PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sahabat nabi Muhamad menjadi salah satu Khalifah yang paling dekat dengan nabi
Muhammad SAW. Bagaimana tidak, sahabat nabi yang selalu menjadi penyemangat nabi
Muhammad untuk selalu menyebarkan dakwah Islam. Para sahabat nabi berkontribusi
terhadap perkembangan Islam di masa lalu.
Sehingga sampai saat ini Islam terus berkembang dan menjadi agama yang paling
besar didunia. Perkembangan Islam saat ini ternyata memiliki berbagai aspek
perkembangan seperti ilmu pengetahuan baik sejarah, akidah dan tafsir. Tentunya semua
itu tidak terlepas dari peran sahabat yang senantiasa memberikan dukungan terhadap
perjuangan Islam yang hingga kini diterima oleh masyarakat luas.
Dengan ciri khas berdakwah sahabat nabi mampu memberikan kontribusi terhadap
sejarah Islam. Seperti halnya Ali bin Abi Thalib yang menjadi pemuda pertama masuk
islam. Selain itu di usia yang masih muda ia mengemban amanah kepemimpinan dari
Khalifah sebelumnya yaitu Ustman bin Affan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Siapakah Ustman bin Affan?
2. Bagaiman kisah keteladanan Ustman bin Affan?
3. Bagaimana sifat Ustman bin Affan?
4. Siapakah Ali bin Abi Thalib?
5. Bagaimana kisah keteladanan Ali bin Abi Thalib?
6. Bagaimana sifat Ali bin Abi Thalib?
C. TUJUAN
1. Mengetahui siapa Ustman bin Affan.
2. Mengetahui bagaiman kisah keteladanan Ustman bin Affan.
3. Mengetahui bagaimana sifat Ustman bin Affan.
4. Mengetahui siapakah Ali bin Abi Thalib.
5. Mengetahui bagaimana kisah keteladanan Ali bin Abi Thalib.
6. Mengetahui bagaimana sifat Ali bin Abi Thalib.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kaya raya dan dermawan. Dia terkenal dengan ahli ekonomi dengan jumlah ternak
yang dimilikinya melebihi peternak-peternak yang lain.
Utsman disebutkan termasuk ke dalam golongan as-Sabiqun al-Awwalin,
yaitu orang-orang yang terdahulu masuk Islam dan beriman.
Utsman selalu menggunakan kekayaannya di jalan Allah SWT untuk
mendapatkan ridha Allah. Dikutip dari buku Pemuda Yang Dicintai Langit karya Dwi
Rahayu, Utsman membeli sebuah sumur yang sangat jernih airnya, kemudian sumur
itu dia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Dia juga memperluas Masjid
Madinah dan menyumbangkan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda serta 1000 dihram
untuk perang Tarbuk.
Lalu Utsman memberikan gandum yang diangkut oleh 1000 unta untuk
membantu orang miskin di kala musim kering. Di hari Jumat, dia akan memerdekakan
seorang budak.
Utsman melakukan perjalanan hijrah menuju Habsyah (Abyssinia, Ethiopia)
ketika kaum kafir Quraisy melakukan penyiksaan terhadap kaum muslim. Utsman
hijrah bersama teman-temannya seperti Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam,
Abdurahman bin Auf, dan lain-lain. Dia datang sesuai perintah Rasulullah untuk
hijrah ke Madinah.
Tanpa berpikir panjang, Utsman meninggalkan harta kekayaannya begitu saja.
Semua usaha dagangannya serta rumahnya dia tinggalkan begitu saja untuk
memenuhi panggilan Allah SWT.
Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah ketiga setelah Umar bin Khattab
wafat. Saat itu usia beliau sekitar 70 tahun. Pada masa kepemimpinannya, disebut-
sebut masa yang paling makmur dan sejahtera.
Hingga konon, rakyat menunaikan ibadah haji berkali-kali. Karena semakin
ramainya umat muslim yang pergi haji, Utsman kemudian memperluas Masjid Al-
Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah).
Dia yang mencetuskan adanya polisi keamanan untuk rakyat dan membuat
tempat khusus untuk mengadili suatu perkara, karena biasanya suatu perkara akan
diadili di masjid. Pada masa kepemimpinannya, dia berhasil menguasai Syria dan
wilayah Afrika Utara, Mu'awiyah bin Abu Sofyan dan Amr bin Ash diangkat menjadi
gubernur untuk kedua wilayah tersebut. Selain itu wilayah-wilayah lain yang berhasil
dia kuasai adalah Arjna, Persia, Khurasan dan Nashabur (Iran).
