Anda di halaman 1dari 18

3.

Utsman bin Affan


Khalifah yang terbunuh dan teraniaya adalah khalifah ketiga
umat islam, setelah Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khattab r.a. Dialah
Utsman ibn Affan ibn al-Ash ibn Umayyah ibn Abdi Syams ibn
Abdi Manaf r.a. Nasabnya bertemu nabi pada kakek yang keempat,
yaitu Abdul Manaf. Dari sisi ibu, nasab keduanya bertemu pada
Urwa bint Kariz. Ibunda Urwa adalah Bayda bin Abdul Muthalib,
Bibi rasulullah.1
Khalifah Utsman bin Affan dilahirkan di Taif pada tahun 576
Masehi, 6 tahun setelah tahun gajah (peristiwa penyerbuan kakbah
oleh tentara gajah yang di pimpin oleh raja abrahah). Beliau adalah
putra dari pasangan Abu Ash bin Umayyah dan Urwa bin Al bayda.
Utsman berasal dari keturunan Bani Muawiyah yang mulia dan
terhormat. Beliau terkenal sebagai keturunan bangsa saudagar kaya
raya dan sangat disegani di kalangan orang Quraisy karena kekayaan
yang dimiliki dan sifat kedermawanannya.2
Di masa jahiliah ia disebut nama panggilan Abu Amr. Setelah
masa islam, ia lebih sering dipanggil “Abu Abdullah” yang diambil
dari nama putranya Ruqayyah bin Rasulullah, ada juga yang bilang
di masa jahiliah ia sering dipanggil Abu Layla, karena kelembutan
dan keramahannya kepada sesama. Julukannya yang terkenal adalah
Dzunnurain (sang pemilik dua cahaya) itulah julukan yang
1
Dr. Musthafa Murad, Kisah hidup Utsman ibn Affan, (Jakarta: Zaman, 2009) hlm, 12
2
Sohibi, Khulafaur Rasyidin, (Semarang: Mutiara Aksara, 2019) hlm, 27
disukainya. Julukan itu diberikan oleh junjungannya yang mulia,
Rasulullah Muhammad Saw. Ia mendapat julukan itu karena
keutamaanya, karena ia menikah dengan dua putri nabi, Ruqayyah
r.a. dan Ummu Kultsum r.a. 3
Utsman bin Affan adalah salah satu dari 3 atau 7 orang yang
paling awal memeluk agama islam. Ketika itu, Rasulullah Saw
menyeru orang-orang untuk berserah diri kepada Allah Swt, secara
sembunyi-sembunyi. Bahkan, Darul Arqam yang dijadikan tempat
berkumpul para sahabat tersebut sangat tersembunyi dari pandangan
kaum Quraisy. Padahal, mereka tak bisa menemukan tempat itu
sebelumnya.
Pada situasi inilah Utsman mulai bergabung ke dalam barisan
dakwah tersebut, dengan berbagai resiko yang akan dihadapinya.
Bagi Utstman, ini hijrah pertamanya. Dia meninggalkan
kehidupannya yang nyaman dan dikelilingi kekayaan. Sahabat rasul
ini berpindah dari kehidupan glamor menuju kehidupan kosong yang
sulit diterka dinamika dan dipengaruhi resiko berbahaya. Utsman
telah memastikan di mana kakinya berpijak dan melangkah, yaitu
jalan yang tak dikenal sebelumnya 4
Akhlak terpuji merupakan bagian yang terpenting dari pribadi
Usman bin Affan. Dia benar-benar menjaga kehormatan dirinya,
termasuk dari hal-hal kecil yang mungkin disepelekan oleh orang
3
Dr. Musthafa Murad, Kisah hidup Utsman ibn Affan, (Jakarta: Zaman, 2009) hlm, 12
4
Khalid Muhamad Khalid, Utman ibn Affan, (Bandung: Mizania, 2014) hlm, 25
lain. Dia menjadikan malu sebagai benteng dirinya, dan membuat
orang-orang sangat menghargainya. Dalam diri Utsman juga terdapat
sifat pemalu, apalagi jika auratnya terlihat oleh orang lain. Bahkan,
karena sangat pemalunya Utsman, malaikat juga malu padanya.
Sehingga rasul pun berkata,”Umatku yang paling pengasih adalah
Abu Bakar, yang paling keras membela agama Allah adalah Abu
Bakar, yang paling pemalu adalah Utsman”. 5
Fitnah yang melanda Utsman inilah yang memicu kekacauan
dan akhirnya menyebabkan Ustman terbunuh di rumahnya setelah
dimasuki oleh sekelompok orang yang berdemonstrasi di depan
rumahnya. Ustman saat itu sedang membaca al-Qur’an dan berpuasa,
dibunuh oleh Hamron bin Sudan as-Syaqy yang kemudian membuka
perpecahan kaum muslimin. Ustman bin Affan terbunuh pada hari
Jum’at 18 Dzulhijah 35 H. Ia kemudian dimakamkan di Baqi’,
Madinah. 6
3.1 Masa pemilihan khalifah
Saat khalifah Umar jatuh sakit menjelang ajalnya, dia
membentuk tim formatur yang akan memilih khalifah pengganti.
Kelompok ini beranggotakan enam orang yaitu Utsman bin Affan,
Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam,Thalhah bin Ubaidlillah,

