KHULAFAUR RASYIDIN
(UTSMAN BIN AFFAN)
ANGGOTA KELOMPOK
KELAS VII G
KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN ( 664-656 M )
Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abdu Syam bin Abdu Manaf bin
Qushay bin Kilab.
Utsman dilahirkan dari seorang ayah yang bernama Affan bin Abi al-'As, dari
suku bani Umayyah, dan ibu yang bernama Arwa binti Kurayz, dari Abdshams, kedua
suku kaya dan terpandang Quraisy di Mekah. Utsman memiliki satu saudara
perempuan, Amina. Utsman terlahir di Ta'if. Ia tercatat sebagai salah satu dari 22 orang
Mekah yang tahu cara menulis.
Utsman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama
ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. ia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan
termasuk golongan As-Sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk
Islam). Rasulullah ﷺsendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang
paling jujur dan rendah hati di antara kaum muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim
bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah ﷺ, "Abu Bakar masuk tetapi engkau biasa
saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan
tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk
dan membetulkan pakaian, mengapa?" Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu
terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”
Ayahnya, Affan, meninggal di usia muda saat bepergian ke luar negeri,
meninggalkan Utsman dengan warisan besar. Ia menjadi pedagang seperti ayahnya,
dan bisnisnya berkembang, membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di antara
orang Quraisy.
Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam
Khulafaur Rasyidin. Beliau dikenal sebagai pedagang yang kaya raya dan handal
dalam bidang ekonomi namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang
diberikannya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat julukan Dzun
Nurain yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah
menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah ﷺyaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum.
Pada masa jahiliyyah ia disebut dengan nama panggilan Abu Amr. Setelah
masa Islam, ia lebih sering dipanggil Abu Abdullah, yang diambil dari nama putranya
dari Ruqayyah. Ada pula yang menyebutkan , pada masa jahiliyyah Utsman sering
dipanggil Abu Layla, karena kelembutan dan keramahannya kepada sesama.
Utsman menjadi khalifah menggantikan khalifah Umar bin Khattab. Menjelang
wafat, khalifah Umar bin Khattab tidak menunjuk calon utama penggantinya, karena
diliputi rasa keraguan untuk menetapkan salah satu diantara enam tokoh besar yang
selama ini mendampingi dan menjadi penasehat beliau. Oleh karena itu khalifah Umar
membentuk tim formatur untuk memilih calon khalifah penggantinya. Orang yang
berenam itu adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair bin Awwam,
Sa’ad Abi Waqash dan Abdurrahman bin Auf.
Setelah khalifah Umar bin khattab wafat, sahabat-sahabat yang berenam itu
berkumpul untuk bermusyawarah. Abdurrahman bin Auf mengusulkan agar dia
diperkenankan mengundurkan diri. Sikapnya itu diikuti oleh tiga tokoh lainnya, hingga
tinggal dua calon saja, yaitu Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Sewaktu keputusan itu di umumkan, keputusan itu menjadi bahan kritik dari
pihak pendukung Ali, karena Abdurrahman bin Auf itu adalah ipar bagi Utsman bin
Affan. Keduanya sama-sama dari keluarga Umayyah dan Ali bin Abi Thalib dari
keluarga Hasyimi. Tetapi Abdurrahman berusaha meyakinkan Ali bahwa selain Utsman
lebih tua dari Ali, pilihannya itu berdasarkan suara terbanyak dari penduduk Madinah,
bukan karena sebab yang lain. Pemilihan terhadap dirinya itu berlangsung pada bulan
Zulhijjah tahun 23 H/644 M dan diresmikan pada awal Muharram 24 H/644 M.
Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang
tidak cocok atau kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang yang lebih
kredibel. Namun hal ini banyak membuat sakit hati pejabat yang diturunkan sehingga
mereka bersekongkol untuk membunuh khalifah.
Enam tahun pertama masa pemerintahan Utsman bin Affan berjalan dengan
damai, namun enam tahun sesudahnya terjadi pemberontakan. Para pemberontak
menginginkan Utsman melepaskan jabatan khalifah, namun beliau menolak dengan
mengutip perkataan Rasulullah SAW “Suatu saat nanti mungkin Allah akan
memakaikan baju kepadamu, wahai Usman, dan jika orang-orang menghendakimu
untuk melepaskannya, jangan lepaskan hanya karena orang-orang itu”. Meskipun
Utsman dengan berbagai cara komunikasi yang berlandaskan kasih sayang, para
pemberontak tetap menginginkan Ustman untuk mundur dan melakukan pengepungan
dan akhirnya pemberontak berhasil masuk ke rumah Utsman bin Affan dan
membunuhnya.
Utsman menjabat khalifah pada usia 70 tahun, dan berkuasa selama 12 tahun
(23-35 H/ 644-656 M) dan meninggal pada usia 82 tahun pada hari Jum’at tanggal 17
Juni 656 M 918 dzulhijjah tahun 35 H) di Madinah, Jazirah Arab. Beliau dimakamkan di
kuburan Baqi di Madinah.