha dan Zubayr ibn al-Awam termasuk di antara mereka
yang memimpin para pemberontak sementara Aisha bahkan telah memanggil kepala Utsman
dengan pernyataannya yang terkenal "Bunuh Na'thal ini (seorang Sheik yang bodoh) karena ia
telah berubah menjadi murtad" sebagaimana dicatat oleh beberapa sejarawan terkemuka.

 Pemberontak di Madinah

xii
Dari Mesir, sebuah kontingen sekitar 1.000 orang dikirim ke Madinah, dengan instruksi untuk
membunuh Utsman dan menggulingkan pemerintah. Kontingen serupa berbaris dari Kufah dan
Basra ke Madinah. Mereka mengirim wakil mereka ke Madinah untuk menghubungi para
pemimpin opini publik. Perwakilan dari kontingen dari Mesir menunggu Ali, dan menawarinya
Khilafah sebagai pengganti Utsman, yang ditolak oleh Ali. Perwakilan dari kontingen dari Kufa
menunggu di Al-Zubayr, sementara perwakilan dari kontingen dari Basra menunggu di Talhah ,
dan menawarkan mereka kesetiaan mereka sebagai khalifah berikutnya, yang ditolak. Dalam
mengajukan alternatif kepada Utsman sebagai Khalifah, para pemberontak menetralisir sebagian
besar opini publik di Madinah dan faksi Uthman tidak bisa lagi menawarkan front persatuan.
Utsman mendapat dukungan aktif dari Bani Umayyah, dan beberapa orang lain di Madinah.

 Pengepungan Utsman

Tahap awal pengepungan rumah Utsman tidak parah, tetapi ketika hari-hari berlalu, para
pemberontak meningkatkan tekanan mereka terhadap Utsman. Dengan kepergian para peziarah
dari Medina ke Mekah, tangan para pemberontak semakin diperkuat, dan sebagai
konsekuensinya krisis semakin diperdalam. Para pemberontak memahami bahwa setelah Haji,
umat Islam berkumpul di Mekah dari semua bagian dunia Muslim mungkin berbaris ke Madinah
untuk membebaskan Utsman. Karena itu mereka memutuskan untuk mengambil tindakan
terhadap Utsman sebelum ziarah berakhir. Selama pengepungan, Utsman ditanya oleh para
pendukungnya, yang kalah jumlah dengan para pemberontak, untuk membiarkan mereka
berperang melawan pemberontak dan mengusir mereka. Utsman mencegah mereka dalam upaya
untuk menghindari pertumpahan darah Muslim oleh Muslim. Sayangnya bagi Utsman, kekerasan
masih terjadi. Gerbang-gerbang rumah Utsman ditutup dan dijaga oleh prajurit yangterkenal,
Abd-Allah bin al-Zubayr. Putra-putra Ali, Hasan ibn Ali, dan Husayn ibn Ali , juga menjadi
salah satu penjaga.

D.Kematian

Pembunuhan

Pada tanggal 17 Juni 656, ketika menemukan gerbang rumah Utsman yang dijaga ketat oleh para
pendukungnya, pemberontak Mesir memanjat dinding belakang dan merayap masuk,
meninggalkan para penjaga di gerbang yang tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam. Para
pemberontak memasuki kamarnya dan memukul kepalanya. Naila , istri Utsman, melemparkan
dirinya ke tubuhnya untuk melindunginya dan mengangkat tangannya untuk membelokkan
pedang. Jari-jarinya terpotong dan disingkirkan. Pukulan berikutnya membunuh Utsman.
Beberapa budak Uthman menyerang balik, salah satunya membunuh pembunuh bayaran itu dan
pada gilirannya dibunuh oleh para pemberontak.