5
Yoli Hendi, Gita Mutia, Umi Sholehah, Khulafaur Rasyidin, (Jakarta: Gramedia
Pustaka utama, 2017) hlm, 142.
6
Abdul Syukur al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, (Yogyakarta: Noktah,
2017), hlm 102.
Abdurrahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqash. Mereka
merupakan sahabat terbaik Rasulullah.
Mereka diminta berkumpul di sebuah rumah dengan dipandu
oleh Abdullah bin Umar yang tidak termasuk dalam formatur
pemilihan khalifah. Mereka bermusyawarah tiga hari lamanya
disana. Setelah berkumpul Abdurrahman bin Auf berkata, “ Pilihlah
tiga orang diantara kalian”. Zubair berkata,”Aku memilih Ali”.
Thalhah berkata,”Aku memilih Utsman”. Sa’ad berkata,”Aku
memilih Abdurrahman bin Auf”. Abdurrahman berkata kepada Ali
dan Utsman,”Aku akan memilih seorang diantara kalian yang
sanggup memikul tanggung jawab ini. Jadi sampaikanlah kalian
mengenai hal ini”
Karena Ali dan Utsman tak kunjung menjawab, Abdurrahman
bin Auf pun melanjutkan, “Apa kalian hendak memikulkan beban ini
kepadaku? Bukankah yang paling berhak memikulnya yang terbaik
diantara kalian?’ . Mereka menjawab, “Benar”
Abdurrahman bin Auf menolak dicalonkan menjadi khalifah,
jadi dia yang ditunjuk sebagai ketua tim formatur pemilihan khalifah.
Maka Adurrahman bin Auf memulai tugasnya dengan bertanya
kepada Utsman bin Affan, “Sekiranya aku tidak memilihku sebagai
khalifah pengganti, maka siapakah yang kamu usulkan untuk
menjadi khalifah?’. Utsman bin Affan menjawab tegas,’Ali bin Abi
Thalib”
Kemudian Abdurrahman bin Auf pergi menemui Ali dan
bertanya,”Jika aku tidak memilihmu sebagai khalifah berikutnya,
lalu siapakah yang akan kamu usulkan sebagai khalifah? Ali bin Abi
Thalib menjawab “Utsman bin Affan”
Karena tidak mencapai kata sepakat untuk satu nama, akhirmya
Abdurrahman bin Auf berkeliling untuk meminta pendapat para
tokoh, sahabat-sahabat nabi dan juga kaum muslimin, Ustman dan
Ali sama sama disukai, tapi kebanyakan memilih Utsman bin Affan.7
Kemudian pada hari terakhir bulan Zulhijah 23 Hijriah,
akhirnya kaum muslimin bersama sama memilih Ustman bin Affan
menjadi khalifah. Setelah usai sholat shubuh berjamaah
Abdurrahman bin Auf berkata, “Amma ba’du.Wahai Ali, aku telah
berkeliling menghimpun pendapat berbagai kalangan dan ternayata
mereka memilih Ustman. Aku berharap engkau menerima ketetapan
ini”. Setelah itu ia berkata kepada Utsman, “Aku membaiatmu atas
nama sunnah Allah dan Rasul-Nya, juga dua khalifah sesudahnya.”
Akhirnya Ustman bin Affan resmi menjadi khalifah ketiga atas
dukungan umat muslim”
3.2 Perkembangan peradaban dan wilayah kekuasaan.
Ustman bin Affan memerintah selama 13 tahun (23-25 H atau
644-655 M) di masa pemerintahan khalifah Ustman bin Affan terjadi

