Anda di halaman 1dari 5

Kepemimpinan Sahabat Rasulullah saw

A. ABU BAKAR ASH SHIDDIQ


 Abu Bakar adalah khalifah pertama setelah Nabi Muhammad saw
 Beliau dilahirkan pada tahun 571 M
 Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Abi Khuafah At Taimi
 Beliau dilahirkan pada tahun 571 M
 Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Abi Khuafah At Taimi
 Gelar As Shidiq diberikan oleh Nabi muhammad saw karena ia selalu
membenarkan Nabi Muhammad sawdalam berbagai peristiwa terutama peristiwa
Isro Mi,raj
 Abu Bakar memimpin dari tahun 632 M sampai 634 M
 Abu Bakar senantiasa meneladani perilaku Nabi Muhammad saw
 Abu Bakar selalu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah
 Abu Bakar selalu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah
 Abu Bakar selalu memperhatikan dan membantu rakyatnya yang kekurangan
 Abu Bakar selalu memperhatikan dan membantu rakyatnya yang kekuranga
 Abu Bakar adalah orang yang pertama kali masuk Islam (Assabiqunal Awwalun)
 Abu Bakar yang pertama kali membentuk Baitul Mal
 Baitul mal yaitu suatu lembaga yang mengurusi kas dan keuangan Negara
 Langkah Langkah Kebijakan Abu Bakar :
1. Menumpas nabi palsu
2. Memberantas kaum murtad
3. Menghadapi kaum yang ingkar zakat
4. Mengumpulkan ayat ayat Al Qur’an