3
Utsman membukukan lembaran-lembaran Alquran (mushaf) yang hingga
sekarang dibaca oleh umat muslim seluruh dunia. Dia menjadi seorang khalifah
selama 12 tahun, dan wafat saat sedang membaca Alquran di bulan haji tahun 35
Hijiriah. Saat itu usia Utsman sekitar 82 tahun. Beliau dimakamkan di wilayah
Madinah.
5
Pada akhir tahun 34 Hijriah, daulah Islam mulai dilanda fitnah berupa
tuduhan-tuduhan palsu terhadap pemerintahan Usman. Pemberontak dari Mesir
berperan utama dalam perang propaganda melawan kekhalifahan. Pada masa ini,
Usman banyak menangis dan bertaubat pada Allah SWT.
Pemberontakan kian memanas sampai kediaman Usman dikepung oleh
musuh. Pendukung Usman yang kalah jumlah dari pemberontak, meminta pada
Usman untuk membiarkan mereka berperang melawan musuh. Tapi karena
kesabarannya, Usman mencegah karena tak ingin ada pertumpahan darah sesama
muslim.
Suatu hari, para pendurhaka menyerbu rumah Usman dan membunuhnya.
Mereka tak menaruh sedikit pun belas kasihan pada Usman RA yang telah berjuang
dan menginfakkan hartanya demi kemajuan Islam.
D. Ali Bin Abi Thalib
Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab.
Menurut sejarawan, Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian
Muhammad, sekitar tahun 599 Masehi atau 600 (perkiraan). Muslim Syi'ah percaya
bahwa Ali dilahirkan di dalam Ka'bah. Usia Ali terhadap Nabi Muhammad masih
diperselisihkan hingga kini, sebagian riwayat menyebut berbeda 25 tahun, ada yang
berbeda 27 tahun, ada yang 30 tahun bahkan 32 tahun.
Dia bernama asli Assad bin Abu Thalib, bapaknya Assad adalah salah seorang
paman dari Muhammad. Assad yang berarti Singa adalah harapan keluarga Abu
Thalib untuk mempunyai penerus yang dapat menjadi tokoh pemberani dan disegani
di antara kalangan Quraisy Mekkah. Setelah mengetahui anaknya yang baru lahir
diberi nama Assad, Ayahnya memanggil dengan Ali yang berarti Tinggi (derajat di
sisi Allah).
Ali dilahirkan dari ibu yang bernama Fatimah binti Asad, di mana Asad
merupakan anak dari Hasyim, sehingga menjadikan Ali, merupakan keturunan
Hasyim dari sisi bapak dan ibu.
Kelahiran Ali bin Abi Thalib banyak memberi hiburan bagi Nabi karena dia tidak
punya anak laki-laki. Uzur dan faqir nya keluarga Abu Thalib memberi kesempatan
bagi Nabi bersama istri dia Khadijah untuk mengasuh Ali dan menjadikannya putra
angkat. Hal ini sekaligus untuk membalas jasa kepada Abu Thalib yang telah
mengasuh Nabi sejak dia kecil hingga dewasa, sehingga sedari kecil Ali sudah
bersama dengan Muhammad.
6
Dalam riwayat-riwayat Syi'ah dan sebagian riwayat Sunni, hubungan tersebut
dilukiskan seperti Nabi Harun kepada Nabi Musa.
Di Kota Madinah, Ali menikah dengan Fatimah az-Zahra, putri Rasulullah SAW
yang ketika itu berusia 15 tahun. Dari pernikahannya dengan Fatimah, mereka
dikaruniai dua putra dan dua putri, yaitu Hasan, Husein, Zainab, dan Ummu Kultsum
yang kemudian diperistri oleh Umar bin Khattab. Ali tidak menikah dengan wanita
lain ketika Fatimah masih hidup. Tertulis dalam Tarikh Ibnu Atsir, setelah itu Ali
menikah dengan Ummu Banin binti Haram, Laila binti Mas'ud, Asma binti Umais,
Sahba binti Rabia, Umamah binti Abil Ash, Haulah binti Ja'far, Ummu Said binti
Urwah, dan Mahabba binti Imru'ul Qais.
