Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Fitrotin Afifah
2. Utari Pridilia
Dosen Pembimbing :
Segala puji hanyalah milik Allah SWT, atas limpahan berkah dan
karunianya yang mengalir tiada terkira, shalawat dan keselamatan semoga
senantiasa dicurahkan Allah, SWT untuk Nabi Muhammad SAW, atas
pengorbanan beliau yang sangat besar dalam memperjuangkan Islam.
Kelompok 3
i
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peristiwa Hijrah
2. Bagaimana Penyatuan kaum anshor dan muhajirin
1
3. Bagaimana Sistem sosial kemasyarakatan
4. Piagam madinah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Peristiwa Hijrah
2. Untuk mengetahui Bagaimana Penyatuan kaum anshor dan muhajirin
3. Untuk mengetahui Bagaimana Sistem social kemasyarakatan
4. Untuk mengetahui Bagaimana Piagam madinah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah
beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad)
dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-
Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah
Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
4
mereka.Bahkan mereka mulai menyusun kekuatan untuk melemahkan umat
Islam.
Setiap musim haji tiba, banyak kabilah yang datang ke Mekah.Begitu
juga nabi Muhammad SAW. Dengan giat menyampaikan dakwah islam.
Diantara Kabilah yang menerima Islam adalah Khajraj dari Yatrib
(Madinah).Setelah kembali ke negerinya, mereka mengabarkan adanya Nabi
terakhir. Pada tahun ke 12 kenabiannya, datanglah orang-orang Yastrid di
musim haji ke Mekah dan menemui nabi di Bai‟atul Akabah. Di tempat ini
mereka mengadakan bai‟at (perjanjian) yang isinya bahwa mereka setia pada
nabi, tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak
membunuh anak kecil, tidak memfitnah, dan ikut menyebarkan islam.
Perjanjian ini dikenal dengan Bai‟atul Akabah Ula (Perjanjian Akabah
Pertama) karena dilaksanakan di bukit akabah atau disebut Bai‟atun Nisa‟
(perjanjian wanita) karena didalamnya terdapat seorang wanita „Afra binti
„Abid bin Tsa‟labah.
Islam mendapat lingkungan baru di kota Madinah. Lingkungan yang
memungkinkan bagi Nabi Muhammad SAW untuk meneruskan dakwahnya,
menyampaikan ajaran Islam dan menjabarkan dalam kehidupan sehari-hari
(Syalaby,1997:117-119). Setelah tiba dan diterima penduduk Yastrib, Nabi
diangkat menjadi pemimpin penduduk Madinah.Sehingga disamping sebagai
kepala/ pemimpin agama, Nabi SAW juga menjabat sebagai kepala
pemerintahan / Negara Islam.Kemudian, tidak beberapa lama orang-orang
Madinah non Muslim berbondongbondong masuk agama Islam. Untuk
memperkokoh masyarakat baru tersebut mulailah Nabi meletakkan dasar-
dasar untuk suatu masyarakat yang besar, mengingat penduduk yang tinggal
di Madinah bukan hanya kaum muslimin, tapi juga golongan masyarakat
Yahudi dan orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang, maka
agar stabilitas masyarakat dapat terwujudkan Nabi mengadakan perjanjian
dengan mereka, yaitu suatu piagam yang menjamin kebebasan beragama bagi
kaum Yahudi. Setiap golongan masyarakat memiliki hak tertentu dalam
bidang politik dan keagamaan.Di samping itu setiap masyarakat berkewajiban
5
mempertahankan keamanan negeri dari serangan musuh. Adapun dasar-dasar
tersebut adalah:
1. Mendirikan Masjid
Setelah agama Islam datang Rasulullah SAW mempersatukan
seluruh suku-suku di Madinah dengan jalan mendirikan tempat
peribadatan dan pertemuan yang berupa masjid dan diberi nama masjid
“Baitullah”. Dengan adanya masjid itu, selain dijadikan sebagai tempat
peribadatan juga dijadikan sebagai tempat pertemuan, peribadatan,
mengadiliperkara dan lain sebagainya.
2. Mempersaudarakan antara Anshor dan Muhajirin
Orang-orang Muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta
akan tetapi membawa keyakinan yang mereka anut. Dengan itu Nabi
mempersatukan golongan Muhajirin dan Anshor tersebut dalam suatu
persaudaraan dibawah satu keyakinan yaitu bendera Islam.
3. Perjanjian bantu membantu antara sesama kaum Muslim dan non
Muslim
Setelah Nabi resmi menjadi penduduk Madinah, Nabi langsung
mengadakan perjanjian untuk saling bantu-membantu atau toleransi antara
orang Islam dengan orang non Islam. Selain itu Nabi mengadakan
perjanjian yang berbunyi “kebebasan beragama terjamin buat semua
orang-orang di Madinah”.