B. UMAR BIN KHATTAB


 Umar bin Khattab adalah salah seorang dari empat sahabat Nabi Muhammad yang
utama.
 Ia terkenal dengan keteguhan prinsipnya, keberanian, ketegasan serta keadilannya
sebagai pemimpin.
 Dia menjadi khalifah kedua umat Islam menggantikan Abu Bakar Ash Shiddiq
yang meninggal karena sakit.
 Umar bin Khattab mempunyai nama lengkap Umar bin Abdul Uzza
 Umar bin Khattab menjadi khalifah dari tahun 634 sampai 644 Masehi.
 Umar memiliki julukan Al Faruq, artinya orang yang bisa memisahkan antara
kebenaran dan kebatilan.
 Julukan Umar Al Faruq ia dapat langsung dari Nabi Muhammad SAW.
 Umar bin Khattab seorang yang jujur ,pemberani ,adil,tegas,bijaksana dan
tanggung jawab
Kisah Umar Bin Khattab Sang Pemimpin yang Adil dan Ibu yang Memasak Batu
Ketika itu, Tanah Arab sedang dilanda paceklik atau dikenal sebagai Tahun Abu.
Musim kemarau panjang yang membuat tanah-tanah di Arab menjadi tandus.
Suatu sore, Khalifah Umar mengajak sahabatnya Aslam blusukan ke kampung terpencil
di sekitar Madinah
Di dekat sebuah gubuk reot, langkah Umar terhenti,Ia mendengar tangisan seorang gadis
kecil.
Karena penasaran, Umar pun mengajak Aslam mendekati gubuk lusuh itu memastikan
keberadaan penghuninya.
Khalifah Umar berpikir mungkin penghuni gubuk itu membutuhkan bantuan.
Di dalam gubuk, seorang perempuan dewasa sedang duduk di depan perapian.
Perempuan itu terlihat sedang mengaduk-aduk bejana.
Setelah mengucapkan salam, Umar meminta izin untuk mendekat.
Khalifah Umar bertanya, "Siapa yang menangis di dalam?"
"Anakku," jawab perempuan itu agak ketus
"Kenapa anak-anakmu menangis? Apa dia sakit?" tanya Umar.
"Tidak, mereka lapar," jawab perempuan itu. Seketika Umar dan Aslan tertegun.
Keduanya masih duduk di tempatnya cukup lama.
Sementara gadis di dalam gubuk masih saja menangis.
Dalam keadaan seperti itu, perempuan yang menjadi ibunya terus saja mengaduk bejana.
"Apa yang kau masak? Mengapa tidak juga matang masakanmu?" tanya Umar
penasaran.
"Kau lihatlah sendiri!" jawab perempuan itu.
"Apakah kau memasak batu?" tanya Umar dengan terkaget.
"Aku memasak batu-batu ini untuk menghibur anakku. Inilah kejahatan Khalifah Umar
bin Khattab. Dia tidak mau melihat ke bawah, apakah kebutuhan rakyatnya sudah
terpenuhi atau belum," kata perempuan itu.
Lihatlah aku. Aku seorang janda. Sejak pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-
apa. Jadi anakku pun kusuruh berpuasa, dengan harapan ketika waktu berbuka kami
mendapat rezeki. Namun ternyata tidak. Sesudah maghrib tiba, makanan belum ada
juga. Anakku terpaksa tidur dengan perut kosong. Aku mengumpulkan batu-batu kecil,
memasukkannya ke dalam panci dan kuisi air. Lalu batu-batu itu kumasak untuk
membohongi anakku dengan harapan dia akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata
tidak. Mungkin karena lapar, sebentar-sebentar dia bangun dan menangis minta
makan," ucap perempuan itu.
"Namun apa dayaku? Sungguh Umar bin Khattab tidak pantas jadi pemimpin. Dia tidak
mampu menjamin kebutuhan rakyatnya," lanjut perempuan itu.
Perempuan itu tidak tahu jika yang dihadapannya adalah Khalifah Umar.
Mendengar semua itu, Aslam sempat hendak menegur tetapi dicegah oleh Umar.
Umar lantas menitikkan air mata, Ia segera bangkit lalu mengajak Aslam kembali ke
Madinah.
Sampai di Madinah, Umar segera pergi ke Baitul Mal dan mengambil sekarung gandum.
Umar langsung mengangkut karung gandum tersebut di pinggangnya.
"Wahai amirul mukminin, biarlah aku yang memikul karung itu," kata Aslam mencegah
Umar,Wajah Umar marah padam.
"Aslam, jangan jerumuskan aku ke dalam neraka. Kau akan menggantikan aku memikul
beban ini, apakah kau mau memikul beban di pundakku ini di Hari Pembalasan kelak?"
kata Umar dengan nada tinggi.
Aslam tertunduk mendengar perkataan Khalifah Umar.
Sembari terseok-seok, Khalifah Umar mengangkat karung itu dan diantarkan ke gubuk
tempat tinggal perempuan itu.
Sesampai di sana, Umar meminta Aslam membantunya menyiapkan makanan.
Umar sendiri yang memasak makanannya, Setelah matang, Umar segera mengajak
keluarga miskin tersebut makan.
Melihat mereka bisa makan, Umar pun merasa tenang,Umar kemudian pamit.
Ia meminta perempuan itu esoknya menemui Khalifah Umar di kediamannya.
"Berkatalah yang baik-baik. Besok temuilah amirul mukminin dan kau bisa temui aku
juga di sana. Insya Allah dia akan mencukupimu," kata Umar sebelum pergi.
Keesokan harinya, perempuan itu pergi menemui Khalifah Umar bin Khattab,
Perempuan itu kaget.
Sebab sosok amirul mukminin yang kemarin telah memasakkan makanan untuk dia dan
anaknya.
"Aku mohon maaf. Aku telah menyumpahi dengan kata-kata dzalim kepada engkau. Aku
siap dihukum," kata perempuan itu.
"Ibu tidak bersalah, akulah yang bersalah. Aku berdosa membiarkan seorang ibu dan
anak kelaparan di wilayah kekuasaanku. Bagaimana aku mempertanggungjawabkan ini
di hadapan Allah? Maafkan aku, ibu," kata Khalifah Umar.
Begitulah kisah Umar bin Khattab yang takut masuk neraka karena menelantarkan
rakyatnya.
Ia begitu sedih karena ternyata ada rakyatnya di daerah terpencil yang tidak sejahtera.
Ia pun takut apabila di hadapan Allah ia dinyatakan tidak adil.
Hingga Umar memutuskan sendiri mengangkat sekarung gandung sebagai rasa
bersalahnya.
Demikian kisah Umar bin Khattab, sosok pemimpin yang mempunya kepedulian yang
sangat besar kepada rakyatnya.
 Jasa beliau yang sampai ini kita rasakan penetapan kalender Hijriyah

