Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AGAMA ISLAM

“Khalifaf Utsman Bin Affan”

Dosen Pengumpu : Drs. Muhammad Syafe’i, MM

Disusun Oleh : Muhammad Sagga Jimmy Marli (19311261)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI

BANJARMASIN

I
Kata pengantar

Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayahNya saya bisa menyelesaikan makalah “Agama Islam” ini tepat waktu yang

telah di tentukan. Shalawat beriring salam taklupa pula kita sampaikan kepada

junjungan besar kitaNabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman

kebodohan hingga zaman modern yang penuh dengan kecanggihan teknologi seperti

yang kita rasakan saat ini.

Dengan adanya kemajuan teknologi ini akhirnya saya dapat menyelesaikan

makalah ini dari berbagai referensi yang ada seperti dari buku, jurnal, dan

sumbersumber terpercay alainnya. Kemajuan teknologi ini tentu tidak didapatkan secara

instan ada orang-orang yang hebat sehingga bis amenemukan teknologi seperti yang

kita rasakan pada saat ini.Pada makalah ini saya akan membahas tentang Khalifah

Utsman bin Affan mulai dari biografinya, pemekirannya dan masih banyak lagi yang

berkaitan dengan beliau. Semoga dengan membaca makalah ini kita bisa mendapatkan

banyak informasi.

II
Daftar isi

Kata pengantar..................................................................................................................II

Daftar isi..........................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Biografi Utsman bin Affan.....................................................................................2

B. Karir Politik sayyidina Utsman bin Affan..............................................................3

C. Prestasi Dalam Kepemimpinan..............................................................................5

D. Akhir Pemerintahan Utsman Bin affan..................................................................8

BAB III PENUTUP........................................................................................................10

Simpulan......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak hal yang terjadi kepada Utsman Bin Affan, masalah pun kunjung

sangat banyak ketika dia sudah menjadi khalifah . banyak prokontra yang terjadi

antar ummat terkait keterpilihan utsman bin Affan karena rata-rata orang yang

memiliki jaatan dipemerintahan khalifahny adalah para kerabat dan keluarga

dekatmya. Sehingga hal ini menumbuhkan kecemburuan sosial diantara immat islam

akan keputusannya dalam mengambil orang-rang yang akan masuk

dipemerintahannya.

Dikarenakan banyak orang-orang yang tidak suka dengan kepemimpinan

politik utsman Bin Affan yang mengakibatkannya meninggal dengan tragis, siapa

sangka serang sahabat nabi yang mulia ini hidupnya berakhir dengan tragis.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana biografi Utsman Bin Affan ?


2. Bagaimana sistem pemerintahan utsman Bin Affan dari awal terpilih hingga
akhir hayatnya ?
3. Prestasi apa saja yang lakukan ketika kepemimpinannya ?
4. Bagaimana Akhir hayat utsman Bin Affan ?

C. Tujuan

1. Memaahami biografi Utsman Bin Affan


2. Memahami sistem pemerintahan utsman Bin Affan dari awal terpilih hingga
akhir hayatnya
3. Mengetahui Prestasi apa saja yang lakukan ketika kepemimpinannya

1
4. Mengetahui Bagaimana Akhir hayat utsman Bin Affan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Utsman bin Affan

Utsman bin Affan, salah satu sahabat Nabi Muhammad dan di kenal sebagai

khalifah Rasulullah yang ketiga (memerintah 644-656 M/23-35 H). Pada masa

Rasulullah masih hidup, Utsman terpilih sebagai salah satu sekretaris Rasulullah

sekaligus masuk dalam tim penulis wahyu yang turun dan pada masa

kekhalifahannya dibukukan secara tertib. Utsman juga merupakan salah satu sahabat