7
Ibid., hlm 148
banyak kemajuan peradaban dalam berbagai lini kehidupan
diantaranya adalah :
a. Bidang politik pemerintahan
Khalifah Utsman bin Affan menerapkan kebijakan berupa
mempercayakan urusan pemerintahan kepada seorang gubernur
untuk setiap wilayah atau provinsi. Pada masanya, kekuasaan
negara Madinah dibagi menjadi sepuluh provinsi:
1. Nafi’ bin al-Haris al-Khuza’i, Amir wilayah Mekkah.
2. Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi, Amir wilayah Thaif.
3. Ya’la bin Munabbih halif, Amir wilayah Shan’a.
4. Abdullah bin Abi Rabbah, Amir wilayah Al-Janad.
5. Utsman bin Rabi’ah, Amir wilayah Bahrain.
6. Al-Mughiroh bin Syu’bah, Amir wilayah Kufah.
7. Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy’ari, Amir wilayah
Basrah.
8. Muawiyah bin Abu Sufyan, Amir wilayah Damaskus.
9. Umar bin Sa’ad, Amir wilayah Hims
10. Amr bin al-Ash as-Sahami, Amir wilayah Mesir.8
Tidak hanya itu pada masa khalifah Ustman bin Affan
juga membuat tempat khusus kehakiman (Balai kehakiman),
yang mana dua khalifah sebelumnya hanya duduk di masjid
untuk memutuskan perkara. Khalifah Ustman telah mewariskan
8
Dr. Ahmadin, S.Ag., S.Pd., M.Pd, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Kencana, 2020),
hlm 49
hukum-hukum fikih dalam bidang hukum qisash, pidana, hudud,
ta’zir, ibadah dan muamalat yang berpengaruh besar dalam
madzhab-madzhab fikih islam. Adapun hakim pada masa
khalifah Ustman :
1. Zaid bin Tsabit di Madinah
2. Abu Ad-Darda’ di Damaskus
3. Ka’ab bin Sur di Basrah
4. Abu Musa Al-Asy’ari di Basrah
5. Syuraih di Kufah
6. Ya’la bin Umayyah di Yaman
7. Tsumamah di Sana’
8. Utsman bin Qais Abil Ash di Mesir9
b. Militer
Pada masa pemerintahannya, Utsman bin Affan membuat
armada laut pertama kali dalam islam. Peran armada laut ini
adalah untuk menghalau serangan-serangan di laut tengah yang
dilancarkan oleh tentara Biztanium.10
c. Ekonomi dan sosial
Pada masa khalifah Ustman banyak kharaj dan harta yang
masuk ke dalam kas negara dari berbagai penjuru, maka ia
membuat gudang penyimpanan dalam bidang ekonomi dan sosial.