Para perusuh mencoba memenggal mayat Uthman, tetapi dua janda, Nailah dan Umm al-Banin,
melemparkan diri mereka ke tubuh dan berteriak, memukul wajah mereka dan merobek pakaian
mereka, sampai para perusuh itu terhalang. Sebaliknya, mereka menjarah rumah, bahkan

xiii
merenggut cadar wanita. Para pemberontak meninggalkan rumah dan para pendukung Utsman di
gerbang mendengar mereka dan masuk, tetapi sudah terlambat.[ butuh rujukan ]

Pemakaman

Setelah jenazah Utsman ra sudah ada di rumah selama tiga hari, Naila ra, istri Utsman ra,
mendekati beberapa pendukungnya untuk membantu penguburannya, tetapi hanya sekitar selusin
orang yang menjawab. Ini termasuk Marwan, Zayd ibn Thabit , 'Huwatib bin Alfarah, Jubayr ibn
Mut'im , Abu Jahm bin Hudaifa, Hakim bin Hazam dan Niyar bin Mukarram. Tubuh diangkat
saat senja, dan karena blokade, tidak ada peti mati yang bisa diperoleh. Tubuh tidak dicuci,
karena dalam Islam menyatakan bahwa tubuh para syahid tidak seharusnya dicuci sebelum
dimakamkan. Dengan demikian, Utsman ra dibawa ke pemakaman dg pakaian yang beliau
kenakan pada saat wafatnya.

Tubuhnya dikuburkan oleh Hassan ra, Hussein ra, Ali ra dan lainnya, namun; beberapa orang
menyangkal bahwa Ali ra menghadiri pemakaman Naila mengikuti pemakaman dengan lampu,
tetapi untuk menjaga kerahasiaan lampu itu harus dipadamkan. Naila ditemani oleh beberapa
wanita termasuk putri Utsman, Aisha.

Jenazah Utsman ra dibawa ke Jannat al-Baqi. Tampaknya bahwa beberapa orang berkumpul di
sana, dan mereka menolak penguburan Utsman ra di kuburan kaum Muslim. Para pendukung
Utsman bersikeras bahwa tubuh harus dimakamkan di Jannat al-Baqi. Mereka kemudian
menguburkannya di kuburan orang Yahudi di belakang Jannat al-Baqi. Beberapa dekade
kemudian, para penguasa Umayyah menghancurkan tembok yang memisahkan dua kuburan dan
menggabungkan pemakaman Yahudi ke pemakaman Muslim untuk memastikan bahwa
makamnya kini berada di dalam pemakaman Muslim.Doa pemakaman dipimpin oleh Jabir bin
Muta'am, dan jenazah itu diturunkan ke dalam kubur tanpa banyak upacara. Setelah
dimakamkan, Naila janda Utsman dan Aisha putrinya ingin berbicara, tetapi mereka disarankan
untuk tetap diam karena bahaya yang mungkin dari para perusuh.

 Penyebab pemberontakan

Alasan sebenarnya untuk gerakan anti-Utsman diperdebatkan di kalangan Muslim Syiah dan
Sunni. Menurut sumber-sumber Sunni, tidak seperti pendahulunya, Umar, yang mempertahankan
disiplin dengan tangan yang keras, Utsman kurang teliti terhadap kekuasaan yang ia pegang dan
lebih fokus pada kemakmuran ekonomi. Di bawah Utsman, orang-orang menjadi lebih makmur
secara ekonomi dan di bidang politik mereka datang untuk menikmati kebebasan yang lebih
besar. Tidak ada lembaga yang dirancang untuk menyalurkan kegiatan politik, dan, dengan tidak
adanya institusi semacam itu, kecemburuan dan persaingan kesukuan pra-Islam, yang telah
ditekan di bawah khalifah sebelumnya, meletus sekali lagi. Dalam pandangan kebijakan lunak
yang diadopsi oleh Utsman, orang-orang mengambil keuntungan dari kebebasan seperti itu, yang
akhirnya memuncak dalam pembunuhan Utsman.