yang mendapatkan jaminan Nabi sebagai ahlul jannah. Utsman Ibn Affan Ibn

Abdillah Ibn Umayyah Ibn Abdi Syams Ibn Abdi Manaf Ibn Qushayi. Utsman bin

Affan lahir di Thaif pada tahun ke-enam tahun Gajah, kira-kira lima tahun lebih

muda 2 dari Rasulullah SAW. Ibunya adalah Urwah dan ayahnya adalah seorang

saudagar yang kaya raya dari suku Quraisy Umayyah. Kekerabatan Utsman dengan

Muhammad Rasulullah beretemu pada urutan silsilah Abdul Manaf. Rasulullah

berasal dari Bani Hasyim sedangkan Utsman dari kalangan Bani Umayyah. Antara

Bani Hasyim dan Bani Umayyah sejak jauh sebelum masa kenabian Muhammad,

dikenal sebagai dua suku yang saling bermusuhan dan terlibat dalam persaingan

sengit pada setiap aspek kehidupan. Maka tidak heran jika proses masuk Islamnya

Utsman Ibn Affan dianggap merupakan hal yang luar biasa, populis, dan sekaligus

heroik. hal ini mengingat kebanyakan kaum Bani Umayyah, pada masa masuk

Islamnya Utsman, bersikap memusuhi Nabi dan agama Islam.1

1
Dkk,Saufi, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta, CV BUDI UTAMA, 2015.hlm. 85-87

2
B. Karir Politik sayyidina Utsman bin Affan

Utsman bin Affan terpilih menjadi khalifah ketiga berdasarkan suara

mayoritas dalam musyawarah tim formatur yang anggotanya dipilih oleh Khalifah

Umar bin Khattab menjelang wafatnya. Pada masa pemerintahan Umar, ia

menetapkan enam orang sahabat yang berwenang untuk bermusyawarah dalam

menetapkan khalifah setelahnya. Sa’ad yang tidak hadir memberikan suaranya untuk

Abdur Rahman bin Auf, adapun Thalhah memberikan kepada Utsman bin Affan,

Zubeir memberikan kepada Ali. Maka muncullah tiga nama calon yaitu Utsman bin

Affan, Ali dan Abdur Rahman, tetapi kemudian Abdur Rahman melepaskan

haknyan untuk dipilih dan berusaha untuk berkomunikasi dengan rakyat umum

tentang calon mereka secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan hingga ia

sampai kepada kesimpulan bahwa rakyat lebih memilih Utsman bin Affan

ketimbang Ali. Maka pada tanggal 29 Dzul Hijjah 23 H (6 Nov 644) Utsman dibaiat

dan mulai mengemban tugasnya pada 1 Muharram 24 H. pengangkatan ini adalah

hasil permusyawaratan dewan. Utsman Bin Affan menduduki amanah sebagai

khalifah berusia sekitar 70 tahun sampai 82 tahun. Pada masa pemerintahan beliau,

bangsa Arab berada pada posisi permulaan zaman perubahan. Hal ini di tandai

dengan perputaran dan percepatan pertumbuhan ekonomi disebabkan aliran

kekayaan negeri-negeri Islam ke tanah Arab seiring dengan semakin meluasnya

wilayah yang tersentuh syiar agama. Akses perekonomian semakin mudah

didapatkan. Sedangkan masyarakat telah mengalami proses 3 transformasi dari

kehidupan bersahaja menuju pola hidup masyarakat perkotaan. 2

2
Ibid. hlm. 93-95

3
Sistem pemerintahan Utsman pada dasarnya tidak berbeda dari

pendahulunya. Dalam pidato pembaitannya, Utsman menegaskan akan meneruskan

kebiasaan yang di buat pendahulunya . Utsman pun bersikap adil seperti halnya

khalifah Umar. Sejak awal pemerintahannya Utsman memberikan tunjangan

tambahan kepada rakyatnya . ia pun memberikan keleluasan kepada pemuka-

pemuka kaum muslimin untuk keluar dari Madinah. Kepemimpinan Utsman

memang sangat berbeda dengan kepemimpinan pendahulunya. Untuk Administrasi

pemerintahan di daerah, khalifah Utsman mempercayakan kepada seorang gubernur

secara penuh untuk setiap wilayah. Hal ini berbeda dengan pada masa khalifah Abu

Bakar dan Umar, wilayah hanya dibedakan menjadi dua, yakni wilayah yang

pemimpinnya memiliki otonomi penuh, dan pemimpinnya disebut Amir, dan

wilayah yang tidak memiliki otonomi penuh dan pemimpinnya disebut Wali. Pada

zaman khalifah Utsman bin Affan terjadi perubahan sistem pemerintahan, sehingga

semua wilayah memiliki otonomi penuh. Oleh karena itu semua pemimpin wilayah

(jabatan setingkat gubernur) yang berjumlah sepuluh wilayah beregelar Amir. An-

Najar sebagaimana dikutip oleh Jaih Mubarok, menginformasikan pembagian

wilayah otonomi dan amirnya sebagai berikut :

1. Makah : Nafi Ibn Abdul Harits al-Khuza.

2. Tha’if : Sufyan bin Abdullah al-Tsaqafi.

3. Shan’a : Ya’la bin Munbih.

4. Jand : Abdullah Ibn Abi Rabi’ah.

5. Bahrain : Utsman Ibn Abi al-Ash al-Tsaqafi.

6. Kuffah : Al-Mughirah Ibn Syu’bah al-Tsaqafi.

7. Bashrah : Abu Musa Abdullah Ibn Qais al-Asy’ari.

4
8. Damaskus : Muawiyah Ibn Abi Sufyan.