9
Prof. Dr. Ali Muhamad As-Shalabi,Biografi Utsman bin Affan, (Al-Kautsar:Jakarta,
2013) hlm 177
10
Ibid, hlm 165
Geliat pertanian, industri dan perdagangan kian aktif pada masa
pemerintahan Utsman, disebabkan anugrah Allah kepada umat
islam dalam ekspansi mereka. Penduduk Madinah khususnya dan
orang orang islam pada umumnya mereka hidup dalam
kenikmatan dan kemudahan. Ustman bin Affan juga memberikan
hibahnya berupa sandang dan pangan kepada penduduk dataran
tinggi di Madinah, dan mewariskan hibahnya kepada tentara
islam11
d. Pengetahuan dan budaya
Prestasi paling gemilang khalifah Utsman bin Affan adalah
berhasil membukukan Al-Qur’an. Pembukuan yang dilakukan
oleh khalifah Utsman bin Affan dilatarbelakangi oleh semakin
meluasnya daerah silam. Disamping itu, karena adanya perbedaan
bacaan dan dialek dalam melafalkan Al-Qur’an dan masing
masing-masing diantara mereka saling memperkuat pendapatnya.
Orang yang mula-mula menaruh perhatian terhadap pertikaian
karena perbedaan bacaan adalah Huzaifah bin Yaman. Hal
tersebut kemudian dilaporkan kepada khalifah Ustman bin Affan.
Menanggapi hal tersebut, beliau mengambil naskah Al-Qur’an
kemudian membentuk panitia pembukuan Al-Qur’an. Sebagai
ketua Zaid bin Sabit, dengan anggotanya Abdullah bin Zubair dan
Abdurrahman bin Haris. Dari mushaf yang telah ada kemudian

11
Ibid, hlm 169.
disalin dengan menulis ulang dan menggandakannya menjadi 5
buah, masing-masing dikirim ke Mekkah, Suriah, Basrah, Kufah
dan satu mushaf ditinggal di Madinah dan disebut dengan mushaf
Ustmani. Khalifah Utsman bin Affan menginstruksikan agar
mushaf Al-Qur’an selain yang ditulis ulang tersebut tidak boleh
digunakan. Sampe sekarang umat islam merasakan hasil dari
usaha beliau.12
e. Ekspansi daerah kekuasaan
Menurut para ahli sejarah, pemerintahan khalifah Ustman bin
affan merupakan zaman keemasan. Pada saat itu, tentara islam
mendapatkan kemenangan yang luar biasa, satu demi satu,dan
mereka juga menguasai beberapa negeri yang sebelumnya berada
dibawah kekuasaan Romawi Persia dan Turki. Hal ini juga berkat
jasa para panglima yang ahli dan berkualitas sehingga peta islam
menyebar sangat luas dan bendera islam berkibar dari negeri
Tabaristan, Armenia, Sabur, Afrika Selatan, Andalusia (Spanyol)
Persia, perbatasan Aljazair (Barqah, Tripoli, Cyprus, Tunisia), di
utara sampai ke Aleppo dan sebagian Asia kecil, di timur laut
sampai ke Mawara al-Nahar- Transoksansia, serta Kabul dan
Ghazni. 13
4. Ali bin Abi Thalib