xiv
Menurut Wilferd Madelung , selama pemerintahan Utsman, "keluhan terhadap tindakannya yang
sewenang-wenang itu substansial menurut standar waktunya. Sumber-sumber sejarah
menyebutkan catatan panjang tentang kesalahan yang dituduhkan padanya ... Hanya
kematiannya yang kejam yang datang untuk membebaskannya. dalam ideologi Sunni dari ahath
dan membuatnya menjadi martir dan Khalifah Ketiga yang Dipandu. " Menurut Keaney Heather,
Utsman, sebagai seorang khalifah, hanya mengandalkan kemauannya sendiri dalam memilih
kabinetnya, yang menyebabkan keputusan yang memunculkan resistensi dalam komunitas
Muslim. Memang, gaya pemerintahannya membuat Utsman salah satu tokoh paling kontroversial
dalam sejarah Islam.

Perlawanan terhadap Utsman berawal karena dia lebih menyukai anggota keluarga daripada yang
lain dalam memilih gubernurnya, dengan alasan bahwa dengan melakukan ini, dia akan dapat
memberikan pengaruh lebih pada bagaimana kekhalifahan itu dijalankan dan akibatnya
memperbaiki sistem kapitalis yang dia usahakan untuk didirikan. Kebalikannya ternyata benar
dan orang yang ditunjuknya lebih memiliki kendali atas bagaimana dia menjalankan bisnis
daripada yang semula ia rencanakan. Mereka melangkah lebih jauh untuk memaksakan
otoritarianisme atas provinsi-provinsi mereka. Memang, banyak surat kaleng yang ditulis kepada
teman-teman terkemuka Muhammad, mengeluh tentang dugaan tirani gubernur yang ditunjuk
Uthman. Selain itu, surat-surat dikirim ke para pemimpin opini publik di berbagai provinsi
terkait pelecehan kekuasaan yang dilaporkan oleh keluarga Utsman. Ini berkontribusi pada
kerusuhan di kekaisaran dan akhirnya Utsman harus menyelidiki masalah ini dalam upaya untuk
memastikan keaslian gosip tersebut. Wilferd Madelung mendiskreditkan dugaan peran Abdullah
bin Saba dalam pemberontakan melawan Utsman dan mengamati bahwa beberapa jika ada
sejarawan modern akan menerima legenda Sayf tentang Ibnu Saba.

xv
BAB III

PENUTUP

Setelah Rasulullah SAW wafat di Madinah pada tahun 11 H / 632 M, empat di antara
para sahabatmya yang dekat, baik melalui darah maupun melalui perkawinan menggatikannya
sebagai pemimpin umat Islam dan mereka menyandang gelar khalifah.
Abu Bakar adalah ayah istri Muhammad yang bernama Aisyah, dan juga salah seorang
pendukungnya yang paling tua dan terpercaya. Umar bin Khattab mempunyai seorang putri yang
menikah dengan Nabi, dan Umar pula yang memakai gelar Amirul Mu’minim yang
menyiratkanelemen spritualdan politis murni dalam kepemimpinannya. Utsman yang menjadi
topik pembahasan makalah ini adalah menantu Nabi Muhammad SAW.

Utsman bin Affan berasal dari keturunan Bani Umayyah salah satu suku Quraisy yang
banyak mewarnai sejarag perjalanan bangsa Arab di samping Bani Hasyim, baik sebelum
kedatangan Islam maupun sesudah Rasulullah SAW diutus.
Dalam syariah Islam, Utsman bin Affan dipilih sebagai Khalifah ke tiga menggantikan Umar bin
Khattab melalui sidang musyawarah formatur yang telah di bentuk dan ditetapkan anggotanya
oleh khalifah Umar bin Khattab sebelum wafat. Ditetapkan Utsman bin Affan sebagai khalifah
yang lain yaitu Abu Bakar al-Sidiq, Umar bin Khattab, maupun Ali bin Abi Thalib.

https://id.wikipedia.org/wiki/Utsman_bin_%27Affan#:~:text=Usman%20bin%20Affan%20lahir%20pada,
pertama%2Dtama%20masuk%20Islam).

xvi

Anda mungkin juga menyukai