9. Hims : Amir Ibn Sa’ad.

10. Mesir : Amr Ibn Al-Ash.

Kedudukan gubernur di samping sebagai kepala pemerintahan daerah

juga sebagai pemimpin agama, pemimpin ekspedisi militer, penetap undang-

undang dan pemutus perkara yang di bantu oleh Katib (sekretaris), pejabat

pajak, pejabat keuangan dan pejabat kepolisian. Adapun kekuasaan legislatif

dipegang oleh dewan penasehat atau majlis syura. Majelis ini memberikan saran,

usul dan nasihat kepada khalifah tentang berbagai masalah penting. Tetapi

keputusan terakhir berada di tangan khalifah.3

C. Prestasi Dalam Kepemimpinan

Pada masa Utsman, Wilayah kekuasaan Islam bertambah dengan dapat

dikuasainya Azerbaijan, Arminiyah, Sabur, Afrika Selatan, Undulus (Spain),

Cyprus, Persia dan Tabristan. Dia juga telah berhasil membangun armada angkatan

laut untuk mneghadapi tentara Romawi. Ketika Utsman bin Affan naik sebagai

khalifah, yang pertama di sampaikan kepada kaum Muslimin adalah rencana

perluasan Masjid Nabawi. Utsman menambah perluasan Masjid secara besar-

besaran. Pemerintahan Utsman juga berjasa dalam membangun bendungan untuk

menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga

berhasil membangun jalanjalan, jembatan, masjid. Beberapa hal lain yang bercorak

keagamaan, dilakukan pula pada masa Utsman. Pada masa Khlaifah Utsman bin

Affan untuk pertama kalinya pembayaran zakat diserahkan kepada pribadi-pribadi

dan tidak ditangani pemerintah. Pada masanya pula untuk pertama kalinya
Mahasnah, Muhammad Husain, Pengantar Studi Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, PUSTAKA
3

AL-KAUTSAR, 2016. Hlm. 34-36

5
mendahulukan khatbah daripada shalat baik pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Akhirnya, yang monumental dari Utsman bin Affan adalah pembukuan Al-Qur’an,

sehingga Al-Qur’an yang beredar sekarang dikenal dengan sebutan Mushaf

Utsmani. Khalifah Utsman meminta mengumoulkan naskah Al-Qur’an yang

disimpan Hafsah binti Umar. Naskah ini merupakan kumpulan tulisan Al-Qur’an

yang berserakan pada masa pemerintahan Abu Bakar. Dalam proses pengumpulan

mushaf ini khalifah Utsman memilih empat orang sahabat untuk menjalankan tugas

penting ini. Mereka adalah Zaid bin Tsabit dari kalangan Anshar, Abdurrahman bin

Harits bin Hisyam, Sa’id bin Al-Ash, dan Abdullah bin Zubair dari kalangan

Muhajirin. Kemudian Utsman mengutus seorang utusan untuk menemui Hafsah

supaya mengirimkan lembaran-lembaran yang tertulis 5 di dalamnya Al-Qur’an.

Kemudian Hafsah mengirimkan lembaran-lembaran itu kepada Utsman. Dalam

usaha penyalinan Al-Qur’an, Utsman membuat kriteria yang begitu teliti dan ketat

yang dijadikan acuan oleh keempat panitia penyalin Al-Qur’an. Kriteria tersebut

adalah sebagai berikut.

1. Tidak menuliskan sesuatu di dalam mushaf kecuali diyakini bahwa itu

benarbenar ayat Al-Qur’an yang dibaca Nabi pada waktu pemeriksaan

terakhir Jibril.

2. Mencukupkan pada satu bahasa saja dalam penyalinan, yaitu bahasa

Quraisy. Sebab, Utsman berpesan kepada mereka, “jika engakau berselisih

pendapat dengan Zaid dalam hal Al-Qur’an, maka tulislah dengan bahasa

Quraisy.”

3. Mengabaikan ayat yang bacaannya telah dinasakh.

6
4. Mengurutkan ayat-ayat dan surat-surat sesuai dengan apa yang datang dari

Nabi, yaitu urutan yang sudah dikenal sekarang ini.

5. Mengosongkannya dari titik dan syakal, berbeda dengan apa yang telah

tertulis pada mushaf yang dimiliki sebagian para sahabat.