4. Melaksanakan dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat
baru
Pada tahun 9 H dan 10 H (630–632 M) banyak suku dari berbagai
pelosok mengirim delegasi kepada Nabi bahwa mereka ingin tunduk
kepada Nabi, serta menganut agama Islam, maka terwujudlah persatuan
orang Arab pada saat itu. Dalam menunaikan haji yang terakhir atau
disebut dengan Haji Wada tahun 10 H (631 M) Nabi menyampaikan
khotbahnya yang sangat bersejarah antara lain larangan untuk riba,
menganiaya, perintah untuk memperlakukan istri dengan baik, persamaan
dan persaudaraan antar manusia harus ditegakkan dan masih banyak lagi
6
yang lainnya. Setelah itu Nabi kembali ke Madinah, ia mengatur
organisasi masyarakat, petugas keamanan dan para da‟i dikirim ke
berbagai daerah, mengatur keadilan, memungut zakat dan lain-lain.
C. Kondisi Madinah Sebelum Kedatangan Nabi Muhammad SAW (Sosial
Kemasyarakatan)
Kota Madinah sekarang ini berada di wilayah kekuasaan pemerintahan
Kerajaan Arab Saudi, terletak sekitar 160 km dari Laut Merah dan pada jarak
kurang lebih 350 km sebelah utara dari kota makkah. Kondisi tanah kota
Madinah dikenal subur. Di sana terdapat oase-oase untuk tanah pertanian, oleh
karena itu penduduk kota ini memiliki usaha pertanian, selain berdagang dan
beternak. Usaha pertanian ini menghasilkan sayur-sayuran dan buah-
buahan.Tentunya kondisi Madinah berbeda dengan kondisi Makkah yang
tandus dan gersang. Sebelum Nabi hijrah Kota Madinah disebut dengan
Yastrip. Penamaan Madinah secara bahasa mempunyai akar kata yang sama
dengan “tamaddun” yang berarti peradaban.
Kondisi masyarakat Yastrip sebelum Islam datang terdiri atas dua suku
bangsa, yaitu bangsa Arab dan bangsaYahudi. Bangsa Arab yang tinggal di
Yastrip terdiri atas penduduk setempat dan pendatang dari Arab Selatan yang
pindah keYastrip karena pecahnya bendungan Ma‟arib.
Persoalan yang dihadap imasyarakat Yastrip waktu itu adalah tidak
adanya kepemimpinan yang membawahi semua suku Yastrip. Hanya ada
pemimpin-pemimpin suku yang saling berebut pengaruh. Akibatnya, perang
antar-suku pun sering terjadi.
7
kaum yahudi melakukan siasat memecah belah dengan melakukan intrik dan
menyebarkan permusuhan dan kebencian diantara suku Aus dan Khazraj.
Siasat ini berhasil dengan baik, dan mereka merebut kembali posisi kuat
terutama dibidang ekonomi. Bahkan siasat yahudi itu mendorong suku
khazraj bersekutu dengan bani qainuqah (yahudi), sedangkan suku aus
bersekutu dengan bani quraizah dan bani nadir. Klimaks dari permusuhan dua
suku tersebut adalah perang Bu‟as pada tahun 618 M seusai perang baik
kaum aus maupun khazraj menyadari, akibat dari permusuhan mereka,
sehingga mereka berdamai.
Setelah kedua suku berdamai dan suku khazraj pergi ke Makkah, dan
setelah di Makkah Nabi Muhammad SAW menemui rombongan mereka pada
sebuah kemah. Beliau memperkenalkan islam dan mengajak mereka agar
bertauhid kepada Allah SWT karena sebelumnya mereka telah mendengar
ajaran taurat dari kaum yahudi dan mereka tidak merasa asing lagi dengan
ajaran Nabi maka mereka menyatakan masuk islam dan berjanji akan
mengajak penduduk Yastrib masuk islam. Setibanya di Yatsrib meraka
bercerita kepada penduduk tentang Nabi Muhammad SAW, dan agama yang
dibawanya serta mengajak mereka masuk islam. Sejak itu nama Nabi dan
Islam menjadi bahan pembicaraan masyarakat arab di Yatsrib.
Setelah peristiwa Isra‟ dan Mi‟raj, ada suatu perkembangan besar bagi
kemajuan dakwah islam. Perkembangan datang dari sejumlah penduduk
Yatsrib (Madinah) yang berhaji ke Mekkah. Mereka yang terdiri dari suku
„Aus dan Khajraj, masuk Islam dalam tiga gelombang.
1. Pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khajraj berkata kepada
Nabi: “Bangsa kami telah lama terlibat dalam permusuhan, yaitu antara
suku Khajraj dan „Aus. Mereka benar-benar merindukan perdamaian.
Kiranya Tuhan mempersatukan mereka kembali dengan perantaraan
engkau dan ajaran-ajaran yang engkau bawa. Oleh karena itu kami akan
berdakwah agar mereka mengetahui agama yang kami terima dari engkau
ini.”
8
2. Pada tahun kedua belas ke-nabian delegasi Madinah, terdiri dari sepuluh
orang suku Khajraj dan dua orang suku „Aus serta seorang wanita
menemui nabi di suatu tempat bernama Aqabah. Dihadapan nabi mereka
menyatakan ikrar kesetiaan. Rombongan ini kemudian kembali ke
Madinah sebagai juru dakwah dengan ditemani oleh Mus‟ab ibn Umair
yang sengaja diutus nabi atas permintaan mereka. Ikrar ini disebut dengan
perjanjian “Aqabah pertama.” Pada musim haji berikutnya, jamaah haji
yang dating ke Yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib,
mereka meminta pada nabi agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka
berjanji akan membela nabi dari segala macam ancaman. Nabi pun
menyetujui Aqabah kedua.
9
Setelah melihat dampak yang sangat besar yang dapat merugikan
ekonomi dan perniagaan mereka maka mereka melakukan sidang untuk
permasalahan tindakan apa yang harus mereka lakukan. Setelah melakukan
persidangan akhirnya jalan satu-satunya ialah dengan membunuh Muhammad,
tetapi bagaimana membunuhnya? Kaum keluarga Muhammad tentu tidak akan
diam begitu saja mereka tentu saja akan membunuh pula siapa yang
membunuh Muhammad.
Akhirnya Abu Jahal menemukan ide yang paling aman yaitu: masing-
masing kabilah harus memilih seorang pemuda yang akan membunuh bersama-
sama. Dengan demikian seluruh kabilah bertanggung jawab atas kematian
Muhammad dan Bani Abu Manaf tidak mampu menuntut bela terhadap seluruh
kabilah. Akirnya Bani Abu manaf akan menerima saja pembayaran yang
dibayarkan oleh seluruh kabilah kepada mereka.
Nabi memberitahukan akan hal ini kepada Abu Bakar, dan Abu Bakar
meminta kepada Nabi, supaya diizinkan menemani beliau dalam perjalanan ke
Yatsrib. Nabi setuju, dan Abu Bakar mempersiapkan untuk perjalanannya.
Kemudian Nabi menyuruh Ali bin Abi Thalib menempati tempat tidur beliau,
supaya kaum musyrikin mengira bahwa beliau masih tidur. Kepada Ali
diperintahkan juga, supaya mengembalikan barang-barang yang ditumpangkan
kepada beliau, kepada pemiliknya masing-masing.
Ketika Nabi dan Abu Bakar keluar dari rumah, Nabi menserakkan pasir
ke hadapan para kafir qurais dengan berkata: “Alangkah kejinya mukamu”
seketika kafir Quraisy tak sadarkan diri dan mereka tidak mengetahui bahwa
Nabi dan Abu Bakar telah keluar rumah.
Adapun perjalanan yang dilakukan Nabi itu, digambarkan oleh Ibnu
Hisyam, sebagai berikut: Rasulullah datang dengan sembunyi-sembunyi ke
rumah Abu Bakar, kemudian mereka berdua keluar dari pintu kecil di belakang
pintu rumah, menuju sebuah Gua di bukit Tsur sebelah selatan kota Makkah
lalu mereka masuk ke gua itu.
Dalam perjalanan ke Yatsrib Nabi ditemani oleh Abu Bakar. Ketika tiba
di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, Nabi
10
istirahat beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah Kalsum bin Hindun.
Di halaman rumah ini Nabi membangun sebuah mesjid. Inilah masjid pertama
yang dibangun Nabi, sebagai pusat peribadatan, tak lama kemudian, Ali
menggabungkan diri dengan Nabi, setelah menyelesaikan segala urusan di
Makkah.
Semetera itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatangannya.
Waktu yang mereka tunggu-tunggu itu tiba. Nabi memasuki Yatsrib dan
penduduk kota ini menyambut kedatangan beliau dengan penuh kegembiraan.
Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap Nabi, nama kota Yatsrib
diubah menjadi Madinatul Muhawwarah (kota yang bercahaya), karena dari
sanalah sinar Islam memancar ke seluruh dunia. Dalam istilah sehari-hari, kota
ini cukup disebut Madinah saja.
Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru itu, ia segera
meletakkan dasar-dasar kehidupan masyarakat diantaranya terdapat tiga dasar
yaitu:
1. Pembagunan masjid, selain tempat sholat, juga sebagai sarana penting
untuk mempersatukan kaum muslimin.
2. Ukhuwah islamiyah, persaudaraan sesama muslim, antara kaum Muhajirin
dan kaum Ansar.
3. Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama
islam.
11
orang-orang yahudi dan orang-orang munafik (hipokrif) yang berupaya
menyulut api permusuhan antara Aus dan Khazraj, antara muhajirin dan ansar.
Setelah itu Rasulullah juga berupaya menyatukan visi para pengikut
Nabi dalam rangka pembentukan sistem politik baru dan mempersekutukan
seluruh masyarakat Madinah, sementara itu agar bangunan kerukunan menjadi
lebih kuat, Rasulullah membuat konvensi dengan orang-orang yahudi. Dalam
konteks ini tampak kepiawaian Nabi dalam membangun sebuah sisem yang
mengantisipasi masa depan. Di Madinah, Nabi bersama semua elemen
pendudukk Madinah berhasil membentuk structur religio politics atau ”Negara
Madinah”.
Untuk mengatur roda pemerintahan, semua elemen masyarakat
Madinah secara bersama menandatangani sebuah dokumen yang menggariskan
ketentuan hidup bersama yang kemudian lebih dikenal sebagai konstitusi atau
Piagam Madinah (Mi‟tsaq Al-Madinah).
Piagam Madinah merupakan bentuk piagam pertama yang tertulis
secara resmi dalam sejarah dunia. Sebagai gambaran awal, Piagam Madinah
adalah undang-undang untuk mengatur sistem politik&sosial masyarakat pada
waktu itu. Rasulullah yang memperkenalkan konsep itu.
Sejarah mencatat, Islam telah mengenal sistem kehidupan masyarakat
majemuk.Kebhinnekaan.Yakni melalui piagam ini. Ketika itu, umat Islam
memulai hidup bernegara setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yatsrib,
yang berubah nama menjadi Madinah. Di madinah, Nabi SAW meletakkan
dasar kehidupan yang kuat bagi pembentukan masyarakat baru di bawah
kepemimpinan beliau. Masyarakat baru ini adalah masyarakat majemuk,
asalnya dari 3 golongan penduduk.
1. Kaum Muslim; Muhajirin&Anshar. Mereka adalah kelompok mayoritas.
2. Kaum musyrik, orang2 yang berasal dari suku Aus & Khazraj yang belum
masuk Islam. Kelompok ini golongan minoritas.
3. Ketiga adalah kaum Yahudi.
12
Setelah 2 tahun hijrah, Rasulullah mengumumkan aturan & hubungan
antarkelompok masyarakat yang hidup di Madinah. Melalui Piagam
Madinah, Rasulullah SAW ingin memperkenalkan konsep negara ideal yang
diwarnai dengan wawasan transparansi,partisipasi. Melalui Piagam Madinah
ini, Rasulullah SAW juga berupaya menjelaskan konsep kebebasan. Dan
tanggung jawab sosial-politik secara bersama. Karena itu, istilah civil society
yang dikenal sekarang itu erat kaitanny dengan sejarah kehidupan Rasulullah
di Madinah. Dari istilah itu, juga punya makna ideal dalam proses berbangsa
& bernegara. Tercipta masyarakat yang adil, terbuka, dan demokratis.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan mengenai Perkembangan Islam Pada Masa
Nabi Muhammad SAW diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang
diantaranya : Pada masa sebelum Islam berkembang, kota Madinah bernama
Yatsrib, dikenal sebagai pusat perdagangan. Kemudian ketika Nabi
Muhammad SAW hijrah dari Mekkah, kota ini diganti namanya menjadi
Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai beliau wafat dan
dimakamkan di sana.
Setibanya di Madinah, Nabi Muhammad segera menyusun rencana
pengembangan dakwah agar lebih efektif dan cepat. Agama Islam harus
segera menyebar keberbagai penjuru dunia,, khususnya jazilah Arabia
Selanjutnya kota ini menjadi pusat kekhalifahan sebagai penerus Nabi
Muhammad. Terdapat tiga khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu
Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan. Pada masa Ali bin Abi
Thalib pemerintahan dipindahkan ke Kufah di Irak karena terjadi gejolak
politik akibat terbunuhnya khalifah Utsman oleh kaum pemberontak.
14
DAFTAR PUSTAKA
15