12
Sohibi, Khulafaur Rasyidin, (Semarang: Mutiara Aksara, 2019) hlm, 35
13
Abdul Syukur al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, (Yogyakarta: Noktah,
2017), hlm 101.
Ali bin Abi thalib khalifah terakhir dalam kekhalifahan
khulafaur Rasyidin menurut pandangan Sunni. Namun bagi islam
Syi’ah Ali adalah khalifah pertama dan imam pertama dari 12 imam
Syi’ah. Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian nabi
Muhammad, sekitar tahun 600 Masehi. Ia bernama asli Haydar bin
Abu Thalib. Namun, nabi Muhammad tidak menyukainya dan
memanggil Ali, yang berarti memiliki derajat yang tinggi di sisi
Allah swt
Ali bin Abi Thalib dilahirkan dari pasangan Abu Thalib bin
Abdul Muthalib dengan Fatimah binti As’ad. Keduanya masih
keturunan Bani Hasyim. Ali bin Abi Thalib adalah generasi pertama
yang memeluk islam setelah Khadijah binti Khuwailid. Pada saat itu,
Ali baru berusia 10 tahun
Sejak memeluk islam, Ali bin Abi Thalib selalu bersama dengan
nabi. Taat kepadanya dan banyak menyaksikan proses turunnya
wahyu. Sebagai anak yang diasuh dan dibesarkan di rumah nabi, ia
menjadi pribadi yang istimewa. Di saat remaja lain berhura-hura, Ali
telah berkenalan dengan nilai-nilai spiritual yang ditunjukkan oleh
Rasulullah, baik melalui lisan dan tindak-tanduk beliau
Ali bin Abi Thalib adalah sahabat yang paling disegani karena
kecerdasannya dalam banyak macam ilmu pengetahuan, baik soal
hukum, rahasia ketuhanan, maupun segala persolan keagamaan
secara teoritis dan praktis, Rasulullah sendiri memujinya, sebagai
sabdanya, “Aku adalah gudangnya ilmu dan Ali adalah kuncinya”
Selain cerdas, Ali juga dikenal sebagai panglima perang yang
gagah perkasa. Keberanian diakui oleh kaum muslimin dan mampu
menggetarkan hati lawan-lawannya. Ia turut serta pada hampir
semua peperangan yang terjadi pada masa nabi kecuali Perang
Tabuk karena Rasulullah memintanya menetap di Makkah untuk
menjaga stabilitas wilayah.14
Pemerintahan khalifah Ali banyak dipenuhi dengan
pemberontakan.Saat, itu banyak kaum muslimin yang
membangkang, pelanggaran hukum dan berita perampasan, serta
teror pembunuhan dimana-mana. Pada tanggal 20 Ramadhan 40 H
atau 24 Januari 661 M. Ia gugur syahid pada usia 63 tahun, khalifah
Ali terbunuh oleh Abdurrahman bin Muljam ketika melaksanakan
sholat subuh di Masjid Kufah.
4.1 Masa Pemilihan khalifah
Kaum muslimin dlam kesedihan yang sangat mendalam, dan
dalam kebingungan setelah kematia usman. Selama lima hari
berikutnya mereka tanpa pemimpin. Sejarah sedang kosong buat
Madinah, selain pemberontak yang selama itu pula membuat
kekacauan dan menanamkan ketakutan di hati orang.

14
Ibid., Hlm 104
Kaum pemberontak mengadakan pendekatan kepada Ali bin Abi
Thalib dengan maksud mendukungnya sebagai khalifah, dipelopori
oleh Al-Gafiqi dari pemberontak Mesir sebagai kelompok terbesar.
Tetapi Ali menolak, sebenarnya bukan ini yang diinginkan.
Kedudukannya sekarang memang serba sulit, tetapi kalau dia
mundur juga salah. Mayoritas mereka tetap mendesak agar Ali
dibaiat.
Orang sudah tau, bahwa dalam soal pertalian darah Ali bin Abi
Thalib adalah orang terdekat kepada Nabi. Sejak kecil sudah
bersama-sama, muslim pertama di kalangan pemuda dan di kalangan
Bani Hasyim. Ali adalah kepercayaan pribadi Rasulullah dalam soal-
soal keluarga, diminta menjaga keluarganya ketika berangkat ke
medan perang di Tabuk.
Pada senin 21 Zulhijah 20 Juni 656 M Ali bin Abi Thalib
dibaiat, dan orang yang membaiat adalah Thalhah bin Ubaidillah
kemudian disusul oleh kaum muslimin. Di sela-sela ramainya suara
kegembiraan selesai baiat itu memenuhi udara kota Madinah, di
sudut lain sayup-sayup terdengar nada kesedihan, merintih dan
memilukan sekali. Penyair Hassan bin Sabit sedang mengakhiri
pembacaan puisi eleginya atas kematian Ustman bin Affan.15
4.2 Perkembangan peradaban dan wilayah kekuasaan.