6. Mengosongkannya dari syarah dan tafsir yang sebelumnya telah ditulis oleh

para sahabat di sela-sela ayat. (Husain, Pengantar Studi Sejarah Peradaban

Islam, 2016, h.51-52).

Dalam hal ini langkah Utsman memang lebih tepat di anggap memasyarakatkan

Mushaf Abu Bakar sekaligus menyatukan bacaan. Alasannya yaitu karena Utsman

tetap menyertakan Zaid bin Tsabit didalam panitia. Zaid yang sejak zaman

Rasulullah dan Abu Bakar terlibat langsung dalam penulisan dan penghimpunan al-

Qur’an, dapat dipastikan di dalam panitia ini lebih banyak berperan ketimbang tiga

anggota panitia lainnya. Sehingga kemungkinan terjadinya perubahan,

penambahanatau hilangnya kalimat tertentu dapat ditekan sampai pada titik nol dan

keaslian Al-Qur’an tetap terjamin.4

Selesai penyalinan Al-Qur’an, mushaf yang telah ditulis dikembalikan lagi

kepada Hafsah. Kemudian Utsman mengirim salinan Mushaf ke berbagai daerah-

daerah Islam. Setelah itu, ia memerintahkan supaya membakar Al-Qur’an selainnya.

Peristiwa itu terjadi pada tahun 25 H/646 M, tahun saat kaum muslimin berperang

melawan Armenia.

Khalifah Utsman mengirim salinan-salinan baru ke daerah-daerah Islam. Ia

mengirim satu salinan ke Syam, satu salinan ke Makkah Mukarramah, satu salinan ke
4
Muhammad Adnan. 2019. Wajah Islam Periode Mekkah-Madinah dan Khulafaurrasyidin.
Studi Keislaman. 5(1): 99. Diambil kembali dari http://media.neliti.com/media/publication/291589-
wajah-islam-priodemakkah-madinah-dan-kh-b7f5c929.pdf

7
Bahrain, satu salinan ke Yaman, dan satu salinan lagi ke Mesir. Beliau menyisakan

satu salinan di Madinah . salinan yang beliau sisakan untuk dirinya sendiri disebut

dengan Mushaf Al-Khash atau Mushaf Al-Imam.

Maka dari mushaf yang ditulis di zaman Utsman bin Affan itulah kaum

muslimin di seluruh pelosok menyalin Al-Qur’an itu. Adapun kelainan bacaan,

sampai sekarang masih ada karena bacaan-bacaan yang dirawikan dengan mutawatir

dari Nabi terus dipakai oleh kaum muslimin dan bacaan-bacaan tersebut tidaklah

berlawanan dengan apa yang ditulis dalam mushaf-mushaf yang ditulis di masa

Utsman.5

D. Akhir Pemerintahan Utsman Bin affan

Pemerintahan Utsman bin Affan berlangsung selama 12 tahun, di bagi

menjadi dua periode, enam tahun pertama merupakan pemerintahan yang bersih

dari pengangkatan kerabat sebagai pejabat negara. Sedangkan pada periode kedua

enam tahun terakhir merupakan periode pemerintahan yang tidak bersih dari

pengangkatan kerabat sebagai pejabat negara. Rpanya kahlifah Utsman ini

melupakan pesan pendahulunya khalifah Umar bin Khattab, agar khalifah

setelahnya tidak mengangkat kerabat sebagai pejabat negara.

Tindakan khalifah Utsman yang mengangkat banyak pejabat dari kalangan

keluarga khalifah ini, menimbulkan banyak reaksi dari masyarakat muslim, terlebih

dari mereka yang dipecat dari jabatannya tanpa alasan yang jelas. Selain itu,

banyaknya para bawahan khalifah yang melakukan banyak penyimpangan dari

ajaran Islam, seperti yang di lakukan oleh Walid Ibn Uqbah yang pernah
5
BestThinker. 2015. “Al-Qur’an pada Masa Utsman bin Affan dan Sesudahnya”.
http://tonybestthinker.blogspot.com/2015/01/al-quran-pada-masa-utsmanbin-affan-dan.html?m=1,
diakses pada 6 Juni 18.30.