Ketika Muhammad mencari Ali menantunya, ternyata Ali sedang tidur. Bagian
atas pakaiannya tersingkap dan debu mengotori punggungnya. Melihat itu
Muhammad pun lalu duduk dan membersihkan punggung Ali sambil berkata,
"Duduklah wahai Abu Turab, duduklah." Turab yang berarti debu atau tanah dalam
bahasa Arab. Julukan tersebut adalah julukan yang paling disukai oleh Ali.
7
Didikan langsung dari Nabi kepada Ali dalam semua aspek ilmu Islam baik aspek
zahir (eksterior) atau syariah dan batin (interior) atau tasawuf menggembleng Ali
menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani dan bijak.
Saat akan nabi hirah ke Madinah Ali bersedia tidur di kamar Nabi untuk
mengelabui orang-orang Quraisy yang akan menggagalkan hijrah Nabi. Dia tidur
menampakkan kesan Nabi yang tidur sehingga masuk waktu menjelang pagi mereka
mengetahui Ali yang tidur, sudah tertinggal satu malam perjalanan oleh Nabi
Muhammad yang telah meloloskan diri ke Madinah bersama Abu Bakar.
Keberanian Ali bin Abi Thalib Juga ditunjukkan dalam pertempuran yang
diikuti pada masa Nabi, diantara nya yaitu :
1. Perang Badar
Beberapa saat setelah menikah, pecahlah perang Badar, perang pertama dalam
sejarah Islam. Di sini Ali betul-betul menjadi pahlawan disamping Hamzah,
paman Nabi. Banyaknya Quraisy Mekkah yang tewas di tangan Ali masih dalam
perselisihan, tetapi semua sepakat dia menjadi bintang lapangan dalam usia yang
masih sangat muda sekitar 25 tahun.
2. Perang Khandaq
Perang Khandaq juga menjadi saksi nyata keberanian Ali bin Abi Thalib
ketika memerangi Amar bin Abdi Wud. Dengan satu tebasan pedangnya yang
bernama dzulfikar, Amar bin Abdi Wud terbelah menjadi dua bagian.
3. Perang Khaibar
Setelah Perjanjian Hudaibiyah yang memuat perjanjian perdamaian antara
kaum Muslimin dengan Yahudi, dikemudian hari Yahudi mengkhianati perjanjian
tersebut sehingga pecah perang melawan Yahudi yang bertahan di Benteng
Khaibar yang sangat kukuh, biasa disebut dengan perang Khaibar. Di saat para
sahabat tidak mampu membuka benteng Khaibar, Nabi Muhammad bersabda:
"Besok, akan aku serahkan bendera kepada seseorang yang tidak akan
melarikan diri, dia akan menyerang berulang-ulang dan Allah akan
mengaruniakan kemenangan baginya. Allah dan Rasul-Nya mencintainya dan dia
mencintai Allah dan Rasul-Nya".
Maka, seluruh sahabat pun berangan-angan untuk mendapatkan kemuliaan
tersebut. Namun, tenyata Ali bin Abi Thalib yang mendapat kehormatan itu serta
mampu menghancurkan benteng Khaibar dan berhasil membunuh seorang prajurit
8
musuh yang berani bernama Marhab lalu menebasnya dengan sekali pukul hingga
terbelah menjadi dua bagian.
4. Peperangan lainnya
Hampir semua peperangan dia ikuti kecuali perang Tabuk karena mewakili
Nabi Muhammad untuk menjaga kota Madinah.
Pada masa setelah Nabi wafat, sampai disini hampir semua pihak sepakat tentang
riwayat Ali bin Abi Thalib, perbedaan pendapat mulai tampak ketika Nabi
Muhammad wafat. Syi'ah berpendapat sudah ada wasiat (berdasar riwayat Ghadir
Khum) bahwa Ali harus menjadi Khalifah bila Nabi Muhammad wafat. Tetapi Sunni
tidak sependapat, sehingga pada saat Ali dan Fatimah masih berada dalam suasana
duka orang-orang Quraisy bersepakat untuk membaiat Abu Bakar.
Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah tentu tidak disetujui keluarga Nabi,
Ahlul Bait, dan pengikutnya. Beberapa riwayat berbeda pendapat waktu pem-bai'at-an
Ali bin Abi Thalib terhadap Abu Bakar sebagai Khalifah pengganti Rasulullah. Ada
yang meriwayatkan setelah Nabi dimakamkan, ada yang beberapa hari setelah itu,
riwayat yang terbanyak adalah Ali membai'at Abu Bakar setelah Fatimah meninggal,
yaitu enam bulan setelah meninggalnya Rasulullah demi mencegah perpecahan dalam
umat.