15
Ali Audah, Ali bin Abi Tahlib, (Jakarta: Litera Antarnusa, 2013), hlm 186
Khalifah Ali bin Abi Thalib memerintah selama 6 tahun dari 35
H hingga 40 H atau 655-661 M. Adapun kemajuan peradaban pada
masa Ali bin Abi Thalib mencakup dari berbagai lini kehidupan
antara lain:
a. Bidang Pemerintahan
Semua gubernur yang diangkat oleh khalifah Ustman Ibnu
Affan terpaksa diganti karena banyak masyarakat yang tidak
menyukainya. Menurut pengamatan Ali, para gubernur inilah
yang menyebabkan timbulnya berbagai gerakan pemberontakan
terhadap pemerintahan khalifah Ustman bin Affan.
Pemberontakan ini pada akhirnya membuat sengsara banyak
rakyat, sehingga rakyat pun tidak suka terhadap mereka.
Berdasarkan pengamatan inilah, kemudian khalifah Ali binAbi
Thalib mencopot mereka. Adapun beberapa gubernur yang
diangkat khalifah Ali sebagai pengganti gubernur lama ialah:
1. Ammarah bin Syahab sebagai gubernur Kuwait
menggantikan Abu Musa al-Asy’ari
2. Khais bin Tsabit sebagai gubernur Mesir menggantikan
Abdullah bin sa’ad
3. Usnab bin Hany al Anshori sebagai gubernur Basyrah
menggantikan Abdullah bin Amr
4. Shal bin Hanif sebagai gubernur Syam menggantikan
Muawwiyah bin Abu Sufyan
Pada masa pemerintahan khalifah Ustman, banyak para
kerabatnya yang mendapatkan fasilitas dalam berbagai bidang,
sehingga banyak di antara mereka yang kemudian
menyalahgunakan pemerintahan dan kekayaan negara. Oleh
karena itu, khalifah Ali bin Abi Thalib menarik kembali semua
tanah untuk dijadikan milik negara.
Usaha yang dilakukan oleh khalifah Ali itu mendapat banyak
tantangan, serta perlawanan dari para penguasa dan kerabat
mantan khalifah Ustman. Terutama Muawiyah bin Abu Sufyan
yang telah terancam keududukannya sebagai gubernur syam
sampai-sampai mengahasut para sahabat lain supaya menentang
kebijakan khalifah Ali bin Abi thalib. Muawiyah juga mengajak
kerja sama mantan gubernur yang dicopot khalifah Ali. Kejadian
ini kemudian memicu terjadinya perang Shiffin dan beberapa
pemberontakan lainnya16
b. Bidang ilmu bahasa
Khalifah Ali bin Abi Thalib juga merupakan salah satu tokoh
sastra yang hebat, ia menulis syair dan beberapa prosa (terutama
dalam bentuk surat atau nasihat). Selain itu, ia juga dikenal
sebagai ahli retorika di kalangan kaum muslimin. Ia mampu
memperkaya dunia sastra dengan beratus-ratus pidatonya yang
mempunyai nilai sastra yang tinggi.
16
Abdul Syukur al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, (Yogyakarta: Noktah,
2017), hlm 122.
Selain itu, pemerintahan pada masa khalifah Ali juga berhasil
mengembangkan seni kaligafi. Pada masa khalifah Ustman,
teknikpenulisan al-Qur’an sangat berkembang terus pada masa
khalifah Ali. Adapun kaligrafi yang berkembang saat itu adalah
kufi. Khat kufi memiliki ciri-ciri yang spesifik, yakni berbentuk
kaku, bersiku siku, atau bersudut-sudut dengan garis lengkung
pada huruf-huruf tertentu saja.17
c. Bidang pembangunan
Salah satu keberhasilan dalam bidang pembangunan pada masa
khalifah Ali ialah dalam masalah tata kota. Salah satu kota yang
dibangun adalah kota Kufah dan Irak. Awalnya, perkembangan
kota ini bertujuan untuk politis dan rongrongan para pemberontak,
salah satunya Muawiyah bin Abu Sufyan. Akan tetapi, lama
kelamaan kota tersebut berkembang menjadi kota yang sangat
ramai dikunjungi, bahkan menjadi pusat pengembangan ilmu
pengetahuan keagamaan, seperti nahwu, hadits, dan lain
sebagainya.
d. Bidang ekonomi
Dalam ekonomi, sistem kebijaksanaan perdagangan yang
diterapkan oleh khalifah Ali tidak jauh berbeda dengan
sebelumnya, Umar bin Khattab. Ia hanya melanjutkan beberapa
kebijakan yang telah dibuat oleh Umar. Sementara, dalam sektor