8
melaksanakan shalat subuh empat rakaat karena dalam keadaan mabuk. Tnah

Fadak yang pernah disengketakan oleh Fatimah dengan Khlaifah Abu Bakar

dimasukkan menjadi milik pribadi oleh Marwan Ibn Al-Hakim. Utsman tidak bisa

mengatasi ambisi keluarga, sehingga pelanggaran tidak dapat diatasi. Maka

akhirnya muncul perasaan 7 ketidakpuasan dan tidak percaya dari kalangan umat

Islam terhadapnya. Hal ini karena kepemimpinan Utsman yang mungkin sudah

terlalu tua karena usianya sudah menginjak 70 tahun, dan memiliki sifat lemah

lembut. Akhirnya pada tanggal 18 Dzulhijjah tahun 35 H atau 655 M pada usia 82

tahun. Utsman terbunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri atas orang-orang

yang kecewa terhadapnya.6

6
Euis, Nurjanah. 2012. “Sejarah Peradaban Islam pada Masa Utsman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib. https://euisnurjanah2012.wordpress.com/2012/12/11/sejarah-peradabanislam-pada-masa-utsman-
bin-affan-dan-ali-bin-abi-thalib/#_ftn13, diakses pada 6 Juni Pukul 16.17.

9
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga. Nama lengkapnya adalah Utsman Ibn

Affan Ibn Abdillah Ibn Umayyah Ibn Abdi Syams Ibn Abdi Manaf Ibn Qushayi.

Utsman bin Affan lahir di Thaif pada tahun ke-enam tahun Gajah, kira-kira lima tahun

lebih muda dari Rasulullah SAW. Ibunya adalah Urwah dan ayahnya adalah seorang

saudagar yang kaya raya dari suku Quraisy Umayyah.

Utsman bin Affan terpilih menjadi khalifah ketiga berdasarkan suara mayoritas

dalam musyawarah tim formatur yang anggotanya dipilih oleh Khalifah Umar bin

Khattab menjelang wafatnya. Maka pada tanggal 29 Dzul Hijjah 23 H (6 Nov 644)

Utsman dibaiat dan mulai mengemban tugasnya pada 1 Muharram 24 H. pengangkatan

ini adalah hasil permusyawaratan dewan. Utsman Bin Affan menduduki amanah

sebagai khalifah berusia sekitar 70 tahun sampai 82 tahun.

Pada masa pemerintahan beliau, bangsa Arab berada pada posisi permulaan

zaman perubahan. Hal ini di tandai dengan perputaran dan percepatan pertumbuhan

ekonomi disebabkan aliran kekayaan negeri-negeri Islam ke tanah Arab seiring dengan

semakin meluasnya wilayah yang tersentuh syiar agama. Akses perekonomian semakin

mudah didapatkan. Sedangkan masyarakat telah mengalami proses transformasi dari

kehidupan bersahaja menuju pola hidup masyarakat perkotaan. Dan yang monumental

dari Utsman bin Affan adalah pembukuan Al-Qur’an, sehingga AlQur’an yang beredar

sekarang dikenal dengan sebutan Mushaf Utsmani. Dimana pembukuan yang dilakukan

khalifah Utsman bin Affan itu memberikan kebaikan seperti, menyatukan kaum

10
muslimin pada satu mushaf yang seragam ejaan dan tulisannya, menyatukan bacaan,

dan menyatukan tertib susunan surat-surat, sesuai yang di ajarkan oleh Rasulullah.

11
DAFTAR PUSTAKA
Dkk,Saufi, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta, CV BUDI UTAMA,

2015.hlm. 85-87

Mahasnah, Muhammad Husain, Pengantar Studi Sejarah Peradaban Islam,

Jakarta, PUSTAKA AL-KAUTSAR, 2016. Hlm. 34-36

Muhammad Adnan. 2019. Wajah Islam Periode Mekkah-Madinah dan

Khulafaurrasyidin. Studi Keislaman. 5(1): 99. Diambil kembali dari

http://media.neliti.com/media/publication/291589-wajah-islam-priodemakkah-madinah-

dan-kh-b7f5c929.pdf

BestThinker. 2015. “Al-Qur’an pada Masa Utsman bin Affan dan Sesudahnya”.

http://tonybestthinker.blogspot.com/2015/01/al-quran-pada-masa-utsmanbin-affan-

dan.html?m=1, diakses pada 6 Juni 18.30.

Euis, Nurjanah. 2012. “Sejarah Peradaban Islam pada Masa Utsman bin Affan

dan Ali bin Abi Thalib. https://euisnurjanah2012.wordpress.com/2012/12/11/sejarah-

peradabanislam-pada-masa-utsman-bin-affan-dan-ali-bin-abi-thalib/#_ftn13, diakses

pada 6 Juni Pukul 16.17.

12

Anda mungkin juga menyukai