Ada yang menyatakan bahwa Ali belum pantas untuk menyandang jabatan
Khalifah karena umurnya yang masih muda, ada pula yang menyatakan bahwa
kekhalifahan dan kenabian sebaiknya tidak berada di tangan Bani Hasyim.
9
Kemudian peristiwa pembunuhan terhadap Khalifah 'Utsman bin Affan
mengakibatkan kegentingan di seluruh dunia Islam yang waktu itu sudah membentang
sampai ke Persia dan Afrika Utara. Pemberontak yang waktu itu menguasai Madinah
tidak mempunyai pilihan lain selain Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah, waktu itu Ali
berusaha menolak, tetapi Zubair bin Awwam dan Talhah bin Ubaidillah memaksa dia,
sehingga akhirnya Ali menerima bai'at mereka. Dalam suasana kacau, Ali pun dibaiat.
Peristiwa itu berlangsung pada 25 Zulhijah 35 H di Masjid Madinah. Menjadikan Ali
satu-satunya Khalifah yang dibai'at secara massal, karena khalifah sebelumnya dipilih
melalui cara yang berbeda-beda.
Pemerintahan Ali bin Abi Talib Ali diwarisi berbagai pergolakan. Masa
pemerintahannya penuh dengan cobaan. Ia berusaha mengatasinya dengan menarik
para amir yang sebelumnya diangkat oleh Usman bin Affan. Ia juga mengambil alih
tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil
pendapatan kepada negara. Ali mengembalikan sistem distribusi pajak tahunan di
antara orang Islam yang pernah diterapkan pendahulunya Umar bin Khattab.
Pemberontakan yang dihadapi Ali bin Abi Talib di antaranya datang dari Talhah,
Zubair, dan Aisyah. Mereka mengecam Ali yang tak mau menghukum pembunuh
Usman. Mereka minta agar ada pembalasan.
Ali yang ingin menghindari perang, mengirim surat ke Talhah dan Zubair agar
keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perakara itu secara damai. Namun
keduanya menolak. Maka pertempuran hebat pun meletus. Pertempuran itu dikenal
dengan nama Perang Jamal (unta) karena Aisyah menunggang unta. Zubair dan
Talhah terbunuh. Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah. Setelah
pemberontakan itu padam, Ali begerak dari Kufah ke Damaskus. Pasukannya bertemu
dengan pasukan Muawiyah di Siffin. Keduanya bertempur dan dikenal dengan nama
Perang Siffin. Perang ini berakhir dengan takhim atau arbitrase. Tapi takhim tak
menyelesaikan masalah. Bahkan, takhim menyebabkan munculnya golongan ketiga,
yakni Al Khawarij atau orang-orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Talib. Masa
kepemimpinan yang penuh gejolak ini membuat tak banyak warisan yang
ditinggalkan Ali. Salah satu dari sedikit warisan itu yakni penyempurnaan bahasa
Arab.
10
Ali memerintahkan Abul Aswad Ad Duali untuk memberi tanda baca dan
menulis kitab-kitab Nahwu (tata bahasa). Harapannya, muslim dari luar Arab dapat
mempelajari Al-Quran dan Al-Hadis dengan benar. Ali juga membangun kota Kufah
di Irak sebagai pusat pemerintahan dan pusat pengembangan ilmu pengetahuan.
Berakhirnya khalifah Ali bin Abi Talib Di akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Talib,
umat terpecah menjadi tiga golongan, yakni: Muawiyah Syiah, pengikut Abdullah bin
Saba' al-Yahudi yang menyusup barisan tentara Ali bin Abi Talib Al Khawarij, orang-
orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Talib Ini menyebabkan tentara makin
lemah. Hingga pada 20 Ramadan 40 H atau 660 M, Ali bin Abi Talib dibunuh oleh
Abdullah bin Muljam, anggota Khawarij.
11
kepada para pedagang tentang ketakwaan. Dan membantu orang dipasar yang
membutuhkan pertolongan, terutama orangtua. Sambil dia berdakwah dan
menyampaikan Firman Allah SWT:
“Negeri akhirat itu kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin
menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan
(yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa” (Al Qashas: 83).
Sangat dekat dengan masyarakat kecil, yang membutuhkan pertolongan,
berbaur dengan mereka tanpa sekat apapun.