17
Ibid. 124
pertanian, khalifah Ali mengelola beberapa tanah atau lahan yang
diambilnya dari bani Umayyah dan para penduduk lainnya. Hal
ini digunakan untuk menambah devisa negara.
Selain itu, kepemimpinan khalifah Ali juga mengelola dan
melestarikan kembali Baitul Mal. Pada masa pemerintahannya,
Ali dengan teguh mengikuti prinsip-prinsip yang telah ditetapkan
oleh khalifa Umar. Harta dan kekayaan masyarakat dikembalikan
kepada rakyat dengan adil dan merata.18
e. Kebudayaan dan pendidikan
Khalifah Ali berusaha mengembalikan citra pemerintahan islam
sebagaimana masa Abu Bakar dan Umar. Akan tetapi, karena
kondisi saat itu tidak terkendali, usaha Ali tidak banyak berhasil.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukannya, antara lain adalah:
1. Mendirikan beberapa madarasah sebagai tempat memberikan
pelajaran daman bentuk khalaqah di masji atau di tempat
pertemuan lainnya.
2. Mengembangkan hukum islam, Ali dikenal sebagai seorang
mujatahid yang agung dan ahli hukum pada zamannya, dan
terbesar di segala zaman. Ia mampu menetapkan aturan-
aturan pokok untuk kepentingan umat islam secara
keseluruhan dan menyelesaikan semua masalah rumit yang
paling sulit sekalipun.

18
Ibid, hlm 125
Selain itu, khalifah Ali juga berhasil mengembangkan ilmu
pengetahuan lainnya. Pada masa pemerintahannya wilayah islam
berkembang luas dan banyak masyarakat yang bukan berasal dari
kalangan Arab, banyak ditemukan kesalahan dalam membaca teks
al- Qur’an atau hadits sebagai sumber hukum islam.19
Hal itu dianggap sebagai kesalahan fatal oleh khalifah Ali, ia
kemudian memerintahkan Abu al-Aswad al-Duali untuk
mengarang pokok-pokok ilmu nahwu. Dengan adanya ilmu itu
Khalifah Ali berjasa memperbarui gramatika tulisan Arab, dengan
membuat rumus-rumus tanda baca, seperti titik dan harakat untuk
memudahkan kaum muslimin membaca al-Qur’an atau
berkomunikasi melalui tulisan.20
f. Ekspansi daerah kekuasaan
Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan islam telah
sampai ke sungai Eufrat, Tigris, dan Amu Dariyah, bahkan
sampai ke indus India. Selain itu, khalifah Ali juga berhasil
melakukan invasi laut atas konkan dan juga berhasil mendirikan
pemukiman militer di perbatasan Syiria. Sambil memperkuat
daerah perbatasan negaranya, ia juga membangun benteng-
benteng yang tangguh di utara perbatasan Persia.21

19
Ibid, Hlm 126.
20
Ibid, Hlm 127.
21
Ibid., hlm 126.

Anda mungkin juga menyukai