C. UTSMAN BIN AFFAN


 Utsman bin Affan adalah khalifah yang ketiga setelah Umar bin Khattab
 Utsman bin Affan menjadi khalifah sejak tahun 644 – 656 M ( 12 tahun )
 Utsman bin Affan dikenal sebagai orang yang kaya dan dermawan
 Utsman dikenal sebagai seorang pedagang kain yang kaya raya dan dermawan.
Dia terkenal dengan ahli ekonomi dengan jumlah ternak yang dimilikinya
melebihi peternak-peternak yang lain.
 Utsman disebutkan termasuk ke dalam golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu
orang-orang yang terdahulu masuk Islam dan beriman.
 Utsman selalu menggunakan kekayaannya di jalan Allah SWT untuk mendapatkan
ridha Allah.
 Utsman membeli sebuah sumur yang sangat jernih airnya, kemudian sumur itu dia
wakafkan untuk kepentingan rakyat umum.
 Beliau juga memperluas Masjid Madinah dan menyumbangkan 1000 ekor unta
dan 70 ekor kuda serta 1000 dihram untuk perang Tarbuk.
 Lalu Utsman memberikan gandum yang diangkut oleh 1000 unta untuk membantu
orang miskin di kala musim kering. Di hari Jumat, dia akan memerdekakan
seorang budak.
 Utsman melakukan perjalanan hijrah menuju Habsyah (Abyssinia, Ethiopia)
ketika kaum kafir Quraisy melakukan penyiksaan terhadap kaum muslim.
 Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah ketiga setelah Umar bin Khattab
wafat. Saat itu usia beliau sekitar 70 tahun. Pada masa kepemimpinannya, disebut-
sebut masa yang paling makmur dan sejahtera.
 Hingga konon, rakyat menunaikan ibadah haji berkali-kali. Karena semakin
ramainya umat muslim yang pergi haji, Utsman kemudian memperluas Masjid Al-
Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah).
 Utsman membukukan lembaran-lembaran Alquran (mushaf) yang hingga sekarang
dibaca oleh umat muslim seluruh dunia. Dia menjadi seorang khalifah selama 12
tahun, dan wafat saat sedang membaca Alquran di bulan haji tahun 35 Hijiriah.
Saat itu usia Utsman sekitar 82 tahun. Beliau dimakamkan di wilayah Madinah.
D. ALI BIN ABI THALIB

 Ali bin Abi Thalib adala khalifah yang ke empat atau yang terakhir
 Dia adalah khalifah pertama dari kalangan Bani Hasyim. Ayahnya adalah Abu
Thalib bin Abdul Muthalib bin Abdu Manaf ( Paman Nabi Muhammad saw ) dan
ibunya bernama Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdu Manaf.
 Ali dilahirkan di dalam Ka'bah dan mempunyai nama kecil Haidarah. Untuk
meringankan beban Abu Thalib yang mempunyai anak banyak, Rasulullah SAW
merawat Ali. Selanjutnya Ali tinggal bersama Rasulullah di rumahnya dan
mendapatkan pengajaran langsung dari beliau. Ia baru menginjak usia sepuluh
tahun ketika Rasulullah menerima wahyu yang pertama.
 Sejak kecil Ali telah menunjukkan pemikirannya yang kritis dan brilian.
Kesederhanaan, kerendah-hatian, ketenangan dan kecerdasannya yang bersumber
dari Al-Qur'an dan wawasan yang luas, membuatnya menempati posisi istimewa
di antara para sahabat Rasulullah SAW lainnya. Kedekatan Ali dengan keluarga
Rasulullah SAW kian erat, ketika ia menikahi Fathimah, anak perempuan
Rasulullah yang paling bungsu.
 Ali bin Abi Thalib seorang yang pemberani ,hal ini dibuktikan beliau ketika harus
menggantikan tidur Rasulullah saw,padahal diluar rumah pemuda pemuda Quraisy
ingin menyakiti Rasulullah sawyang akan pergi hijrah
 Ali bin Abi Thalib selain pemberani dan seorang pemimpin yang peduli terhadap
pendidikan, beliau mendirikan beberapa madrasah untuk belajar anak anak
 Dalam kepemimpinannya Ali bi Abi Thalib mengharuskan pegawainya
jujur,cakap dan bertanggung jawab
 Beliau pun memajukan bidang ilmu bahasa serta mengembangkanbidang
pembangunan
 Dari segi agama, Ali bin Abi Thalib adalah seorang ahli agama yang faqih di
samping ahli sastra yang terkenal, antara lain lewat bukunya "Nahjul Balaghah".
 Masa pemerintahan Ali bi Abi Thalib kurang lebih selama lima tahun dari tahun
656 – 661 M

Anda mungkin juga menyukai