3. Adil Dalam Memimpin
Bukan hanya kaum muslimin yang merasakan keadilan, namun non
muslimpun merasakan keadilan ditangan Ali Bin Abi Thalib. Seseorang bisa
berlaku adil jika mengadili orang lain, namun seseorang kadang tidak bisa
mempertahankan keadilan jika menyangkut dirinya. Ketika berada di Sifin, baju
besi (perang) miliknya di curi oleh seorang nasrani. Ali tidak mengambil
keputusan sendiri. Padahal dia seorang khalifah, pimpinan tertinggi.
Hakim tersebut bernama Syuraih, Sang hakim bertanya kepadanya mengenai
baju tersebut. “Wahai hakim, baju besi ini adalah milikku, Amirul Mukminin
berbohong” jawab yang mencuri baju sang amirul mukminin. Selanjutnya
Syuraih bertanya kepada Sayyyidina Ali Bin Abi Thalib RA, “Apakah kamu
memiliki bukti wahai Amirul Mukminin?”. Ali kemudian tertawa senang, melihat
sikap yang objektif oleh hakim” Kamu benar ya Hakim. Saya tidak memiliki
bukti.” kata Sayyidina Ali radhiyallahu’anhu. Dengan objektifitas, maka hakim
meutuskan bahwa baju itu miliki orang Nasrani. Sebab Amirul Mukminin tidak
memiliki bukti kepemilikan. Sebagai pemimpin tertinggi ia mendukung sikap adil
hakim, termasuk ketika berhubungan dengan pribadinya.
Setelah diputuskan tersebut, Ali Bin Abi Thalib RA, tidak kecewa ataupun
menunjukkan sikap otoriter. Sebaliknya ia menerima keadilan. Meski sebenarnya
ia menjadi korban. Namun saat hendak meninggalkan sidang, dan nasrani yang
dimenangkan dalam persidangan kemudian berdiri, dan berkata: “Aku
menyaksikan bahwa hukum yang ditegakkan (saat) ini adalah hukumnya para
nabi (terdahulu). Seorang Amirul Mukminin (khalifah), membawaku kepada
hakim utusannya. Lalu hakim (tersebut) memenangkanku! Saya bersaksi bahwa
tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan saya bersaksi bahwa
12
Muhammad adalah utusan Allah. Dan (benar) baju besi ini, adalah sejujurnya,
milikmu wahai amirul mukminin.”
Seketika sang Nasrani tersebut masuk Islam. Dan hendak menyerahkan baju
besi milik Ali Bin Abi Thalib. Namun Sang Khulafaurrasyidin menghibahkan
kepadanya.
Ali adalah satu-satunya sahabat yang dididik oleh Rasul sejak kecil. Ia adalah
orang kedua yang menerima dakwah Islam setelah Khadijah, istri Rasul. Ali
dianugerahi kecerdasan yang luar biasa. Ia juga diketahui menguasai banyak
masalah keagamaan yang mendalam. Sifat lainnya yakni sabar, tabah, dan
pemberani.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Utsman Bin affan adalah khalifah ke 3 dalam sejarah islam.Beliau diberikan gelar
dzunnurrain karena rasulullah menikah kan kedua putrinya untuk beliau.Utsman terkenal
sebagai dermawan yg telah berjasa dlm perjuangan islam.Pada masa pemerintahan beliau
memperluas wilayah islam meliputi armenia tunisia cyprus rhodes.
Ali bin abi thalib adalah keponakan rasulullah.sejak kecil beliau dikenal anak yg
cerdas dan pemberani.Beliau termasuk dalam golongan orang yg pertama kali masuk
islam.Keberanian beliau tampak saat ia membela panji2 islam di perang badar uhud
khadak dan peperangan lain bersama rasulullah.
B. SARAN
Sebagai siswa dan umat muslim kita harus banyak mengenal dan mempelajari tentang
Nabi Muhammad SAW beserta sahabatnya, salah satunya melalui tugas makalah seperti
ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://beritaku.id/sifat-khusus-dan-keteladanan-ali-bin-abi-thalib-khulafaurrasyidin/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/03/230000169/sifat-4-khulafaur-rasyidin?
page=all
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/03/223000469/masa-kekhalifahan-ali-bin-abi-
talib?page=all#:~:text=Ali%20memerintah%20selama%20enam%20tahun,H%20atau
%22065%2D660%20M.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ali_bin_Abi_Thalib
https://ibrohteladan.wordpress.com/2012/03/24/kisah-teladan-utsman-bin-affan-radhiyallahu-
anhu/
https://id.wikipedia.org/wiki/Utsman_bin_%27Affan
15